Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Teori dan Proses Masuk dan Perkembangan Islam di Nusantara

Dosen Pembimbing:

Drs. mustaqim Fadhil, M.S.I

Disusun oleh:

Qonitah Dzahabiyyah (20191113009)

Mata Kuliah : Agama Islam dan Kemuhammadiyahan 3

PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugasini. Berisikan pembahasan tentang Teori dan Proses
Masuk dan Perkembangan Islam di Nusantara.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah yang selalu
memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kami. Selain itu, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada orangtua dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dalam
proses belajar di perkuliahan ini. Semoga dukungan dan semangat tersebut dapat menjadi
motivasi penulis dalam mengembangkan diri dan berkarya.
            Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi para
pembaca yang sedang dalam proses belajar. Semoga kita semua selalu memiliki semangat
dalam belajar dan berkarya.

Surabaya, 2021

ii
Daftar isi

Cover................................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................... ii

Daftar Isi..............................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

1.2 Latar Belakang..................................................................................... 1


1.3 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
Bab II Landasan Teori
A. Ayat Al – Quran Tentang Proses Masuk dan Perkembangan
Islam....................................................................................................3
Bab III Gambaran Umum
A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia..................................................19
Bab IV Pembahasan
A. Ayat Al – Quran Tentang Proses Masuknya dan Perkembangan
Islam....................................................................................................3
B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.................................................5
Bab V
A. Kesimpulan...........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
C. Daftar Pustaka…………………………………………………………20

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1 Bab I.
2 Pendahuluan
3 A. Latar Belakang
4 Guru merupakan bagian kesadaran sejarah pendidikan dunia. Citra guru dan pendidikan
5 guru berkembang serta berubah sesuai dengan perkembangan konsep dan presepsi manusia
6 terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Kinerja guru pada dasarnya dikonsep sebagai
7 kemampuan memberi serta mengembangkan pengetahuan dari peserta didik. Tetapi,
beberapa
8 tahun terakhir konsep, persepsi dan penilaian terhadap kinerja guru mulai bergeser. Penilaian
9 kinerja guru adalah salah satu dalam melaksanakan tugas maupun fungsi yang melekat pada
10 jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku untuk menjamin terjadinya
11 proses pembelajaran yang berkualitas disemua jenjang pendidikan. Pelaksanaan
penilaian
12 kinerja guru bukan untuk menyulitkan guru namun penilaian kinerja guru dilakukan untuk
13 mewujudkan guru yang professional, dikarenakan harkat dan martabat suatu profesi
yang
14 bermutu, menemukan secara tepat tentang kegiatan guru didalam maupun diluar kelas untuk
15 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akan member konstribusi langsung pada
16 peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sehingga dapat membantu
17 pengembangan karir guru sebagai tenaga professional. Dengan demikian, untuk meyakinkan
18 bahwa setiap guru adalah seorang professional di bidangnya maka penilaian kinerja
guru
19 harus dilakukan terhadap guru disemua satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh
20 pemerintah daerah dan masyarakat. Guru yang dimaksud bukan hanya guru yang
bekerja
21 disatuan pendidikan dibawah kewenangan Kementrian Pendidikan Nasional namun
Indonesia adalah Negara di Asia Tenggara ini disebut sebagai tanah dengan populasi
Muslim tertinggi. Persentase Muslim Indonesia mencapai hingga 12,7 persen dari populasi
dunia. Dari 205 juta penduduk Indonesia, dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam.
Indonesia menempati urutan nomor pertama dari sekian banyak negara Islam di dunia dengan
populasi muslim terbesar, padahal Indonesia bukanlah Negara berbasis Islam. Urutan kedua
adalah Pakistan, India, Bangladesh, Mesir, Nigeria, Iran, Turki, Algeria, dan urutan
kesepuluh adalah Maroko.

Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku
bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial budaya.Suku bangsa Indonesia
yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman, jika dilihat dari sudut antropologi

1
budaya, belum banyak mengalami percampuran jenis-jenis bangsa dan budaya dari luar,
seperti dari India, Persia, Arab, dan Eropa.Struktur sosial, ekonomi, dan budayanya agak
statis dibandingkan dengan suku bangsa yang mendiami da erah pesisir.

Mereka yang berdiam di pesisir, lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukkan ciri-ciri fisik
dan sosial budaya yang lebih berkembang akibat percampuran dengan bangsa dan budaya
dari luar. Meskipun persoalan ini bukan hal baru, namun mendiskusikannya kembali akan
selalu memberi manfaat, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak pernah
mengenal titik terminasi. Kemungkinan sejarah selalu terbuka untuk ditulis ulang didasarkan
pada beberapa hal, di antaranya adalah ditemukannya data baru berkembangnya teori dan
metodologi yang membuka peluang dilakukannya interpretasibaru (reinterpretasi), dan sudut
pandang kajian yang berbeda.

