Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah;

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu : Dr. Mohamad Anang Firdaus, M.Pd.I

Disusun oleh :
Siti Nurhalizah.M 22201253
Mochamad Haizul Makarim 22201219
Abdul Azis Assa’roni 22201256
Rusda Kremka 22201257

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KEDIRI 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan dengan menyebut Asma Allah


Yang Maha Besar & Maha Penyayang, kami bersyukur dengan Bimbingan,
Karunia & RahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ”. Tujuan penulisan Makalah ini sebagai
syarat dalam menyelesaikan tugas Kelompok, mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Dengan selesainya penulisan makalah ini, kami sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak, yang telah berkenan membantu dalam
proses penyusunan hingga makalah ini berhasil diselesaikan. Terutama kepada
beliau Bapak. Dr. Mohamad Anang Firdaus, M.Pd.I selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu
sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 01 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 4

BAB II : PEMBAHASAN

A. Sejarah pendidikan islam di indonesia....................................................... 5

B. Organisasi dan lembaga pendidikan islam di indonesia ............................ 6

C. Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia..............................................9

D. Sistem Pendidikan islam di indonesia saat ini ......................................... 11

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 15

B. Saran ........................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam adalah suatu proses pendidikan yang mengintegrasikan


ajaran-ajaran Islam ke dalam sistem pendidikan, baik formal maupun nonformal.
Tujuan dari pendidikan Islam adalah untuk memperkuat iman dan taqwa siswa serta
mempersiapkan mereka menjadi individu yang berakhlak mulia, berwawasan luas,
dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa,


terutama dalam hal spiritualitas dan moral. Pendidikan Islam juga berkontribusi
dalam pembangunan bangsa, karena siswa yang mendapat pendidikan Islam
diharapkan dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, berwawasan luas, dan
mampu memecahkan masalah-masalah sosial.

Pendidikan Islam dapat dilakukan di lembaga pendidikan formal, seperti


sekolah-sekolah Islam dan perguruan tinggi Islam, serta lembaga pendidikan
nonformal, seperti pesantren, majelis taklim, dan madrasah diniyah. Dalam sistem
pendidikan Indonesia, pendidikan Islam diakui dan diintegrasikan ke dalam
kurikulum nasional.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah pendidikan islam di indonesia?
2. Apa Organisasi dan lembaga pendidikan islam di indonesia?
3. Siapa Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia?
4.Bagaimana Sistem Pendidikan islam di indonesia saat ini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan islam di indonesia
2. Untuk mengetahui Organisasi dan lembaga pendidikan islam di indonesia
3. Untuk mengetahui Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia
4. Untuk mengetahui Sistem Pendidikan islam di indonesia saat ini

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
Masuknya Islam ke Indonesia agak unik bila dibandingkan dengan
masuknya Islam ke daerah-daerah lain. Islam masuk ke Indonesia secara damai
dibawa oleh para pedagang dan mubaligh. Sedangkan Islam yang masuk ke
daerah lain pada umumnya banyak lewat penaklukan, seperti masuknya Islam
ke Irak, Iran (Parsi), Mesir, Afrika Utara sampai ke Andalusia.
Sejalan dengan dengan hal tersebut di Medan pada tahun 1963, dan di
Kuala Simpang Aceh pada tahun 1980, telah dilaksanakan seminar tentang
masuknya Islam ke Indonesia. Kedua seminar tersebut sepakat menyatakan
bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriah langsung dari
Arab. Daerah yang mula-mula dimasuki oleh Islam adalah daerah pesisir
Sumatera, sedangkan kerajaan Islam pertama yang berdiri adalah di Aceh.
Penyiaran Islam dilakukan dengan secara damai oleh pedagang. Kedatangan
Islam ke Indonesia adalah membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi
(Panitia Seminar, 1963: 265).
Terbentuknya masyarakat muslim di suatu tempat adalah melalui proses
yang panjang, yang dimulai dari terbentuknya pribadi-pribadi muslim sebagai
hasil dari upaya para da'i. Masyarakat muslim tersebut selanjutnya tercatatlah
sejumlah kerajaan Islam di Nusantara. Di bagian lain, yakni di Malaka pada
saat itu tidak hanya sebagai pusat perdagangan muslim dan pusat kekuatan
politik di Selat Malaka, tetapi juga sebagai pusat penyiaran Islam. Ke Malaka
berdatangan para mubaligh dan dari Malaka pula tersebar mubaligh ke berbagai
penjuru di Nusantara ini. Tumbuhnya pusat-pusat kekuasaan Islam di Nusantara
ini jelas sangat berpengaruh sekali bagi proses islamisasi di Indonesia. Kekuatan
politik digabungkan dengan semangat para mubaligh untuk mengajarkan Islam
merupakan dua sayap kembar yang mempercepat tersebarnya Islam ke berbagai
wilayah di Indonesia.1

