Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI


INDONESIA

Disusun Oleh :

SITI KOLIBAH

SMAN 1 KALANGANYAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
Jl. Kh. Moch. Idrus Kp Cilewong No No.Km 03, Pasirkupa, Kec. Kalanganyar,
Kabupaten Lebak, Banten 42312

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya ucapka kehadirat Allah swt.  Tuhan yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang  karena berkat limpahan taufik dan hidayh-Nya Makalah yang berjudul
“Proses Masuk dan Berkembangnya Islam Di Indonesia” ini dapat diselesaikan. Tidak lupa
pula sholawat dan salam dihaturkan  kepada junjungan Nabi Muhammad saw. yang menjadi
tauladan bagi umat-Nya dan semoga kelak kita akan mendapatkan syafaatnya di kemudian
hari.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata Pelajaran.
Dalam  Penulisan makalah  ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai,
Amiin.

Kalanganyar, 19 Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1
C. KERANGKA TEORI ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Agama Hindu Buddha di Indonesia dan Pembawanya .......................................... 3
B. Penyebaran Agama Hindu-Budha di Nusantara ..................................................... 3
C.  Kehidupan Masyarakat Dan Pemerintah Pada Masa Kerajaan-Kerajaan ..............
Hindu-Budha di Indonesia ..................................................................................... 5
D. Pengaruh dan Warisan Kebudayaan Hindu-Buddha .............................................. 12

BAB III PENUTUP


SIMPULAN ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh
para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan
Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha
Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan
Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa
abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra.
Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada
puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad
ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih
Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas
wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung
Melayu.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak
Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa.
Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya
dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini. Jadi makalah ini ditulis untuk
menambah wawasan sejarah tentang bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha di
Indonesia sampai munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha serta kebudayaan-
kebudayaan yang timbul setelahnya dan dijadikan sebagai kebudayaan Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah awak masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia?
2. Apa-apa saja teori tentang masuknya Hindu-Budha di Indonesia?
3. Apa-apa saja kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia?
4. Apa-apa saja pengaruh dan warisan kebudayaan Hindu-Buddha?
5. Definisi Kebudayaan

1
C. KERANGKA TEORI
Kata “kebudayaan” itu sendiri diambil dari dari bahasa Sanskerta dari kata “buddayah” yang
merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang mengandung arti akal atau budi. Berarti
kebudayaan diartikan sebagai segala hal yang memiliki sangkut paut dengan budi dan akal. 
Sedangkan pengertian kebudayaan secara umum yaitu hasil cipta, rasa, dan karsa manusia
dalam memenuhi melengkapi kebutuhan hidup yang bermacam-macam. Definisi kebudayaan
menurut Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah semua manusia dari mulai
tingkah laku dan dan hasil harus didapatkan dengan belajar dan semua hal itu tersusun dalam
sebuah kehidupan masyarakat.
Dan definisi kebudayaan menurut Selo dan Soelaeman yang tertuang dalam buku
karyanya Setangkai Bunga Sosiologi  yang diterbitkan oleh Yayasan Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, tahun 1964, mengatakan bahwa kebudayaan adalah sebuah
hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya yang diciptakan menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudyaan jasmaniah (material culture) yang dibutuhkan oleh
manusia guna mengendalikan alam sekitar supaya hasilnya dapat bermanfaat untuk
kepentingan masyarakat[1]
2. Definisi Warisan Budaya
Warisan budaya adalah benda atau atribut tak berbenda yang merupakan jati diri
suatu masyarakat atau kaum yang diwariskan dari generasi-generasi sebelumnya, yang
dilestarikan untuk generasi-generasi yang akan datang

