Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islan

Dosen Pengampu : Reza Nur Arifah,M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

ANGGOTA

1. ARMAWATI : 232711020043
2. NOVITA MITAUL ULUM : 232711020050
3. SITI NURJANAH : 232711020050
4.

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


PROGRAM SARJANA S1
UNIVERSITAS ISLAM ANNUR LAMPUNG
TAHUN 2024/1445H
i

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang inhern dalam kehidupan manusia. Dan, manusia hanya
dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan. Karena hal itulah, maka pendidikan
merupakan sebuah proses yang sangat vital dalam kelangsungan hidup manusia. Tak
terkecuali pendidikan Islam, yang dalam sejarah perjalanannya memiliki berbagai dinamika.
Eksistensi pendidikan Islam senyatanya telah membuat kita terperangah dengan berbagai
dinamika dan perubahan yang ada.

Berbagai perubahan dan perkembangan dalam pendidikan Islam itu sepatutnya membuat
kita senantiasa terpacu untuk mengkaji dan meningkatkan lagi kualitas diri, demi peningkatan
kualitas dan kuantitas pendidikan Islam di Indonesia. Telah lazim diketahui, keberadaan
pendidikan Islam di Indonesia banyak diwarnai perubahan, sejalan dengan perkembangan
zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.

Sejak dari awal pendidikan Islam, yang masih berupa pesantren tradisional hingga modern,
sejak madrasah hingga sekolah Islam bonafide, mulai Sekolah Tinggi Islam sampai
Universitas Islam, semua tak luput dari dinamika dan perubahan demi mencapai
perkembangan dan kemajuan yang maksimal. Pertanyaannya kemudian adalah sudahkah kita
mencermati dan memahami bagaimana kemunculan dan perkembangan pendidikan Islam di
Indonesia, untuk kemudian dapat bersama-sama meningkatkan kualitasnya, demi tercipta
pendidikan Islam yang humanis, dinamis, berkarakter sekaligus juga tetap dalam koridor
Alqur’an dan Assunah.

2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dicoba untuk dikaji dan
digali, sehingga diharapkan mampu menambah wawasan terkait pendidikan Islam dan
eksistensinya di Indonesia. Beberapa rumusan masalah tersebut di antaranya:

1. Apa pengertian Pendidikan Islam ?


2. Bagaimana akar dan awal mula pendidikan Islam di Indonesia?
3. Apa saja jenis lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada
hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia
yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Nabi
Muhammad SAW, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.

Agama Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai
berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi maupun yang sifatnya
ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan
pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang
baik dan terarah. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini
terlihat dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan
berikut ini:

Prof. Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam


sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan
alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di
antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399)

Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada
pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek-aspek produktivitas
dan kreatifitas manusia dalam peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam
semesta.

Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untk lebih maju dengan berlandaskan
nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih
sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.

B. Pesantren Akar Pendidikan Islam di Indonesia


Terkait kemunculan dan masuknya Islam di Indonesia, sampai saat ini masih menjadi
kontroversi di kalangan para ilmuwan dan sejarawan. Namun demikian, mayoritas dari
mereka menduga bahwa Islam telah diperkenalkan di Indonesia sekitar abad ke-7 M oleh
para musafir dan pedagang muslim, melalui jalur perdagangan dari Teluk Parsi dan
Tiongkok. Kemudian pada abad ke-11M sudah dapat dipastikan bahwa Islam telah masuk di
kepulauan Nusantara melalui kota-kota pantai di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi dan
Maluku. Dan, pada abad itu pula muncul pusat-pusat kekuasaan serta pendalaman studi ke-
Islaman. Dari pusat-pusat inilah kemudian akhirnya Islam dapat berkembang dan tersebar ke
seluruh pelosok Nusantara. Perkembangan dan perluasan Islam itu tidak lain melalui para
pedagang muslim, wali, muballigh dan ulama’ dengan cara pendirian masjid, pesantren atau
dayah atau surau.

