NAMA KELOMPOK 4 :
Lilis Marliyana
Noval Jumanto Afdal
Tio Akbar
Putri Cahaya
M.Ilham Nur
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami semua sehingga dapat
menyelesaikan makalah bertema Sejarah Indonesia ini.
Harapan kami agar Makalah ini dapat menambah khasanah dan wawasan,
peninggalan-peninggalan, kebudayaan serta sejarah bangsa kami sendiri agar kami
semua dapat lebih mengenal dan mencintai sejarah perjuangan bangsa kami dan
memupuk rasa Nasionalisme yang semakin terkikis oleh derasnya arus Globalisasi
yang semakin deras mendera bangsa kita.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu
guru atas bimbingannya selama di Sekolah, serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Makalah ini sampai selesai.
Dan kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dari makalah
yang kami susun ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan sarannya demi
kesempurnaan Makalah kami dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Menegtahui Dampak dari imperialisme Belanda di Indonesia Pendidikan
2. Mengetahui Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Sosial
3. Mengetahui Dampak dalam Bidang Budaya
4. Mengetahui Apa itu Sumpah Pemuda dan Latar Belakangnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Munculnya golongan - golongan terpelajar di Indonesia.
b. Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi
tenaga – tenaga kerja di perusahaan Belanda.
c. Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia
luar.
Menurut Sartono Kartodirjo (1988), perkembangan pendidikan abad ke-19
dipengaruhi oleh kecenderungan politik dan budaya sebagai berikut:
a. Pengajaran bersifat netral dan tidak didasarkan atas agama tertentu. Hal
ini dipengaruhi oleh faham humanisme dan liberalismedi Negeri
Belanda.
b. Bahasa pengantar diserahkan kepada sekolah masing-masing sesuai
kebutuhan. Misalnya jika murid pribumi menghendaki bahasa Belanda
sebagai bahasa pengantar maka sekolah harus memenuhinya.
c. Sekolah-sekolah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan praktis
pekerjaan kejuruan
4
ini mendrong lahirnya elit terdidik (priyai cendikiawan) di
perkotaan.Walaupun jumlah mereka sedikit,tetapi sangat berperan dalam
perkembangan pergerakan selanjutnya.
5
2.4 Sumpah Pemuda dan yang Melatar belakanginya
Pada 28 Oktober 1928 menjadi bukti kesadaran penduduk di nusantara akan
nasionalisme dan kebangsaan Indonesia. Berbagai faktor latar belakang tersebut
menyebabkan berkembangnya masa pergerakan kebangsaan, suatu periode yang
sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Dalam periode pergerakan
kebangsaan ini telah terjadi peristiwa yang sangat penting dan monumental yaitu
peristiwa Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah puncak (klimaks) dari sebuah perjuangan untuk
mempersatukan seluruh bangsa menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, latar
belakang terjadinya Sumpah Pemuda karena beberapa faktor antara lain:
Politik Etis Belanda
Berbagai kebijakan pemerintah kolonial Belanda justru mengakibatkan
kemiskinan dan penderitaan rakyat di nusantara.
Kebijakan pemerintah kolonial Belanda mendapatkan kritik keras dari politikus
dan intelektual Belanda, salah satunya adalah CH Van Deventer. Kritik dari
politikus dan kaum intelektual Belanda mendapatkan perhatian dari pemerintah
Belanda. Kemudian dikeluarkan kebijakan balas budi yang disebut Politik Etis.
Politik Etis adalah kebijakan balas budi yang dibuat oleh pemerintah Belanda
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang dikenal dengan Politik Etis. Politik
Etis ini menyasar balas budi dalam tiga bidang yaitu pendidikan (edukasi),
pertanian (irigasi) dan perpindahan penduduk (transmigrasi atau emigrasi).
Bidang pendidikan membuka wawasan bagi kaum muda terpelajar. Kaum muda
terpelajar adalah golongan baru yang membawa ide-ide pada kesadaran
kebangsaan.
Dalam membentuk suatu ideologi kebangsaan, hal penting yang menghubungkan
para kaum terpelajar adalah sarana komunikasi dan transportasi.
Kaum muda terpelajar ini memelopori lahirnya kebangkitan nasional di Indonesia.
Berkembangnya pers
Berkembangnya pers atau media cetak telah menggerakkan ide-ide kemajuan.