2
BAB II
     PEMBAHASAN
A. Kedatangan Awal Agama Hindu Buddha di Indonesia dan Pembawanya 
         Negara India Dan Cina  menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang
baik dengan negara tetangga lainnya. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung 
melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah
Selat Malaka. Dan Indonesia terletak di jalur dua benua dan dua samudera, serta berada di
dekat Selat Malaka. Proses masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia. Agama Hindu-
Budha berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Asia Timur dan AsiaTenggara
termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis,yaitu
terletak diantara dua benua  Asia dan Australia dan dua samudra Indonesia dan Pasifik yang
merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera)
tetapi beralihkejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India
melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak hubungan antara Indonesia dengan
India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya
budayaIndiaataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau menyeb
arkan agama HinduBudha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikia
n para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu – Budha atau
kebudayaan India keIndonesia.Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan
dan pelayaran internasional tersebut
menyebabkan timbulnya percampuran,misalnya saja India, negara pertama yang memberikan
pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu.
B. Penyebaran Agama Hindu-Budha di Nusantara
1. Teori tentang proses penyebaran agama Hindu
a. Teori Sudra
Sesuai dengan namanya, teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Nusantara
dibawa oleh orang-orang India berkasta Sudra.
2. Teori Waisya
Menuntun teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama Hindu adalah
golongan Waisya.teori yang di kemukakan Prof.N.J.Krom. Teori ini berkaitan dengan
peranan pedagang dalam menyebarkan kebudayaan India di Nusantara,kemudian di ikuti
dengan proses perkawinan antara pedagang India dan perempuan Nusantara.

3
3. Teori Kesatria
Menurut Teori ini kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama Hindu di
Nusantara adalah golongan Kesatria.proses penyebaran tersebut dilakukan dengan cara
pendudukan(kolonisasi).teori yang di kemukakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Mouens.
4. Teori Brahmana
Menurut teori ini factor utama penyebaran agama Hindu di Nusantara dari kaum
Brahmana.teori yang di kemukakan oleh J.C.Van Leur.
5. Teori Arus Balik
Menurut F.D.K Bosch, dalam proses akulturasi kebudayaan ini bangsa Indonesia turut
berperan aktif. Pada mulanya, orang-orang dari   India yang membawa agama Hindu dan
Budha yaitu dari golongan intelektual melalui jalan dagang yang lazim dilalui para pelancong
dengan menumpang kapal dagang. Setelah sampai di Indonesia, mereka kemudian diundang
untuk memberi suatu sinar kehinduan pada masyarakat Indonesia. Setelah orang Indonesia ini
masuk agama Hindu- Budha kemudian mereka sendiri belajar ke India lalu kembali pulang
dan aktif menyebarkan agama Hindu-Budha di Indonesia.
Dari ke lima teori ini,teori penyebaran agama Hindu di Nusantara oleh kaum Brahmana
adalah yang paling massuk akal. Ada dua alasan yang memperkuat teori ini. pertama,hanya
kaum Brahmana yang mengerti kitab Weda .kedua,hanya kaum Brahmana yang mengerti
tulisan sanksekerta dan bahasa Pallawa.
1. Penyebaran Agama Budha
Melihat bukti-bukti antropologi yang ada, agama Budha diperkirakan Masuk ke
Nusantara sejak abad ke-2 M. Hal ini dapat dinyatakan dengan penemuan patung
Buddha dari perunggu di Jember dan Sulawesi Selatan.
Salah satu catatan awal mengenai agama Buddha di Nusantara berasal dari laporan Fa
Hein pada awal abad ke-5 Masehi. Ia menceritakan bahwa selama bermukim di Jawa, 
Ia mencatat adanya komunitas Buddha yang tidak begitu besar di antara penduduk
pribumi.
Dalam catatan lain, mengenai seorang biksu Buddha bernama Gunawarman, seorang
pangeran dari Kashmir yang datang ke Cho-po terletak di Jawa atau Sumatra. Dalam
usahanya menyebarkan agama Buddha dia didukung oleh ibu suri negeri tersebut.
Hasilnya agama Buddha berkembang pesat di negeri tersebut.