Masuknya Islam ke Indonesia pada abad 7 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari
Arab, menjadi periode terpenting dalam sejarah Indonesia. Islam menyebar di Indonesia
melalui berbagai macam cara di antaranya adalah melalui perkawinan, perdagangan yang
dimotori oleh para saudagar-saudagar Arab, pendidikan (pesantren), budaya dan kesenian.
Islam di Indonesia berpangkal pada kota-kota pelabuhan seperti Samudra Pasai, Malaka, dan
kota-kota pelabuhan lain di pesisir utara Jawa.' Pada abad 13 Islam menyebar di semua
kalangan termasuk raja-raja yang mendirikan kerajaan-kerajaan, salah satunya kerjaan Islam
yang pertama di Nusantara yaitu Samudra Pasai, sedangkan di Jawa perkembangan Islam
muncul setelah kerajaan Demak menggantikan kerajaan Majapahit dan Mataram. Posisi
Islam menjadi lebih kuat saat Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1602.

Tokoh-tokoh Islam banyak melahirkan intelektual Islam yang dilindungi oleh penguasa
(Raja-raja) pada saat itu, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Nuruddin ar-Raniri dan
Abdul Rauf Al-Sankili. Mereka selalu di curigai Belanda dan menjadi ancaman bagi
penjajahan Belanda. Kedatangan Belanda ke Indonesia tidak hanya dilandasi oleh ekonomi
dan politik tetapi juga didasarkan pada tujuan untuk menyebarkan agama sipenjajah ke
Indonesia. Belanda memiliki penasehat agama bernama Snouck Hurgrogne yang melakukan
penyamaran sebagai orang Islam yang bertujuan untuk menghapuskan ajaran Islam dari
gerakan politik yang menentang penjajah. Sikap politik Belanda terhadap Islam dilandasai
oleh kecurigaan, kewaspadaan dan mengawasi segala sesuatu yang berhubungan dengan
Islam. Belanda juga berusaha untuk membatasi penyebaran Islam dan menghalangi pemeluk
Islam untuk melakukan ibadah seperti rukun Islam yang kelima yaitu menunaikan ibadah
Haji. Mereka beranggapan orang yang pulang dari Ibadah Haji lalu kembali ke Indonesia
akan membawa pemikiran-pemikiran baru dari Mekah yang membahayakan bagi kedudukan
pemerintahan Belanda di Indonesia. Belanda takut akan adanya pemberontokan di Indonesia
yang dipimpin oleh mereka yang sudah melakukan Ibadah Haji di Mekah.

2
Umat Islam pada saat itu mengalami berbagai tantangan seperti, pembuangan berbagai
pemuka Islam yang dapat membahayakan kedudukannya di Indonesia seperti Haji Yahya
dari Simabu, Minangkabau yang dibuang ke Ambon pada tahun 1904, Haji Abdul karim
amrullah (ayah Hamka) dibuang ke Sukabumi pada tahun 1941 dan pangeran Diponegoro
yang dibuang ke Makasar pada tahun 1830. Dari sikap-sikap Belanda ini, sehingga
menimbulkan reaksi perlawan di berbagai daerah di Nusantara seperti Perlawanan Rakyat
Aceh, Perang Padri di Sumatra Barat dan Perang di Ponegoro." Perjuangan melawan
penjajahan ini bermunculan dari semangat juang santri-santri di pesantren untuk siap
melawan penjajah, sedangkan ulama menjadi pemimpin dalam perjuangan ini. Perlawanan
terhadap penjajah didukung oleh ulama-lama sebagai elit agama yang ikut melakukan
perjuangan, seperti Cut Nyak Dien, Teungku Umar, Teungku Cik Di Tiro, Imam Bonjol dan
lainnya.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara-cara Islamisasi Indonesia?


b. Bagaimana Fase dan Tahapan Islamisasi?
c. Apa saja sebab - sbab Islamisasi cepat perkembang di Indoncsia?

C. Tujuan Penulisan

a. Memahami bagaimana cara-cara Islamisasi di Indonesia


b. Memahami fase dan tahapan Islamisasi
c. Mengetahui sebab-sebab Islamisasi cepat berkembang di Indonesia

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ayat Al – Quran Tentang Proses Masuk dan Perkembangan Islam

Islam secara keseluruhan diterjemahkan oleh sebagian orang dengan kembali ke Al-
Quran dan hadits, bahkan penerapan hukum Islam atau negara Islam. Meskipun kita bisa
saja bertanya hukum Islam dan negara Islam dalam madzhab siapa dan era siapa. Istilah
masuknya menyeluruh atau berislam secara kaffah berasal dari Surat Al-Baqarah ayat
208 sebagai berikut ini:

ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
ٌ ِ‫ت ال َّش ْيطَا ِن إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬
‫ين‬
“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian
mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,”

3
Sikap setengah-setengah ini yang ditegur oleh Allah SWT sebagai keterangan Syekh
Wahbah Az-Zuhayli berikut ini:

‫ واعملوا بجميع أحكامه فال تنافقوا واحذروا وساوس‬،‫يا أيها المؤمنون ادخلوا في اإلسالم بكليته دون تجزئة أو سالموا‬
‫ أخرج الطبراني أن هذه اآلية نزلت في عبد هللا بن سالم‬.‫الشيطان وال تطيعوا ما يأمركم به إنه عدو ظاهر العداوة لكم‬
‫وأصحابه من اليهود لما عظموا السبت وكرهوا اإلبل بعد قبول اإلسالم فأنكر عليهم المسلمون‬
“Wahai orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam seluruhnya, bukan sebagian-
sebagian, atau berdamailah, dan beramallah sesuai dengan semua hukumnya. Jangan
bersikap munafik. Waspadalah bisikan setan. Jangan kalian ikuti apa yang diperintahkan
setan karena ia adalah musuh yang jelas-jelas memusuhimu. At-Thabarani meriwayatkan
bahwa ayat ini turun perihal Abdullah bin Salam dan sahabatnya dari kalangan Yahudi
ketika mereka mengagungkan hari Sabtu dan enggan terhadap daging unta setelah
mereka memeluk Islam. Tetapi sikap mereka diingkari oleh para sahabat rasul lainnya,” 

