Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH MUNCULNYA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Di Susun Oleh:

Amirullah (10120210092)

Muhammad khaidar (10120210101)

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Atas rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah mata kuliah SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM tepat waktu,Tidak
lupa shalawat serta salam tercurah kepada rasulullah SAW yang
syafaatnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “SEJARAH MUNCULNYA PENDIDIKAN ISLAM
DI INDONESIA”dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak.Selain
itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan,Terutama pada bagian isi.Kami menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah.Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,kami
mohon maaf yang sedalam-dalamnya .

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


PENDAHULUAN..................................................................................IIII
BAB I.......................................................................................................I
A.Latar belakang...........................................................................1
B.Rumusan masalah....................................................................2
BAB II....................................................................................................II
A.Pengertian pendidikan islam....................................................1
B.Munculnya pendidikan islam di indonesia...............................2
C.Lembaga lembaga pendidikan islam setelah pesantren........3
D.Dinamika pendidikan islam di indonesia..................................4
BAB III...................................................................................................III
A.Kesimpulan................................................................................2
B.Saran..........................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang inhern dalam kehidupan manusia.


Dan, manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan.
Karena hal itulah, maka pendidikan merupakan sebuah proses yang
sangat vital dalam kelangsungan hidup manusia. Tak terkecuali
pendidikan Islam, yang dalam sejarah perjalanannya memiliki berbagai
dinamika. Eksistensi pendidikan Islam senyatanya telah membuat kita
terperangah dengan berbagai dinamika dan perubahan yang ada.

Berbagai perubahan dan perkembangan dalam pendidikan Islam itu


sepatutnya membuat kita senantiasa terpacu untuk mengkaji dan
meningkatkan lagi kualitas diri, demi peningkatan kualitas dan kuantitas
pendidikan Islam di Indonesia. Telah lazim diketahui, keberadaan
pendidikan Islam di Indonesia banyak diwarnai perubahan, sejalan
dengan perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ada.
Sejak dari awal pendidikan Islam, yang masih berupa pesantren
tradisional hingga modern, sejak madrasah hingga sekolah Islam
bonafide, mulai Sekolah Tinggi Islam sampai Universitas Islam, semua
tak luput dari dinamika dan perubahan demi mencapai perkembangan
dan kemajuan yang maksimal. Pertanyaannya kemudian adalah
sudahkah kita mencermati dan memahami bagaimana kemunculan dan
perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, untuk kemudian dapat
bersama-sama meningkatkan kualitasnya, demi tercipta pendidikan
Islam yang humanis, dinamis, berkarakter sekaligus juga tetap dalam
koridor Alqur’an dan Assunah.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan


dicoba untuk dikaji dan digali, sehingga diharapkan mampu menambah
wawasan terkait pendidikan Islam dan eksistensinya di Indonesia.
Beberapa rumusan masalah tersebut di antaranya:

1. Apa pengertian Pendidikan Islam ?


2. Bagaimana akar dan awal mula pendidikan Islam di Indonesia?
3. Apa saja jenis lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam di Indonesia ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik


terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada
pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia yang
sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan
Nabi Muhammad SAW, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.

Agama Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat


manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang
sifatnya duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam
adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan,
karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan
yang baik dan terarah. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam
sangat beragam, hal ini terlihat dari definisi pendidikan Islam yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan berikut ini:

Prof. Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan


pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara
profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399)

Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia


yang konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut
menekankan pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia
dalam peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam
semesta.

Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan


Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak
manusia untk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan
kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna,
baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.

B. Sejarah munculnya Pendidikan Islam di Indonesia

Terkait kemunculan dan masuknya Islam di Indonesia, sampai saat ini


masih menjadi kontroversi di kalangan para ilmuwan dan sejarawan.
Namun demikian, mayoritas dari mereka menduga bahwa Islam telah
diperkenalkan di Indonesia sekitar abad ke-7 M oleh para musafir dan
pedagang muslim, melalui jalur perdagangan dari Teluk Parsi dan
Tiongkok. Kemudian pada abad ke-11M sudah dapat dipastikan bahwa
Islam telah masuk di kepulauan Nusantara melalui kota-kota pantai di
Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Dan, pada abad itu pula
muncul pusat-pusat kekuasaan serta pendalaman studi ke-Islaman. Dari
pusat-pusat inilah kemudian akhirnya Islam dapat berkembang dan
tersebar ke seluruh pelosok Nusantara. Perkembangan dan perluasan
Islam itu tidak lain melalui para pedagang muslim, wali, muballigh dan
ulama’ dengan cara pendirian masjid, pesantren atau dayah atau surau.