4
C. Kehidupan Masyarakat Dan Pemerintah Pada Masa Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha
di Indonesia
A. Kerajaan Kutai
1. Letak Dan Sumber Sejarah
Kerajaan kutai terletak didaerah Kutai,Kalimantan Timur.informasi mengenai
kerajaan ini diperoleh dari tujuh buah batu tertulis disebut yupa berbentuk Menhir
atau tiang batu.Batu bertulis ini memakai bahasa Sansekerta dan huruf
Pallawa.Diperkirakan prasasti tersebut ditulis pada 400 M,yang diperoleh berdasarkan
perbandingan dengan huruf yang seusia yang ditemukan di India.
2. Kehidupan Politik, Ekonomi Dan Sosial Budaya
Dalam salah satu prasasti disebutkan bahwa raja mulawarman telah mengadakan
upacara korban emas dan telah menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk
golongan brahmana.selain itu,dikerajaan ini juga dilakukan upacara asmawedha atau
upacra pelepasan kuda untuk menentukan batas-batas wilayah kerajaan.
B. Kerajaan Tarumanegara
1. Letak Kerajaan
Kerajaan taruumanegara terletak didaerah Bogor,Jawa Barat dan diperkirakan
berkembang sekitar 400-600 M. Berdasarkan bukti-bukti tertulis,kerajaan ini
mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan hindu budha india,seperti
kepercayaan,samsekerta,dan huruf Pallwa yang digunakan dalam prasasti yang
memberitakan mengenai kerajaan.
2. Sumber sejarah
Terdapat tujuh buah prasasti yang menjadi sumber sejarah kerjaan tarumanegara,yaitu
prasasti Ciaruteun di Bogor,prasasti Kebon kopi di Bogor,prasasti Jambu di Bogor,
prasasti Muara Cianten di Bogor,prasasti Tugu dibekasi,prasasti Pasir Awi di
Leuwiliang,dan prasasti muncul di Banten. Sementara,berdasarkan berita yang
tercantum didalam prasasti tugu diketahui bahwa raja Purnawarman sangat
memperhatikan aspek pertanian dan perdagangan.raja ini memerintahkan rakyatnya
untuk membangun sebuah terusan air disungai Gomati yang panjangnya 6.122 busur
atau sama dengan 12 km yang bisa diselesaikan hanya dalam waktu 21 hari.
3. Kebudayaan
Berdasarkan prasasti-prasasti dan berita dari Cina,diperkirakan bahwa pengaruh hindu
masih belom kuat pada golongan rakyat jelata.adapun golongan bangsawan elit

5
lingkungan keraton raja Purnawarman sangat kuat memegang kebudayaan hindu
india.
C. Kerajaan Ho-Ling(Kalingga)
1. Letak Dan Sumber Sejarah
Menurut berita cina dari dinasti tang diketahui bahwa kerajaan ho-ling
(kalingga)terletak dijawa tengah.Sumber sejarah yang menyatakan keberadaan
kerajaan ho-ling berasal dari pendeta budha yang bernama I’tsing.i’tsing menyebutkan
hwining pernah datang ke ho-ling pada 664M. dan menerjemahkan kitab suci agama
budha dari bahasa sansekerta kebahsa cina.
2.Kehidupan Politik,Ekonomi Dan Sosial
Dalam kehidupan ekonomi,masyarakat ho-ling sudah mengenal hubungan
dagang.menurut berita cina disebutkan bahwa masyarakat kerjaan ho-ling
menghasilkan emas,perak,dan cula badak.
D.Kerajaan Melayu
1.Letak Kerajaan
Ada yang mengatakan kerajaan ini berpusat dijambi disepanjang sungai
Batanghari,ada juga yang mengatakan berpusat disemenanjung Malaysia.
2. Sumber Sejarah
Informasi mengenai kerajaan melayu diperoleh dari hasil perjalanan seorang pendeta
budha cina dari kanton ke india bernama I’tsing.pada 672 M,dia singgah di melayu
dan menetap selama 2 bulan.
3. Perkembangan Kerajaan
Pada abad ke-7,kerajaan melayu jatuh ketangan kerajaan baru yaitu pai abad ke-
13,kerajaan melayu tidak disebut-sebut dalam sumber sejarah.namun,pada abad ke-
13,nama Melayu terdapat dalam kitab pararaton dan negarakertagama.pada kitab
tersebut disebutkan bahwa raja singhasari.
E.Kerajaan Sriwijaya
1. Letak Geografis
Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritime yang menguasai jalur dagang
dilaut Cina Selatan dan Selat Malaka.
2. Sumber Sejarah
Sumber dalam negeri-negeri berupa prasasti-prasasti,antara lain prasasti Kedukan
Bukit(683 M) di Palembang,prasasti Talang Tuo(684 M) di Palembang,prasasti kota