Pada dasarnya, pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam ke
Indonesia. Pada tahap awal, pendidikan Islam dimulai dari kontak-kontak pribadi maupun
kolektif antara muballigh (pendidik) dengan peserta didiknya. Setelah komunitas muslim
daerah terbentuk di suatu daerah tersebut, mereka membangun tempat peribadatan dalam hal
ini masjid. Masjid merupakan lembaga pendidikan Islam yang pertama muncul, di samping
rumah tempat kediaman ulama’ atau muballigh.

Setelah penggunaan masjid sudah cukup optimal, maka kemudian dirasa perlu untuk
memiliki sebuah tempat yang benar-benar menjadi pusat pendidikan dan pembelajaran Islam.
Untuk itu, muncullah lembaga pendidikan lainnya seperti pesantren, dayah ataupun surau.
Nama–nama tersebut walaupun berbeda, tetapi hakikatnya sama yakni sebagai tempat
menuntut ilmu pengetahuan keagamaan.

Pesantren sebagai akar pendidikan Islam, yang menjadi pusat pembelajaran Islam setelah
keberadaan masjid, senyatanya memiliki dinamika yang terus berkembang hingga sekarang.
Menurut Prof. Mastuhu, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan
menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Pesantren sejatinya telah berkiprah di Indonesia sebagai pranata kependidikan Islam di


tengah-tengah masyarakat sejak abad ke-13 M, kemudian berlanjut dengan pasang surutnya
hingga sekarang. Untuk itulah, tidak aneh jika pesantren telah menjadi akar pendidikan Islam
di negeri ini. Karena senyatanya, dalam pesantren telah terjadi proses pembelajaran sekaligus
proses pendidikan; yang tidak hanya memberikan seperangkat pengetahuan, melainkan juga
nilai-nilai (value). Dalam pesantren, terjadi sebuah proses pembentukan tata nilai yang
lengkap, yang merupakan proses pemberian ilmu secara aplikatif.

Menurut Muhammad Tolhah Hasan dalam bukunya Dinamika Tentang Pendidikan Islam,
disebutkan bahwa komponen-komponen yang ada dalam pesantren antara lain:

 Kyai, sebagai figur sentral dan dominan dalam pesantren, sebagai sumber ilmu
pengetahuan sekaligus sumber tata nilai.
 Pengajian kitab-kitab agama (kitab kuning), yang disampaikan oleh Kyai dan diikuti para
santri.
 Masjid, yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pengajian, disamping menjadi pusat
peribadatan.
 Santri, sebagai pencari ilmu (agama) dan pendamba bimbingan Kyai.
 Pondok, sebagai tempat tinggal santri yang menampung santri selama mereka menuntut
ilmu dari Kyai.

Sedangkan dalam proses pembelajaran dan proses pendidikan, di pesantren menggunakan


dua sistem yang umum, yakni:

 Sistem “sorongan” yang sifatnya individual, yakni seorang santri mendatangi seorang
guru yang akan mengajarkan kitab tertentu, yang umumnya berbahasa Arab.
 Sistem “bandongan” yang sering disebut dengan sistem weton. Dalam sistem ini,
sekelompok santri mendengarkan dan menyimak seorang guru yang membacakan,
menerjemahkan dan mengulas kitab-kitab kuning. Setiap santri memperhatikan kitab
masing-masing dan membuat catatan yang dirasa perlu.

Kelompok bandongan ini jika jumlahnya tidak terlalu banyak, maka disebut dengan
halaqoh yang arti asalnya adalah lingkaran. Di pesantren-pesantren besar, ada lagi sistem lain
yang disebut musyawarah, yang diikuti santri-santri senior yang telah mampu membaca kitab
kuning dengan baik. Hingga kini, keberadaan pesantren telah mengalami berbagai dinamika,
sejak dari pesantren tradisional hingga pesantren modern.