[ :‫ت لِ َربِّ ْال َعالَ ِمينَ [البقرة‬


ُ ‫ال أَ ْسلَ ْم‬
َ َ‫ال لَهُ َربُّهُ أَ ْسلِ ْم ق‬
َ َ‫ إِ ْذ ق‬:‫ قال هللا تعالى‬.‫ أصل هذه الكلمة من االنقياد‬:‫قال الرازي‬
‫ وهذا أيضا ً راجع إلى هذا‬.‫ وغلب اسم السلم على الصلح وترك الحرب‬.‫ واإلسالم إنما سمي إسالما ً لهذا المعنى‬.]131
‫ أي‬،‫ ادخلوا في االستسالم والطاعة‬:‫ ومعنى اآلية‬.‫ ألن عند الصلح ينقاد كل واحد لصاحبه وال ينازعه فيه‬،‫المعنى‬
‫ َكآفَّةً حال من الضمير في ادخلوا‬:‫استسلموا هلل وأطيعوه وال تخرجوا عن شيء من شرائعه‬

Artinya, “Ar-Razi mengatakan bahwa asal kata ini bermakna tunduk dan patuh. Allah
berfirman, ‘Ketika Tuhannya berkata kepadanya, ‘Tunduklah kamu.’ Ia menjawab, ‘Aku
tunduk kepada Tuhan sekalian alam,’ (Surat Al-Baqarah ayat 131).’ Islam dinamai
demikian karena sesuai dengan makna tersebut. Kata ‘silmi’ dominan mengandung
makna damai dan tidak berperang. Ini juga merujuk pada makna tersebut. Pasalnya,
dalam situasi damai, setiap pihak tunduk pada pihak lain. Tiada satupun pihak yang
menentang dalam situasi ini. Pengertian ayat ini seolah berbunyi, ‘Masuklah ke dalam
kepasrahan dan ketaatan, yaitu berserahlah dan taatlah kepada Allah. Jangan kalian
keluar sedikitpun dari syariatnya. Sedangkan kata ‘kaffah’ merupakan hal dari dhamir
pada kata ‘udkhulu’,” (Lihat M Jamaluddin Al-Qasimi, Mahasinut Ta’wil, [tanpa
keterangan kota dan nama penerbit: 1957 M/1376 H], juz I, halaman 513).

4
BAB III
GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Di Indonesia terkenal dengan  penduduknya yang mayoritas memeluk agama islam,


budaya nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup banyak. Sejarah masuknya
islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang arab dan Persia.
Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat mereka berlabuh di
seluruh indonesia. Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7
5
atau 8, karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar selat Malaka.
Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah jawa
yang di lakukan oleh para walisongo.  Mereka lah sang pendakwah dan sang ulama yang
menyebarkan islam dengan cara pendekatan sosial budaya. Di jawa islam masuk melalui
pesisir utara pulau jawa dengan  di temukannya makam Fatimah binti Maimun bin
Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan makam islam kuno.  Di
perkikan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit. Di kalimantan, islam
masuk melalui pontianak pada abad 18.  Di hulu sungai Pawan, kalimantan barat di
temukan pemakaman islam kuno.  Di kalimantan timur islam masuk melalui kerajaan
Kutai, di kalimantan selatan melalui kerajaan banjar, dan dari kalimantan tengah di
temukannya masjid gede di kota Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di
sulawesi islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Demikian sedikit
penjelasan tentang sejarah islam masuk ke indonesia.  Kita harus bangga dengan para
ulama yang telah menyebarkan agama islam di indonesia tanpa adanya perang.  Dengan
peran para ulama yang bijaksana, agama islam dengan mudah di terima di seluruh
nusantara.
 Proses Masuknya Islam ke Indonesia Menurut Teori Mekkah

Teori ini sendiri dicetuskan oleh Hamka di dalam pidatonya saat Dies Natalis di
PTAIN ke-8 di Yogyakarta pada tahun 1958. Dalam hal ini Hamka berpendapat
bahwa ia menolak pandangan yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia
berasal dari Gujarat.
Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia
pada abad ke-13, sebab pada kenyataannya pada tersebut di Indonesia sudah berdiri
suatu politik Islam. Jadi sudah barang tentu Islam telah masuk ke Indonesia jauh
sebelumnya, yakni sekitar abad ke-7 Masehi atau pada abad pertama Hijriyah.

