Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL ONLINE (TUTON)

Tugas tutorial 2
MKDK4001 PENGANTAR PENDIDIKAN

Oleh :
HIDAYATUL LAILIYAH
858748143

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
UPBJJ UT Surabaya
Pokjar Adi Citra Cendekia Waru Sidoarjo
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya saya dapat
menyelesaikan laporan Tugas 2 matakuliah MKDK4001 Pengantar Pendidikan tepat pada waktu
yang diberikan.

Pada kesempatan ini saya juga mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
matakuliah Pengantar Pendidikan yaitu ibu DANISYA PRIMASARI, S.Si, M.Si yang telah
memberikan tugas kepada saya dan teman-teman.

Dengan diberikan tugas 2 ini harapan saya bisa menambah ilmu dan wawasan saya terlebih tentang
matakuliah Pengantar pendidikan, adanya tugas 2 ini membuat saya membaca buku materi pokok
yang telah disediakan oleh Universitas Terbuka sehingga membuat proses dalam mengerjakan
berjalan lancar.

Saya jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya mohon maaf bila ada kesalahan dalam membuat
laporan tugas 2 ini, kritik dan saran yang membangun sangat saya perlukan.

Surabaya, 10 Mei 2023

Hidayatul Lailiyah
PEMBAHASAN

1. Pada tahun 1800-1942 bangsa Indonesia menjadi jajahan pemerintah kolonial Belanda,
pendidikan yang awalnya dikelola oleh VOC akhirnya diserahkan kepada pemerintah
Belanda. Saat itu Belanda semakin terlihat membedakan kelas-kelas sosial. Hal ini terlihat
dari beberapa kebijakannya. Jelaskan 3 kebijakan kolonial Belanda terkait pembedaan status
sosial dalam masyarakat!
Jawaban :
Stratifikasi sosial yang muncul dizaman belanda itu secara rinci dari lapisan tertinggi sampai
dengan terbawah dapat diurutkan sebagai berikut : Bangsa Belanda, golongan orang timur
asing, golongan priyayi/bangsawan pribumi, dan golongan rakyat jelata pribumi.
Hal ini dapat dilihat secara jelas dari beberapa kebijakan kolonial belanda sebagai berikut :
a. Pada tahun 1808 Gubernur Jendral V Daendels memerintahkan agar para bupati di pilai
Jawa memberi peluang pendidikan bagi kalangan rakyat jelata, tetapi kebijakan ini tidak
dapat terealisir.
b. Pada zaman Gubernur Jendral Van den Bosch berkuasa, dikeluarkan kebijkan
Culturstelsel (Tanam Paksa) bagi seluruh rakyat indonesia, agar belanda mendapat
keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Untuk dapat mencapai keutungan sebanyak-
banyaknya itu, maka diperlukan tenaga kerja yang murah, tenaga administrasi atau
pegawai rendahan yang banyak. Berkaitan dengan kepentingan itu, maka pada tahun
1848 Gubernur Jendral Van den Bosch diberi kuasa untuk mengeluarkan anggaran
belanja negara sebesar f 25.000 setiap tahunnya demi untuk mendirikan sekolah-sekolah
di Pulau Jawa. Pada tahun yang sama , yakni tahun 1848 dicanngkan pendidikan bagi
kalangan Bumi Putera namun rencana ini tidak bisa direalisasikan, karena minimnya
jumlah guru yang akan menjadi tenaga pengajar dan mengenai bahasa pengantarnya.
Pada tahun 1849-1852 didirikan 20 sekolah disetiap karesidenan di Indonesia. Namun,
sekolah ini hanya diperuntunkan bagi anak-anak Pribumi yang orang tuanya bekerja
pada Belanda, atau golongan priyayi atau anak-anak orang kaya, pendidikan yang ada
dikaresidenan ini juga tidak memberi peluang kepada anak-anak rakyat jelata. Pada
tahun 1852 didirikanlah Kweekschool (sekolah guru) pertama di Surakarta, dan
menyusul dikota-kota lainnya. Sekolah ini pun hanya diperuntunkan bagi anak-anak
yang orang tuanya bekerja pada Belanda, atau golongan priyayi atau anak-anak orang
kaya.
c. Setelah politik etis diperlakukan, maka pada tahun 1907 Gubernur Jendral Van Heutsz
mengeluarkan kebijakan tentang pendidikan Bumi Putera, yakni sebagi beikut : Pertama,
mendidirkan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Biaya sekolah desa ini
menjadi tanggung jawab pemerintah desa; kedua, membangun sifat khas belanda pada
sekolah kelas 1. Tahun 1914 sekolah kelas 1 ini diubah menjadi HIS ( Holands Inlandse
School). Lama pendidikan 6 tahun dan bahasa pengantar di sekolah Bahasa Belanda.
Adapun sekolah kelas 11 tetap bernama demikian atau disebut Vervoleg School (
sekolah sambungan) dan merupakan lanjutan dari sekolah desa yang didirikan sejak
tahun 1907 atau setelah lahirnya Politik Etis. Kondisi ini telah menimbulkan munculnya
stratifikasi sosial dikalangan anak-anak pribumi, golongan yang satu merasa lebih tinggi
dari yang lainnya.