Pada dasarnya, pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak


masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal, pendidikan Islam dimulai
dari kontak-kontak pribadi maupun kolektif antara muballigh (pendidik)
dengan peserta didiknya. Setelah komunitas muslim daerah terbentuk di
suatu daerah tersebut, mereka membangun tempat peribadatan dalam
hal ini masjid. Masjid merupakan lembaga pendidikan Islam yang
pertama muncul, di samping rumah tempat kediaman ulama’ atau
muballigh.

Setelah penggunaan masjid sudah cukup optimal, maka kemudian dirasa


perlu untuk memiliki sebuah tempat yang benar-benar menjadi pusat
pendidikan dan pembelajaran Islam. Untuk itu, muncullah lembaga
pendidikan lainnya seperti pesantren, dayah ataupun surau. Nama–
nama tersebut walaupun berbeda, tetapi hakikatnya sama yakni sebagai
tempat menuntut ilmu pengetahuan keagamaan.

Pesantren sebagai akar pendidikan Islam, yang menjadi pusat


pembelajaran Islam setelah keberadaan masjid, senyatanya memiliki
dinamika yang terus berkembang hingga sekarang. Menurut Prof.
Mastuhu, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai
pedoman perilaku sehari-hari.
Pesantren sejatinya telah berkiprah di Indonesia sebagai pranata
kependidikan Islam di tengah-tengah masyarakat sejak abad ke-13 M,
kemudian berlanjut dengan pasang surutnya hingga sekarang. Untuk
itulah, tidak aneh jika pesantren telah menjadi akar pendidikan Islam di
negeri ini. Karena senyatanya, dalam pesantren telah terjadi proses
pembelajaran sekaligus proses pendidikan; yang tidak hanya
memberikan seperangkat pengetahuan, melainkan juga nilai-nilai
(value). Dalam pesantren, terjadi sebuah proses pembentukan tata nilai
yang lengkap, yang merupakan proses pemberian ilmu secara aplikatif.

Menurut Muhammad Tolhah Hasan dalam bukunya Dinamika Tentang


Pendidikan Islam, disebutkan bahwa komponen-komponen yang ada
dalam pesantren antara lain:
Kyai, sebagai figur sentral dan dominan dalam pesantren, sebagai
sumber ilmu pengetahuan sekaligus sumber tata nilai.
Pengajian kitab-kitab agama (kitab kuning), yang disampaikan oleh Kyai
dan diikuti para santri.
Masjid, yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pengajian, disamping
menjadi pusat peribadatan.
Santri, sebagai pencari ilmu (agama) dan pendamba bimbingan Kyai.
Pondok, sebagai tempat tinggal santri yang menampung santri selama
mereka menuntut ilmu dari Kyai.
Sedangkan dalam proses pembelajaran dan proses pendidikan, di
pesantren menggunakan dua sistem yang umum, yakni:
Sistem “sorongan” yang sifatnya individual, yakni seorang santri
mendatangi seorang guru yang akan mengajarkan kitab tertentu, yang
umumnya berbahasa Arab.
Sistem “bandongan” yang sering disebut dengan sistem weton. Dalam
sistem ini, sekelompok santri mendengarkan dan menyimak seorang
guru yang membacakan, menerjemahkan dan mengulas kitab-kitab
kuning. Setiap santri memperhatikan kitab masing-masing dan membuat
catatan yang dirasa perlu.
Kelompok bandongan ini jika jumlahnya tidak terlalu banyak, maka
disebut dengan halaqoh yang arti asalnya adalah lingkaran. Di
pesantren-pesantren besar, ada lagi sistem lain yang disebut
musyawarah, yang diikuti santri-santri senior yang telah mampu
membaca kitab kuning dengan baik. Hingga kini, keberadaan pesantren
telah mengalami berbagai dinamika, sejak dari pesantren tradisional
hingga pesantren modern.

