Anda di halaman 1dari 23

ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN METODE TAFSIR

MAUDHU’I

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu :

Dr. H. Mu’min Firmansyah M. H. I

Disusun Oleh:

Nisa Zahra Azizah (22201174)

Ahmad Fawaz Fadli (22201183)

Mohammad Nabil Fadlli (22201185)

Aprilia Puspita Sari (22201201)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS E

2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Islam Dalam
Perspektif Al-Quran Metode Tafsir Maudhu’i’ dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulisan makalah berjudul ‘Islam Dalam Perspektif Al-Quran Metode


Tafsir Maudhu’i’ bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tafsir
Tarbawi dengan dosen pengampu yaitu Bapak Dr. H. Mu’min Firmansyah M. H.
I. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca dan penulis sendiri tentang Islam dan Tafsir.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Mu’min


Firmansyah M. H. I. selaku dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan mata
kuliah yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dpat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kediri, 27 Februari 2023

i
(Penyusun)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Keistimewaan Islam...............................................................................................3
B. Keutamaan Islam....................................................................................................4
C. Rukun Islam.........................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................20
PENUTUPAN..................................................................................................................20
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
B. Saran....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai agama adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada
para nabi sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Islam berupa
ajaran yang berisi perintah, larangan, dan petunjuk untuk kebahagiaan
hidup manusia di dunia dan akhirat. Islam merupakan agama yang
sempurna dan menyeluruh yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia
dan memberikan pedoman hidup bagi manusia dalam segala aspek
kehidupan jasmanian dan rohaniah, duniawi dan ukhrawi, perorangan dan
masyarakat, yang terdiri atas ajaran tentang akidah (keyakinan) kepada
Allah Yang Maha Esa atau tauhid), Ibadah (peribadatan secara ritual),
akhlak (tata perilaku) dan muamalah (hal-hal kemasyarakatan). Menurut
Syaltut, Islam adalah agama Allah, ajaran-ajaran-Nya berupa pokok-pokok
akidah (kepercayaan) dan pokok-pokok syari’at (peraturan) yang telah
disampaikan kepada Nabi Muhammad untuk umat manusia agar
memeluknya dan menjalankannya secara semestinya1.
Salah satu keistimewaan ajaran Islam yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW adalah terletak pada keuniversalan sasarannya dan
keintegrasian isinya. Suatu perbedaan yang sangat mencolok antara agama
Islam dengan agama lain di dunia adalah bahwa agama Islam tidak pernah
mengaitkan nama agama dengan pembawanya, seperti Ibrahimisme,
Musaisme, Isaisme, atau Muhammadanisme. Berbeda dengan agama lain
yang mengaitkan ajarannya dengan para pembawanya, seperti agama
Yahudi diambil dari nama pembawanya Yahuda (putra sulung nabi
Ya’kub), dan agama Kristen yang diambil dari pembawanya Yesus
Kristus, atau dikenal juga dengan nama Nasrani yang diambil dari nama
kota Nazaret tempat lahirnya nabi Isa AS, dan lain sebagainya. Penamaan
suatu agama apabila dikaitkan dengan nama pembawanya, secara ilmiah
1
Deni Irawan, ‘Islam Dan Peace Building’, X.2 (2014), 158–71.

1
menunjukkan ada indikasi kuat bahwa ajaran yang disampaikan
pembawanya itu merupakan hasil renungan dan pemikiran sang pembawa
tersebut. Dan inilah salah satu ciri agama budaya, yakni agama yang
diciptakan dari hasil pemikiran manusia. Sementara agama Islam bukanlah
gagasan atau pemikiran para nabi sebagai orang-orang yang dipilih Allah,
melainkan suatu ajaran yang diturunkan Allah bagi manusia melalui para
utusan-Nya. Oleh karena itu ajaran yang mereka sampaikan kepada
umatnya tidak pernah dinisbatkan kepada dirinya sebagai utusan Allah2.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan
Allah dan tidak dikaitkan atau diintervensi oleh pembawanya. Nabi adalah
penerima dan pembawa berita atau perantara antara Allah dengan manusia
pada umumnya yang dilakukan melalui wahyu. Islam ditujukan kepada
seluruh manusia tanpa membedakan ras dan kebangsaan. Agama Islam
menjadi dasar dari berbagai persoalan manusia dengan rujukan utama yang
jadi sumber pokoknya Al-Quran. Di dalam Islam seluruh aspek kebutuhan
manusia baik yang bersifat keduniaan atau ketuhanan, fisik ataupun
spiritual, individual maupun social, rasional maupun emosional
mendapatkan perhatian3.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Keistimewaan Agama Islam?
2. Apa Keutamaan Agama Islam?
3. Apa Saja Rukun Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keistimewaan Agama Islam
2. Untuk mengetahui Keutamaan Agama Islam
3. Untuk mengetahui Rukun-rukun Islam