C. Lembaga – lembaga pendidikan Islam setelah Pesantren


Eksistensi pesantren senyatanya mendorong lahirnya lembaga-lembaga pendidikan Islam
lainnya, antara lain:

a. Madrasah

Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang lebih modern dibanding pesantren,
baik ditinjau dari sisi metodologi maupun kurikulum pengajarannya. Kendati demikian,
kemunculan madrasah ini tidak lain diawali oleh keberadaan pesantren. Sebagian lulusan
pesantren melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke beberapa pusat kajian Islam di
beberapa negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dan Mesir. Lulusan-lulusan Islam
Timur Tengah itulah yang kemudian akhirnya menjadi pemrakarsa pendirian madrasah-
madrasah di Indonesia.

Dalam madrasah, sistem pembelajaran tidak lagi menggunakan sorogan ataupun


bandongan, melainkan lebih modern lagi. Madrasah telah mengaplikasikan sistem kelas
dalam proses pembelajarannya. Elemen yang ada dalam madrasah juga bukan lagi Kyai dan
santri, tetapi murid dan guru (ustad/ustadzah). Dan metode yang digunakan juga beragam,
bisa ceramah, atau drill dan lain-lain, tergantung pada ustad/ustadzah atau guru.

b. Sekolah-sekolah Islam

Di samping madrasah, lembaga pendidikan Islam yang berkembang hingga sekarang


adalah sekolah-sekolah Islam. Pada dasarnya, kata sekolah merupakan terjemah dari
madrasah, hanya saja madrasah adalah kosa kata bahasa Arab, sedangkan sekolah adalah
bahasa Indonesia. Namun demikian, pada aplikasinya terdapat perbedaan antara madrasah
dan sekolah Islam. Madrasah berada dalam naungan Kementrian Agama (Kemenag),
sedangkan sekolah Islam pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Selain itu,dari segi bobot muatan materi keagamaannya, madrasah lebih banyak materi agama
dibanding sekolah Islam.

c. Pendidikan Tinggi Islam

Pendidikan Tinggi Islam juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang
modern. Dalam sejarah, pendidikan tinggi Islam yang tertua adalah Sekolah Tinggi Islam
(STI), yang menjadi cikal bakal pendidikan tinggi Islam selanjutnya. STI didirikan pada 8
Juli 1945 di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta, dan pada tahun 1948 resmi
berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII).

Selanjutnya, UII merupakan bibit utama dari perguruan-perguruan tinggi swasta yang
kemudian berkembang menjadi beberapa Universitas Islam yang populer di Indonesia, seperti
misalnya Universitas Ibn Kholdun di Bogor, Universitas Muhammadiyah di Surakarta,
Universitas Islam Sultan Agung di Semarang, Universitas Islam Malang (UNISMA) di
Malang, Universitas Islam Sunan Giri (UNSURI) di Surabaya, Universitas Darul ‘Ulum
(UNDAR) di Jombang dan lain-lain. Menurut Tolhah Hasan, perkembangan dan kemajuan
perguruan tinggi Islam di Indonesia banyak ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya:
kredibilitas kepemimpinan, kreativitas manajerial kelembagaan, pengembangan program
akademik yang jelas dan kualitas dosen yang memiliki tradisi akademik.

D. Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia


Tak dapat dipungkiri, bahwa seiring berjalannya waktu, lembaga-lembaga pendidikan Islam
juga mengalami berbagai dinamika. Tak hanya pada pesantren, bahkan madrasah dan
perguruan tinggi Islam pun tak luput dari dinamika yang ada.

