Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Akidah Akhlak

Disusun Oleh :

 Heru
 Doni Ridwan
 Revanza
 Bagus
 Syahrul
 Vian Ridho Ghifari

Madrasah Aliyah Negeri Bengkayang

Materi :

Perbandingan Pemikiran Aliran Kalam


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokhatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya.
Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang baik .

Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah,kesempatan dan


pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini . semua ini di
rangkum dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap permasalahan lebih
mudah di pahami dan lebih singkat dan akurat .

Sistematika makalah ini dimulai dari kata pengantar yang merupakan apresiasi atas
materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut . Selanjutnya , pembaca
akan masuk pada inti pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan dari makalah
ini.

Semoga makalah ini bermanfaaat bagi anda semua.

Sanggau Ledo, 08-09-2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................
3

B. Rumusan Masalah................................................................................................
3

C. Tujuan Masalah...................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN

A. Bidang Pendidikan……………………………………….…………………..………………4
B. Bidang Sosial…………………………………………….…………………………………….5
C. Bidang Budaya……………………………………………….………………………………..6
BAB III PENUTUP

A.
Kesimpulan............................................................................................................. 8

B. Kritik &
Saran…..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek imperialisme dan kolonialisme di Indonesia mempunyai dampak yang sangat
besar bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya mengakibatkan terjadinya penderitaan dan
kesengsaraan fisik, tetapi juga psikhis, bahkan akibatnya terasa hingga saat ini. Selain
mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan, imperialisme barat juga meninggalkan
kosakata, budaya, marga, sarana jalan dan beberapa pabrik gula, dan aturan perundangan.
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonial sangat dipengaruhi oleh sistem kolonial
yang diterapkan oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Nilai-nilai kapitalisme mulai masik ke dalam struktur masyarakat Indonesia.
Komersialisasi telah menggantikan sistem ekonomi tradisional. Nilai uang telah
menggantikan satuan ekonomi tradisional yang selama ini dijalankan oleh masyarakat
pedesaan. Masalah sistem perburuhan dikeluarkan aturan yang ketat. Tahun 1872 dikeluarkan
Peraturan Hukumam Polisi bagi buruh yang meninggalkan kontrak kerja. Pada tahun 1880
ditetapkan Koeli Ordonanntie yang mengatur hubungan kerja antara koeli (buruh) dengan
majikan,terutama di daerah perkebunan di luar Jawa. Walaupun wajib kerja dihapuskan sesuai
dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial menetapkan pajak kepala pada tahun 1882.
Pajak dipungut dari semua warga desa yang kena wajib kerja. Pajak tersebut dirasakan oleh
rakyat lebih berat dibandingkan denganwajib kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Dampak dari imperialisme Belanda di Indonesia Pendidikan?
2. Apa Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Sosial?
3. Apa Dampak dalam Bidang Budaya ?

C. Tujuan Masalah
1. Menegtahui Dampak dari imperialisme Belanda di Indonesia Pendidikan
2. Mengetahui Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Sosial
3. Mengetahui Dampak dalam Bidang Budaya?
BAB II
PEMBAHASAN
Dampak di Bidang Sosial-Budaya dan Pendidikan

A. Bidang Pendidikan
Pembangunan pendidikan telah mempercepat mobilitas penduduk. Sekolah-
sekolah yang didirikan di perkotaan telah menarik minat yang besar dari penduduk
sekitarnya. Banyak penduduk yang berpindah dari satu kota ke kota lainnya karena alasan
sekolah. Misalnya, para priyayi dari berbagai kabupaten di Jawa Barat banyak yang
berpindah ke Bandung untuk sekolah. Lulusan dari sekolah di sana ada yang tetap
bermukin di kota tersebut, ada juga yang kembali ke daerah asalnya atau ke daerah lain
tempat mereka bekerja. Pendidikan yang berkembang di Indonesia pada abad ke-19
menggunakan sistem yang diselenggarakan oleh organisasi agama Kristen, Katholik dan
Islam. Sistem persekolahan Islam menggunakan sistem pesantren. Di luar itu, pemerintah
kolonial menerapkan system
Usaha- usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang pendidikan
tidak lain adalah untuk keuntungan pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan pegawai
administrasi Belanda yg murah, terampil, dan terdidik. Selain itu Pemerintah Belanda
menyusun kurikulum pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan
pengajaran di Indonesia sampai abad ke -19 menunjukkan kecenderungan Politik dan
Kebudayaan. Tidak semua masyarakat mendapatkan pendidikan, masyarakat yang
mempunyai jabatan lah yang dapat merasakan pendidikan, seperti keturunan raja,
keturunan bangsawan, pengusaha kaya, dan yang lainnya.
Para Pahlawan kita lah yang mengajarkan pendidikan kepada rakyat - rakyat
jelata, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia tidak lagi dibodoh – bodohi oleh para
kolonial Belanda.

Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain :


a. Munculnya golongan - golongan terpelajar di Indonesia.
b. Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi tenaga – tenaga
kerja di perusahaan Belanda.
c. Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.
Menurut Sartono Kartodirjo (1988), perkembangan pendidikan abad ke-19 dipengaruhi
oleh kecenderungan politik dan budaya sebagai berikut:
a. Pengajaran bersifat netral dan tidak didasarkan atas agama tertentu. Hal ini
dipengaruhi oleh faham humanisme dan liberalismedi Negeri Belanda.
b. Bahasa pengantar diserahkan kepada sekolah masing-masing sesuai kebutuhan.
Misalnya jika murid pribumi menghendaki bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar
maka sekolah harus memenuhinya.
c. Sekolah-sekolah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan praktis pekerjaan kejuruan

B. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial,praktik kolonialisme dan imperialisme di Indonesia,membawa
dampak antara lain sebagai berikut.
1. Terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial,yaitu sebagai
berikut.
a. golongan timur asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh
b. golongan eropa yang terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya
c. golongan pribumi
2. Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi,terutama untuk
memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan yang dibuka Belanda di luar Jawa.
Muncul golongan buruh dan golongan majiakn yang muncul karena berdirinya pabrik-
pabirk dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis
Munculnya elit terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga
menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini mendrong lahirnya elit
terdidik (priyai cendikiawan) di perkotaan.Walaupun jumlah mereka sedikit,tetapi sangat
berperan dalam perkembangan pergerakan selanjutnya.

C. Bidang Budaya
Kehidupan Bangsa Indonesia Dalam bidang budaya, di Indonesia terjadi westernisasi
(menghilangkan budaya kebarat-baratan). Corak Kehidupan Bangsa Barat telah mempengaruhi
kehidupan tradisional masyarakat Indonesia. Cara bergaul, gaya hidup, cara menarik, serta
pendidikan bangsa Barat mulai dikenal di kalangan raja dan bangsawan. Selain itu, Kehidupan
Bangsa Barat juga memengaruhi para penguasa karena dapat merusak nilai-nilai kehidupan
tradisional.

A. Pakaian

Pakaian masyarakat Indonesia sebelum Belanda datang ke Indonesia masih menggunakan


pakaian-pakaian lokal dan budaya Islam. Setelah bangsa Belanda dengan VOC-nya datang ke
Indonesia, pakaian Belanda menjadi penanda yang menjelaskan tentang budaya dan agama
para tuan tanah asing. Topi, celana, dan sepatu untuk membedakan orang-orang Eropa
dengan orang Indonesia. Hal tersebut ditentukan oleh ordonansi yang dikeluarkan oleh VOC
pada tahun 1658. Ordonansi ini dikeluarkan oleh orang Jawa di Batavia untuk berbaur
dengan "bangsa-bangsa" Indonesia lainnya dan mengenakan kostum mereka. Oleh karena itu,
orang pribumi diminta untuk memakai pakaian tradisional dan tutup kepala. Orang Indonesia
yang diperbesar- pakai pakaian gaya Eropa hanya raja, pangeran, para bupati, dan penganut
Kristiani.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada abad ke-20 pelarangan ini lebih lambat mulai hilang.
Namun, tidak berarti tanpa proses perjuangan dari bangsa Indonesia. Salah satu anggota
Sarekat Islam dari Solo, Mas Marco Kartodikromo melalui surat kabar Doenia Bergerak
menyuarakan protesnya menentang larangan Eropa dan mencegah kebarat-baratan.
Diskriminasi pakaian hilang setelah maraknya para pelajar Indonesia memakai pakaian
dengan celana panjang putih dan berdasi.