6
kapur(686 M)dipulau Bangka,prasasti-prasasti Siddhayatra  di Palembang,prasasti
telaga batu(683 M)di Palembang dan prasasti Karang Berahi di Jambi.
3. Perkembangan Kehidupan Masyarakat
Berbeda dengan kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu, kerajaan
Sriwijaya bercorak Buddha.  Mereka bisa berkomunikasi dan bergaul dengan berbagai
bangsa yang singgah di pelabuhan-pelabuhan dagang di Sriwijaya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penduduk kerajaan Sriwijaya saling menghargai keragamaan
budaya yang ada.
Pada masa pemerintahan Raja Balaputra Dewa, kerajaan Sriwijaya mengalami
perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya perdagangan di perairan
Sriwijaya sebagai jalur dagang internasionaL.
F.Kerajaan Kediri
1. Letak kerajaan
Airlangga ialah seorang raja bijaksana yang sangat memperhatikan aspek suksesi atau
pergantian pemerintahan. Hal tersebut tercermin  ketika sang putra mahkota bernama
Sanggaramawijaya Tungga Dewi, seorang perempuan, menolak menduduki tahta. Tahta
tersebut kemudian diserhkan kepaa anak laki-lakinya bernama jayengrana dan Jayawarsa
untuk menjadi raja.
2. Sumber sejarah
Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri dapat diketahui dari beberapa prasasti dan
berita Cina. Beberapa prasasti tersebut, yaitu sebagai berikut. Prasasti Sirahketing ( 1104
M) yang berisi tentang pemberian hak-hak istimewa kepada Marjaya yang sangat loyal
kepada Raja Jayawarsa. Kemudian Prasasti  Padlegan (1117 M) dan Prasasti
Panumbangan I (1120 M) yang berisi tentang riwayat Raja Bameswara. Serta Prasati
hantang (1135 M) dan Prasasti talang ( 1136 M) yang terdapat pada masa pemerintahan
Rajabaya.
3. Kehidupan Politik, Ekonomi,Sosial, dan Budaya
Kehidupan Politik. Dianatara raja-raja yang lain, Jayabaya dikal sebagai raja yang besar
karena pada masa pemerintahannya Kerajaan Jeggala dan Kediri berhasil disatukan lagi.
Kehidupan dalam bidang ekonomi diperoleh dari berita Cina. Kehidupan Sosial.
Kehidupan sosila di Kerajaan Kediri dapat diperoleh dari Kitab Ling Wai Tai ta ditulis
Chou K’u fei dan Chu fan chi yang ditulis Chau Ju Kua. Kehidupan
Budaya,perkembangan kesustraan sangant pesat terutama pada masa pmerintahan
Kameswara (1182-1185).

7
1. Runtuhnya Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri runtuh pada 1222 M, akibat
mengalami kekalahan dalam peperangan melawan Ken Arok Genter.
2. Kerajaan Singhasari
3. Suksesi Pemerintahan
Kerajaan Singharasi sebagai kelanjutan dari kerajaan Kediri, merupakan kerajaan yang
penuh dengan perebutan kekuasaan di antara keluarga raja. Raja pertama yang berkuasa
ialah Ken Arok. Dalam pertempuran di Genter, Ken Arok berhasil merebut kekuasaan,
sekaligus menobatkan diri sebagai raja pertama Kerajaan Singharasi, dengan gelar Sri
Rajasa Sang Amurwabhumi. Kekuasaan Raja Ken Arok Berakhir pada 1227, setelah ia
dibunuh oleh Anuspati, anak Ken Dedes dari perkawinan dengan Tunggul Ametung.
4. Ekspedisi Pamalayu
Pada 1268, Kertanegara menjadai Rahja singhasari. Tampilnya raja baru sunghasari
membawa perubahan yang berarti dalam tatanan politik Singhasari. Pada 1275 ,
Kertanegara mengirimkan pasukan ke sumatera yang terkenal dengan sebutan Ekspedisi
Pamalayu. Ekspedisi ini bertujuan menurut pengakuan Melayu dan Sriwijaya atas
kekuasaan Singhasari, seta untuk mencegah anacaman dari daratan Cina.
5. Runtuhnya Singhasari
Pada 1292, Kublai Khan mengirimkan pasukan ke Jawa yang dipimpin oleh tiga orang
panglima perang., Shun-pi Ihen-mi-shin, dan Kau Hsing.Untuk menghadapi serangan
tersebut, tentara Singhasari dikerahkan ke pantai-pantai utara.
G. Kerajaan Bali
1. Letak Kerajaan
Bali di sebuah pulau kecil di dekat jawa timur. Sejak berdirinya Kerajaan Bali pertama
yang berpusat di Singhamandawa dengan raja pertama di Ugrasena abad ke-8.
2. Sumber Sejarah
Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan bagaimana
pergantian diantara satu keluarga raja dan keluarga raja lain. Prasasti-prasasti yang
ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa Bali pernah dikuasai Singhasari
abad ke-10 dan Majapahit abad ke-14, sedangkan pergantian antara satu dinasti lain
tidak diterangkan dalam prasasti-prasasti tersebut.
3. Kehidupan Politik
Terdapat perbedaan antara struktur Kerajaan Bali lama (8-14M) Dan Kerajaan Bali
yang berkuasa berikutnya (sejak abad ke -15). Dalam struktur kerajaan lama, raja-raja
Bali dibantu oleh badan penasihat pusat yang disebut pakirakiran I jro makabehan.