C. Lembaga-lembaga pendidikan Islam setelah Pesantren

Eksistensi pesantren senyatanya mendorong lahirnya lembaga-lembaga


pendidikan Islam lainnya, antara lain:

a. Madrasah

Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang lebih modern


dibanding pesantren, baik ditinjau dari sisi metodologi maupun
kurikulum pengajarannya. Kendati demikian, kemunculan madrasah ini
tidak lain diawali oleh keberadaan pesantren. Sebagian lulusan
pesantren melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke beberapa pusat
kajian Islam di beberapa negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi
dan Mesir. Lulusan-lulusan Islam Timur Tengah itulah yang kemudian
akhirnya menjadi pemrakarsa pendirian madrasah-madrasah di
Indonesia.

Dalam madrasah, sistem pembelajaran tidak lagi menggunakan sorogan


ataupun bandongan, melainkan lebih modern lagi. Madrasah telah
mengaplikasikan sistem kelas dalam proses pembelajarannya. Elemen
yang ada dalam madrasah juga bukan lagi Kyai dan santri, tetapi murid
dan guru (ustad/ustadzah). Dan metode yang digunakan juga beragam,
bisa ceramah, atau drill dan lain-lain, tergantung pada ustad/ustadzah
atau guru.

b. Sekolah-sekolah Islam

Di samping madrasah, lembaga pendidikan Islam yang berkembang


hingga sekarang adalah sekolah-sekolah Islam. Pada dasarnya, kata
sekolah merupakan terjemah dari madrasah, hanya saja madrasah
adalah kosa kata bahasa Arab, sedangkan sekolah adalah bahasa
Indonesia. Namun demikian, pada aplikasinya terdapat perbedaan
antara madrasah dan sekolah Islam. Madrasah berada dalam naungan
Kementrian Agama (Kemenag), sedangkan sekolah Islam pada
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Selain itu,dari
segi bobot muatan materi keagamaannya, madrasah lebih banyak
materi agama dibanding sekolah Islam.

c. Pendidikan Tinggi Islam

Pendidikan Tinggi Islam juga merupakan salah satu lembaga pendidikan


Islam yang modern. Dalam sejarah, pendidikan tinggi Islam yang tertua
adalah Sekolah Tinggi Islam (STI), yang menjadi cikal bakal pendidikan
tinggi Islam selanjutnya. STI didirikan pada 8 Juli 1945 di Jakarta,
kemudian dipindahkan ke Yogyakarta, dan pada tahun 1948 resmi
berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII).

Selanjutnya, UII merupakan bibit utama dari perguruan-perguruan tinggi


swasta yang kemudian berkembang menjadi beberapa Universitas Islam
yang populer di Indonesia, seperti misalnya Universitas Ibn Kholdun di
Bogor, Universitas Muhammadiyah di Surakarta, Universitas Islam Sultan
Agung di Semarang, Universitas Islam Malang (UNISMA) di Malang,
Universitas Islam Sunan Giri (UNSURI) di Surabaya, Universitas Darul
‘Ulum (UNDAR) di Jombang dan lain-lain. Menurut Tolhah Hasan,
perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi Islam di Indonesia
banyak ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya: kredibilitas
kepemimpinan, kreativitas manajerial kelembagaan, pengembangan
program akademik yang jelas dan kualitas dosen yang memiliki tradisi
akademik.

D. Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia

Tak dapat dipungkiri, bahwa seiring berjalannya waktu, lembaga-


lembaga pendidikan Islam juga mengalami berbagai dinamika. Tak hanya
pada pesantren, bahkan madrasah dan perguruan tinggi Islam pun tak
luput dari dinamika yang ada.
Pesantren yang dulunya masih tradisional senyatanya mengalami
beberapa perubahan dan perkembangan, seiring dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesantren yang dulunya
tradisional, dalam pola pembelajaran dan muatan materi serta
kurikulumnya, kini telah mengalami perkembangan dengan
mengadaptasi beberapa teori-teori pendidikan yang dirasa bisa
diterapkan di lingkungan pesantren. Alhasil, kini semakin banyak
bermunculan pesantren modern, yang dalam pola pembelajarannya
tidak lagi konvensional, tapi lebih modern dengan berbagai sentuhan
manajemen pendidikan yang dinamis. Mayoritas pesantren dewasa ini
juga memberikan materi dan muatan pendidikan umum. Tidak sedikit
pesantren yang sekaligus memiliki lembaga sekolah dan manajemennya
mengacu pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedangkan dinamika sistem pendidikan madrasah dapat dicatat dari


beberapa perubahan, seperti dimasukkannya mata pelajaran umum
dalam kurikulumnya, meningkatkan kualitas guru dengan
memperhatikan syarat kelayakan mengajar, membenahi manajemen
pendidikannya melalui akreditasi yang diselenggarakan pemerintah,
mengikuti ujian negara menurut jenjangnya.

Tak pelak, bahwa dinamika pendidikan Islam, di samping kemadrasahan,


juga muncul persekolahan yang lebih banyak mengadopsi model sekolah
barat. Dan, kemunculannya itu antara lain dipicu oleh kebutuhan
masyarakat muslim yang berminat mendapatkan pendidikan yang
memudahkan memasuki lapangan kerja dalam lembaga pemerintahan
maupun lembaga swasta yang mensyaratkan memiliki keterampilan
tertentu, seperti teknik, perawat kesehatan, administrasi dan
perbankan.

Pada perguruan tinggi Islam pun sejatinya juga mengalami berbagai


perubahan dan perkembangan. Dinamika dalam pendidikan tinggi Islam
ini salah satunya dapat diraba dari perubahan status dari Sekolah Tinggi,
menjadi Institut, hingga kini menjadi Universitas. Dengan demikian,
materi dan bahan ajar yang ditawarkan di perguruan tinggi Islam yang
kini mayoritas menjadi Universitas, tidak hanya disiplin ilmu agama Islam
saja, melainkan juga berbagai disiplin ilmu umum.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pada paparan dan analisa di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa:
Pengertian Pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar oleh
pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya
mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah
manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan
misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu menyempurnakan akhlaq
yang mulia.
Pendidikan Islam di Indonesia sejatinya berlangsung sejak masuknya
Islam di Indonesia dengan masjid sebagai pusat peribadatan dan tempat
belajar. Setelah penggunaan masjid cukup optimal, maka muncullah
pesantren yang kemudian menjadi akar pendidikan Islam di Indonesia.
Keberadaan pesantren senyatanya mendorong lahirnya lembaga-
lembaga pendidikan Islam lain setelah pesantren, di antaranya
madrasah, sekolah-sekolah Islam dan Perguruan Tinggi Islam.
Dalam perjalanannya, lembaga-lembaga pendidikan Islam tak luput dari
berbagai dinamika yang ada, seiring dengan perkembangan zaman.
Pesantren, dari jenis pesantren tradisional ke pesantren modern.
Madrasah yang semakin memperbaiki kualitasnya dengan berbagai
upaya, salah satunya peningkatan kualitas guru. Dan, perguruan tinggi
Islam yang dulunya masih berstatus Sekolah Tinggi, berkembang menjadi
Institut hingga akhirnya menjadi Universitas.

B.Saran
Sebagai manusia biasa yang tidak sempurna, tentulah tulisan-tulisan
kami pun banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami menyarankan
kepada pembaca yang ingin lebih memahami sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia untuk tidak menjadi makalah ini sebagai satu-satunya rujukan,
tetapi sebaiknya juga mencari tulisan-tulisan baik dari buku-buku
maupun koran sebagai referensi.

DAFTAR PUSTAKA

Dhofier, Z. (1982). Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup


Kyai. Jakarta: LP3ES.
Hasan, M. T. 2006. Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.
Jakarta: Lantabora Press.
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian
Tentang Unsur dan Nilai Sistem

Anda mungkin juga menyukai