Sehingga lebih memacu berkembangnya ideologi dan pergerakan kebangsaan.
Adanya surat kabar-surat kabar yang sudah terbit saat itu mempercapat
6
berkembangnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia. Beberapa
surat kabar pada awal abad ke-20 itu antara lain Pemberitaan Betawi, Pewarta
Prijaji, Djawi Kanda, Retnodhoemillah, Sinar Djawa, Tjahaja Timoer, Pewarta
Hindia dan lainnya.
Kemunculan berbagai organisasi kepemudaan
Pada perkembangan fase kebangkita nasional ditandai dengan mulai
berkembangnya berbagai organisasi pergerakan yang mengusung ideologi
kemajuan dan kebangsaan bahkan juga politik untuk pembebasan rakyat dari
penjajahan. Berbagai organisasi yang berkembang di era kebangkitan nasional
berdasarkan corak atau sifat yang berbeda-beda, antara lain:
1.Bercorak keagamaan atau sekuler
2.Bercorak kedaerahan atau bersifat nasional
3.Kooperatif atau non-kooperatif
4.Pemuda atau wanita
Akan tetapi berbagai organisasi pergerakan nasional tersebut belum mampu
menciptakan persatuan yang kooh untuk bersama-sama melawan penjajah. Sebab
masih memikirkan bagaimana organisasinya berkembang.
Kondisi tersebut menjadi pemikiran serius dari kalangan pemuda untuk
mewujudkan gerakan persatuan dan kesatuan di antara berbagai organisasi.
Beberapa organisasi pemuda pada masa pergerakan nasional yaitu Boedi
Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama,
Perkumpulan Politik Katolik Jawi, Taman Siswa dan lainnya.
7
orang utusan volksraad dan 2 orang wakil pemerintah Hindia Belanda, yaitu Dr.
Pijper dan Van der Plas. Keduanya adalah tokoh Inlandsche Zaken.
Susunan panitia kongres adalah sebagai berikut: Ketua adalah Sugondo
Djojopuspito dari PPPI, Wakil Ketua dari Jong Java (Djoko Marsiad), Sekretaris
dari Jong Sumatranen Bond (Muh. Yamin), Bendahara dari Jong Bataks Bond
(Amir Syarifuddin), Pembantu I dari Jong Islamienten Bond (Djohan Muh Tjai),
Pembantu II dari Pemuda Indonesia (Kotjosungkono), Pembantu III dari Jong
Celebes (Senduk), Pembantu IV dari Jong Ambon (J. Leimena), dan Pembantu V,
Rohjani dari Pemuda Betawi. Pokok persoalan yang dibahas dalam kongres
tersebut adalah bagaimana cara mendapatkan bentuk persatuan di antara pemuda-
pemuda Indonesia yang sudah lama dicita-citakan oleh para pemuda dan
mahasiswa Indonesia, baik di Indonesia maupun di negeri Belanda. Kongres
Pemuda II berlangsung dalam rapat umum terbuka di tiga tempat yang berbeda,
menampilkan tiga prasaran, yaitu “Persatuan dan Kebangsaan Indonesia” oleh
Muh. Yamin, “Pendidikan” oleh Nn. Purnomowulan, Darwono dan S.
Mangunsarkoro, “Kepanduan” oleh Ramelan, dan Mr. Suaryo.
Pada rapat umum yang ketiga yang juga merupakan sidang penutup kongres,
bertepatan dengan hari Minggu malam Senin 28 Oktober 1928, dibacakan hasil
keputusan kongres. Intinya berbunyi:
1. Pertama : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah
satu, tanah Indonesia
2. Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia
3. Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Inilah yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda, dan dibacakan
kembali pada setiap upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
setiap tahun.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bidang Pendidikan
a. Munculna golongan terpelajar
b. Wanita di perbolehkan untuk bersekolah (masih hanya d kalangan
tertentu saja)
2. Bidang Sosial.
a. Makin meluasnya kebudayaan barat, sehingga kebudayaan tradisional
mulai luntur.
b. Timbulnya kegelisahan, kekecewaan dan kebencian rakyat terhadap
pemerintah Kolonial yang menimbulkan perlawanan.
3. Latar Belakang Sumpah Pemuda
a. Politik Etis Belanda
b. Berkembangnya pers
c. Kemunculan berbagai organisasi kepemudaan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/02/makalah-tentang-pergerakan-
nasional.html
ii 10