Jika dihubungkan dengan penjelasan dari studi kepustakaan Arab kuno, disebutkan
al-Hind sebagai India atau pulau-pulau Cina. Maka besar kemungkinan pada abad ke-
2 SM bangsa Arab telah sampai di Indonesia. Bahkan Arab sebagai bangsa asing
pertama kali sampai di Nusantara.
 Proses Masuknya Islam ke Indonesia Menurut Teori Persia

6
Pencetus teori Persia adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat yang berpendapat bahwa
masuknya Islam ke Indonesia dan berkembang, berasal dari Persia yang singgah ke
Gujarat yang terjadi sekitar abad ke-13.
Pandangan teori ini berbeda dengan teori Gujarat dan Mekkah. Dalam teori ini lebih
memutuskan kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam di
Indonesia, dan disinyalir memiliki persamaan dengan Persia. Di antaranya sebagai
berikut:
a. Peringatan Asyura atau 10 Muharram sebagai peringatan Syi'ah atas Syahidnya
Husein.
b. Kesamaan antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, meskipun al-
Hallaj telah meninggal pada 310 H atau 922 M, akan tetapi ajarannya terus
berkembang dalam bentuk puisi
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja atau membaca huruf Arab.
d. Nisan pada makam Malik Saleh pada tahun 1297 dan makam Malik Ibrahim
tahun 1419 di Gresik dipesan dari Gujarat.
e. Pengakuan umat Islam di Indonesia terhadap Madzhab Syafi'i sebagai madzhab
utama di wilayah malabar.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Ayat Al – Quran Tentang Proses Masuk dan Perkembangan Islam

7
Islam secara keseluruhan diterjemahkan oleh sebagian orang dengan kembali ke Al-
Quran dan hadits, bahkan penerapan hukum Islam atau negara Islam. Meskipun kita bisa
saja bertanya hukum Islam dan negara Islam dalam madzhab siapa dan era siapa. Istilah
masuknya menyeluruh atau berislam secara kaffah berasal dari Surat Al-Baqarah ayat
208 sebagai berikut ini:

ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
ٌ ِ‫ت ال َّش ْيطَا ِن إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬
‫ين‬
“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian
mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,”

Awalnya, ayat ini turun perihal Abdullah bin Salam bersama para sahabatnya yang
berasal dari Yahudi Bani Nadhir di Madinah. Meskipun sudah memeluk Islam, mereka
masih terpengaruh oleh norma-norma agama Yahudi seperti penghormatan terhadap hari
Sabtu dan keharaman daging unta. Sikap setengah-setengah ini yang ditegur oleh Allah
SWT sebagai keterangan Syekh Wahbah Az-Zuhayli berikut ini:

Imam Ar-Razi mencoba awalnya melacak arti kata ‘silmi’ dan ‘al-islam’. Menurutnya,
makna kata ‘silmi’ dan ‘al-islam’ adalah ketundukan dan kepatuhan itu sendiri. Dari
makna itu, pengertian kedua kata itu lalu berkembang menjadi agama Islam.

‫ واعملوا بجميع أحكامه فال تنافقوا واحذروا وساوس‬،‫يا أيها المؤمنون ادخلوا في اإلسالم بكليته دون تجزئة أو سالموا‬
‫ أخرج الطبراني أن هذه اآلية نزلت في عبد هللا بن سالم‬.‫الشيطان وال تطيعوا ما يأمركم به إنه عدو ظاهر العداوة لكم‬
‫وأصحابه من اليهود لما عظموا السبت وكرهوا اإلبل بعد قبول اإلسالم فأنكر عليهم المسلمون‬
“Wahai orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam seluruhnya, bukan sebagian-
sebagian, atau berdamailah, dan beramallah sesuai dengan semua hukumnya. Jangan
bersikap munafik. Waspadalah bisikan setan. Jangan kalian ikuti apa yang diperintahkan
setan karena ia adalah musuh yang jelas-jelas memusuhimu. At-Thabarani meriwayatkan
bahwa ayat ini turun perihal Abdullah bin Salam dan sa. habatnya dari kalangan Yahudi
ketika mereka mengagungkan hari Sabtu dan enggan terhadap daging unta setelah
mereka memeluk Islam. Tetapi sikap mereka diingkari oleh para sahabat rasul lainnya,” 
Imam Ar-Razi mencoba awalnya melacak arti kata ‘silmi’ dan ‘al-islam’. Menurutnya,

8
makna kata ‘silmi’ dan ‘al-islam’ adalah ketundukan dan kepatuhan itu sendiri. Dari
makna itu, pengertian kedua kata itu lalu berkembang menjadi agama Islam

[ :‫ت لِ َربِّ ْال َعالَ ِمينَ [البقرة‬


ُ ‫ال أَ ْسلَ ْم‬
َ َ‫ال لَهُ َربُّهُ أَ ْسلِ ْم ق‬
َ َ‫ إِ ْذ ق‬:‫ قال هللا تعالى‬.‫ أصل هذه الكلمة من االنقياد‬:‫قال الرازي‬
‫ وهذا أيضا ً راجع إلى هذا‬.‫ وغلب اسم السلم على الصلح وترك الحرب‬.‫ واإلسالم إنما سمي إسالما ً لهذا المعنى‬.]131
‫ أي‬،‫ ادخلوا في االستسالم والطاعة‬:‫ ومعنى اآلية‬.‫ ألن عند الصلح ينقاد كل واحد لصاحبه وال ينازعه فيه‬،‫المعنى‬
‫ َكآفَّةً حال من الضمير في ادخلوا‬:‫استسلموا هلل وأطيعوه وال تخرجوا عن شيء من شرائعه‬

