Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATERI AQIDAH AKHLAK JENJANG SMP


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
MATERI PAI DI SEKOLAH
Dosen Pengampu : Dr. Husnul Khotimah,, M.Pd.I

Disusun oleh :

Siti Nurhalizah.M 22201253


M. Kafa Nasrulloh 22201237
Faisal Hisyamuddin Husein 22201246

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KEDIRI 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan dengan menyebut Asma Allah Yang
Maha Besar & Maha Penyayang, kami bersyukur dengan Bimbingan, Karunia &
RahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ MATERI AQIDAH
AKHLAK JENJANG SMP”. Tujuan penulisan Makalah ini sebagai syarat dalam
menyelesaikan tugas Kelompok, mata kuliah Materi PAI di Sekolah. Dengan selesainya
penulisan makalah ini, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak, yang telah berkenan membantu dalam proses penyusunan hingga makalah ini
berhasil diselesaikan. Terutama kepada beliau Ibu. Dr. Husnul Khotimah,, M.Pd.I selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Materi PAI di Sekolah.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini, Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.

Kediri, 18 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Meyakini kitab-kitab Allah SWT. ................................................................... 6

B. Indahnya Etika dan Komunikasi Islam ........................................................... 11

C. Model pembelajaran PAI (Aqidah Akhlak) jenjang SMP .............................. 16

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam di Indonesia adalah sistem pendidikan untuk


menyebarkan ajaran agama Islam kepada individu Muslim di negara ini. Ini
melibatkan sekolah Islam, madrasah, pesantren, dan pengajaran agama Islam di
berbagai tingkat pendidikan, termasuk tingkat nasional dan perguruan tinggi.
Pendidikan ini juga fokus pada pengembangan karakter dan moral serta memiliki
peran penting dalam mempertahankan identitas keagamaan di tengah keragaman
budaya dan agama di Indonesia. Pemerintah mendukung pengembangan dan
pengaturan pendidikan Islam.

Materi PAI (Pendidikan Agama Islam) di sekolah umum adalah bagian


integral dari kurikulum pendidikan di Indonesia. Materi ini memberikan
pemahaman tentang ajaran dan praktik agama Islam kepada siswa di sekolah-
sekolah non-agama. Meskipun siswa di sekolah umum bisa beragama apa saja, PAI
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang Islam, yang merupakan salah
satu agama utama di Indonesia. Materi PAI meliputi berbagai aspek agama Islam,
seperti aqidah (keyakinan), akhlak (etika), ibadah (ritual keagamaan), hukum Islam,
sejarah Islam, dan aspek-aspek lainnya yang terkait dengan kehidupan sehari-hari
umat Islam. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang nilai-nilai, budaya, dan tindakan yang relevan dengan agama Islam.

Selain itu Materi Akidah dan Akhlak di sekolah umum adalah komponen
penting dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Materi ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aqidah (keyakinan) dan
akhlak (etika) dalam Islam kepada siswa-siswa di sekolah-sekolah non-agama.
Pemerintah Indonesia memiliki peran dalam mengatur kurikulum dan mengawasi
pelaksanaan materi Akidah dan Akhlak di sekolah-sekolah umum. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa siswa menerima pemahaman yang baik tentang
nilai-nilai Islam dan mempromosikan perilaku yang positif dalam masyarakat.
Materi ini juga mendukung tujuan pendidikan nasional yang mencakup
pengembangan moral dan etika yang kuat di kalangan generasi muda.

4
B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud meyakini kitab-kitab Allah SWT?

2. Bagaimana indahnya Etika dan Komunikasi Islam?

3. Bagaimana model pembelajaran PAI (Aqidah Akhlak) jenjang SMP ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi meyakini kitab-kitab Allah SWT

2. Untuk mengetahui indahnya Etika dan Komunikasi Islam

3. Untuk mengetahui model pembelajaran PAI (Aqidah Akhlak) jenjang SMP

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menyakini Kitab-Kitab Allah

Dalam aspek akidah atau tauhid, mengimani dan mempercayai kitab-kitab


suci yang pernah diturunkan Allah SWT kepada para nabi-Nya merupakan salah
satu dari rukun iman, yaitu rukun iman ketiga. Pengejawantahan rukun iman ketiga
ini pada dasarnya adalah meyakini bahwa Allah SWT memiliki kitab-kitab yang
diturunkan sebagai wahyu kepada nabi-nabi-Nya.1

