Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP KEBUDAYAAN


INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU: ABDUL WAHID,S.Pd,M.Pd

NAMA : GUNAWAN
NPM:919862060012

KELAS :PGSD A(SEMESTER 2)

STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP


T.A
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha esa karena dengan
rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “kaidah ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Tak lupa kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yaitu:ABDUL
WAHID S.Pd.M.Pd.yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa
yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Pangkep, 1 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1

A.Latar Belakang......................................................................................1
B.Rumusan Masalah.................................................................................2
C.Tujuan...................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................3

A. pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia.......3


B. pengaruh kebudayaan Islam yang ada di Indonesia.............................9
C. pengaruh kebudayaan Barat yang ada di Indonesia...........................11

BAB 3 PENUTUP........................................................................................14

A.Kesimpulan.........................................................................................14
B.Saran ...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Budaya merupakan suatu cerminan hidup suatu negara. Setiap negara mempunyai
cerminan atau budaya tersendiri dalam lika liku di kehidupannya masing masing.
Budaya juga merupakan warisan dari generasi ke generasi. Di setiap negara pasti
mempertahankan budayanya dari budaya asing. Indonesia sudah berakulturasi dengan
kebudayaan asing sejak lama. Terletaknya Indonesia di pertengahan benua Asia dan
Australia yang menjadikan jalur perdagangan pada masa lampau. Sehingga
menjadikan budaya Indonesia bercampur dengan budaya asing.

Fakta yang terjadi sekarang, Indonesia sudah pudar dengan budaya pribumi, yang
sudah tertindas budaya asing. Budaya barat yang menjadi modernitas dan cerminan
trendsetter di Indonesia. Pengaruh budaya asing mempunyai efek positif dan
negatifnya.

Tetapi, dilihat dari minoritas,cenderung menyerap hal negatif. Sayangnya,


masyarakat Indonesia lebih mengamini kebudayaan Barat sebagai bentuk kebebasan
yang sebebas-bebasnya. Sudah banyak masyarakat yang menganggap budaya Barat
merupakan budaya yang peling benar. Hal inilah yang tampak keliru karena budaya
Barat tidak hanya melahirkan kebebasan.Seharusnya masyarakat mencontohkan
budaya barat untuk kemajuan negara Indonesia sendiri, contohnya seperti teknologi
yang maju di budaya asing.

Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lupa dan melalaikan budaya dalam


negeri sendiri mengakibatkan banyak budaya asli Indoensia tidak lagi diakui bangsa
lain. Sebagai negara berkembang, masyarakat indonesia seharusnya meniru motivasi
Barat untuk menjadi negara yang maju bukan malah melalaikan budaya sendiri.
1

B.Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia?


2. Jelaskan pengaruh kebudayaan Islam yang ada di Indonesia?
3. Jelaskan pengaruh kebudayaan Barat yang ada di Indonesia?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha yang ada di


Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan Islam yang ada di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan Barat yang ada di Indonesia.
2

BAB 2

PEMBAHASAN

A.pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia

Kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia melalui 2 jalur yaitu : jalur laut dan
jalur darat. Dimana para penyebar agama dan budaya hindu-budha melalui jalur laut
datang ke Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para pedagang yang biasa
beraktivitas pada jalur India-Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya
Hindu-Budha, yaitu dari India menuju Myanmar, Thailand. Semenanjung Malaya,
kemudian ke Nusantara. Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke
Kamboja, Vietnam, Cina, Korea dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung
dari India menuju Indonesia dengan memanfaatkan bertiupnya angina muson barat.
Sedangkan melalui jalur darat Para penyebar agama dan budaya Hindu-Budha yang
menggunakan jalur darat mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke
Tibet terus ke utara sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang
melakukan perjalanan dari India Utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand,
Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia.

#Raja secara khusus mendatangkan Brahmana ke Indonesia meminta Brahmana


untuk mengajar agama Hindu di lingkungan istananya.

#Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapat koloni India di Malaysia
dan pantai Timur Sumatera yang banyak ditempati oleh orang Keling dari India
Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama (perkawinan dan
kematian).
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-
peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain sebagai berikut.

