Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN ZAMAN HINDU DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Nasional

Dosen Pengampu : Drs. Bambang Saptono, M.Si.

Disusun oleh:

Laily Novrisa Kurnia P 18108241011

Herlinda Rosyida 18108241078

Jihan Luthfi Salsabila 18108241106

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendidikan
Zaman Hindu di Indonesia” tepat pada waktunya. Tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Nasional.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan Bapak Drs. Bambang
Saptono, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah ini serta teman-teman yang sudah
mendukung secara materi maupun non materi dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
masih ada kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 3 Oktober 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Pendidikan Zaman Hindu di Indonesia.......................................................................................6
B. Tujuan Pendidikan Hindu di Indonesia.......................................................................................7
C. Sifat Pendidikan..........................................................................................................................7
D. Jenis-Jenis Pendidikan................................................................................................................8
E. Lembaga Pendidikan...................................................................................................................8
F.   Ilmu Pengetahuan dan Karya Sastra........................................................................................10
KESIMPULAN..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nasional saat ini tidak lepas dari sejarah pendidikan Indonesia masa
lalu yaitu sejak zaman praaksara di mana manusia di Indonesia belum mengenal tulisan.
Pada zaman praaksara, pendidikan hanya dilakukan dalam lingkup keluarga yaitu orang
tua mengajari anaknya tentang keterampilan berburu, meramu, dan bercocok tanam untuk
mencari makan. Ketika zaman perundagian, pendidikan diarahkan pada keterampilan
membuat berbagai peralatan logam seperti nekara dan moko.
Kemudian masuklah pengaruh hindu- budha ke Indonesia. Masuknya pengaruh
hindu- budha berawal dari jalur perdagangan. Dari situlah terjadi asimilasi budaya dan
lambat laun para pedagang tersebut mengajarkan agama hindu- budha. Tentu dengan
adanya asimilasi budaya tersebut berpengaruh pada pendidikan di nusantara (Indonesia).
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana pendidikan zaman hindu di
Indonesia maka dalam makalah ini akan membahas mengenai pendidikan Indonesia
zaman hindu. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai pendidikan zaman hindu di Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pendidikan zaman hindu di Indonesia?
2. Apa tujuan pendidikan hindu di Indonesia?
3. Bagaimana sifat pendidikan hindu di Indonesia?
4. Apa jenis- jenis pendidikan hindu di Indonesia?
5. Bagaimana lembaga pendidikan hindu di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pendidikan zaman hindu di Indonesia.
2. Mengetahui tujuan pendidikan hindu di Indonesia.
3. Mengetahui sifat pendidikan hindu di Indonesia.
4. Mengetahui jenis- jenis pendidikan hindu di Indonesia.
5. Mengetahui lembaga pendidikan hindu di Indonesia.