Iman secara bahasa berarti pengakuan (al-iqrār) yang melahirkan sikap


menerima (al-qabūl) dan tunduk (al-iżżi’ān). Sedangkan secara istilah iman berarti
membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan membuktikan dengan
perbuatan. Adapun yang dimaksud dengan iman kepada kitab Allah Swt adalah
membenarkan bahwa Allah Swt mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada
para rasul-Nya. Kitab-kitab itu merupakan kalam AllahSwt yang berfungsi sebagai
cahaya dan petunjuk bagi manusia. Semua kandungannya merupakan kebenaran
yang wajib diikuti dan dilaksanakan.2

Ada sejumlah kitab Alla Swt yang disebutkan di dalam al-Qur’an dan hadis
nabi. Sebagian disebut dengan kitab, sebagian lainnya disebut suhuf. Diantaranya:

1. Taurat

Kitab Taurat merupakan kitab suci yang diwahyukan atau diturunkan


kepada Nabi Musa AS sebagai petunjuk serta pedoman bagi Bani Israil. Taurat
atau Torah diambil dari bahasa Ibrani, yaitu yarah. Jika digunakan sebagai kata
kerja, yarah bisa diartikan sebagai “mengajarkan”, “memberi pengajaran”,
ataupun “menunjukkan”. Dalam konteks keagamaan, maka Torah memiliki
makna sebagai “Perintah atau ajaran dari Tuhan”.3

1
“Iman terhadap Kitab-kitab Allah,” NU Online, accessed September 21, 2023,
https://islam.nu.or.id/syariah/iman-terhadap-kitab-kitab-allah-QBB5F.
2
Tatik pujiani, bagus mustaqim “pendidikan agama islam dan budi pakerti untuk smp kelas
VII”,(jakarta selatan:pusat perbukuan)h.37
3
“Pengantar Al-Taurat,” accessed September 21, 2023, https://www.al-
kitab.org/webkitab/Taurat.htm.

6
Kitab taurat diturunkan di bukit Tursina atau Sinai pada abad 12 SM.
Penjelasan mengenai Nabi Musa mendapat kitab Taurat terdapat dalam Q.S. al-
Isra/17: 2
‫ا‬
‫ِن َوكِْي ًل‬ ِ ‫ن اِس ۤرا ِءيل اَاَّل تَت‬
ِ‫اخ ُذ ْوا ِم ْن ُد ْو‬ ْٓ ِ ‫ب‬ِِّ‫واٰتَي نَا موسى الْ ِكتٰب وجع ْلنٰه ه ًدى ل‬
ْ ْ
َ َ ْ ْ َ ُ ُ ََ َ َ َ ُْ ْ َ
artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya
petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil
(pelindung) selain Aku.”

Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s. untuk menjadi pedoman
dan bimbingan bagi Bani Israil agar mereka dapat terlepas dari kekufuran dan
kebodohan sehingga selalu berada di jalan Allah Swt. Di samping itu,
pemberian kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s. juga untuk memberikan
pemahaman kepada umat Islam bahwa di antara tugas-tugas rasul adalah
menyampaikan ajaran tauhid serta memberi peringatan agar tidak meniru sikap
umat terdahulu yang terjerumus ke lembah dosa sepeninggal rasul-rasul-Nya.

Inti pokok ajaran Kitab Taurat adalah sepuluh peraturan Allah Swt. bagi
kaum bani Israil yang dikenal dengan sebutan “The Ten Commandements”.
Sepuluh peraturan tersebut terdiri atas tiga perintah dan tujuh larangan sebagai
berikut.
a. Perintah mengesakan Allah Swt.
b. Perintah menghormati ayah dan ibu.
c. Perintah menyucikan hari Sabtu.
d. Larangan menyembah berhala.
e. Larangan menyebut nama Allah Swt. secara sia-sia.
f. Larangan membunuh manusia.
g. Larangan berbuat zina.
h. Larangan mencuri.
i. Larangan menjadi saksi palsu.
j. Larangan mengambil hak orang lain.