8
Badan ini terdiri atas beberapa senapati dan pendeta Siwa yang bergelar Dang Acaryya
dan pendeta Budha yang bergelar Dang Upadhyaya.
4. Kehidupan Ekonomi
Untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk Bali yang terus meningkat, raja-raja
Bali memutuskan perhatiannya pembangunan aspek ekonominya pada sektor pertanian.
Berdasarkan sumber prasasti di Bali, diketahui bahwa sejak dulu masyarakat Bali hidup
bercorak tanam.
5. Kehidupan Sosial dan Budaya
Struktur masyarakat Kerajaan Bali Kuno didasarkan atas empat hal, yaitu pembagian
golongan dalam masyarakat, pembagian warisan, kesenian,agama, dan kepercayaan.
Golongan masyarakat pada Kerajaan Bali lama dibagi dua, yaitu caturwarna (empat
kasta dalam agama Hindu) dan golongan luar kasta yang disebut jaba.
H. Kerajaan Sunda Pajajaran
1. Letak Kerajaan
Kerajaan Sunda yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat merupakan
kerajaan yang bercorak Hindu. Berdasarkan Carita Parahyangan,Kerajaan Sunda
Pajaran merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang runtuh pada abad ke7.
2. Sumber Sejarah dan Kehidupan Politik
 Raja Rahyang Niskala
Berdasarkan bukti-bukti yang tertulis dalam prasasti diAstanagede, Kawali, di
Kawali  telah berkuasa Prabu Raja Wastu. Dia adalah tokoh yang sama dengan
nama yang ditulis pada Prasasti Batutulis, Bogor, yaitu  Rahyang Niskala Wastu
Kancana. Raja ini mendirikan keraton di Surawisesa dan dimakamkan di
Nusalarang,
 Sri Baduga
Menurut kitab Pararaton dan Carita Parahyangan, Rahyang Dewa Niskala
digantikan oleh Sri Baduga Maharaja. Raja ini hanya berkuasa selama tujuh tahun
sebelum mati dalam peristiwa Perang Bubat,
 Prabu Niskala
Sepeninggal Sri Baduga, seharusnya takhta diserahkan kepada anaknya bernama
Prabu Niskala Wastu Kancana. Akan tetapi, putra mahkota tersebut masih kecil ,
maka kekuasaan diserahkan kepada pamannya bernama Hyang Bunisora yang
berkuasa sampai 1371. Sejak 1371, Prabu Niskala Wastu Kancana naik takhta,
dan menurut Carita Parahyangan dia memerintah selama 104 tahun (1371-1474).

