Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

Nama : Fera Wahyunia


NIM : 857970623
Jurusan : PGSD
Pokjar : Parakan
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan / MKDK4001

Jawaban :
1. Kebijakan kolonial Belanda terkait pembedaan status sosial dalam masyarakat sebagai
berikut :
a. Pada zaman Gubernur Jenderal Van de Bosch berkuasa, dikeluarkan kebijakan
Culturstelsel (Tanam Paksa) bagi seluruh rakyat Indonesia, agar Belanda
mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Untuk dapat mencapai
keuntungan sebanyak-banyaknya itu, maka diperlukan tenaga kerja yang murah,
tenaga administrasi atau pegawai rendahan yang banyak. Berkaitan dengan
kepentingan itu, maka pada tahun 1848 Gubernur Jenderal Van de Bosch diberi
kuasa untuk mengeluarkan anggaran belanja negara sebesar f 25.000 setiap
tahunnya demi untuk mendirikan sekolah-sekolah di Pulau Jawa. Pada tahun yang
sama, yakni tahun 1848 dicanangkan pendidikan bagi kalangan Bumi Putera namun
rencana ini tidak dapat direalisasikan, karena minimnya jumlah guru yang akan
menjadi tenaga pengajar dan mengenai bahasa pengantarnya. Pada tahun 1849-1852
didirikan 20 sekolah di setiap keresidenan di Indonesia. Namun, sekolah ini hanya
diperuntukkan bagi anak-anak Pribumi yang orang tuanya bekerja pada Belanda,
atau golongan priyayi atau anak-anak orang kaya, Pendidikan yang ada di
karesidenan ini juga tidak memberi peluang kepada anak-anak rakyat jelata. Pada
tahun 1852 didirikan Kweekschool (sekolah guru) pertama di surakarta, dan
menyusul di kota-kota lainnya. Sekolah ini pun hanya diperuntukkan bagi anak-
anak yang orang tuanya bekerja pada Belanda, atau golongan priyayi atau anak-
anak orang kaya.
b. Pada tahun 1863 dan 1864 pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan yang
memberi peluang bekerja kepada penduduk pribumi atau rakyat jelata untuk
menjadi pegawai rendahan dan pegawai menengah di kantor-kantor apabila
memenuhi syarat, yakni dapat lulus dari ujian calon pegawai. Syarat-syarat ini
ditetapkan olehputusan Raja pada tanggal 10 September 1864. Keadaan ini
memberi peluang kepada pihak swasta untuk melaksanakan usaha di bidang
pertanian dan tentu saja hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan
pegawai, yang pada gilirannya juga akan berimplikasi pada perluasan jumlah
sekolah.
c. Pada tahun 1983 keluar kebijakan diferensiasi sekolah untuk kalangan Bumi
Putera, yaitu Sekolah I untuk golongan orang-orang Belanda, priyayi dan orang-
orang kaya. Adapun sekolah kelas II diberlakukan untuk golongan rakyat jelata.
2. Riwayat singkat berdirinya Pendidikan Taman Siswa
Pendiri Pendidikan Taman Siswa atau lebih dikenal dengan Perguruan Taman Siswa ini
adalah seorang bangsawan dari Yogyakarta bernama R.M Suwardi Suryaningrat.
Dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dari ayah bernama KPH
Suryaningrat. Setelah usia 39 tahun atau 40 tahun (tahun Jawa), tepatnya pada tanggal 23
Februari 1928 berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Pendidikan yang telah
ditempuh di mulai dari Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School) kemudian
melanjutkan pendidikan ke sekolah dokter di Stovia. Berhubung kekurangan biaya,
sekolah ini di tinggalkan kemudia bekerja dan memasuki dunia politik bersama-sama
lulusan Stovia yang lain seperti Dr. Cipto Mangunkusuma dan Dr. Danudirjo Setyabudi
(Dr. Douwes Dekker).
3. Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di dunia, baik yang kecil,
bersahaja, dan terisolasi, maupun yang besar, kompleks, dan degan jaringan hubungan
yang luas. Dalam menganalisa suatu kebudayaan seorang ahli antropologi membagi
seluruh kebudayaan yang terintegrasi itu ke dalam unsur-unsur besar yang disebut
“unsur-unsur kebudayaan universal”. Mengenai hal ini ada beberapa pandangan, seperti
yang diuraikan oleh C. Kluckhohn dalam karanganya yang berjudul “Universal
Catagories Of Culture”(1953). Dengan mengambil intisari dari berbagai kerangka yang
ada mengenai unsur-unsur kebudayaan universal, terdapat tujuh unsur yang dapat
ditemukan dalam semua kebudayaan di seluruh dunia, yaitu :
a. Bahasa
b. Sistem pengetahuan
c. Organisasi social
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi
e. Sistem mata pencaharian untuk hidup
f. Sistem religi
g. Kesenian

Menurut Ralph Linton, unsur-unsur kebudayaan dari yang terbesar (pokok) sampai
terkecil, ada lima macam yaitu :
a. Cultural universals, (misalnya kebudayaan manusia primitif)
b. Cultural activities, (hidup dengan mata pencaharian berburu)
c. Trait complexes, (berburu dengan panah : busur, anak panah, wadah anak panah)
d. Traits, (anak panah)
e. Items (ujung, tangkai, dan bulu anak panah sebagai bagian-bagian dari anak panah).

Studi-studi tentang budaya dan kepribadian khususnya tentang watak khas etnis bangsa
Indonesia menyimpulkan bahwa kebudayaan bangsa Indonesia sangat majemuk.
Koentjaraningrat, (2002) berpendapat bahwa pada dasarnya, unsur universal kebudayaan
Indonesia ini meliputi berbagai hal sebagai berikut :
a. Sistem religi dan upacara keagamaan
b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
c. Sistem pengetahuan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem mata pencaharian hidup
g. Sistem teknologi dan peralatan.
4. Kerangka kebudayaan yang digambarkan oleh Koentjaraningrat (1985) dapat dilihat
pada bagan dibawah ini :

Lingkar 4 : Kebudayaan Fisik

Lingkar 3 : Sistem Sosial

Lingkar 2 : Sistem Budaya

Lingkar 1 : Nilai-nilai Budaya

Anda mungkin juga menyukai