B. Bahasa
Bahasa sehari-hari yang umum pada masa penjajahan Belanda adalah perpaduan bahasa
Belanda dan Melayu. Penggunaan dua bahasa awal yang penting masuknya bahasa Belanda
dalam bahasa kosakata kita. Pada awal abad ke-20, proses menarik bahasa Belanda oleh
bahasa Indonesia semakin intensif. Intensitas penggunaan bahasa Belanda sebagaimana
berikut dengan perkembangan teknologi Barat. Pada masa itu, bahasa Belanda merupakan
bahasa modern untuk menentukan kelas sosial.

Hanya pribumi terpelajar yang bisa dipilih Belanda, seperti keluarga bupati dan bangsawan
lokal Jawa. Menurut Russell Jones, dalam bukunya yang berjudul Pinjaman- Kata-kata dalam
Bahasa Indonesia dan Melayu (2008), bahasa Indonesia dan bahasa Melayu memiliki sekitar
4.000 kata serapan dari bahasa Belanda.

Selain bahasa Belanda, bahasa yang populer di tengah-tengah kota modern di Pulau Jawa
dan Kepulauan Maluku adalah bahasa Portugis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
banyak bahasa Portugis yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti biola (viola), meja
(mesa), dan pigura (figura).

C. Kesenian
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh dalam perkembang-
an seni arsitektur dan seni senior. Karya seni tertua dari hasil penjajahan kolonial Belanda
adalah arsitektur bangunan-bangunan. Bangunan tersebut meliputi bangunan rumah tinggal,
gedung pemerintahan, perkantoran, monumen dan bangunan keagamaan. Bangunan ini
dibuat oleh Belanda yang bekerja pada yang terkenal adalah biro Hulswit dan Fermont te
Weltevreden Ed. Hasil karya biro tersebut adalah kantor pusat Bank Javasche di Jakarta dan
rumah presiden direktur Bank Javasche yang kini menjadi istana wakil presiden.

Dalam seni senior, para pendatang Eropa memperkenalkan berbagai alat musik, seperti
biola, selo, gitar, seruling (fluit), dan ukulele. Dari alat ini mereka memper- kenalkan sistem
solmisasi dalam berbagai karya lagu. Jenis musik yang dibawa masuk dan dikembangkan di
Indonesia adalah keroncong. Musik keroncong dari Portugis pada abad ke-16 disebut fado
(pernah populer di lingkungan perkotaan Portugis).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bidang Pendidikan
a. Munculna golongan terpelajar
b. Wanita di perbolehkan untuk bersekolah (masih hanya d kalangan tertentu saja)
2. Bidang Sosial.
a. Makin meluasnya kebudayaan barat, sehingga kebudayaan tradisional mulai luntur.
b. Timbulnya kegelisahan, kekecewaan dan kebencian rakyat terhadap pemerintah
Kolonial yang menimbulkan perlawanan.

B. Kritik dan Saran


Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Sudiri, P. K. 1993. Sejarah Indonesia Baru Dari Pergerakan Nasio-nal sampai Dekrit Presiden.
Malang: IKIP Malang.

Poeponegoro, D. dkk. 1994. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta; Balai Pustaka.

______, Tonggak Sejarah Perjuangan Nasional, (online), tersedia: 27 Oktober 2011


(http://halamanputih.wordpress.com/tag/pemimpin-pergerakan-pemuda-indonesia/) (30
November 2011)

http://ajiezaenulamry.blogspot.com/2015/02/makalah-tentang-pergerakan-nasional.html

Anda mungkin juga menyukai