2
Rohidin, Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar.
3
Rohidin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keistimewaan Islam
Islam adalah agama yang sangat istimewa. Salah satu bukti
keistimewaan Agama Islam ialah terdapat pada Al-Quran.
1. Surah Al-An’am ayat 160

‫َم ْن َج ۤا َء ِباْلَح َس َنِة َفَل هٗ َع ْش ُر َاْم َثاِلَه اۚ َو َم ْن َج ۤا َء ِبالَّس ِّيَئِة َفاَل ُيْج ٰٓز ى ِااَّل ِم ْثَلَه ا َو ُهْم اَل‬
‫ُيْظ َلُم ْو َن‬

Artinya : “Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat


balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak
akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka
(sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan).4”

Sangat istimewa Agama Islam karena setiap perbuatan baik akan


mendapat balasan sebanyak sepuluh kali lipat bahkan bisa lebih. Akan
tetapi jika perbuatan baik tersebut disertai dengan keikhlasan hati.
Sedangkan jika kita berbuat kejahatan, Allah tidak mengurangi pahala kita
dan tidak menambahkan dosa atas apa yang telah kita perbuat5.

2. Surah Al-Qasas ayat 84

‫َم ْن َج ۤا َء ِباْلَح َس َنِة َفَلهٗ َخْيٌر ِّم ْنَهۚا َو َم ْن َج ۤا َء ِبالَّسِّيَئِة َفاَل ُيْج َزى اَّلِذ ْيَن َع ِم ُلوا الَّسِّيٰا ِت ِااَّل َم ا‬
‫َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬

Artinya : “Siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan,


baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu. Siapa yang
datang dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah

4
Al-Quran Surah Al-An’am ayat 160
5
Aplikasi Learn Quran , Tafsir Kementrian Agama RI, Q.S Al-An’am Ayat 160

3
mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa
yang selalu mereka kerjakan.6”

Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa setiap orang yang berbuat
kebaikan berupa amal saleh dan keimanan maka akan memperoleh pahala
yang berlipat ganda karena perbuatannya. Dan orang yang melakukan
keburukan dalam bentuk kekufuran dan kemaksiatan, tidak akan diberi
balasan kecuali seimbang atau sama dengan perbuatan yang telah
dilakukan7.

B. Keutamaan Islam
Islam adalah agama yang memiliki banyak keutamaan yang agung
dan membuahkan hal-hal yang terpuji dan mulia. Keutamaan – keutamaan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Islam agama yang diterima di sisi Allah
a. Keterangannya terdapat dalam Surah Al Imran ayat 19

‫ِإَّن ٱلِّد يَن ِع نَد ٱِهَّلل ٱِإۡل ۡس َٰل ُۗم َو َم ا ٱۡخ َتَلَف ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِكَٰت َب ِإاَّل ِم ۢن َبۡع ِد َم اَج ٓاَء ُهُم ٱۡل ِع ۡل ُم َبۡغ َۢي ا‬
‫َبۡي َنُهۗۡم َو َم ن َيۡك ُفۡر َٔ‍ِباَٰي ِت ٱِهَّلل َفِإَّن ٱَهَّلل َس ِر يُع ٱۡل ِحَس اِب‬

Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah


hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al
Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.8”
Dari penggalan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa
Agama yang di ridhai oleh Allah hanyalah agama Islam. Agama
Islam adalah syariat yang telah dibawa oleh para Rasul dan
berdasarkan ketauhidan9.
b. Al Imran ayat 85

6
Al-Quran Surah Al Qasas ayat 84
7
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Kementiran Agama RI, Q.S Al-Qasas ayat 84
8
Al Quran Surah Al Imran ayat 19
9
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-Imran ayat 19

4
‫َو َم ن َيۡب َتِغ َغ ۡي َر ٱِإۡل ۡس َٰل ِم ِد ينٗا َفَلن ُيۡق َبَل ِم ۡن ُه َو ُهَو ِفي ٱٓأۡلِخ َر ِة ِم َن ٱۡل َٰخ ِس ِر يَن‬

Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama


Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi10.”
Dari penjelasaan diatas dapat disimpulkan bahwa siapapun
yang mencari agama selain agama islam, maka ia tidak akan
diterima di akhirat dan ia adalah termasuk orang yang merugi11.
2. Islam adalah agama yang paling sempurna
Al-Quran menyampaikan bahwa agama Islam adalah agama yang
benar. Hal tersebut terdapat pada Surah Al Ma’idah ayat 3