Artinya, “Ar-Razi mengatakan bahwa asal kata ini bermakna tunduk dan patuh. Allah
berfirman, ‘Ketika Tuhannya berkata kepadanya, ‘Tunduklah kamu.’ Ia menjawab, ‘Aku
tunduk kepada Tuhan sekalian alam,’ (Surat Al-Baqarah ayat 131).’ Islam dinamai
demikian karena sesuai dengan makna tersebut. Kata ‘silmi’ dominan mengandung
makna damai dan tidak berperang. Ini juga merujuk pada makna tersebut. Pasalnya,
dalam situasi damai, setiap pihak tunduk pada pihak lain. Tiada satupun pihak yang
menentang dalam situasi ini. Pengertian ayat ini seolah berbunyi, ‘Masuklah ke dalam
kepasrahan dan ketaatan, yaitu berserahlah dan taatlah kepada Allah. Jangan kalian
keluar sedikitpun dari syariatnya. Sedangkan kata ‘kaffah’ merupakan hal dari dhamir
pada kata ‘udkhulu’,” (Lihat M Jamaluddin Al-Qasimi, Mahasinut Ta’wil, [tanpa
keterangan kota dan nama penerbit: 1957 M/1376 H], juz I, halaman 513).

Sedangkan kata ‘kaffah’ berarti seluruhnya tanpa kecuali. Kedudukan nahwu (tata bahasa
Arab) kata ‘kaffah’ pada kalimat ini adalah hal. Oleh karenanya, ia dibaca manshub yang
ditandai fathah di akhir kata. Setiap hal mengandung shahibul hal. Dengan kata lain,
kata kaffah ini merupakan hal dari kata apa? Ulama berbeda pendapat perihal ini.
Sebagian ulama berpendapat bahwa shahibul hal kata ‘kaffah’ adalah ‘fis silmi’.
Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa shahibul hal kata ‘kaffah’ adalah ‘udkhulu’
sebagaimana pendapat Ar-Razi yang dikutip oleh M Jamaluddin Al-Qasimi dalam
tafsirnya di atas.

9
Apa pentingnya mencari shahibul hal dari kata ‘kaffah’? Konsekuensi atas
pilihan shahibul hal yang berbeda juga berimbas pada perbedaan terjemahan atas ayat
tersebut. Kalau kita memilih kata ‘udkhulu’ sebagai shahibul hal dari kata ‘kaffah’, maka
terjemahan ayat tersebut berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
semua tanpa kecuali ke dalam Islam. Tetapi, kalau kita memilih kata ‘fis silmi’ sebagai
shahibul hal dari kata ‘kaffah’, maka terjemahan ayat tersebut berbunyi, “Wahai orang-
orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam seutuhnya.” Perbedaan penerjemaah
keduanya tentu memiliki implikasi logika yang berbeda. Dan, penerjemahan terhadap
ayat bukanlah penerjemahan tunggal karena bergantung dari pilihan penerjemah dalam
menentukan shahibul hal kata ‘kaffah’.

Hal dan shahibul hal merupakan istilah teknis dalam ilmu nahwu atau tata bahasa Arab.
Pengetahuan terkait ilmu nahwu di sini merupakan satu dari sekian kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh mereka yang mencoba untuk memahami atau sekurangnya
menerjemahkan Al-Quran (termasuk juga hadits) karena Al-Quran itu sendiri berbahasa
Arab.

B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Indonesia terkenal dengan  penduduknya yang mayoritas memeluk agama islam, budaya
nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup banyak. Sejarah masuknya islam
awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang arab dan Persia.
Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat mereka berlabuh di
seluruh indonesia. Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7
atau 8, karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar selat Malaka.
Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah jawa
yang di lakukan oleh para walisongo.  Mereka lah sang pendakwah dan sang ulama yang
menyebarkan islam dengan cara pendekatan sosial budaya. Di jawa islam masuk melalui
pesisir utara pulau jawa dengan  di temukannya makam Fatimah binti Maimun bin
Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan makam islam kuno.  Di
perkikan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit. Di kalimantan, islam
masuk melalui pontianak pada abad 18.  Di hulu sungai Pawan, kalimantan barat di

10
temukan pemakaman islam kuno.  Di kalimantan timur islam masuk melalui kerajaan
Kutai, di kalimantan selatan melalui kerajaan banjar, dan dari kalimantan tengah di
temukannya masjid gede di kota Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di
sulawesi islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Demikian sedikit
penjelasan tentang sejarah islam masuk ke indonesia.  Kita harus bangga dengan para
ulama yang telah menyebarkan agama islam di indonesia tanpa adanya perang.  Dengan
peran para ulama yang bijaksana, agama islam dengan mudah di terima di seluruh
nusantara. Pembahasan tentang teori kedatangan islam di Nusantara, memiliki beberapa
pendapat di kalangan beberapa ahli. Pendapat tersebut berkisar pada tiga masalah pokok,
yakni asal-muasal islam berkembang di wilayah Nusantara, pembawa dan pendakwah
islam dan kapan sebenarnya islam mulai muncul di Nusantara. Ada sejumlah teori yang
membicarakan mengenai asala-muasal Islam yang berkembang di Nusantara yaitu teori
gujarat, teori persia, dan teori arabia.