4
5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Zaman Hindu di Indonesia


Pendidikan zaman hindu di Indonesia bermula pada para pedagang hindu yang
datang ke Indonesia untuk berdagang dan menyebarkan agama. Teori masuknya hindu di
Indonesia umumnya terbagi menjadi dua pendapat. Pendapat pertama mrnyebutkan
bahwa dalam proses masuknya agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif.
Indonesia dianggap hana sekedar menerima budaya dan agama dari India. Terdapat teori
yang mendukung pendapat ini, yaitu teori Brahmana, teori Wisya, teori Ksatria. Pendapat
kedua menyebutkan bahwa Indonesia berperan aktif dalam proses penerimaan agama dan
kebudayaan hindu. Teori yang mendukung pendapat ini adalah teori arus balik dan teori
sudra (Mardiani, Umasih, dkk, 2019: 333).
Terlepas dari berbagai teori di atas, dengan masuknya para umat hindu di
Indonesia maka berpengaruh pada beberapa aspek kehidupan masyarakat di Indonesia.
Pengaruh tersebut bahkan tidak lepas dari kehidupan saat ini. Salah satu pengaruh
tersebut yaitu dalam bidang pendidikan di Indonesia. Misalnya saja mengenai bahasa dan
sastra ditunjukkan dengan adanya huruf pallawa dan bahasa sanskerta yang terdapat di
kerajaan- kerajaan hindu. Selain itu, pengaruh hindu dapat dilihat dari banyaknya hasil
karya sastra, misalnya Kitab Ramayana dan Mahabarata.
Pendidikan pada zaman hindu masih terbatas pada golongan minoritas yaitu kasta
atas (Brahmana dan Ksatria), belum mencakup golongan mayoritas yaitu kasta bawah
(Waisya dan Sudra). Akan tetapi, pada implementasinya di Indonesia tidak seketat seperti
di India. Pendidikan pada zaman hindu diselenggarakan di dalam keluarga, dalam
kehidupan masyarakat, dan dalam lembaga pendidikan. Pendidikan yang diselenggarakan
dalam lembaga pendidikan sering disebut sebagai perguruan (Paguron) atau pesantren.
Pada awalnya yang menjadi pendidik adalah kaum brahmana kemudian para empu.
Terdapat tingkatan guru, yaitu (1) guru keraton, yang di mana murid- muridnya berasal
dari anak- anak raja dan bangsawan; (2) guru pertapa, yang di mana murid- muridnya
berasal dari kalangan rakyat jelata, Namun guru pertapa dapat selektif dalam menerima
seseorang untuk menjadi muridnya. Pendidikan bersifat otonom, artinya para pemimpin
pemerintahan (para raja) tidak ikut campur dalam pengelolaan pendidikan.
Konsep pendidikan pada zaman ini lebih menekankan pada pendidikan spiritual
religius karena tujuan utamanya adalah menyebarkan agama. Tujuan dari pendidikan saat
itu adalah dapat menciptakan atau mewujudkan suatu masyarakat yang mengerti tugas
dan kewajibannya dalam hidup secara individu maupun masyarakat yang tidak terlepas
dari ajaran agama hindu (Printina, 2019: 23).

B. Tujuan Pendidikan Hindu di Indonesia


Tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup yaitu manusia hidup untuk
mencapai moksa bagi agama Hindu. Karena itu secara umum tujuan akhir adalah
mencapai moksa. Secara khusus mungkin dapat dibedakan sebagai berikut :
Bagi kaum Brahmana (kasta tertinggi) pendidikan bertujuan untuk menguasai kitab suci
Weda sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan universal.
Bagi golongan Ksatria sebagai raja yang berkuasa, pendidikan bertujuan untuk memiliki
pengetahuan teoritis yang berkaitan tentang pengaturan pemerintahan (kerajaan).
Bagi rakyat biasa, pendidikan bertujuan agar warga masyarakat memiliki keterampilan
yang dibutuhkan untuk hidup, sesuai dengan pekerjaan yang secara turun temurun.
Misalnya keterampilan bercocok tanam, pelayaran, perdagangan, seni pahat dan
sebagainya.

C. Sifat Pendidikan
 Informal, karena pendidikan masih bersatu dengan proses kehidupan
 Berpusat pada religi, karena kehidupan atas dasar kepercayaan dan keagamaan
menguasai segala-galanya.
 Penghormatan tertinggi terhadap guru, karena gurunya adalah kaum Brahmana (kasta
tertinggi dalam masyarakat Hindu) dan tidak memperoleh imbalan gaji. Mereka menjadi
guru semata-mata karena kewajiban sebagai Pandita atau Brahmana yang didasarkan pada
perasaan tulus, mengabdi tanpa pamrih (tanpa memikirkan imbalan dunia).
 Aristokratis artinya pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja yaitu
golongan Brahmana, pendeta dan golongan Ksatria dan golongan keturunan raja-raja.
Dalam agama kita kenal penggolongan berdasarkan kasta, namun di Indonesia perbedaan
tidak begitu tajam dan menonjol. Yang menonjol adalah antara golongan raja-raja dan
rakyat jelata.