‫ُح ِّر َم ْت َع َلْيُك ُم اْلَم ْيَت ُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم اْلِخ ْنِزْي ِر َو َم ٓا ُاِه َّل ِلَغْي ِر ِهّٰللا ِب هٖ َو اْلُم ْنَخ ِنَق ُة‬
‫َو اْلَم ْو ُقْو َذُة َو اْلُم َتَر ِّد َيُة َو الَّنِط ْيَح ُة َو َم ٓا َاَك َل الَّسُبُع ِااَّل َم ا َذَّك ْيُتْۗم َو َم ا ُذ ِبَح َع َلى الُّنُص ِب‬
‫َو َاْن َتْسَتْقِس ُم ْو ا ِباَاْلْز اَل ِۗم ٰذ ِلُك ْم ِفْس ٌۗق َاْلَيْو َم َيِٕىَس اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِم ْن ِد ْيِنُك ْم َفاَل َتْخ َش ْو ُهْم‬
‫َو اْخ َش ْو ِۗن َاْلَيْو َم َاْك َم ْلُت َلُك ْم ِد ْيَنُك ْم َو َاْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتْي َو َر ِض ْيُت َلُك ُم اِاْل ْس اَل َم ِد ْيًنۗا‬

‫َفَمِن اْض ُطَّر ِفْي َم ْخ َم َص ٍة َغْيَر ُم َتَج اِنٍف ِاِّل ْثٍۙم َفِاَّن َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬

Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging


babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-
orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa

10
Al Quran Surah Al Imran ayat 85
11
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-Imran ayat 85

5
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.12”

Ayat ini turun pada hari Arafah masa haji wadak, yaitu haji
terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ‫( ﷺ‬Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus-asa terhadap agamamu) untuk
mengembalikan kamu menjadi murtad setelah mereka melihat kamu
telah kuat (maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
pada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu)
yakni hukum-hukum halal maupun haram yang tidak diturunkan lagi
setelahnya hukum-hukum dan kewajiban-kewajibannya (dan telah
Kucukupkan padamu nikmat karunia-Ku) yakni dengan
menyempurnakannya dan ada pula yang mengatakan dengan
memasuki kota Mekah dalam keadaan aman (dan telah Kuridai)
artinya telah Kupilih (Islam itu sebagai agama kalian. Maka siapa
terpaksa karena kelaparan) untuk memakan sesuatu yang haram lalu
dimakannya (tanpa cenderung) atau sengaja (berbuat dosa) atau
maksiat (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadapnya
atas perbuatan memakannya itu (lagi Maha Pengasih) kepadanya
dalam memperbolehkannya. Berbeda halnya dengan orang yang
cenderung atau sengaja berbuat dosa, misalnya penyamun atau
pemberontak, maka tidak halal baginya memakan itu13.

Dalam penggalan ayat tersebut disebutkan

‫ٱۡل َيۡو َم َأۡك َم ۡل ُت َلُك ۡم ِد يَنُك ۡم َو َأۡت َم ۡم ُت َع َلۡي ُك ۡم ِنۡع َم ِتي َو َر ِض يُت َلُك ُم ٱِإۡل ۡس َٰل َم ِد ينٗۚا‬

Yang artinya adalah “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”. Inilah kesempurnaan agama
Islam. Agama yang Allah ridhai sedangkan agama-agama lain tidak
mendapatkan Ridha-nya.

12
Al Quran Surah Al Maidah ayat 3
13
Aplikasi Tafsir Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-Ma’idah ayat 3

6
3. Islam agama fitrah
Menurut Mustafa al-Maraghi dalam kitabnya Tafsir al-Maroghi
mengatakan bahwa fitrah adalah sebagai kondisi penciptaan manusia
yang mempunyai kecenderungan untuk menerima kebenaran14. Secara
fitri, manusia cenderung dan berusaha mencari serta menerima
kebenaran walaupun hanya bersemayam dalam hati kecilnya. Islam
adalah agama fitrah karena sesuai dengan naluri manusia untuk tunduk
kepada Tuhan, dan dapat membimbing manusia kepada cara beribadah
yang benar15. Seperti disebutkan dalam
a. Al-Quran surah Al Bayyinah ayat 5 sebagai berikut

‫ِلَيْعُبُدوا َهّٰللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن ُح َنَف ۤا َء َو ُيِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُت وا‬ ‫َو َم ٓا ُاِم ُر ْٓو ا ِااَّل‬
‫ِد ْيُن اْلَقِّيَم ِۗة‬ ‫الَّز ٰك وَة َو ٰذ ِلَك‬

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya


menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus.16”

Kepercayaan akan adanya Allah adalah fitrah manusia.


Allah SWT menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali
untuk menyembah-Nya. Perintah yang ditujukan kepada mereka
adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka dan untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak dibebani
tugas kecuali agar ibadah mereka hanya ditujukan kepada Allah
dengan ikhlas, agar mereka menjauhi kebatilan, beristiqamah
dalam kebenaran dan agar mereka selalu melaksanakan shalat dan
menunaikan zakat sesuai agama dan itulah agama yang lurus17.

b. Surah Al-‘Ankabut ayat 46

14
Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maroghi
15
Saryono, ‘Konsep Fitrah Dalam Perspektif Islam’, 14 (2016), 11–12.
16
Al Quran Surah Al Bayyinah ayat 5
17
Aplikasi Risalah Muslim, Tafsir Al-Misbah, Q.S Al-Bayyinah ayat 5