1. Bidang agama, yaitu berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelum


masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di Indonesia masih bersifat
animisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat itu melakukan pemujaan terhadap
arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta
kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. Dengan masuknya pengaruh Hindu-
Buddha, kepercayaan asli bangsa Indonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama
Hindu-Buddha. Hal ini terbukti dari beberapa upacara keagamaan Hindu-Buddha
yang berkembang di Indonesia walaupun dalam beberapa hal tidak seketat atau mirip
dengan tata cara keagamaan yang berkembang di India. Kondisi ini menunjukkan
bahwa dalam tatacara pelaksanaan upacara keagamaan mengalami proses sinkretisme
antara kebudayaan agama Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

2. Bidang politik dan pemerintahan, pengaruhnya terlihat jelas dengan lahirnya


kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelum masuknya
pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belum mengenal corak
pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung masih
berupa pemerintahan kesukuan yang mencakup daerah-daerah yang terbatas.
Pimpinan dipegang oleh seorang kepala suku bukanlah seorang raja. Dengan
masuknya pengaruh India, membawa pengaruh terhadap terbentuknya kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan bercorak Hindu antara
lain Kutai, Tarumanagara, Kediri, Majapahit dan Bali, sedangkan kerajaan yang
bercorak Buddha adalah Kerajaan Sriwijaya. Hal yang menarik di Indonesia adalah
adanya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha yaitu Kerajaan Mataram lama.

3. Bidang pendidikan, membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-lembaga


pendidikan. Meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat sederhana dan
mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Akan tetapi lembaga pendidikan
yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya

lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. 17 bukti yang menunjukkan telah


berkembangnya pendidikan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia, antara lain adalah:

(a). Dalam catatan perjalanan I-Tsing, seorang pendeta yang berasal dari Cina,
menyebutkan bahwa sebelum dia sampai ke India, dia terlebih dahulu singgah di
Sriwijaya. Di Sriwijaya I-Tsing melihat begitu pesatnya pendidikan agama Buddha,
sehingga dia memutuskan untuk menetap selama beberapa bulan di Sriwijaya dan
menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha bersama pendeta Buddha yang
ternama di Sriwijaya, yaitu Satyakirti. Bahkan I-Tsing menganjurkan kepada siapa
saja yang akan pergi ke India untuk mempelajari agama Buddha untuk singgah dan
mempelajari terlebih dahulu agama Buddha di Sriwijaya. Berita I-Tsing ini
menunjukkan bahwa pendidikan agama Buddha di Sriwijaya sudah begitu maju dan
tampaknya menjadi yang terbesar di daerah Asia Tenggara pada saat itu.

(b). Prasasti Nalanda yang dibuat pada sekitar pertengahan abad ke-9, dan ditemukan
di India. Pada prasasti ini disebutkan bahwa raja Balaputradewa dari Suwarnabhumi
(Sriwijaya) meminta pada raja Dewapaladewa agar memberikan sebidang tanah untuk
pembangunan asrama yang digunakan sebagai tempat bagi para pelajar agama
Buddha yang berasal dari Sriwijaya. Berdasarkan prasasti tersebut, kita bisa melihat
begitu besarnya perhatian raja Sriwijaya terhadap pendidikan dan pengajaran agama
Buddha di kerajaannya. Hal ini terlihat dengan dikirimkannya beberapa pelajar dari
Sriwijaya untuk belajar agama Buddha langsung ke daerah kelahirannya yaitu India.
Tidak mustahil bahwa sekembalinya para pelajar ini ke Sriwijaya maka mereka akan
menyebarluaskan hasil pendidikannya tersebut kepada masyarakat Sriwijaya dengan
jalan membentuk asrama-asrama sebagai pusat pengajaran dan pendidikan agama
Buddha.

(c). Catatan perjalanan I-Tsing menyebutkan bahwa pendeta Hui-Ning dari Cina

pernah berangkat ke Ho-Ling (salah satu kerajaan Buddha di Jawa). Tujuannya


adalah untuk bekerja sama dengan pendeta Ho-Ling yaitu Jnanabhadra untuk
menerjemahkan bagian terakhir kitab Nirwanasutra. Dari berita ini menunjukkan
bahwa di Jawa pun telah dikenal pendidikan agama Buddha yang kemudian menjadi
rujukan bagi pendeta yang berasal dari daerah lain untuk bersamasama mempelajari
agama dengan pendeta yang berasal dari Indonesia.

(d). Pada prasasti Turun Hyang, yaitu prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga
menyebutkan tentang pembuatan Sriwijaya Asrama oleh Raja Airlangga. Sriwijaya
Asrama merupakan suatu tempat yang dibangun sebagai pusat pendidikan dan
pengajaran keagamaan. 18. Hal ini menunjukkan besarnya perhatian Raja Airlangga
terhadap pendidikan keagamaan bagi rakyatnya dengan memberikan fasilitas berupa
pembuatan bangunan yang akan digunakan sebagai sarana pendidikan dan
pengajaran.