2. Zabur
Allah Swt. mewahyukan kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s. untuk

7
membimbing umat Yahudi atau Bani Israil. Kitab ini diturunkan di daerah
Yerusalem pada abad 10 SM.4 Menurut Imam Qurtubi, sebagaimana dikutip
dalam Tafsir Quran Kemenag, kitab Zabur tidak berisi hukum-hukum perkara
seperti Taurat. Namun kitab Zabur terdiri dari 150 surah yang berisi nasihat-
nasihat, hikmah, pujian dan sanjungan kepada Allah Swt. Penjelasan mengenai
Nabi Daud yang mendapat kitab Zabur terdapat dalam Q.S. al-Isra<’/17: 5
berikut ini.

‫اس ْوا ِخ ٰل َل‬ ‫ج‬‫ف‬


َ ٍ ‫فَاِ َذا ج ۤاء وع ُد اُوٰلىهما ب عثْ نَا علَي ُكم ِعبادا لانَآْ اُ ِوِل َبْ ٍس َش ِدي‬
‫د‬
ُ َ ْ َْ ً َ ْ ْ َ ََ َ ُ ْ ْ َ َ َ
‫الد ََي اِر َوَكا َن َو ْع ًدا ام ْفعُ ْوًَّل‬
ِِّ
Artinya: “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama
dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami
yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah
ketetapan yang pasti terlaksana.”

Kitab Zabur menggunakan bahasa Qibti yang berisi ajaran:


a. Zikir dan penghormatan kepada Allah Swt.
b. Nasihat-nasihat tentang kebaikan bagi manusia.

3. Injil
Kitab inijl adalah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa
a.s. allah berfirman: Q.S. al-maidah/5: 46,

‫ْي يَ َديِْه ِم َن‬ ِ ِ ‫وقَفاي نَا ع ٰلْٓى اٰ ََث ِرِهم بِعِيسى اب ِن مرََي م‬
َ َْ‫ص ِّدقًا لِّ َما ب‬
َ ُ َ َْ ْ َ ْ ْ َ ْ َ
ٌۙ
ِ ِ ‫اَّل ِْْنيل فِي ِه ه ًدى اونُور اوم‬
‫ْي يَ َديْ ِه ِم َن الت ْاوٰر ِىة‬
َ َْ‫ص ِّدقًا لِّ َما ب‬
َُ ْ
ِ ِ
ُ ْ َ ْ ْ ُ‫الت ْاوٰرىة ۖ َواٰتَ ْي نٰه‬
‫ِ ِ ِ ا‬
‫ْي‬
َ ْ ‫َوُه ًدى اوَم ْوعظَةً لِّْل ُمتاق‬
Artinya: "Dan Kami teruskan jejak mereka dengan mengutus Isa putra
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami
menurunkan Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan

4
“File_15-10-2020_5f885edd5a54f.Pdf,” accessed September 22, 2023,
https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-2020_5f885edd5a54f.pdf.

8
membenarkan Kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa."

Allah Swt. menurunkan Injil kepada Nabi Isa untuk menyempurnakan isi
Taurat yang telah berakhir masa berlakunya. Dalam hal ini kitab Injil berfungsi
untuk membenarkan kitab Taurat yang mengandung nilai-nilai yang dapat
menyelamatkan umatnya dari kesesatan dalam akidah dan amal perbuatan,
seperti tauhid, yakni memberantas syirik dan berhala yang menjadi sumber
khurafat dan kebatilan. Kitab Injil juga berisi petunjuk dan pengajaran baru.
Salah satunya adalah ajaran yang memberitahukan bahwa akan muncul seorang
nabi, yang mempunyai sifat-sifat mulia, syariatnya lebih sempurna dan bersifat
universal (menyeluruh) tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Dia adalah nabi
penutup dan rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw.