7
‫َو اَل ُتَج اِد ُلْٓو ا َاْهَل اْلِكٰت ِب ِااَّل ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۖن ِااَّل اَّلِذ ْيَن َظَلُم ْو ا ِم ْنُهْم َو ُقْو ُلْٓو ا ٰا َم َّن ا‬
‫ِباَّلِذ ْٓي ُاْنِز َل ِاَلْيَنا َو ُاْنِز َل ِاَلْيُك ْم َو ِاٰل ُهَنا َو ِاٰل ُهُك ْم َو اِح ٌد َّو َنْح ُن َل ٗه ُم ْس ِلُم ْو َن‬

Artinya : “Janganlah kamu mendebat Ahlulkitab melainkan


dengan cara yang lebih baik, kecuali terhadap orang-orang yang
berbuat zalim di antara mereka. Katakanlah, “Kami beriman pada
(kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan
kepadamu. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu. Hanya kepada-
Nya kami berserah diri.18”

Ayat ini adalah petunjuk dari Allah SWT untuk tetap


berinteraksi dengan Ahli Kitab dengan baik. Ayat ini juga
mengajarkan bahwa jika terjadi perdebatan atau perselisihan
dengan Ahli Kitab, maka harus dengan cara yang sopan. Namun,
jika ada orang-orang zalim diantara Ahli Kitab, maka kaum
Muslimin diizinkan untuk berargumen dan bedebat dengan tegas
dan tepat. Kaum muslimin juga harus mepercayai dan menerima
bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah
kepada umat Islam, dan harus mengakui bahwa kitab-kitab
sebelumnya juga merupakan kitab yang diwahyukan oleh Allah
SWT. Garis besar ayat ini adalah Tuhan umat Islam dan Tuhan
Ahli Kitab adalah satu yaitu Allah, sehingga harus mengakui dan
berserah diri kepada-Nya19.

4. Toleransi dalam Agama Islam


Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diterangkan bahwa toleransi
adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, dan kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendiriannya sendiri. Toleransi dalam bahasa Arab disebut “tasamuh”
artinya kemurahan hati, saling mengizinkan, saling memudahkan.

18
Al Quran Surah Al Ankabut ayat 46
19
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Kementrian Agama RI, Q.S Al-‘Ankabut ayat 46

8
Konsep toleransi yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan
praktis serta tidak berbelit-belit. Dalam Islam toleransi bukanlah
fatamorgana atau bersifat semu. Tapi memiliki dasar yang kuat dan
tempat yang utama. Ada beberapa ayat di dalam Al-Qur’an yang
bermuatan toleransi20. Contohnya adalah dalam surah Al Mu’minun
ayat 62

‫ َينِط ُق ِبٱۡل َح ِّق َو ُهۡم اَل ُيۡظ َلُم وَن‬ٞ‫َو اَل ُنَك ِّلُف َنۡف ًسا ِإاَّل ُو ۡس َعَهۚا َو َلَد ۡي َنا ِكَٰت ب‬

Artinya : “Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut


kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang
membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.21”

Ayat tersebut menjelaskan bahwai Agama Islam adalah agama


yang sangat toleransi. Islam bersifat sangat ringan terhadap manusia.
Hanya manusialah yang memandangnya berat karena keengganannya
atau kesibukannya dengan urusan dunia sehingga menghalanginya
untuk beribadah. Islam juga memberikan keringanan-keringanan untuk
melakasanakan ibadah apabila terhalang perkara yang sifatnya darurat.
Akan tetapi semua hal tersebut tidak luput dari pandangan Allah. setiap
pelanggaran terhadap perintah Allah akan dicatat dalam buku catatan
amal, demikian juga amal perbuatan yang baik, kecil maupun besar
semuanya tercatat dalam buku itu tersebut22.

C. Rukun Islam
Rukun Islam artinya pokok-pokok ajaran Islam. Sebagai seorang
yang beragama Islam diharuskan mengamalkan pokok-pokok ajaran
agama Islam tersebut. Pokok-pokok ajaran Islam tersebut adalah
mengucapkan Syahadat, mengerjakan sholat, membayar zakat,
mengerjakan puasa, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu23. Seperti
dalam hadist berikut

20
Muhammad Yasir, ‘Makna Toleransi Dalam Al-Qur ’ an’, XXII.2 (2014).
21
Al Quran Surah Al Mu’minun ayat 62
22
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al Mu’minun
23
Slamet Mulyono, Rukun Islam, Jakarta Timur, 2012, hal. 1

9
‫َح َّد َثَنا ُع َبْيُد ِهَّللا ْبُن ُم وَس ى َقاَل َأْخ َبَر َنا َح ْنَظَلُة ْبُن َأِبي ُس ْفَياَن َع ْن ِع ْك ِرَم َة ْبِن َخ اِلٍد َع ْن‬
‫اْبِن ُع َم َر َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا‬
‫َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُبِنَي اِإْل ْس اَل ُم َع َلى َخ ْم ٍس َش َهاَد ِة َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا‬
‫َو َأَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسوُل ِهَّللا َو ِإَقاِم الَّص اَل ِة َو ِإيَتاِء الَّز َك اِة َو اْلَح ِّج َو َص ْو ِم َر َم َض اَن‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Musa dia
berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari
'Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian
tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadlan" 24. Dalam
Al-Quran dijelaskan

1. Dua Kalimat Syahadat

‫هللا رسول محمدا أن وأشهد هللا إال إله ال أن أشهد‬

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah.