Pesantren yang dulunya masih tradisional senyatanya mengalami beberapa perubahan dan
perkembangan, seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pesantren yang dulunya tradisional, dalam pola pembelajaran dan muatan materi serta
kurikulumnya, kini telah mengalami perkembangan dengan mengadaptasi beberapa teori-
teori pendidikan yang dirasa bisa diterapkan di lingkungan pesantren. Alhasil, kini semakin
banyak bermunculan pesantren modern, yang dalam pola pembelajarannya tidak lagi
konvensional, tapi lebih modern dengan berbagai sentuhan manajemen pendidikan yang
dinamis. Mayoritas pesantren dewasa ini juga memberikan materi dan muatan pendidikan
umum. Tidak sedikit pesantren yang sekaligus memiliki lembaga sekolah dan manajemennya
mengacu pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedangkan dinamika sistem pendidikan madrasah dapat dicatat dari beberapa perubahan,
seperti dimasukkannya mata pelajaran umum dalam kurikulumnya, meningkatkan kualitas
guru dengan memperhatikan syarat kelayakan mengajar, membenahi manajemen
pendidikannya melalui akreditasi yang diselenggarakan pemerintah, mengikuti ujian negara
menurut jenjangnya.

Tak pelak, bahwa dinamika pendidikan Islam, di samping kemadrasahan, juga muncul
persekolahan yang lebih banyak mengadopsi model sekolah barat. Dan, kemunculannya itu
antara lain dipicu oleh kebutuhan masyarakat muslim yang berminat mendapatkan
pendidikan yang memudahkan memasuki lapangan kerja dalam lembaga pemerintahan
maupun lembaga swasta yang mensyaratkan memiliki keterampilan tertentu, seperti teknik,
perawat kesehatan, administrasi dan perbankan.

Pada perguruan tinggi Islam pun sejatinya juga mengalami berbagai perubahan dan
perkembangan. Dinamika dalam pendidikan tinggi Islam ini salah satunya dapat diraba dari
perubahan status dari Sekolah Tinggi, menjadi Institut, hingga kini menjadi Universitas.
Dengan demikian, materi dan bahan ajar yang ditawarkan di perguruan tinggi Islam yang kini
mayoritas menjadi Universitas, tidak hanya disiplin ilmu agama Islam saja, melainkan juga
berbagai disiplin ilmu umum.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan pada paparan dan analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

 Pengertian Pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada
terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian
yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang
ideal. Manusia ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan
sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu menyempurnakan akhlaq
yang mulia.
 Pendidikan Islam di Indonesia sejatinya berlangsung sejak masuknya Islam di
Indonesia dengan masjid sebagai pusat peribadatan dan tempat belajar. Setelah
penggunaan masjid cukup optimal, maka muncullah pesantren yang kemudian
menjadi akar pendidikan Islam di Indonesia.
 Keberadaan pesantren senyatanya mendorong lahirnya lembaga-lembaga pendidikan
Islam lain setelah pesantren, di antaranya madrasah, sekolah-sekolah Islam dan
Perguruan Tinggi Islam.
 Dalam perjalanannya, lembaga-lembaga pendidikan Islam tak luput dari berbagai
dinamika yang ada, seiring dengan perkembangan zaman. Pesantren, dari jenis
pesantren tradisional ke pesantren modern. Madrasah yang semakin memperbaiki
kualitasnya dengan berbagai upaya, salah satunya peningkatan kualitas guru. Dan,
perguruan tinggi Islam yang dulunya masih berstatus Sekolah Tinggi, berkembang
menjadi Institut hingga akhirnya menjadi Universitas.

Saran

Sebagai manusia biasa yang tidak sempurna, tentulah tulisan-tulisan kami pun banyak
terdapat kekurangan, untuk itu kami menyarankan kepada pembaca yang ingin lebih
memahami Pendidikan Islam di Indonesia untuk tidak menjadi makalah ini sebagai satu-
satunya rujukan, tetapi sebaiknya juga mencari tulisan-tulisan baik dari buku-buku maupun
koran sebagai referensi.

DAFTAR PUSTAKA

 Dhofier, Z. (1982). Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta:
LP3ES.
 Hasan, M. T. 2006. Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Jakarta:
Lantabora Press.
 Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur
dan Nilai Sistem

Anda mungkin juga menyukai