1
Enung k.rukiati dan Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan islam di Indonesia,(Bandung:Pustaka
setia, 2006) h.72

5
B. Organisasi dan lembaga pendidikan islam di indonesia.
a. Organisasi Islam di indonesia
1.Muhammadiyah
Usaha Muhammadiyah di bidang Pendidikan di indonesia, Yang menjadi
dasar pendidikan Muhammadiyah, adalah:
1) Tajdid; kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran baru untuk mengubah
cara berpikir dan cara berbuat yang sudah terbiasa demi mencapai tujuan
pendidikan.
2) Kemasyarakatan; antara individu dan masyarakat supaya diciptakan
suasana saling membutuhkan. Yang dituju adalah keselamatan
masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
3) Aktivitas; anak didik harus mengamalkan semua yang diketahuinya dan
menjadikan pula aktivitas sendiri sebagai salah satu cara memperoleh
pengetahuan yang baru.
4) Kreativitas; anak harus mempunyai kecakapan atau keterampilan dalam
menentukan sikap yang sesuai dan menetapkan alat-alat yang tepat
dalam menghadapi situasi-situasi baru.
5) Optimisme; anak harus yakin bahwa dengan keridaan Tuhan, pendidikan
akan membawanya kepada hasil yang dicita-citakan, asal dilaksanakan
dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab, serta menjauhkan diri dari
segala sesuatu yang menyimpang dari segala yang digariskan oleh
agama Islam.2
2. Nahdatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam terbesar
di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di
bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Berdirinya NU tidak
dapat terlepas dari dua kyai besar yaitu K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wahab
Hasbullah. Nahdlatul Ulama adalah organisasi para ulama (bentuk jama dari
alim yang berarti orang yang berilmu) adalah orang-orang yang mengetahui
secara mendalam segala hal yang bersangkut paut dengan agama. Nahdlatul

2
Haidar putra daulay, Sejarah pertumbuhan dan pembaruan Pendidikan islam di Indonesia,
(Jakarta:Kencana, 2007) h.86

6
Ulama berpegang pada Ahlussunnah wal Jama'ah dan tidak terlepas dari
pengakuan terhadap ajaran keempat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan
Hanbali) dan bimbingan para ulama. Nahdlatul Ulama menetapkan tujuannya
adalah untuk mengembangkan Islam berlandaskan ajaran keempat madzhab
di atas. Tujuan itu diusahakan dengan:
a. Memperkuat persatuan diantara sesama ulama penganut ajaran-ajaran
empat madzhab.
b. Meneliti kitab-kitab yang akan dipergunakan untuk mengajar sesuai dengan
ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah.
c. Menyebarkan ajaran Islam yang sesuai dengan ajaran empat mazhab.
d. Memperbanyak jumlah lembaga pendidikan Islam dan memperbaiki
organisasinya Membantu pembangunan masjid, surau dan pondok pesantren
serta membantu kehidupan anak yatim dan orang miskin.3
3. Al-Islam Wal Irsyad
Al-Irsyad merupakan madrasah yang termasyhur di Jakarta yang
didirikan pada tahun 1913 oleh Perhimpunan Al- Irsyad Jakarta dengan tokoh
pendirinya Ahmad Surkati al- Anshari. Tujuan perkumpulan al-Irsyad ini
adalah memajukan pelajaran agama Islam yang murni di kalangan bangsa
Arab di Indonesia. Al- Irsyad disamping bergerak di bidang pendidikan, juga
bergerak di bidang sosial dan dakwah Islam berdasarkan al-Qur'an dan Sunnah
Rasul secara murni.
Salah satu perubaha yang dilakukan al-Irsyad adalah pemharuan di
bidang pendidikan. Pada tahun 1913 didirikan sebuah perguruan modern di
Jakarta, dengan sistem kelas. Materi pelajaran yang diberikan adalah pelajaran
umum, di samping pelajaran agama. Sekolah-sekolah al-Irsyad berkembang
dan meluas sampai ke kota-kota. Dalam bidang pendidikan Al-Irsyad
mendirikan madrasah :
a. Awaliyah, lama pelajaran 3 tahun (3 kelas)
b. Ibtidaiyah, lama belajar 4 tahun (4 kelas)
c. Tajhiziah, lama belajar 2 tahun (2 kelas)

3
Choirunniswah, Organisasi Islam dan Perannya Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia
http://jurnal.radenfatah..ac.id, pada Indonesia Jurnal Ta'dib, Vol. 18 No. 01, diakses dari tanggal
12 Mei 2023.