Dua rangkaian kalimat di atas dikenal dengan kalimat syahadat,


karena didahului dengan kata yang berakar dari kata syahada. Kalimat
tersebut terbentuk dari tiga huruf; syin, ha, dan dal yang makna
dasarnya berkisar pada "kehadiran, pengetahuan, informasi, dan
persaksian". Dalam al-Qur'an, kata jadian yang terbentuk dari kata
tersebut disebut sebanyak 35 kali. Beberapa kata jadiannya menunjuk
kepada sifat Allah, kepada para nabi, malaikat pemelihara, umat Nabi
Muhammad saw.yang gugur di jalan Allah, yang menyaksikan
kebenaran atas makhluk Allah, teladan dan sekutu25.

dua kalimat Syahadat merupakan salah satu pertanda orang


beragama Islam. Orang yang mengucapkan kalimat syahadat
24
Hadist Riwayat Bukhari, No 7
25
Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Rukun Islam - Menyelami Makna Spiritual Dan Kontekstual
Syahadat Dan Shalat..

10
merupakan pertanda bahwa ia telah mengesakan Allah. Dalam
pengucapan kalimat syahadat, merupakan pertanda pentauhidan. Dalam
memahami tauhid, maka diperlukan dua kalimat syahadat26.

a. Surah An Nisa ayat 94

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُن ْٓو ا ِاَذ ا َض َر ْبُتْم ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َفَتَبَّيُن ْو ا َو اَل َتُقْو ُل ْو ا ِلَم ْن َاْلٰق ٓى ِاَلْيُك ُم‬
‫الَّس ٰل َم َلْسَت ُم ْؤ ِم ًنۚا َتْبَتُغ ْو َن َع َر َض اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَياۖ َفِع ْن َد ِهّٰللا َم َغ اِنُم َك ِثْي َر ٌةۗ َك ٰذ ِلَك‬
‫ُكْنُتْم ِّم ْن َقْبُل َفَم َّن ُهّٰللا َع َلْيُك ْم َفَتَبَّيُنْو ۗا ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيًرا‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi


(berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu
mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu:
"Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya),
dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di
sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu
dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka
telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan27.”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan maksud dari ayat tersebut


adalah memberikan arahan kepada orang-orang beriman tentang
cara berperang dijalan Allah. ayat ini mengajarkan pentingnya
melakukan pemeriksaan dengan teliti terhadap orang yang datang
memberikan salam pada saat berperang di jalan Allah. ayat ini juga
melarang orang-orang yang beriman untuk mencurigai niat orang
yang memberi salam, dan menyebutkannya sebagai orang yang
tidak beriman hanya karena mencari keuntungan di dunia.
Sebaliknya, orang yang memberikan salam mungkin memiliki niat
yang baik28.

b. Surah Al Hujurat ayat 14


26
Muhammad Arsyam, Ibnu Hajar Sainuddin, and Andi Muhammad Saleh Alwi, Makna Tauhid
Dan Dua Kalimat Syahadat.
27
Al Quran Surah An Nisa ayat 94
28
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S An-Nisa ayat 94

11
‫َقاَلِت اَاْلْع َر اُب ٰا َم َّناۗ ُقْل َّلْم ُتْؤ ِم ُنْو ا َو ٰل ِكْن ُقْو ُلْٓو ا َاْس َلْم َنا َو َلَّم ا َي ْد ُخ ِل اِاْل ْيَم اُن ِفْي‬
‫ُقُلْو ِبُك ْم ۗ َو ِاْن ُتِط ْيُعوا َهّٰللا َو َر ُسْو َلهٗ اَل َيِلْتُك ْم ِّم ْن َاْع َم اِلُك ْم َش ْئًـاۗ ِاَّن َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬

Artinya : “Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah


beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah
'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak
akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"29.

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa beriman itu tidak


hanya dari omongan saja (tunduk) tapi beriman itu adalah diyakini
dengan hati dan juga di ucapkan dengan lisan dan diamalkan
dengan perbuatan. Ayat ini juga menegaskan bahwa taat kepada
Allah dan Rasulnya merupakan bagian dari iman yang sejati30.

2. Shalat

Setelah syahadat, rukun kedua Islam adalah shalat. Dalam bahasa


sehari-hari, sebagian orang Islam menyebutnya dengan sembahyang
(Sembah Yang), yang kemungkinan, kata tersebut diadopsi dari bahasa
Jawa dan Hindu, yang artinya menyembang Yang Maha Kuasa. Bila
ditelusuri lebih jauh, maka istilah sembahyang ini kurang tepat untuk
menggantikan istilah shalat dalam Islam. Karena menyembah Yang
Maha Kuasa, tidak hanya dalam dan dengan shalat, tapi juga dalam
setiap gerak dan aktivitas orang Islam. Lalu apa pengertian rukun
kedua tersebut31.