 Teori Gujarat
Teori ini dikemukaka oleh sejumlah sarjana Belanda, antara lain Pijnappel, Snouck
Hurgronje dan Moquette. Teori ini mengatakan bahwa Islam yang berkembang di
Nusantara buka berasal dari Persia atau Arabia, melainkan dari orang-orang Arab
yang bermigrasi dan menetap di wilayah India dan kemudian membawanya ke
Nusantara. Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan
teori nisan. Menurut teri ini, ditemukan adanya persamaan Mazhab yang dianut oleh
umat Islam Nusantara dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab yang dianut oleh kedua
komunitas Muslim ini adalah mazhab Syafi’i. Pada saat yang bersamaan teori mazhab
ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni ditemukannya model dan bentuk nisan pada
makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya dan di Gresik, yang bentuk dan
modelnya sama dengan yang ada di Gujarat. Karena bukti-bukti itu, mereka
memastikan Islam yang berkembang di Nusantara pastilah berasal dari sana.
 Teori Bengal
Teori ini mengatakan bahwa Islam Nusantara berasal dari daerah Bengal. Teori ini
dikemukakan oleh S.Q.Fatimi. Teori Bengalnya Fatimi ini juga didasarkan pada teori
nisan. Menurut Fatimi model dan bentuk nisan Malik Al-Shalih, raja Pasai, berbeda
sepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat. Bentuk dan model dari nisan

11
itu justru mirip dengan batu nisan yang ada di Bengal. Oleh karena itu, menurutnya
pastilah Islam juga berasal dari sana. Namun demikian teori nisan Fatimi ini
kemudian menjadi lemah dengan diajukannya teori mazhab. Mengikuti teori Mazhab,
ternyata terdapat perbedaan mazhab yang dianut oleh umat Islam Bengal yang
bermazhab Hanafi, sementara Islam Nusantara menganut Mazhab Syafi’i. Dengan
demikian teori Bengal ini menjadi tidak kuat.
 Teori Coromandel dan Malabar
Teori ini dikemukakan oel Marrison dengan mendasarkan pada pendapat yang di
pegangi oleh Thomas W.Arnold. Teori Coromandel dan Malabar yang mengatakan
bahwa Islam yang berkembang di Nusantara berasal dari Coromandel dan Malabar
adalah juga dengan menggunakan penyimpulan diatas teori mazhab. Ada persamaan
Mazhab yang dianut umat Islam Nusantara dengan umat Islam Coromandel dan
Malabar yaitu Mazhab Syafi’i. Dalam pada itu menurut Marrison, ketika terjadi
islamisasi Pasai tahun 1292, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Untuk itu
tidak mungkin kalau asal-muasal penyebaran Islam berasal dari Gujarat.
 Teori Makkah
Menurut Thomas W. Arnold, Coromandel dan Malabar nukam satu-satunya tempat
asal Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat - Timur sejak awal-awal
abad Hijriah atau abad ke-7 atau 8 Masehi. Hal ini didasarkan pada sumber-sumber
Cina mengatakan bahwa menjelang akhir abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi
pemimpin sebuah pemukiman Arab-Muslim di pesisir pantai Barat-Sumatra. Teori
Hamka di dalam pidatonya saat Dies Natalis di PTAIN ke-8 di Yogyakarta pada
tahun 1958. Dalam hal ini Hamka berpendapat bahwa ia menolak pandangan yang
mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Gujarat. Hamka menolak
pendapat yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13,
sebab pada kenyataannya pada tersebut di Indonesia sudah berdiri suatu politik Islam.
Jadi sudah barang tentu Islam telah masuk ke Indonesia jauh sebelumnya, yakni
sekitar abad ke-7 Masehi atau pada abad pertama Hijriyah. Jika dihubungkan dengan
penjelasan dari studi kepustakaan Arab kuno, disebutkan al-Hind sebagai India atau
pulau-pulau Cina. Maka besar kemungkinan pada abad ke-2 SM bangsa Arab telah

12
sampai di Indonesia. Bahkan Arab sebagai bangsa asing pertama kali sampai di
Nusantara.

 Teori Persia
Teori ini mendasarkan pada teori mazhab. Ditemukan adanya peninggalan mazhab
keagamaan di Sumatra dan Jawa yang bercoral Syi’ah. Juga disebutkan adanya ulama
fiqih yang dekat dengan Sultan yang memiliki keturunan Persia. Seorang berasal dari
Shiraz dan seorang lagi berasal dari Lifaham. Pencetus teori Persia adalah P.A.
Hoesein Djajadiningrat yang berpendapat bahwa masuknya Islam ke Indonesia dan
berkembang, berasal dari Persia yang singgah ke Gujarat yang terjadi sekitar abad ke-
13. Pandangan teori ini berbeda dengan teori Gujarat dan Mekkah. Dalam teori ini
lebih memutuskan kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam di
Indonesia, dan disinyalir memiliki persamaan dengan Persia. Di antaranya sebagai
berikut:
a. Peringatan Asyura atau 10 Muharram sebagai peringatan Syi'ah atas Syahidnya
Husein.
b. Kesamaan antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, meskipun al-
Hallaj telah meninggal pada 310 H atau 922 M, akan tetapi ajarannya terus
berkembang dalam bentuk puisi
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja atau membaca huruf Arab.
d. Nisan pada makam Malik Saleh pada tahun 1297 dan makam Malik Ibrahim
tahun 1419 di Gresik dipesan dari Gujarat.
e. Pengakuan umat Islam di Indonesia terhadap Madzhab Syafi'i sebagai madzhab
utama di wilayah malabar.
 Teori Mesir
Teori yang dikemukakan oleh Kajizer ini uga mendasarkan pada teori mazhab,
dengan mengatakan bahwa ada persamaan mazhab yang dianut oleh penduduk Mesir
Nusantara, yaitu mazhab Syafi’i. Teori Arab-Mesir ini juga dikuatkan oleh Niemann
dan de Hollander. Tetapi keduanya memberikan revisi, bahwa bukan Mesir sebagai
sumber Islam Nusantara, melainkan Hadramaut. Sementara itu dalam seminar yang