7
d. Mu'allimin, lama belajar 4 tahun (4 kelas)
e. Takhassus, lama belajar 2 tahun (2 kelas) (Yunus, 1985: 307).
2. Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
a) Sebelum kemerdekaan Indonesia
Pendidikan Islam mulai bersemi dan berkembang pada awal abad 20
masehi dengan berdirinya madrasah Islamiyah yang bersifat formal seperti;
-Madrasah Adabiyah di Sumatra Barat,
-madrasah formal Thawalib di Padang,
-madrasah Sa'adah Adabiyah di Aceh, dan lain sebagainya.
Ada yang berbentuk pondok pesantren, seperti;
-pesantren Syekh Hasan Ma'sum di Sumatera Timur,
-Pesantren dan Madrasah Mustafawiyah di Tapanuli.
-Pondok Pesantren Tebuireng Jombang di Jawa,
-Pondok Pesantren Tambak Beras di Jombang,
-Pandok Modern Gontor di Ponorogo,
- pondok pesantren Krapyak Yogyakarta,
- Madrasah Al Khairiyah di Banten, dan lain-lain.4
b) Setelah kemerdekan Indonesia
Setelah Indonesia merdeka dan mempunyai Kementrian Agama, maka
secara instansional Kementrian Agama diserahi kewajiban dan
bertanggung jawab pembinaan dan pengembangan pendidikan agama
dalam lembaga-lembaga tersebut. Lembaga pendidikan agama Islam ada
yang berstatus negeri dan ada yang berstatus swasta. Yang berstatus negeri
misalnya:
a. Madrasah Ibtidayah Negeri (Tingkat Dasar).
b. Madrasah Tsanawiyah Negeri (Tingkat Menengah Pertama).
C. Madrasah Aliyah Negeri (Tingkat Menengah Atas).
D. Dahulunya berupa Sekolah Guru dan Hakim Agama (SGHA) dan
Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN).
E. Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang kemudian
berubah menjadi STAIN (Sekolah tinggi agama islam negeri) Lalu berubah

4
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam.(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.157

8
lagi menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri). Dan terakhir menjadi
Universitas islam Negeri (UIN).5
Salah satu bentuk pembinaan yang konkrit dan sangat penting terhadap
lembaga pendidikan agama Islam ialah adanya surat keputusan bersama
antara Menteri Agama dan Menteri P & K No. 0299/U/1984 (Dik. Bud);
045/1984 (Agama) Tahun 1984; tentang Pengaturan pembakuan kurikulum
madrasah, yang isinya antara lain adalah mengizinkan kepada lulusan
Sekolah (Madrasah) Agama untuk melanjutkan ke sekolah-sekolah umum
yang lebih tinggi. Dan adapun Peraturan pemerintah Republik Indonesia
Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan
Keagamaan. Hal ini berarti adanya pengakuan yang resmi dari Pemerintah
RI terhadap persamaan derajat dan kemampuan ilmiah antara madrasah
agama Islam dan sekolah umum di Indonesia.6
C. Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia
1) Zainuddin Labay (1890-1924)
Zainuddin Labay al-Yunusi, dilahirkan di Bukit Surungan, Padang
Panjang pada tahun 1890. Karena ayahnya seorang ulama', dia belajar
agama di Surau ayahnya dan beberapa Surau lainnya. Pada tahun 1916
Zainuddin Labay mendirikan Madrasah Diniyah, yang merupakan
madrasah sore untuk pendidikan agama yang diorganisasikan berdasarkan
sistem klasikal dan tidak mengikuti sistem pengajaran tradisional yang
individual. Di samping pendidikan agama, juga diberikan pendidikan
umum, terutama sejarah dan ilmu bumi. Dalam kelas tertinggi mata
pelajaran tersebut menggunakan buku-buku bahasa Arab dan dengan
begitu mata pelajaran ini lebih bersifat ekstra bahasa Arab daripada ilmu
bumi atau sejarah.7
2) KH. Ahmad Dahlan (1868-1923)
Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 dengan nama
Muhammad Darwis anak dari seorang KH. Abubakar bin Kyai Sulaiman.