Kata shalat berasal dari kata shalla. Kata tersebut memiliki dua
makna denotatif, yaitu pertama; (dan ini yang paling populer) berdo'a
atau do'a dan meminta serta beristighfar dan kedua; membakar. Makna
pertama ini terkait dengan shalat secara istilah dan syari'at. Shalat

29
Al Quran Surah Al Hujurat ayat 14
30
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-Hujurat ayat 14
31
Ghafur.

12
secara syar'i adalah ibadah yang mengandung ucapan (bacaan) dan
perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam dengan syarat dan rukun. Ucapan atau bacaan shalat,
sejak awal sampai akhir, hampir semuanya mengandung doa dan
pengakuan dosa serta pengagungan kepada Allah 32. Ayat ayat dalam
yang mengandung tentang Sholat adalah sebagai berikut :

a. Surah Al An’am ayat 162

‫ُقۡل ِإَّن َص اَل ِتي َو ُنُس ِكي َو َم ۡح َياَي َو َمَم اِتي ِهَّلِل َر ِّب ٱۡل َٰع َلِم يَن‬

Artinya: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku,


ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam33.”

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa sholat, ibadah


contohnya: ibadah haji, puasa, zakat dll, hidup dan mati kita
hanyalah ditunjukan kepada Allah Tuhan seluruh alam semesta,
Jadi kita saat melakukan itu semua kita tujukan atau niatkan
kepada Allah SWT34.

b. Surah Al Bayyinah ayat 5

‫َو َم ٓا ُاِم ُر ْٓو ا ِااَّل ِلَيْعُبُدوا َهّٰللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن ُح َنَف ۤا َء َو ُيِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُت وا‬
‫الَّز ٰك وَة َو ٰذ ِلَك ِد ْيُن اْلَقِّيَم ِۗة‬

Artinya : “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk


menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya
lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat.
Itulah agama yang lurus (benar).35”

Ayat tersebut mengandung tujuan hidup manusia di dunia.


Tujuan utama keberadaan manusia di dunia ini adalah untuk

32
Ghafur.
33
Al Quran Surah Al An’am ayat 162
34
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-An’am ayat 162
35
Al Quran Surah AL Bayyinah ayat 5

13
menyembah Allah dengan ketaatan yang memurnikan diri kepada-
Nya semata. Memurnikan diri kepada-Nya berarti keikhlasan
dalam segala tindakan dan niat hanya kepada Allah semata. Salah
satu cara menyembah Allah adalah dengan sholat36.

3. Zakat
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam. Sehingga zakat
secara normatif merupakan suatu kewajiban mutlak yang dimiliki oleh
setiap orang muslim. Oleh sebab itu, zakat menjadi salah satu landasan
keimanan seorang muslim, dan zakat juga dapat dijadikan sebagai
indikator kualitas keislaman yang merupakan bentuk komitmen
solidaritas seorang muslim dengan sesama muslim yang lain37.
Zakat juga merupakan suatu ibadah yang memiliki nilai sosial yang
tinggi. Selain itu, zakat juga memberi dampak positif terhadap
kesejahteraan masyarakat. Bahwa dengan berzakat golongan kaya
(muzakki) dapat mendistribusikan sebagian hartanya kepada golongan
fakir miskin (mustahiq), maka terjadilah hubungan yang harmonis
antara golongan kaya dan fakir miskin. Sehingga golongan fakir
miskin dapat menjalan kegiatan ekonomi di kehidupannya 38. Ayat ayat
Al-Quran yang menerangkan tentang zakat adalah sebagai berikut :
a. Surah Al Ma’arij ayat 24

ۖ ‫َاْم َو اِلِهْم َح ٌّق َّم ْع ُلْو ٌم‬ ‫َو اَّلِذ ْيَن ِفْٓي‬

Artinya : “yang di dalam hartanya ada bagian tertent”39.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan maksudnya adalah bahwa


harta itu ada bagian tertentu yaitu zakat40.

b. Surah Al Ma’arij ayat 25

36
Aplikasi Tafsir Kementrian Agama RI, Q.S Al-Bayyinah ayat 5
37
Ali Ridhlo, ‘Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, 7.1 (2014), 119–37.
38
Ridhlo.
39
Al Quran Surah Al Ma’arij ayat 24-25
40
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-Ma’arij ayat 24

14
‫ِّللَّس ۤا ِٕىِل َو اْلَم ْح ُرْو ِۖم‬

Artinya : “untuk orang (miskin) yang meminta-minta dan


orang (miskin) yang menahan diri dari meminta-minta,”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa zakat bisa


diberikan kepada orang misikin ,baik yang minta-minta maupun
yang menahan diri dari minta-minta41.