Kitab Injil ditulis dalam bahasa Suryani yang berisi:

a. Perintah untuk mengesakan Allah Swt.


b. Perintah menyucikan diri dari nafsu duniawi yang berlebihan.
c. Perintah untuk saling menyayangi.
d. Membenarkan ajaran kitab terdahulu.
e. Menghapus beberapa ajaran dalam kitab Taurat yang tidak sesuai lagi
dengan perkembangan zaman.
f. Mengabarkan akan datang nabi selanjutnya setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi
Muhammad saw.
4. Suhuf musa dan ibrahim

Suhuf Musa dan Ibrahim adalah lembaran-lembaran yang diturunkan oleh


Allah Swt kepada Nabi Musa dan Ibrahim. Lembaran-lembaran ini sudah hilang
dan tidak diketahui isinya. Namun sebagian isi suhuf-suhuf itu ada yang
diberitakan di dalam al-Qur’an dan hadis. Misalnya ajaran suhuf Nabi Musa a.s.
dan Ibrahim a.s. yang terdapat di dalam Q.S. an-Najm/53: 36 – 41 berikut ini.

9
ِ ِ ِ ِ ‫اَْم ََل ي نَ باأْ ِِبَا ِف صح‬
ِّْٰٓ ‫) َوابْ ٰرهْي َم الاذ ْي َو‬36( ‫ف ُم ْو ٰسى‬
‫) اَاَّل تَ ِزُر‬37( ٌۙ ‫ّف‬ ُُ ْ ُْ
‫) َواَ ان َس ْعيَه‬39( ‫ان ااَّل َما َس ٰع ٌۙى‬ ِ ٌۙ
ِ ‫) واَ ْن لايس لِ ِْلنْس‬38( ‫وا ِزرة ِوْزر اُ ْخ ٰرى‬
َ َ ْ َ َ ِّ َ َ
ٌۙ ۤ ۖ
)41( ‫اْلََزاءَ ْاَّلَْو ّٰف‬
ْ ُ‫) ُثُا ُُْي ٰزىه‬40( ‫ف يُ ٰرى‬ َ ‫َس ْو‬
Artinya: "Ataukah belum diberitakan (kepadanya) apa yang ada dalam
lembaran-lembaran (Kitab Suci yang diturunkan kepada) Musa? Dan
(lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?. (yaitu)
bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwa
manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya
usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.

a. Seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.


b. Manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.
c. Perbuatan manusia kelak akan diperlihatkan kepadanya.
d. Perbuatan manusia akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna.
5. Al-Quran
Secara etimologi, lafadz al-Qur’an berasal dari fi’il Qara`a yang
mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira`ah berarti
menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu
ucapan yang tersusun rapih. Qur`an pada mulanya seperti qira`ah , yaitu masdar
(infinitif) dari kta qara` qira`atan, qur`anan. Sebagaimana dalam firman Allah
SWT QS. Al-Qiyamah ayat 17-18:

)18(ۚ ‫)فَاِ َذا قَ َرأْنٰهُ فَاتابِ ْع قُ ْراٰنَه‬17(‫اِ ان َعلَْي نَا ََجْ َعه َوقُ ْراٰنَه‬
Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya
dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu.”
Kitab al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Al-Qur’an merupakan wahyu Allah terakhir yang membawa
kebenaran, mencakup isi dan membenarkan kitab sebelumnya, Yakni Taurat,

10
Zabur, dan Injil. Meskipun demikian al-Qur’an memiliki syariat tersendiri yang
berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya. Syariat yang terdapat di dalam al-
Qur’an berfungsi menggantikan syariat yang terdapat dalam kitab-kitab
sebelumnya. Namun walaupun masing-masing kitab Allah memiliki syariat
yang berbeda, tetapi dasar dan landasan dasarnya sama, yaitu ajaran tentang
tauhid atau mengesakan Allah Swt.

Karenanya yang kita imani sebagai seorang muslim bukanlah kitab Taurat
dan Injil yang diimani oleh bangsa Yahudi dan umat Nasrani pada saat sekarang
ini. Melainkan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Musa a.s. dan
Nabi Isa a.s. pada masa kenabian keduanya. Meskipun demikian kita tetap harus
menghargai keyakinan bangsa Yahudi dan umat Nasrani terhadap kitab Taurat
dan Injil yang mereka yakini kebenarannya.