5
Subhan, Arief, Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia.(Jakarta: Prenada Media Group, 2012).h.
196
6
Ibid.h.198
7
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.189

9
Ibunya adalah anak Haji Ibrahim. menyelesaikan pendidikan dasarnya
dalam nahwu, fiqih dan tafsir di Yogya dan sekitarnya, ia pergi ke Mekkah
tahun 1890 di mana ia belajar selama setahun. Pada tanggal 18 November
1912 Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah bersama
teman-temannya. Pandangan Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan
dapat dilihat pada kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh
Muhammadiyah. Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah melanjutkan
model sekolah yang digabungkan dengan sistem pendidikan gubernemen.
Di samping sekolah desa di kampungnya sendiri, Ahmad Dahlan juga
membuka sekolah yang sama di kampung Yogya yang lain.8
3) KH. Hasyim Asy'ari (1871-1947)
KH. Hasyim Asy'ari lahir di Gedang, Jombang Jawa Timur, hari Selasa
24 Dzulqo'dah 1287 H. bertepatan dengan 14 Februari 1871 M. Ayahnya
bernama Asyani ulama asal Demak. KH. Hasyim Asy'ari merupakan
pendiri Nahdhatul Ulama (NU), bersama KH. Wahab Hasbullah dan KH.
Bisri Syansuri, yang didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344,
bertepatan tanggal 31 Januari 1926. NU sendiri memberikan perhatian
besar bagi pendidikan, khususnya pendidikan tradisional yang harus
dipertahankan keberadaannya.9 Tentang pemikiran pendidikan KH.
Hasyim seperti tertuang dalam bukunya Adab al-'Alim wa al-Muta'allim,
Dalam hal belajar, yang menjadi titik penekanannya adalah pada pengertian
bahwa belajar itu merupakan ibadah untuk mencari ridha Allah yang
mengantarkan seseorang untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan
akhirat. Karenanya, belajar harus diniati untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai Islam, bukan sekadar menghilangkan kebodohan.10
4) KH. Imam Zarkasyi (1910-1985)
KH. Imam Zarkasyi dilahirkan di Gontor, 21 Maret 1910 dan wafat di
Madiun, 30 April 1985. KH. Imam Zarkasyi adalah putra bungsu dari tujuh

8
Ibid. h.206
9
Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama Biografi KH. Hasyim Asy'ari, (Yogyakarta:
Lkis,2000),h.16
10
Kurniawan & Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. (Maguwoharjo: Ar Ruzz
Media, 2013),h.212

10
bersaudara, dari pasangan Kyai Santoso Anom Bashri dan Nyai Sudarmi
Santoso. Imam Zarkasyi dibesarkan di lingkungan keluarga muslim yang
taat beragama, ayahnya seorang kyai besar di Pondok Gontor. Pemikiran
pendidikan KH. Imam Zarkasyi yang cukup terkenal dalam pengembangan
dunia pendidikan pesantren salah satunya adalah panca jiwa. Panca jiwa
tersebut merupakan nilai-nilai yang terdiri atas lima unsur yang yang harus
dijadikan pegangan setiap santri. Diantara isi dari panca jiwa tersebut antara
lain:
a. Nilai keikhlasan.
b. Nilai kesederhanaan.
c. Nilai kemandirian.
d. Nilai persaudaraan.
D. Sistem Pendidikan Islam di Indonesia saat ini
1. Sekolah
Sekolah merupakan Tripusat pendidikan di samping rumah tangga dan
masyarakat. Kurikulum yang disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memerhatikan:
peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi
kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan,
tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi dan seni, agama, dinamika perkembangan global,
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Tekhnik pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum
mengalami perubahan-perubahan tertentu, seiring dengan perkembangannya
ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan sistem proses belajar mengajar,
misalnya tentang materi pendidikan agama diadakan pengintegrasian dan
pengelompokan, yang tanpaknya lebih terpadu dan diadakan pengurangan
alokasi waktu .
Ada dua cara yang memungkinkan untuk menghubungkan mata
pelajaran agama dengan mata pelajaran umum sebagai berikut :
a. Cara Okasional, yaitu dengan cara bagian dari satu pelajaran dihubungkan
dengan bagian dan pelajaran lain bila ada kesempatan yang baik.