9
 Ningrat Kancana
Sepeninggal Prabu Niskala Wastu Kancana, kerajaan diperintah oleh Ningrat
Kancana selama tujuh tahun. Dia tidak lama memerintah karena dia berbeda
dengan raja-raja sebelumnya, banyak melanggar tradisi raja-raja Sunda.
 Masa Ratu Jayadewata
Pengganti Ningrat Kancana ialah Sang Ratu Jayadewata yang sti Batutulis
memerintah di ibu kota lama Pakuan Pajajaran (1428-1521). Pada masa
pemerintahannya, kerajaan Sunda mulai terancam oleh orang-orang yang tidak
setia pada kerajaan. Mereka adalah penduduk Pajajaran yang mulai memeluk
agama Islam, terutama yang tinggal di pesisir utara Banten di ujung barat dan
Cirebon.
 Masa Prabu Ratu Dewata
Raja yang berkuasa berikutnya, yaitu Prabu Ratu Dewata (1535-1545), harus
menghadapi serangan yang bertubi-tubi dari pasukan kerajaan Islam Banten. Ibu
kota Pajajaran berkali-kali diserang terutama dari arah utara. Serangan yang
dipimpin oleh Sultan Banten Maulana Hasanuddin dan anaknya Maulana Yusuf
berhasil merebut beberapa wilayah penting di Pajajaran bagian barat dan
pelabuhan-pelabuhan penting di pesisir utara.
1. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya
 Kehidupan Ekonomi
Berita mengenai aspek kehidupan ekonomi dan sosial Kerajaan Sunda diperoleh
dari catatan bangsa Portugis. Menurut catatan Tome Pires, seorang Portugis,
barang-barang tersebut diangkut dengan perahu jung, baik yang dimiliki
pedagang luar maupun Kerajaan Sunda. Dikatakan bahwa sebanyak enam buah
perahu juga telah dibuat di pelabuhan tersebut dan dimiliki oleh para pedagang
kerajaan ini. Dapat disimpulkan Kerajaan Sunda adalah kerajaan yang telah
mengembangkan kegiatan ekonomi pada sektor perdagangan.
 Kehidupan Sosial-Budaya
Menurut catatan Tome Pires, hak waris tahkta diserahkan kepada putra mahkota.
Namun jika raja tidak memiliki anak, raja daerah yang terbesar bisa diangkat
menjadi raja pusat.

10
I. Kerajaan Majapahit
1. Pendiri Kerajaan
Raja-raja yang berkuasa di Majapahit masih keturunan dari raja-raja Singhasari. Raden
Wijaya sebagai raja pertama Majapahit adalah keturunan lansung dari Ken Arok dan
Ken Dedes. Neneknya, Mahesa Cempaka adalah cucu Ken Arok dan Ken Dedes.
2. Gajah Mada dan Sumpah Palapa
Menurut kitab Paraton , sesudah peristiwa Sadeng, Gajah Mada mengeluarkan sumpah
yang sangat terkenal dalam sejarah, yaitu Sumpah Palapa. Dalam sumpah yang
dilakukan di depan raja dan  pembesar Majapahit itu, dia menyatakan tidak akan amukti
palapa sebelum dapat menundukkan seluruh Nusantara,yaitu Gurun (Maluku),Seram,
Tanjungpura,Haru,Pahang,Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.
3. Peristiwa Bubat
Kerajaan Sunda tidak mengakui kedaulatan Majapahit. Oleh karenanya, kerajaan ini
pernah diserang sebanyak dua kali. Namun, usaha untuk menundukkan Kerajaan Sunda
tersebut mengalami kegagalan. Menurut kitab Pararaton dan Sunda dilakukan dengan
tipu muslihat. Pada 1357, Gajah Mada berhasil mendatangkan Raja Sunda, Sri Baduga
Maharaja, bersama putrinya bernama Dyah Pitaloka beserta pengiringnya ke ibu kota
Majapahit. Hayam Wuruk bermaksud meminang Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya.
Gajah Mada menghendaki perkawinan Dyah Pitaloka dengan Hayam Wuruk tersebut
dianggap sebagai pengakuan terhadap kedaulatan Majapahit. Tentu saja Sri Baduga
Maharaja menolak persyaratan tersebut. Tindakan penolakan tersebut dijwab oleh
pasukan Gajah Mada dengan membinasakan seluruh rombongan Kerajaan Sunda.
Peristiwa ini dikenal sebagai Peristiwa Bubat.
4. Struktur Kerajaan Majapahit
Struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit bersifat teritorial dan desentralisasi dengan
susunan birokrasi yang besar dan terperinci.     Pemerintahannya bersifat nepotisme
atau pengangkatan anggota keluarga dan kerabat kerajaan dalam struktur pemerintahan.
Dalam struktur birokrasi pemerintahannya, raja dibantu oleh tiga maha mentri, yaitu
Ihino,Ihalu, dan Isirikan.   Ketiga maha menteri tersebut dibantu oleh lima orang
rakryan. Mereka adalah rakrayan mahapatih ( Patih Amangkubumi), rakrayan
demung,rakrayan tumenggung, rakrayan rangga, dan rakrayan kenuruhan.
5. Kehidupan Ekonomi
Menurut berita dan Cina, Majapahit telah memperdagangkan garam, beras, lada, emas,
intan, kapas, cengkih, pala, kayu cendana, dan gading.

11
6. Kemunduran dan Keruntuhan Majapahit
Persaingan dan perselisihan bermula ketika anak Hayam Wuruk bernama Bhre
Wirabhumi, lahir dari selir, yang diberi kekuasaan di Blambangan, berselisih dengan
Wikramawardhana yang mengawini putri Hayam Wuruk, Wikramawardhani.
Sebenarnya yang berhak menjadi raja adalah Wikramawardhani, namun
Wikramawardhani menyerahkan kekuasaannya pada suaminya, Wikramawardhana.
Kemarahan Bhre Wirabhumi semakin memuncak setelah raja Wirakmawardhana
(1389-1401) menyerahkan kekuasaannya pada anaknya bernama Suhita. Selama lima
tahun (1401-1406) terjadi peperangan antara Whirabumi di satu pihak dan
Wirakmawardhana dan Raja Suhita dipihak lain. Perang disebut Perang Paregreg yang
berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi 1406 ini menyebabkan semakin lemahnya
kedudukan Majapahit. Beberapa kerajaan di daerah tidak lagi mengakui kekuasaan
Majapahit.

D. Pengaruh dan Warisan Kebudayaan Hindu-Buddha


1. Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha
Perkembangan Hindu-Buddha yang paling nyata dibidang politik yang paling nyata
adalah diperkenakannya system kerajaan. Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam
masyarakat. Kedudukan pemimpin dalam masyarakat berubah menjadi mutlak dan
turun temurun berdasarkan hal waris (atau dinasti) yang sesuai dengan peraturan
hukum kasta.
2. Perubahan dalam Bidang Sosial  Sejalan dengan pengaruh agama Hindu-Buddha,
masyarakat nusantara terbagimenjadi beberapa golongan sesuai dengan aturan kasta.
3. Perubahan dalam bidang kebudayaan
Pengaruh Hindu-Buddha di bidang kebudayaan  terutama berkaitan dengan
penyelenggaraan upacara keagamaan, seperti upacara sesajen, pembuatan relief, dan
candi serta penggunaan bahasa sansekerta.
4. Warisan Kebudayaan Hindu-Buddha
a. Arsitektur
Arsitektur warisan kebudayaan Hindu-Buddha dapat dilihat dari stupa dan candi
serta arca. Awalnya stupa dikenal sebagai kuburan kubah atau bukit makam
yang sederhana.  Di Nusantara hanya terdapat di Borobudur, Jawa Tengah,
Samberawan di Jawa Timur, dan Muara Takus di Riau. Adapun candi