D. Jenis-Jenis Pendidikan
Beberapa jenis pendidikan pada zaman Hindu dapat dibedakan menjadi beberapa
golongan diantaranya sebagai berikut :
Pendidikan Intelektual
Kegiatan pendidikan ini dikhususkan untuk menguasai kitab-kitab suci Weda. Weda
dipelajari oleh kaum Brahmana. Pada waktu itu hanya golongan Brahmanalah yang
berhak mempelajari kitab suci Weda. Pendidikan intelektual juga berkaitan dengan
penguasaan doa dan mantera yang berkaitan dengan penguasaan alam semesta dan
pengabdian kepada Syiwa.
Pendidikan Kesatriaan
Kegiatan pendidikan ini dilakukan untuk mendidik kaum bangsawan keluarga istana
kerajaan, untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan mengatur
pemerintahan (kerajaan), mengatur Negara, dan belajar untuk berperang.
Pendidikan Keterampilan
Pendidikan keterampilan dan oendidikan kesatriaan merupakan pendidikan kegiatan yang
deprogram secara tertib (dalam arti pendidikan bagi kaum Brahmana dan bangsawan
[keluarga raja]) sudah berjalan dengan teratur. Sedangkan pendidikan keterampilan yang
diajukan bagi masyarakat jelata berlangsung secara informal yang berlangsung dalam
keluarga sesuai dengan keterampilan yang dimiliki orang tuanya. Seorang pemahat akan
diwariskan keterampilannya kepada anak-anaknya begitu pula dengan para petani,
nelayan dan sebagainya.

E. Lembaga Pendidikan

Pendidikan pada waktu itu masih bersifat informal, belum ada pendidikan formal
dalam bentuk sekolah seperti yang kita kenal sekarang ini. Namun dengan demikian ada
beberapa tempat yang biasa dijadikan sebagai lembaga pendidikan.
1.      Padepokan atau Pecatrikan
Merupakan tempat berkumpulnya para catrik, yaitu murid-murid yang belajar kepada
guru disuatu tempat, sehingga disebut pecatrikan dan dengan nama lain biasa juga
disebut padepokan. Dari kata-kata catrik dan pecatrikan itulah muncul kata santri dan
pesantren. Jadi lembaga pesantren sudah dikenal keberadaannya sejak zaman Hindu
Budha. Dipesantren dan atau padepokan itulah berkumpul para murid, khususnya
keturunan Brahmana utnuk mempelajari segala macam pengetahuan yang bersumber
dari kitab suci ( Veda dan Upanishad bagi Hindu serta Tripitaka bagi Budha). Dicandi
Borobudur terlihat suatu lukisan yang menggambarkan suatu proses pendidikan seperti
yang berlaku sekarang ini. Ditengah-tengah pendopo besar seorang Brahmana atau
pendeta duduk dilingkari oleh murid-muridnya, semuanya membawa buku, dan
mereka belajar membaca dan menulis. Guru tidak menerima gaji namun dijamin oleh
murid-muridnya untuk hidup. Yang menjadi dasar pendidikan adalah agama Budha
dan Hindu, seperti dapat kita lihat relief-relief yang tertulis dicandi Borobudur
( Budha) dan candi Prambanan (Hindu).
2.      Pura
Merupakan tempat yang berada di istana. Tempat ini diperuntukkan bagi putra-putri
raja belajar. Mereka diberi pelajaran yang berkaitan dengan hidup sopan santun
sebagai keturunan raja yang berbeda dengan masyarakat biasa. Mereka belajar tentang
mengatur Negara, ilmu bela diri baik secara fisik maupun secara batiniah.
3.      Pertapaan
Karena orang yang bertapa dianggap telah memiliki pengetahuan kebatinan yang
sangat tinggi. Oleh karenaitu para pertapa menjadi tempat bertanya tentang segala hal
terutama berkaitan dengan hal-hal yang gaib.
4.      Garfunkel
Pada waktu itu pendidikan keluarga juga ada sampai sekarang juga tapi hanya
pendidikan sebagai informal. Dalam keluargalah akan terjadi partisipasi dalam
menyelesaikan pekerjaan orang tua yang dilakukan anak-anak dan anggota keluarga
lainnya.
F.   Ilmu Pengetahuan dan Karya Sastra