13
diselenggarakan tahun 1969 dan 1978 tentang kedatangan Islam ke Nusantara
menyimpulkan bahwa Islam langsung datang dari Arabia, tidak melalui dari India.
Mengenai siapakah yang menyebarkan Islam ke wilayah Nusantara, Azyumardi Azra
mempertimbangkan tiga teori :

 Teori Da’i
Penyebar Islam adalah para guru dan penyebar profesional (para da’i). Mereka secara
khusus memiliki misi untuk menyebarkan agama Islam. Kemungkinan ini didasarkan
pada riwayat-riwayat yang dikemukakan historiografi Islam klasik, seperti misalnya
hikayat raja-raja Pasai (ditulis setelah 1350), sejarah Melayu (ditulis setelah 1500)
dan Hikayat Merong Mahawangsa (ditulis setelah 1630).
 Teori Pedagang
Islam disebarkan oleh para pedagang. Mengenai peran pedagang dalam penyebaran
Islam kebanyakan dikemukakan oleh sarjana Barat. Menurut mereka para pedagang
Muslim menyebarkan Islam sambil melakukan usaha perdagangan. Elaborasi lebih
lanjut dari teori pedagang adalah bahwa para pedagang Muslim tersebut melakukan
perkawinan dengan wanita setempat dimana mereka bermukim dan menetap. Dengan
pembentukan keluarga Muslim, maka nukleus komunitas-komunitas Muslim pun
terbentuk.

14
BAB V

A. Kesimpulan

Cara Islamisasi di Indonesia, kedatangan Islam ke Indonesia dan penyebarannya kepada


golongan bangsawan dan rakyat  umumnya, dilakukan secara damai. Saluran-saluran
Islamisasi yang berkembang ada enam, yaitu saluran perdagangan, saluran perkawinan,
saluran tasawuf, saluran pendidikan, saluran kesenian, dan saluran politik.
 Cara Perdagangan
Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf permulaannya ialah melalui
perdagangan.Hal ini sesuia dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad-7 sampai
abad ke-16, perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat, Tenggara dan Timur
benua Asia dan dimana pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, India) turut serta
menggambil bagiannya di Indonesia.Penggunaan saluran islamisasi melalui
perdagangan itu sangat menguntungkan. Hal ini menimbulkan jalinan di antara
masyarakat Indonesia dan pedagang.Dijelaskan di sini bahwa proses islamisasi
melalui saluran perdagangan itu dipercepat oleh situasi dan kondisi politik beberapa
kerajaan di mana adipati-adipati pesisir berusaha melepaskan diri dari kekuasaan
pusat kerajaan yang sedang mengalami kekacauan dan perpecahan. Secara umum
Islamisasi yang dilakukan oleh para pedagang melalui perdagangan itu mungkin
dapat digambarkan sebagai berikut: mulal-mula mereka berdatangan di tempat-tempat
pusat perdagangan dan kemudian diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk
sementara maupun untuk menetap. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang
menjadi perkampungan-perkampungan.Perkampungan golongan pedangan Muslim
dari negeri-negeri asing itu disebut Pekojan.

 Cara Perkawinan
Perkawinan merupakan salah satu dari saluran-saluran Islamisasi yang paling
memudahkan.Karena ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin, tempat
mencari kedamaian diantara dua individu. Kedua individu  yauitu suami isteri

15
membentuk keluarga yang justru menjadi inti masyarakat. Dalam hal ini berarti
membentuk masyarakat muslim. Cara Islamisasi melalui perkawinan yakni antara
pedagang atau saudagar dengan wanitia pribumi juga merupakan bagian yang erat
berjalinan dengan Islamisasi.Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan
antara putri kaum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah
terlahir seorang muslim. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi,
terutama putriputri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu.
Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih dahulu.Setelah setelah mereka
mempunyai kerturunan, mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung,
daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim.
 Cara Tasawuf
Tasawuf merupakan salah satu saluran yang penting dalam proses Islamisasi.
Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dan membentuk kehidupan sosial bangsa
Indonesia yang meninggalkan bukti-bukti yang jelas  pada tulisantulisan antara abad
ke-13 dan ke-18. hal itu bertalian langsung dengan penyebaran Islam di Indonesia.
Dalam hal ini para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha
menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah
masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian untuk menyembuhkan
penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu proses islamisasi dengan mengajarknan
teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai budaya bahkan ajaran agama yang ada  yaitu
agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu
dikodifikasikan dengan nilai-nilai Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima.
Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan
dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeh
Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih
berkembang di abad ke-19  bahkan di abad ke-20 ini.
 Cara Pendidikan
Para ulama, guru-guru  agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi, mereka
menyebarkan agama Islam melalui pendidikan  yaitu dengan mendirikan pondok-
pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi para santri. Pada
umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru  agama, kyai-kyai, atau
ulama-ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu agama dari berbagai kitab-kitab,
setelah keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali ke masing-masing
kampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi kyai yang
menyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang mengajarkan semakin
terkenal pesantrennya, dan pengaruhnya akan mencapai radius yang lebih jauh lagi.  
 Cata Kesenian
Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, seni tari,
musik dan seni sastra.Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjid kuno