2. Pendirian pendidikan di lingkungan Taman Siswa ditujukan untuk semua suku bangsa tanpa
melihat golongan tertentu. Pendidikan Taman Siswa dipelopori oleh R.M Suwardi
Suryaningrat. Jelaskan riwayat singkat berdirinya pendidikan Taman Siswa!
Jawaban :
Pendiri pendidikan taman siswa atau lebih dikenal dengan perguruan taman siswa ini adalah
seorang bangsawan yogyakarta bernama R.M Suwardi Suryaningrat. Dilahirkan di
Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dari ayah bernama KPH Suryaningrat. Setelah usia 39
tahun atau 40 tahun (tahun Jawa), tepatnya pada tanggal 23 Februari 1928 berganti nama
menjadi Ki Hajar Dewantara. Pendidikan yang telah ditempuh dimulai dari Sekolah Dasar
Belanda ( Europesche Lagere School), kemudian melanjutkan pendidikan kesekolah dokter
di Stovia. Berhubungan kekurangan biaya, sekolah ini ditinggalkan, kemudian bekerja dan
memasuki dunia politik bersama-sama lulusan Stovia yang lain seperti Dr.Cipto
Mangkusuma dan Dr.Danudirjo Setyabudi (Dr.Douwes Dekker).

3. Kebudayaan terdiri dari pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang
diperoleh dan terutama diturunkan dari simbolsimbol oleh manusia. Ada berbagai unsur
dalam kebudayaan di Indonesia yang memiliki watak khas yang berbeda dengan
kebudayaan bangsa lain. Kemukakan unsur-unsur kebudayaan bangsa Indonesia tersebut !
Jawaban :
Studi - studi tentang budaya dan kepribadian khususnya tentanig watak khas etnis bangsa
indonesia menyimpulkan bahwa kebudayaan bangsa Indonesia sangat majemuk.
Koentjaraningrat, (2002) berpendapat bahwa pada dasarnya, unsur universal kebudayaan
bangsa Indonesia ini meliputi berbagai hal sebagai berikut :
a. Sistem religi dan upacara keagaman
b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.
c. Sistem pengetahuan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem mata pencaharian hidup.
g. Sistem teknologi dan peralatan.

Sistematika urutan unsur-unsur universal kebudayaan diatas menggambarkan kontinum dari


unsur-unsur yang paling sukar berubah ke unsur-unsur yang paling mudah berubah.
Suatu realitas yang tak terbantahkan bahwa kehidupan ini dibangun oleh unsur-unsur
yang sangat beragam. Kehidupan manusia terekonstruksikan secara sosial dengan tipe-tipe
segemental yang sangat beragam dan masing-masing memiliki orientasi nilai dan pola
budaya yang berbeda-beda. Berbagai kajian konteporer yang luas telah sampai pada
kesimpulan mengenai relitas yang multisosial dan multikultural itu. Unsur –unsur orintasi
sistem religi dan upacara keagamaan ( misalnya agama islam ) menegaskan keaneka
ragaman sosial budaya sebagai kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, yang dapat diajdikan
sebagai hikmah dan pelajaran bagi setiap manusia.

4. Kebudayaan berfungsi sebagai alat untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup
manusia. Terdapat kerangka kebudayaan yang merupakan dimensi analisis dari konsep
kebudayaan yang digambarkan melalui kerangka lingkaran. Gambarkan kerangka lingkaran
menurut Koentjaraningrat !
Jawaban :
Kerangka kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2005) dapat digambarkan dengan empat
lingkaran konsentris. Lingkaran 1 merupakan “ kebudayaan fisik “ yang berarti lingkaran
untuk semua benda hasil karya manusia yang bersifat konkret. Lingkaran 2 “sistem sosial”
semua pola perbuatan manusia dari waktu ke waktu dan hari ke hari, dari masa ke masa
sebagai pola-pola prilakuyang dilakukan berdasarkan sistem. Lingkaran 3 “sistem budaya”
kebudayaan dalam wujud ini bersifat abstrak dan hanya dapat dipahami dan diketahui ( oleh
warga kebudayaan lain) setelah ia mempelajarinnya. Kebudayaan dalam wujud gagasan juga
berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu. Lingkaran 4 adalah “nilai-nilai budaya”
digambarkan dalam lingkaran yang paling dalam dan merupakan inti dari semua unsur yang
lain menentukan sifat , corak dan fikiran, cara berfikir, serta pola prilaku manusia. Unsur
kebudayaan universal yang tujuh macam itu dilambangkan denganmembangi lingkaran
tersebut menjadi tujuh sektor yang masing-masing melambangkan salah satu dari tujuh
unsur tersebut. Dapat dilihat secara jelas bahwa tiap unsur kebudayaan universal itu dapat
mempunyai tiga wujud kebudayaan secara umum, yaitu nilai-nilai budaya, sistem budaya,
sistem sosial, dan kebudayaan fisik. Kerangka kebudayaan yang digambarkan oleh
Koentjaraningrat (1985) dapat dilihat pada bagian bagan dibawah ini.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Mohamad, S., Sumantri & Durotul, Yatimah.(2021).Pengantar Pendidikan.Banten:


Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai