Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tita Suratmi Somantri

NIM : 836297844

TUGAS TUTORIAL 3 PENGANTAR PENDIDIKAN

1. Beberapa kebijakan kolonial Belanda:

- Pada tahun 1808 Gubernur Jenderal V Daendels memerintahkan agar para bupati
di Pulau Jawa memberi peluang pendidikan bagi kalangan rakyat jelata, tapi
kebijakan ini tidak dapat terealisir.
- Pada tahun 1811-1816 ketika pemerintahan dipimpin oleh Raffles, pendididkan
bagi rakyat jelata juga tidak dapat diselenggarakan.
- Pada tahun 1816 Komisaris Jenderal C. G. C. Reindwardt mengeluarkan Undang-
undang Pengajaran yang dapat menjadi pedoman dasar pendirian sekolah, tetapi
Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan tahun 1818 sama sekali tidak menyangkut
perluasan pendidikan bagi seluruh lapisan rakyat Indonesia.
- Pada zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch berkuasa, dikeluarkan kebijakan
Culturstelsel (Tanam Paksa) bagi seluruh rakyat Indonesia, agar Belanda
mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
- Pada tahun 1863 dan 1864 pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan yang
memberikan peluang bekerja kepada penduduk pribumi atau rakyat jelata untuk
menjadi pegawai rendahan dan pegawai menengah dikantor-kantor apabila
memenuhi syarat, yakni dapat lulus dari ujian calon pegawai.
- Pada tahun 1893 keluar kebijakan diferensiasi sekolah untuk kalangan Bumi
Putera, yaitu Sekolah Kelas I untuk golongan orang-orang Belanda, Priyai, dan
orang-orang kaya. Adapun Sekolah Kelas II diberlakukan untuk golongan rakyat
jelata.
- Setelah Politik Etis diberlakukan, maka pada tahun 1907 Gubernur Jenderal Van
Heutsz mengeluarkan kebijakan tentang pendidikan Bumi Putera, yakni sebagai
berikut: Pertama, mendirikan Sekolah Desa yang diselenggarakan oleh
pemerintah Desa. Kedua, membangun sifat khas Belanda pada Sekolah Kelas I.
- Berbagai upaya untuk memberi peluang pendidikan bagi kaum bumi putra terus
dilakukan, namun pada tahun 1930-an usaha memperluas pendidikan bagi kaum
Bumi Putera itu mengalami hambatan.

2. Riwayat singkat pendidikan Taman Siswa

Pendiri pendidikan Taman Siswa (Perguruan Taman Siswa) ini adalah seorang
bangsawan dari Yogyakarta bernama R. M. Suwardi Suryaningrat. Dilahirkan di
Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dari ayah bernama KPH Suryaningrat. Setelah
usia 39 tahun atau 40 tahun (tahun Jawa), tepatnya pada tanggal 23 februari 1928
berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Pendidikan yang telah ditempuh dimulai
dari Sekolah Dasar Belanda (Europesche Lagere School), kemudian melanjutkan
pendidikan ke sekolah dokter di Stovia. Berhubung kekurangan biaya, sekolah ini
ditinggalkan, kemudian bekerja dan memasuki dunia politik bersama-sama lulusan
Stovia yang lain seperti Dr. Cipto Mangunkusuma dan Dr. Danudirjo Setyabudi (Dr.
Douwes Dekker).

3. Unsur-unsur kebudayaan yang ada di Indonesia:


a) Sistem religi dan upacara keagamaan
b) Sistem dan organisasi kemasyarakatan
c) Sistem pengetahuan
d) Bahasa
e) Kesenian
f) Sistem mata pencaharian hidup
g) Sistem teknologi dan peralatan

4. Gambar kerangka lingkaran kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1985)

Organisasi Sosial
Sistem
Ekonomi
Sistem
Pengetahuan

Nilai-Nilai Budaya
Sistem
Sistem Budaya
Teknologi
Religi Sistem Sosial

Kebudayaan Fisik
Bahasa
Kesenian

Anda mungkin juga menyukai