4. Puasa
Puasa menurut bahasa Arab disebut as-saum atau as-siyam yang
berarti menahan diri. Maksudnya menahan diri dari makan dan minum
serta perbuatan yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai
tenggelamnya matahari. Umat Islam juga dikehendaki untuk menahan
diri dari mengeluarkan kata-kata kotor, menggunjing orang lain, dan
sebagainya42.
Dalam Islam, puasa adalah rukun Islam yang ketiga yang wajib
dilaksanakan seorang muslim yang mukallaf, bentuknya dengan
menahan diri dari segala yang membatalkannya mulai dari terbit fajar
sampai terbenamnya matahari, dan wajib dilakukan sesuai dengan
syarat, rukun, dan larangan yang telah ditentukan 43. Ayat ayat Al-
Quran yang menjelaskan tentang Puasa adalah sebagai berikut :
a. Al-Baqarah ayat 183

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّل ِذ ْيَن ٰا َم ُن ْو ا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّل ِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم‬
‫َتَّتُقْو َۙن‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan


atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa44.”

41
Aplikasi Tafsir Kementrian Agama RI, Q.S Al-Ma’arij ayat 25
42
Aulia Rahmi, ‘Puasa Dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik Dan Mental Spiritual’, 89–
106.
43
Rahmi.
44
Al Quran Surah AL Baqarah ayat 183

15
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa perintah wajib
untuk berpuasa dan perintah tersebut sudah diperintahkan kepada
orang-orang dahulu agar kita bertakwa atau taat kepada Allah SWT
dan menahan diri dari maksiat karena puasa juga bisa menahan
syahwat yang bisa menjadikan maksiat45.

5. Haji
Rukun Islam yang terakhir adalah naik haji ke Baitullah.
Maksudnya adalah berkunjung ke tanah suci (Baitullah) untuk
melaksanakan serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat, rukun,
dan waktu yang telah ditentukan. Ibadah haji ditentukan kepada
muslim yang mampu. Pengertian mampu atau kuasa yaitu mempunyai
bekal yang cukup untuk pergi dan bekal bagi keluarga yang
ditinggalkannya46.
Secara bahasa Haji adalah menuju ke suatu tempat secara berulang-
ulang, atau menuju ke suatu tempat yang dimuliakan atau diagungkan
oleh suatu kaum peradaban. Ibadah umat Islam ke Mekkah (Baitullah)
inilah yang disebut Haji. Sebab Baitullah adalah tempat yang
diagungkan dan tempat yang suci bagi umat Islam. Adapun menurut
istilah, kalangan ahli fiqh mengartikan bahwa Haji adalah niatan
datang ke Baitullah untuk menunaikan ritual ibadah tertentu 47. Ayat –
Ayat Al-Quran yang membahas tentang haji adalah sebagai berikut:
a. Surah Al Baqarah ayat 196

‫َو َاِتُّم وا اْلَح َّج َو اْلُع ْم َر َة ِهّٰلِلۗ َف ِاْن ُاْح ِص ْر ُتْم َفَم ا اْسَتْيَس َر ِم َن اْلَه ْدِۚي َو اَل َتْح ِلُق ْو ا‬
‫ُرُءْو َس ُك ْم َح ّٰت ى َيْبُلَغ اْلَهْد ُي َم ِح َّل ٗهۗ َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم َّم ِر ْيًضا َاْو ِب ٖٓه َاًذ ى ِّم ْن َّر ْأِس ه‬
‫َفِفْد َيٌة ِّم ْن ِص َياٍم َاْو َص َد َقٍة َاْو ُنُس ٍك ۚ َفِاَذ ٓا َاِم ْنُتْم ۗ َفَم ْن َتَم َّتَع ِباْلُع ْمَر ِة ِاَلى اْلَح ِّج َفَم ا‬
ۗ ‫َيِج ْد َفِص َياُم َثٰل َث ِة َاَّي اٍم ِفى اْلَح ِّج َو َس ْبَعٍة ِاَذ ا َر َج ْع ُتْم‬ ‫اْسَتْيَسَر ِم َن اْلَهْدِۚي َفَم ْن َّلْم‬
‫َّلْم َيُك ْن َاْهُل ٗه َح اِض ِرى اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ۗ َو اَّتُق وا َهّٰللا‬ ‫ِتْلَك َع َش َر ٌة َك اِم َلٌةۗ ٰذ ِلَك ِلَم ْن‬
ࣖ ‫َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب‬

45
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-Baqarah ahay 183
46
Muhammad Noor, ‘HAJI DAN UMRAH’, 4 (2018), 38–42.
47
Noor.