Pada masa kejayaan kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia ini telah terjadi
perkembangan ilmu pengetahuan dan karya seni yang sangat tinggi. Seperti telah
dikemukakan pada kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan Budha yang terbesar di
Indonesia, pada saat iru telah berdiri lembaga pendidikan setaraf “perguruan tinggi”.
Perguruan tinggi tersebut dapat menampung berates-ratus mahasiswa biarawan Budha dan
adapat belajar dengan tenang, mereka tinggal di asrama-asrama khusus.
Sistem dan metode sesuai yang ada di India, sehingga biarawan Cina dapat belajar di
sriwijaya sebelum melanjutkan belajar di India. Di Sriwijaya terkenal mahaguru yang
berasal dari India yaitu Dharmapala dan mengajarkan agama Budha Mahayana. Dipulau
Jawa pada waktu Mataram diperintah oleh seorang ratu terdapat sekolah agama Budha
yang dipimpin oleh orang Jawa yaitu Janadabra.
Pada sekitar abad ke-14 sampai kira-kira abad ke-16 menjelang jatuhnya kerajaan
Hindu di Indonesia, kegiatan pendidikan tidak lagi dilakukan secara meluas seperti
sebelumnya tetapi dilakukan oleh para guru kepada siswanya yang jumlahnya terbatas
dalam suatu padepokan. Pendidikan pada zaman tersebut, mulai dari pendidikan dasar
sampai dengan pendidikan tinggi pada umumnya dikendalikan oleh para pemuka agama.
Namun demikian pendidikan dan pengajaran tidak dilaksanakan secara formal, sehingga
seorang siswa yang belum puas akan ilmu yang diperolehnya dapat mencari dan pindah
dari guru yang satu ke guru yang lainnya. Kelompok bangsawan, ksatria dan kelompok
elit lainnya mengirimkan anak-anaknya kepada guru untuk dididik atau guru diundang
untuk datang mengajar anak-anak mereka.
KESIMPULAN

Bahwa pendidikan pada zaman Hindu dan Budha ini melalui penyebaran agama yang
pada waktu dulu belum ada sekolah-sekolah yang kita lihat sekarang ini. Pendidikan dulu
dengan sekarang sangatlah berbeda sekali. Dulu para biarawan maupun ulama menjadi guru itu
tanpa di kasih imbalan dunawi. Mereka juga mendapatkan pendidikan dari keluarganya juga,
kalau keluarganya ahli petani maka anaknya akan belajar dari seorang ayahnya dan ilmu yang
di perolehnya juga hanya untuk anaknya saja. Mereka belajar keterampilan, kesatriaan dan
sebagainya. Anaknya seorang raja mempunyai tempat tersendiri untuk belajar yang disebut
dengan Pura, sejauh ini putra-putrinya belajar tentang ilmu tata kenegaraan, sopan santun dan
ilmu bela diri. Materi yang diajarkan bukan hanya bersifat umum tapi mempelajari ilmu-ilmu
yang bersifat spiritual religious juga.
Murid juga dapat berpindah dari guru yang satu ke guru yang lainnya untuk belajar. Kini
pendidikan semakin tua seperti usia manusia. Khusus untuk  materi keterampilan ini biasannya
diselenggarakan secara turun temurun melalui jalur kastanya masing-masing seperti
keterampilan bermain pedang, berperang, berpanah, menunggang kuda dan seni pahat.
Menjelang jatuhnya kerajaan Hindu, pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dipegang oleh
kaum ulama.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiani, N, Umasih, dan Winarsih, M. (2019). Materi Sejarah Masa Hindu- Buddha dan

Penggunaan Sumber Belajar dalam Pembelajarannya di SMK. Jurnal Tamaddun.


Volume 7.

Printina, I. 2019. Membumikan Moral & Cinta Benih Bangsa. Yogyakarta: Deepublish
Publisher.

Djojonegoro, Wardiman. (1996). Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia.


Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudyaan.

Djumhur, dkk. (1976). Sejarah Pendidikan. Bandung : CV Ilmu Bandung.

Anda mungkin juga menyukai