12
merupakan bangunan peninggalan masa lalu yang digunakan untuk memuliakan
orang yang telah meninggal, khusus bagi para raja yang meninggal.
b. Seni Sastra
Seni sastra peninggalan kerajaan Hindu-Buddha tampak dalam penulisan
prasati,kitab dan Kakawin Kitab adalah sebuah karangan tentang kisah, catatan,
atau laporan suatu peristiwa.Didalam kitab berisi rangkaian puisi yang terdiri
atas bebrapa bait, ditulis dalam bahasa yang indah yang disebut dengan
kakawin.
c. Seni Rupa/ Ukir
Karya seni rupa banyak dijumpai dalam bentuk relief yang dipahatkan pada
dinding candi, biasanya berupa gambar dan hiasan serta ada yang merupakan
rangkaian cerita atau kisah orang-orang tertentu. Relief itu antara lain dapat
ditemukan di candi Borobudur, Prambanan, dan Pantaran.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sejarah perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia ada beberapa teori
yang menyebutkannya. Adapun teori itu adalah teori Sudra, Teori Waisya, Teori Ksatria,
Teori Brahmana dan Teori Arus Balik. Adapu teori yang paling utama adalah teori Brahmana
karena ada dua alasan yang mendasarinya yaitu yang pertama hanya kaum Brahmana yanag
mengerti kitab Weda, dan yang kedua hanya kaum Brahmana yang mengerti tulisan
Sansekerta dan bahasa Pallawa.
Adapun kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia yaitu Kutai,
Kalingga, Sriwijaya, Mataram Kuno, Medang Kamulang,Kediri, Singosari,dan Majapahit
yang dimana kesemua kerajaan ini memiliki peninggalannya masing-masing dan masih dapt
dibuktikan secara nyata sampai saat ini.
Banyak peninggalan-Peninggalan sejarah kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
diantaranya, adanya pengaruh kebudayaannya yang berupa system kerajaan turun temurun,
adanya penggolongan masyarakat dengan system kasta. Ada juga perubahan di bidang
kebudayaan yang berupa penyeleggaraan ibadah upacara agama seperti upacara sesajen dan
lain sebagainya.
Selain kebudayaan, ada juga warisan yang ditinggalkan dari sejarah Hindu-Buddha yaitu
berupa candi, stupa dan arca.  Ada juga aeni sastra dalam penulisan prasasti dan seni rupa
yang berupa relief yang dipahat pada dinding-dinding pada candi.

14
DAFTAR PUSTAKA
 
Al Muzzammil, Zham. ”Sejarah Agama Hindu dan Buddha Di Indonesia”.
Diambil pada Tanggal 15 September 2018. Dari
https://www.academia.edu/12226964/SEJARAH_AGAMA_HINDU_DAN_BUDDHA_DI_I
NDONESIA, 2016.
Kurniati Sumantri, Yeni. ”Sejarah Indonesia Kuno”. Diambil pada Tanggal 15 September
2018. Dari http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197706022003122-
YENI_KURNIAWATI_SUMANTRI/Bahan_ajar_SIK.pdf, 2016.
Subur, Tjahjono. “Memelihara Warisan Budaya Tak Benda”. Diambil pada Tanggal 15
September 2018. Dari: ttps://id.wikipedia.org/wiki/Warisan_budaya, 2014.
Supriatna, Nana. Sejarah Indonesia.Bandung:Grafindo Media Pratama, 2016.
Teguh. ”Devenisi Kebudayaan dan Pengertian Budaya Warisan”. Diambil pada Tanggal 15
September 2018. Dari https://satujam.com/definisi-kebudayaan/, 2017.
Yusnaldi, Eka.Ilmu Pengetahuan Sosial.Medan:Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sumatra Utara, 2017.
Yusnaldi, Eka. Kemasyarakatan.Medan:Perdana Publishing, 2018.
 [1] Teguh.”Devenisi Kebudayaan dan Pengertian Budaya Warisan”. Diunduh pada Tanggal
15 September 2018. Dari https://satujam.com/definisi-kebudayaan/.
[2] Tjahjono, Subur. “Memelihara Warisan Budaya Tak Benda”. Diunduh Tanggal 15
September 2018. Dari: ttps://id.wikipedia.org/wiki/Warisan_budaya.
[3] Zham Al Muzzammil.”Sejarah Agama Hindu dan Buddha Di Indonesia”. Diunduh pada
Tanggal 15 September 2018. Dari
https://www.academia.edu/12226964/SEJARAH_AGAMA_HINDU_DAN_BUDDHA_DI_I
NDONESIA
[4] Eka Yusnaldi,Ilmu Pengetahuan Sosial(Medan:Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sumatra Utara,2017),hlm.7
[5] Nana Supriatna,Sejarah Indonesia(Bandung:Grafindo Media Pratama,2016),hlm.52
[6] Yeni Kurniati Sumantri.”Sejarah Indonesia Kuno”.Diambil pada Tanggal 15 September
2018.Dari http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197706022003122-
YENI_KURNIAWATI_SUMANTRI/Bahan_ajar_SIK.pdf.
[7] Eka Yusnaldi,Kemasyarakatan(Medan:Perdana Publishing,2018),hlm.27
[8] Nana Supriatna,Sejarah Indonesia(Bandung:Grafindo Media Pratama,2016),hlm.56-77

15

Anda mungkin juga menyukai