16
Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten,
Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah
dengan pertunjukan wayang, yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita
wayang itu disisipkan ajaran agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang
masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut.Selanjutnya diadakan dakwah
keagamaan Islam.
 Cara Politik
Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi. Ketika
seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya.
Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan bahkan
menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi  Selatan dan Maluku,
kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih
dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini

Fase dan Tahapan Islamisasi


Dengan beberapa perbedaan tentang Islamisasi tersebut, haruslah diupayakan sintesis dari
berbagai pendapat yang ada. Di antara upaya tersebut adalah dengan membuat fase-fase
atau tahapan tentang Islamisasi di Indoneia, seperti tahap permulaan kedatangan yang
terjadi pada abad ke-7 Masehi.Adapun pada abad ke-13 Masehi dipandang sebagai proses
penyebaran dan terbentuknya masyarakat Islam di Nusantara. Para pembawa Islam pada
abad ke-7 sampai abad ke-13 Masehi tersebut adalah orang-orang Muslim dari Arab,
Persia dan India (Gujarat dan Bengal). Hal serupa juga dilakukan oleh Uka
Tjandrasasmita yang mengatakan bahwa sebelum abad ke-13 merupakan tahap proses
Islamisasi. Abad ke-13 itu sendiri dipandang sebagai masa pertumbuhan Islam sebagai
kerajaan bercorak Islam yang pertama di Indonesia.

Faktor - faktor Islamisasi Cepat Berkembang di Indonesia 


Dalam wakltu yang relative cepat, ternyata agama baru ini dapat diterima denagn baik
oleh sebgaian besar  lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat jelata hingga raja-
raja. Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke 6 H (abad ke 12 M), dan tahun-
tahun selanjutnya, berhasil menjadi suatu kekuatan muslim Indonesian yang ditakuti dan
diperhitungkan. 

Ada bebrapa hal yang menyebabkan agama Islam cepat berkembang di Indonesia.
Menurut Dr.Adil Muhiddin Al-Lusi, seorang penulis sejarah Islam dari Timur Tengah,
sdalam bukunya Al-Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarki Asiyah Al-Hindu wa Indonesia,
menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan Islam cepat berkembang di
Indonesia, yaitu sebagai berikut: 
 Faktor Agama

17
Faktor agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang memerintahkan
menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan martabatnya,
menghapuskan kekuasaan kelas Rohaniwan seperti Brahmana dalam system kasta
yang diajarkan Hindu.
 Faktor Politik
Faktor politik yang di warnai oleh pertarugan dalam negeri antara negara-negara dan
penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan negara-negara bagian itu
dengan pemerintah pusatnya yang beragama Hindu. Hal tersebut mendorong para
penguasa, para bangsawan dan para pejabat di negara-negara bagian tersebut untuk
menganut agama Islam, yang di pandang mereka sebagai senjata ampuh untuk
emlawan dan menumbangkan kekuatan Hindu, agar mendapat dukungan kuat dari
seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dapat di buktikan hingga kini, bahwa apabila
semangat keislaman di bangkiutkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, baik di
Sumatera, Jawa, maupun kepulauan Indonesia lainnya, denga mudah sekali seluruh
kekuatan dan semangat keislaman itu akan mangkit serentak sebagai suatu kekuatan
yang dahsyat.
 Faktor Ekonomis
Faktor ekonomis, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang menggunakan
jalan laut baik anatar kepulauan Indonesia sendiri, maupun yang melampaui perairan
Indonesia ke China, India, dan Teluk Arab-Parsi yang merupakan pendukung utama,
karena telah memberikan keuntungan yang tidak sedikit sekaligus mendatangkan bea
masuk yang besar bagi pelabuhan-pelabuahan yang disinggahinya, baik menyangkut
barang-barang yang masuk maupun yang keluar.

B. Rekomendasi / Saran

Demikian pembahasan makalh kami mengenai “Teori Masuknya Islam ke Nusantara”.


Penulis menyadari dalam penyusunan makalah masih ada kesalahan dalam penulisan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menyempurkan makalah
ini. dan selanjutnya. Semoga makalh ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Raksa, Aji. “Saluran dan Cara-cara Islamisasi di Indonesia”.


Suryadi dkk, “Proses Islamisasi di Indonesia”. 2015,
Hurgronje. C.S. 1924. Verspreide Geschriften. Den Haag : Nijhof.
Gibb, HAR. 1955. "An Interpretation of Islamic History, MW, 45, II p. 130.

19
20

Anda mungkin juga menyukai