Adapun sebagai umat Islam, kita harus meyakini bahwa al-Qur’an


merupakan kitab suci terakhir yang diwahyunakan kepada nabi terakhir, yakni
Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an memiliki sejarah yang berbeda dengan kitab-
kitab sebelumnya. Al-Qur’an sudah ditulis sejak awal pewahyuan. Setelah Nabi
Muhammad saw. meninggal, Al-Qur’an segera dibukukan dengan ketelitian
yang sangat ketat. Karena itu, bagi umat Islam, keaslian Al-Qur’an tetap terjaga.
Al-Qur’an yang dibaca sekarang ini sama persis dengan Al-Qur’an yang dibaca
oleh Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya pada 14 abad yang lalu

B. Indahnya Etika dan Komunikasi Islam


1. Etika dalam Islam
a. Etika Pergaulan dengan Orang yang Lebih Tua
Rasulullah saw. mencontohkan kepada umatnya untuk senantiasa beretika
dalam berbagai aktivitas kehidupan, sebagaimana Hadis berikut ini:

) ‫ من َل يرحم صغريان ويعرف حق كبريان فليس منا (رواه أبو داود‬: ‫قال ابن الشرح عن النيب ﷺ قال‬
Artinya: Ibnu as-Sarh berkata; Dari Nabi saw. beliau bersabda: Siapa
yang tidak menyayangi orang yang kecil di antara kami, dan tidak mengerti hak
orang yang lebih besar di antara kami, maka ia bukan dari golongan kami. (H.R.
Abu Daud)

11
Di sekolah, guru merupakan orang tua yang harus dihormati. Setiap hari
kalian menimba ilmu dari mereka, dan dengan penuh kesabaran mereka
membimbing, serta mendidik kalian. Kalian bisa pintar melalui guru, kalian
mengetahui suatu ilmu juga melalui guru, dan bahkan ketika kalian bisa
mencapai kesuksesan itu juga melalui jasa guru. Guru adalah orang alim artinya
yang memiliki ilmu. Dan pasti kalian tahu kalau para ulama itu adalah pewaris
para nabi. Sebagai seorang remaja muslim, sudah selayaknya kalian
menghormati dan menaati mereka.
Berikut ini beberapa ajaran Islam terkait etika pergaulan dengan yang lebih
tua:
1) Mengucapkan salam apabila bertemu dengan mereka
2) Berbuat baik atau berbakti dengan sebaik-baiknya
3) Menjaga perasaannya jangan sampai mereka sakit hati
4) Bertutur kata yang baik dan selalu menjaga sopan santun
5) Bersikap rendah hati kepada mereka
6) Bersyukur atas kebaikannya merawat dan membesarkan kita
7) Menghormatinya dengan tulus dan sepenuh hati
8) Mendengarkan dan mengikuti nasihatnya dalam kebaikan
9) Mencontoh perilaku baik mereka
10) Mendoakan mereka terutama orang tua dan saudara-saudara tua kita
11) Menjenguk atau merawat orang tua kita yang sakit
12) Mengucapkan salam jika mengakhiri pembicaraan atau pertemuan
b. Etika Pergaulan dengan teman sebaya
Sebagai makhluk sosial, tentunya kalian melakukan interaksi dengan
teman. Hampir setiap hari, baik di lingkungan rumah maupun di sekolah, kalian
sering berkumpul dengan teman. Pada saat kalian menemui masalah, kepada
merekalah kalian mencurahkan isi hati secara lebih terbuka. Karena itu
selayaknya mereka dihormati dan dihargai.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bergaul dengan teman sebaya
yang sesuai dengan akhlak Islam antara lain:
1) Mengucapkan salam apabila bertemu
2) Bertegur sapa dan menunjukkan wajah bersahabat ketika bertemu