11
b. Cara sistematis, yaitu dengan cara bahan-bahan pelajaran itu dihubungkan
dulu menurut rencana tertentu sehingga bahan-bahan itu merupakan seakan-
akan satu kesatuan yang terpadu.11
2. Madrasah
Dalam peraturan menteri agama nomor 1 tahun 1946 dan peraturan
menteri agama nomor 7 tahun 1950 maupun SKB tiga menteri tahun 1975, dapat
dipahami bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan yang menjadikan mata
pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran pokok atau dasar, disamping itu
juga diajarkan mata pelajaran umum. Sistem dan isi madrasah diupayakan
adanya penggabungan antara sistem pesantren dan sekolah umum. Dalam
jenjang pendidikan madrasah tersusun sebagai berikut :12
a. Madrasah rendah atau Ibtidaiyah, ialah madrasah yang memuat pendidikan
dan ilmu pengetahuan agama Islam yang menjadi pokok pengajarannya, lama
pendidikannnya 6 tahun.
b. Madrasah lanjutan tingkat pertama atau Madrasah Tsanawiyah ialah
madrasah yang menerima murid-murid tamatan madrasah rendah atau sederajat
dengan itu, serta memberikan pendidikan dalam ilmu pengetahuan agama Islam
sebagai pokok pengajarannya, lama pendidikan 3 tahun.
c. Madrasah lanjutan atas atau madrasah aliyah, ialah madrasah yang menerima
murid-murid tamatan madrasah lanjutan pertama dan memberikan pendidikan
dalam ilmu pengetahuan agama Islam sebagai pokok pengajarannya. Lama
belajar 3 tahun.
3. Pesantren
Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di
indonesia, lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan Islam datang
ke Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan Islam.
Mekanisme kerja pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan
sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umunya seperti, Memakai sistem
tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan ustadz dan

11
Enung k.rukiati dan Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan islam di Indonesia,(Bandung:Pustaka
setia, 2006) h.76
12
Choirun Niswah, Sejaran Pendidikan Islam, (Palembang: Noerfikri Offset, 2017), hal. 225

12
ustadzah. Kehidupan di pesantren juga menampakkan semangat demokrasi
karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
dan juga Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme,
persaudaraan, penamaan rasa percaya diri, dan keberanian hidup.
Sedangkan secara garis besar, tipologi pesantren bisa dibedakan paling
tidak menjadi tiga bagian. Yaitu Salafiah (Tradisional), Kholafiah (Modern),
dan Terpadu yaitu:13
a. Salafiah adalah tipe Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu- ilmu agama
Islam atau kitab-kitab klasik yang ditulis oleh ulama-ulama terdahulu. Dengan
metode pengajaran diantaranya: sorogan, bandungan, hafalan, dan musyawarah.
b. Khalafiah adalah tipe Pesantren modern yang didalamnya mengajarkan
ilmuilmu agama Islam dan pengetahuan umum. Tetapi masih mengajarkan
kitab-kitab klasik seperti Pesantren Salafiah. Pola kepemimpinan tipe Pesantren
ini biasanya kolektif-demokratif, sehingga tugas dan wewenang telah
dideskriptifkan secara jelas. Sistem yang digunakan tipe ini adalah sistem
klasikal dan evaluasi yang digunakan memiliki standar yang jelas dan modern.
c. Pesantren terpadu adalah pesantren yang memadukan atau menggabungkan
anatara sistem pendidikan Salafi dan pendidikan Khalafi.
4. Pendidikan Tinggi Islam
Hasrat umat Islam untuk mendirikan pendidikan tinggi sudah dirintis
sejak zaman kolonial belanda , ide ini sudah ada sejak tahun 1930 an. Sejarah
perguruan tinggi agama Islam di Indonesia bermula pada awal tahun 1945 ketika
masyumi memutuskan untuk mendirikan sekolah tinggi Islam di Jakarta.
Pendidikan Agama Islam semakin kuat kedudukannya setelah masuk ke
dalam sistem pendidikan nasional yang telah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989
yang dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003. Dengan
demikian untuk mengukuhkan eksistensi pendidikan Islam di Indonesia maka
adanya usaha lebih maju untuk mengembangkan dan memberdayakannya.14
Pendidikan Tinggi Islam kini usianya lebih dari 77 tahun usia yang

13
Opik Jamaludin, Peran Pesantren Salafi dalam Peningkatan Kualitas Akhlak Santri, Iktisyaf,
Vol.3 No 1, Maret 2021, hal. 89
14
Fauzi Fahmi dan Firmansyah Firmansyah, Orientasi Perkembangan Pendidikan Islam Pasca
Proklamasi Indonesia, Al-Liqo, Vol 6 No 1, 2021, hal 93