16
Artinya : “Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena
Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh),
(sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur
(rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada
gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu
berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam
keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji
(tamatu’), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat.
Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga
hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali.
Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi
orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidilharam.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Mahakeras
hukuman-Nya.48”

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa apabila saat


melakukan ibadah haji terkepung oleh musuh , sembelilah hadyu
yang mudah didapatkan yaitu kambing dan jangan mecukur
rambutmu atau tahalul sebelum sampai tempat penyembelihan
hadyu, dan jika terpaksa karena ada gangguan lalu mencukur dia
wajib berfidyah yaitu berpuasa, bersedekah dan berkurban. Dan
jika tidak mendapatkan hadyu dia wajib berpuasa 3 hari pada saat
haji dan 7 hari setelah kembali ke rumahnya. Ketentuan itu berlaku
pada orang yang tidak menetap di sekitar Masjidil Haram49.

48
Al Quran Surah Al Baqarah ayat 196
49
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al-Baqarah ayat 196

17
b. Surah Al Baqarah ayat 197

‫َاْلَح ُّج َاْش ُهٌر َّم ْع ُلْو ٰم ٌت ۚ َفَم ْن َف َر َض ِفْيِهَّن اْلَح َّج َفاَل َر َفَث َو اَل ُفُس ْو َق َو اَل ِج َداَل‬
‫ِفى اْلَح ِّجۗ َو َم ا َتْفَع ُل ْو ا ِم ْن َخْي ٍر َّيْع َلْم ُه ُهّٰللاۗ َو َت َز َّو ُد ْو ا َف ِاَّن َخْي َر الَّز اِد الَّتْق ٰو ۖى‬
‫َو اَّتُقْو ِن ٰٓيُاوِلى اَاْلْلَباِب‬

Artinya : “(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan


yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji
dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat,
dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan
yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah
karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.
Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal
sehat.50”

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa waktu


melaksanakan ibadah haji adalah di bulan Syawal, Zulkaidah, 10
hari pertama bulan zulhijjah dan ada yang mengatakan seluruh
bulan zulhijah. Pada saat melakukan tidak boleh melakukan 3 hal
yaitu : berhubungan suami istri atau bersetubuh, berbuat kefasikan
atau maksiat dan terlibat percekcokan. Dan berbekalah dengan
takwa pada saat melakukan ibadah haji agar diberikan kelancaran
oleh Allah SWT dan memperoleh ridho Allah SWT51

50
Al Quran Surah Al Baqarah ayat 197
51
Aplikasi Learn Quran, Tafsir Jalalain, Q.S Al Baqarah ayat 197

18
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
1. Keistimewaan Agama Islam ialah sangat banyak salah satunya adalah
setiap umat muslim apabila melakukan kebaikan, maka disetiap
perbuatan baik akan mendapat balasan sebanyak sepuluh kali lipat
bahkan bisa lebih. Akan tetapi jika perbuatan baik tersebut disertai
dengan keikhlasan hati. Sedangkan jika kita berbuat kejahatan, Allah
tidak mengurangi pahala kita dan tidak menambahkan dosa atas apa
yang telah kita perbuat.
2. Keutamaan Agama Islam juga sanga banyak, sebagiannya adalah
sebagai berikut :
a. Islam agama yang diterima di sisi Allah SWT
b. Islam agama yang sempurna
c. Islam agama fitrah
d. Toleransi dalam Agama Islam
3. Rukun Islam adalah dasar atau fondasi bagi setiap umat Islam. Maka
umat Islam wajib melakukan rukun Islam. Rukun Islam diantaranya
adalah :
a. Mengucapkan dua kalimat Syahadat
b. Melaksanakan Sholat
c. Membayar Zakat
d. Menjalankan Puasa
e. Melaksanakan Haji bila Mampu

B. Saran
Mungkin makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna.
Kami berharap kedepannya bisa jauh lebih baik, detail dalam menjelaskan
isi makalah, lebih sistematis, serta referensi yang kami gunakan dapat
dipertanggung jawabkan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Ali Ridhlo, ‘Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, 7.1 (2014), 119–37.

Arsyam, Muhammad, Ibnu Hajar Sainuddin, and Andi Muhammad Saleh Alwi,
‘Makna Tauhid Dan Dua Kalimat Syahadat’

Aulia Rahmi, ‘Puasa Dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik Dan Mental Spiritual’,
89–106.

Ghafur, Waryono Abdul, ‘Tafsir Rukun Islam - Menyelami Makna Spiritual Dan
Kontekstual Syahadat Dan Shalat.Pdf’

Irawan, Deni, ‘Islam Dan Peace Building’, X.2 (2014), 158–71

Noor, Muhammad, ‘HAJI DAN UMRAH’, 4 (2018), 38–42

Rahmi, Aulia, ‘Puasa Dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik Dan Mental
Spiritual’, 89–106

Ridhlo, Ali, ‘Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, 7.1 (2014), 119–37

Rohidin, Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar

Saryono, ‘Konsep Fitrah Dalam Perspektif Islam’, 14 (2016), 11–12

Yasir, Muhammad, ‘Makna Toleransi Dalam Al-Qur ’ an’, XXII.2 (2014)

Aplikasi Learn Quran

Aplikasi Risalah Muslim

Aplikasi Tafsir Kemenag RI

20

Anda mungkin juga menyukai