12
3) Saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing
4) Saling mengingatkan dalam kebaikan satu sama lain
5) Saling menjaga dan memberi nasihat
6) Saling mendoakan agar teman-teman senantiasa dalam kebaikan
7) Saling menghormati dan menghargai hak teman
8) Saling mengajak melakukan kebaikan
9) Menjaga keharmonisan hubungan pertemanan
10) Menjauhi hal yang menimbulkan pertengkaran
11) Tidak menghina, meremehkan dan menyakiti mereka
12) Mendamaikan jika ada teman yang berselisih paham
13) Menunjukkan sikap empati dan menolong teman yang membutuhkan
14) Menjenguk teman ketika sedang sakit
15) Mengucapkan salam jika mengakhiri pembicaraan atau pertemuan
c. Etika Pergaulan dengan yang Lebih Muda
Islam menganjurkan umatnya agar bersikap sopan santun terhadap sesama,
termasuk kepada yang lebih muda. Seseorang tidak boleh bersikap sombong
atau congkak pada yang lebih muda, Berperilaku santun kepada mereka tidak
akan membuat harga diri seseorang menjadi turun, bahkan sebaliknya akan
meningkat. jika ingin dihargai dan dihormati orang lain, maka kita juga harus
menghargai dan menghormati orang lain.
Berikut sebagian etika pergaulan dengan yang lebih muda:
1) Bersikap penuh kasih sayang
2) Memberikan keteladanan pada mereka
3) Berkata dengan santun dan tidak berkata kasar
4) Tidak melakukan perundungan (bullying)
5) Memanggil dengan panggilan yang sopan
6) Tidak menghina, meremehkan dan menyakiti mereka
7) Tidak menyuruh yang kurang wajar padanya
8) Memberikan nasehat dengan ramah
9) Menolongnya jika dibutuhkan
10) Bersabar menghadapinya

13
d. Etika Pergaulan dengan Lawan Jenis
Dalam kehidupan sehari-hari, adakalanya kita juga harus bergaul dengan
lawan jenis. Islam tidak melarang kalian bergaul dengan lawan jenis, namun
kalian harus memperhatikan rambu-rambu yang mengatur tentang etika
pergaulan dengan lawan jenis, berikut ini:
1) Menghindari berduaan dengan lawan jenis
2) Tidak bersentuhan fisik
3) Menjaga pandangan
4) Hindari tempat-tempat yang sepi
5) Menjaga batas intensitas komunikasi
6) Meminta izin kepada orang tua
7) Bagi wanita hendaknya menutup aurat
2. Etika Komunikasi yang Islami
a. Berbicara atau menyampaikan informasi yang benar
Berkomunikasi atau berbicara kepada orang lain memiliki maka yang sama.
Saat berbicara dengan orang lain kita dituntut untuk berkata yang benar.
Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun melalui media sosial.
Dalam menyampaikan informasi kepada orang lain baik yang langsung ataupun
melalui media sosial, harus dilakukan dengan benar, tidak merekayasa atau
memanipulasi fakta sebenarnya. Allah Swt. berfirman:

ُّ ‫اجتَنِبُ ْوا قَ ْوَل‬


‫الزْوِر‬ ْ ‫َو‬
Artinya: “…. dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (Q.S. Al-Hajj [22]: 30)
b. Menggunakan bahasa yang santun
Dalam berkomunikasi, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang santun,
baik komunikasisecara langsung maupun melalui media sosial. Santun dalam
berkomunikasi adalah salah satu cara kita menghormati kepada orang lain.
Dalam ajaran Islam, berkata yang baik (santun) merupakan perilaku yang
sangat terpuji yang diperintahkan oleh Allah Swt.:

ِ ‫ َوقُ ْولُْوا لِلن‬.....


.....‫ااس ُح ْسنًا‬

Artinya: “...serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia...” (Al-


Baqarah: 83)

14
Adapun Kaitanya dengan komunikasi di media sosial ada beberapa hal
yang perlu kalian perhatikan antara lain:
1) Mulai dengan sapaan dan salam
2) Perkenalkan diri (bila baru pertama kali chatting dengannya)
3) Gunakan kata-kata yang tepat dan santun.
4) Ucapkan maaf ketika menyampaikan ide, sebagai kerendahan hati
5) Hargai privasi orang lain, dengan tidak menyebarkan berita, gambar, foto
yang bisa menyinggung perasaan orang lain, walaupun hanya sekedar
bercanda.
6) Hindari memposting atau memberi komentar yang berisi hasutan yang
menyebabkan ketersinggungan orang lain.
7) Akhiri dengan terima kasih dan salam
c. Memberikan Respon dengan Kata-Kata yang Baik

Dalam ajaran Islam hal tersebut telah diberikan rambu-rambunya. Ketika


kalian heran, takjub, marah, terkejut, terkena prank, dan sebagainya, seharusnya
merespon dengan kata-kata yang lebih baik, misalnya dengan perkataan yang
baik (kalimah ṭayyibah).