13
cukup panjang. Institusi ini salah satu pilar penting dalam membentuk
peradaban Indonesia masa depan. Peradaban, suatu cita-cita yang hendak diraih
dalam waktu yang lama dan dicitakan oleh semua bangsa di dunia. Untuk meraih
hal tersebut diperlukan dukungan semua komponen bangsa antara lain melalui
pendidikan termasuk pendidikan tinggi Islam. Pendidikan tinggi Islam harus
menyiapkan alumninya yang berkualitas, berkarakter kuat dan tangguh,
berpengetahuan, cerdas, memiliki kompetensi serta berjiwa entrepreneurship.
Mereka kini hidup di tengah era globalisasi dengan dampak positif dan
negatifnya dan ditengah kompetisi antar bangsa yang masing-masing ingin eksis
dan servive untuk kebanggaan bangsanya. Di tengah arus ini mereka harus hadir
dengan kualitasnya yang juga dapat mengantarkan mereka menjadi bagian dari
penegakan peradaban Indonesia ke depan.15

15
Hasbi Indra, Pendidikan tinggi islam dan peradaban indonesia, Al-Tahrir, Vol. 16, No. 1 Mei
2016 : hal.130

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriah langsung dari
Arab. Daerah yang mula-mula dimasuki oleh Islam adalah daerah pesisir
Sumatera, sedangkan kerajaan Islam pertama yang berdiri adalah di Aceh.
Penyiaran Islam dilakukan dengan secara damai oleh pedagang. Kedatangan
Islam ke Indonesia adalah membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi.
Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al-Islam Wal Irsyad dan lain
sebagainya merupakan organisasi pedidikan islam yang ikut serta dalam
berkembangnya pendidikan islam di indonesia dengan cara yang berbed namu
dengan tujuan yang sama. adapun lembaga pengajaran islam yang berdiri sejak
sebelum kemerdekaan bangsa indonesia seperti beberapa madrasah dan pondok
peantren yang hingga setelah kemerdekaan indonesia pun masih berdiri
menunjukkan eksistensinya dalam mengembangkan ajaran islam dalam bidang
pendidikan hingga saat ini.
Adapun tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh pada dunia pendidikan
islam di indonesia yaitu, Zainuddin Labay al-Yunusi, KH. Ahmad Dahlan, KH.
Hasyim Asy'ari dan KH. Imam Zarkasyi. Sistem pendidikan islam di indonesia
saat ini meliputi, sekolah, madrasah, pesantren dan perguruan tinggi Islam yang
didalamnya memiliki peraturan tersendiri dalam menjalankan lembaga
pendidikan masing- masing.

B. Saran
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu terus berupaya meningkatkan
kualitas pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperkuat kurikulum yang berorientasi pada pembentukan karakter Islami,
pengembangan metode pembelajaran yang inovatif, dan pelatihan yang kontinu
bagi para pendidik.

15
DAFTAR PUSTAKA

k.rukiati enung dan Hikmawati Fenti, Sejarah Pendidikan islam di


Indonesia,(Bandung:Pustaka setia, 2006).
Putra daulay haidar, Sejarah pertumbuhan dan pembaruan Pendidikan islam di
Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2007).
Niswah choirun, Organisasi Islam dan Perannya Terhadap Pendidikan Islam
di Indonesia http://jurnal.radenfatah..ac.id, pada Indonesia Jurnal
Ta'dib, Vol. 18 No. 01, diakses dari tanggal 12 Mei 2023.
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam.(Jakarta: Bumi Aksara, 2005)
Subhan, Arief, Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia.(Jakarta: Prenada
Media Group, 2012).
Nata Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997)
Khuluq Lathiful, Fajar Kebangunan Ulama Biografi KH. Hasyim Asy'ari,
(Yogyakarta: Lkis,2000).
Kurniawan & Mahrus Erwin, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam.
(Maguwoharjo: Ar Ruzz Media, 2013).
Niswah Choirun, Sejaran Pendidikan Islam, (Palembang: Noerfikri Offset,
2017).
Jamaludin Opik, Peran Pesantren Salafi dalam Peningkatan Kualitas Akhlak
Santri, Iktisyaf, Vol.3 No 1, Maret 2021.
Fahmi Fauzi dan Firmansyah, Orientasi Perkembangan Pendidikan Islam
Pasca Proklamasi Indonesia, Al-Liqo, Vol 6 No 1, 2021.
Indra Hasbi, Pendidikan tinggi islam dan peradaban indonesia, Al-Tahrir, Vol.
16, No. 1 Mei 2016.

16

Anda mungkin juga menyukai