(e). Istilah surau yang digunakan oleh orang Islam untuk menunjuk lembaga
pendidikan Islam tradisional di Minangkabau sebenarnya berasal dari pengaruh
Hindu-Buddha. Surau merupakan tempat yang dibangun sebagai tempat beribadah
orang Hindu-Buddha pada masa Raja Adityawarman. Pada masa itu, surau digunakan
sebagai tempat berkumpul para pemuda untuk belajar ilmu agama. Pada masa Islam
kebiasaan ini terus dilajutkan dengan mengganti fokus kajian dari Hindu-Buddha
pada ajaran Islam.

4. Bidang sastra dan bahasa, dari segi bahasa, orang-orang Indonesia mengenal
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia,
seni sastra sangat berkembang terutama pada aman kejayaan kerajaan Kediri. Karya
sastra itu antara lain :

(a.) Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan

Airlangga.

(b.) Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan
Kediri.

(c.) Gatot kaca sraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.

(d.) Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman
kerajaan Majapahit.

(e.) Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit.

(f.) Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada aman
kerajaan Majapahit.

5. Bidang seni tari, berdasarkan relief-relief yang terdapat pada candicandi, terutama
candi Borobudur dan Prambanan memperlihatkan adanya bentuk tari-tarian yang
berkembang sampai sekarang. Bentuk-bentuk tarian yang digambarkan dalam relief
memperlihatkan jenis tarian seperti tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding,
matapukan (tari topeng). Tari-tarian tersebut tampaknya diiringi dengan gamelan
yang terlihat dari relief yang memperlihatkan jenis alat gamelan yang terbatas seperti
gendang, kecer, gambang, saron, kenong, beberapa macam bentuk kecapi, seruling
dan gong.

6. Seni relief pada candi, yang kemudian menghasilkan seni pahat. Hiasan pada candi
atau sering disebut relief yang terdapat pada candi-candi di Indonesia didasarkan pada
cerita-cerita epik yang berkembang dalam kesusastraan yang bercorak Hindu ataupun
Buddha. Pemilihan epik sebagai hiasan relief candi dikenal pertama kali pada candi
Prambanan yang dibangun pada permulaan abad ke-10. Epik yang tertera dalam relief
candi Prambanan mengambil penggalan kisah yang terdapat dalam cerita Ramayana.

Hiasan relief candi Penataran pada masa Kediri mengambil epik kisah Mahabharata.

Sementara itu, kisah Mahabharata juga menjadi epik yang dipilih sebagai relief pada
dua candi peninggalan kerajaan Majapahit, yaitu candi Tigawangi dan candi Sukuh.

7. Seni Arca dan Patung, sebagai akibat akulturasi budaya pemujaan arwah leluhur
dengan agama Hindu-Buddha maka beberapa keluarga raja diperdewa dalam bentuk
arca yang ditempatkan di candi makam. Arcaarca dewa tersebut dipercaya merupakan
lambang keluarga raja yang dicandikan dan tidak mustahil termasuk di dalamnya
kepribadian dan watak dari keluarga raja tersebut. Oleh karena itu, arca dewa tersebut
sering diidentikkan dengan arca keluarga raja. Seni arca yang berkembang di
Indonesia memperlihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal, sehingga bukan
merupakan bentuk peniruan dari India. Beberapa contoh raja yang diarcakan adalah
Raja Rajasa yang diperdewa sebagai Siwa di candi makam Kagenengan, Raja
Anusapati sebagai Siwa di candi makam Kidal, Raja Wisnuwardhana sebagai Buddha
di candi makam Tumpang. Raja Kertanegara sebagai Wairocana Locana di candi
makam Segala dan Raja Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi makam
Simping.

Patung-patung dewa dalam agama Hindu yang merupakan peninggalan sejarah di


Indonesia, antara lain:

a. Arca batu Brahma.


b. Arca perunggu Siwa Mahadewa.
c. Arca batu Wisnu.
d. Arca-arca di Prambanan, di antaranya arca Lorojongrang.
e. Arca perwujudan Tribhuwanatunggadewi di Jawa Timur.
f. Arca Ganesa, yaitu dewa yang berkepala gajah sebagai dewa ilmu
pengetahuan.

8. Seni pertunjukan, terutama seni wayang sampai sekarang merupakan salah satu
bentuk seni yang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Seni wayang
beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang. Seni
pertunjukan wayang tampaknya telah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak aman
prasejarah.

9. Bidang seni bangunan, merupakan salah satu peninggalan budaya Hindu-Buddha


di Indonesia yang sangat menonjol antara lain berupa candi dan stupa. Selain itu,
terdapat pula beberapa bangunan lain yang berkaitan erat dengan kehidupan
keagamaan, seperti: ulan dan satra merupakan semacam pesanggrahan atau tempat
bermalam para pe iarah; sima adalah daerah perdikan yang berkewajiban memelihara
bangunan suci di suatu daerah; patapan adalah tempat melakukan tapa;
sambasambaran yang berarti tempat persembahan; meru merupakan bangunan
berbentuk tumpang yang melambangkan gunung Mahameru sebagai tempat tinggal
dewa-dewa agama Hindu.