Berikut ini adalah beberapa kalimah ṭayyibah yang digunakan dalam


komunikasi langsung maupun komunikasi di media sosial:

ِ َّ ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمة‬
1) Salam ُ‫َّللا َو بَ َركَاتُه‬ َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫ال‬

Salam diucapkan/dituliskan sebagai pembuka pada saat menuliskan berita/


pesan kepada orang lain;

ِ َّ َ‫س ْب َحان‬
2) Tasbih ‫َّللا‬ ُ
Tasbih diucapkan/dituliskan ketika kagum/heran terhadap sesuatu, atau
ketika mendengar/melihat sesuatu yang tidak pantas bagi Allah Swt.
3) ُ‫َما شَا َء ٱ ٰ ََّلل‬
Masya Allah diucapkan/dituliskan ketika melihat sesuatu yang indah atau rasa
kagum

ِ َّ ِ ُ‫ْال َح ْمد‬
4) Tahmid ‫َلل‬

15
Tahmid merupakan ucapan syukur pada Allah Swt., yang dituliskan/
diucapkan ketika mendapat rezeki, nikmat, ataupun selamat dari musibah.

َ َّ ‫أ َ ْست َ ْغف ُِر‬


5) Istighfar ‫َّللا‬
Istighfar dibaca/ditulis ketika melakukan kesalahan kepada orang lain, atau
berbuat dosa kepada Allah Swt.

6) Takbir ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر‬


َّ َ
Takbir dibaca/ditulis ketika melihat atau membaca sesuatu yang
mengandung ke Maha Besaran Allah Swt.

ِ ‫َلل َو ِإنَّا ِإلَ ْي ِه َر‬


7) Istirja َ‫اجعُون‬ ِ َّ ِ ‫ِإنَّا‬
Istirja dibaca/ditulis ketika melihat atau membaca sesuatu yang mengandung
informasi terkait kematian atau musibah

d. Bertanggung Jawab

Agar komunikasi lebih bermanfaat dan berkualitas,maka lakukanlah dengan


penuh tanggung jawab. Misalnya ketika berkomunikasi dengan menggunakan
media sosial, kita harus bertanggung jawab atas semua ucapan/tulisan yang kita
posting, baik status atau respons kepada orang lain seperti like, share, follow,
retweet, comment dan sebagainya. 5
Bentuk tanggung jawab dalam berkomunikasi bisa ditunjukkan kalian
dengan hati-hati dalam menyampaikan atau menanggapi sesuatu kepada orang
lain. Ingatlah, lidah itu sangat kecil dan ringan, tapi bisa mengangkat kalian ke
derajat yang paling tinggi, dan bisa juga menjatuhkan kalian ke derajat paling
rendah (kata bijak Abu Hamid Al Ghazali).

C. Model pembelajaran PAI (Aqidah Akhlak) jenjang SMP


Pada tingkatan SMP yakni rata-rata usia 12-15 tahun, ini masuk
dalamgolongan Pra-Remaja. Dalam fase ini ditandai dengan semakin
meningkatnya sikap sosial pada anak. Gejala yang dominana pada masa ini
adalah kecenderungan untuk bersaing yang berlangsung antara teman sebaya dan

5
Iis Suryatini, Hasyim Asy’ari, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Pusat
Perbukuan,2022) h.65-77

16
lingkungan. Pada periode ini ada kesempatan yang sangat baik untuk membantu
anak, juga menumbuhkan sikap tanggung jawab dan menghargai nilai-nilai,
terutama yang bersumber dari agama Islam.
Untuk tingkat SMP cara penyampaiannya diperluas, sehingga anak didik
yang telah meningkat remaja itu dapat menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dalam pikirannya. Dan selanjutnya dapat memahami alasan-alasan
tersebut dan menjadikan sebuah keyakinan.
Secara umum model pembelajaran PAI jenjang SMP dapat dilaksanakan
dengan menggunakan beberapa metode. Seperti:

1. Metode dialog kreatif. Dapat lebih efektif karena melibatkan siswa secara
langsung berdialog dengan guru tentang materi yang di pelajari.