B. Pengaruh kebudayaan Islam yang ada di Indonesia

Kedatangan Islam di Indonesia, tidak dapat diketahui dengan pasti. Diperkirakan


kedatangan yang pertama adalah di Aeh. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya
makam-makam. Menurut Ma Huan yang datang ke Majapahit tahun 1413, bahwa ada
3 golongan penduduk Majapahit yaitu orang-orang Islam yang datang dari Barat,
orang-orang Cina yang kebanyakan memeluk Islam dan selebihnya rakyat yang
menyembah berhala. Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke-7
dan mengalami perkembangannya pada abad ke-13. Sebagai pemegang peranan
dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan
dengan melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang
dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut

berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia. Pada kesempatan itu


dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang
tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan perkampungan, seperti pedagang
Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan. Dengan adanya perkampungan
pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang sampai menikah dengan
wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat berkembang.
Adapun wujud akulturasi kebudayaan Islam dengan kebudayaan Indonesia adalah :

Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak


kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya
Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua
(lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi),
yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya
Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya
sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material
tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.

1. Seni Bangunan

Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam,
istana. Masjid adalah tempat ibadahnya orang Islam. Di Indonesia, istilah masjid
biasanya menunjuk pada tempat untuk menyelenggarakan shalat jumat. Masjid di
Indonesia pada zaman madya biasanya mempunyai cirri khas tersendiri, diantaranya :
4. Atapnya berbentuk “atap tumpang” yaitu atap bersusun. Jumlah atap tumpang
itu selalu ganjil, 3 atau 5 seperti di Jawa dan Bali pada masa Hindu.
5. Tidak adanya menara. Pada masa itu masjid yang mempunyai menara hanya
masjid Banten dan masjid Kudus.
6. Biasanya masjid dibuat dekat istana, berada di sebelah utara atau selatan.

10

7. Biasanya didirikan di tepi barat alun-alun. Letak masjid ini melambangkan


bersatunya rakyat dan raja sesama makhluk Allah. Selain di alun-alun, masjid
juga dibangun di tempat-tempat keramat, yaitu makam wali, raja atau ahli
agama.

Bentuk perkembangannya sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang


kebanyakan masjid atasnya berbentuk kubah dan ada menara, ini merupakan
pengaruh dari Timur tengah dan India.

2. Sistem Pemerintahan

Dalam pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang


pemerintahan yang bercorak Hindu ataupun Budha. Tetapi setelah Islam masuk,
maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha mengalami keruntuhannya dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam seperti Samudra
Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya. Sistem pemerintahan yang bercorak Islam,
rajanya bergelar Sultan atau Sunan seperti halnya para wali dan apabila rajanya
meninggal tidak lagi dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara
Islam.

C. Pengaruh kebudayaan Barat yang ada di Indonesia

Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati
diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik.
Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke
Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena
terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan
adab bangsanya. Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan

11

cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan

Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di
setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di
Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga
melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut
terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub,
diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang
yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota
besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan
seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain
sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi
dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan
asing.

# Pengaruh Budaya Asing Di Indonesia

Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah
budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan
barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia
merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan
kolektivitas. Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah
Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya
telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia. Sesungguhnya,
terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam
struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya
peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme

12

administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu


Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik)
Indonesia. Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara
Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi
perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan
pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina,
yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam
menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri. Sedangkan
sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat
kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak
serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-
orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-orang
barat. Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka
berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
13

BAB 3

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia melalui 2 jalur yaitu : jalur


laut dan jalur darat. Dimana para penyebar agama dan budaya hindu-budha
melalui jalur laut datang ke Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para
pedagang yang biasa beraktivitas pada jalur India-Cina. Rute perjalanan para
penyebar agama dan budaya Hindu-Budha, yaitu dari India menuju Myanmar,
Thailand.
2. Kedatangan Islam di Indonesia, tidak dapat diketahui dengan pasti.
Diperkirakan kedatangan yang pertama adalah di Aeh. Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya makam-makam. Bangsa Indonesia dalam mengikuti
arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu
kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal
sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik

B.Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karna
terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada
hubungannyadengan judul makalah yang kami susun tersebut. Kami selaku penulis
banyak berharap para pembaca mampu memberikan kritik dan saran yang tentunya
membangun kepada kami, demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini.

14

DAFTAR PUSTAKA

http://myblogfichopgsd.blogspot.com/2015/03/makalah-ips-tentang-pengaruh-
kebudayaan.html
15

Anda mungkin juga menyukai