2. Metode studi kasus. Metode ini adalah metode mengangkat suatu contoh
permasalahan yang pernah terjadi untuk dijadikan rujukan atau contoh
maupun teladan sebagai solusi alternatif yang bisa diambil

3. Metode kisah-kisah. merupakan suatu metode pendidikan ternyata


mempunyai daya tarik tersendiri. Islam menyadari sifat alamiah manusia
untuk menyenangi cerita itu, dan menyadari pengaruhnya yang besar
terhadap perasaan;

4. Metode pembiasaan. Metode pembiasaan ini digunakan untuk mengubah


seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan
kebiasaan itu dengan ikhlas.

5. Metode hukum dan ganjaran. Metode hukuman ini digunakan dalam


pendidikan Islam adalah sebagai sarana untuk memperbaiki tingkah laku
dalam taraf sulit untuk dinasehati sementara ganjaran itu diberikan sebagai
hadiah kepada orang yang melakukan kebaikan atau berprestasi yang baik;

6. Metode khutbah. Metode ceramah termasuk cara yang paling banyak


digunakan dalam menyampaikan atau mengajak orang lain mengikuti ajaran
yang telah ditentukan.6

6
Rahmat, Metode pembelajaran Pendidikan agama Islam, konteks kurikulum 2013
(Yogyakarta,Bening pustaka, 2019) h.10

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam aspek akidah atau tauhid, mengimani dan mempercayai kitab-kitab suci
yang pernah diturunkan Allah SWT kepada para nabi-Nya merupakan salah
satu dari rukun iman, yaitu rukun iman ketiga. Pengejawantahan rukun iman
ketiga ini pada dasarnya adalah meyakini bahwa Allah SWT memiliki kitab-
kitab yang diturunkan sebagai wahyu kepada nabi-nabi-Nya.

2. Etika pergaulan dan komunikasi diatur agar mendatangkan manfaat dan


menjauhkan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu,
kalian harus memahami dan menguasai etika pergaulan, dalam komunikasi
baik di media sosial maupun komunikasi secara langsung yang sudah ada
rambu-rambunya dalam ajaran Islam

3. Pada tingkatan SMP yakni rata-rata usia 12-15 tahun, ini masuk dalamgolongan
Pra-Remaja. Dalam fase ini ditandai dengan semakin meningkatnya sikap
sosial pada anak. Gejala yang dominana pada masa ini adalah kecenderungan
untuk bersaing yang berlangsung antara teman sebaya dan lingkungan. Pada
periode ini ada kesempatan yang sangat baik untuk membantu anak, disamping
mneguasai ilmu dan teknologi yang sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektualnya. Juga menumbuhkan sikap tanggung jawab dan menghargai
nilai-nilai, terutama yang bersumber dari agama Islam.

B. Saran

Setelah memahami tentang Materi Akidah Akhlak pada Jenjang SMP semoga
kita senantiasa mendapatkan ilmu yang berkah sehingga mendorong kita untuk
lebih semangat dalam menuntut ilmu dan semoga ilmu yang kita miliki dapat
kita amalkan dengan baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

File_15-10-2020_5f885edd5a54f.Pdf.” Accessed September 22, 2023.


https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-
2020_5f885edd5a54f.pdf.
NU Online. “Iman terhadap Kitab-kitab Allah.” Accessed September 21, 2023.
https://islam.nu.or.id/syariah/iman-terhadap-kitab-kitab-allah-QBB5F.
“Pengantar Al-Taurat.” Accessed September 21, 2023. https://www.al-
kitab.org/webkitab/Taurat.htm.
Pujiani tatik, bagus mustaqim, pendidikan agama islam dan budi pakerti , (jakarta, pusat
pustaka,2021)
Rahmat, Metode pembelajaran Pendidikan agama Islam, konteks kurikulum 2013

(Yogyakarta,Bening pustaka, 2019)

Suryatini Iis, Hasyim Asy’ari, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta:

Pusat Perbukuan,2022)

19

Anda mungkin juga menyukai