Anda di halaman 1dari 16

METODE STUDI ISLAM

“ISLAM SEBAGAI PRODUK BUDAYA”


Dosen pengampu : Andri Nurwandi, S. Sy, M. Ag

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7:

ABRIADI RANGKUTI :0703201020

FAZRI ASLAM :0703201037

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2021/1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah sama-sama kita panjatkan ke hadirat allah swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami masih bisa menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya.

Yang terhormat Andri Nurwandi, S. Sy, M. Ag selaku dosen kami di mata kuliah metode
studi islam dan yang terhormat kawan-kawan seperjuangan kelas MM-1.

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
pak dosen Andri Nurwandi, S. Sy, M. Ag dan mudah-mudahan makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kita untuk kedepannya, amin-amin ya robbal alamin.

Makalah yang kami tulis ini masih jauhlah dari kata sempurna untuk itu kami sangat
mengharapkan bantuan berupa kritik dan saran terhadap makalah kami ini sehingga makalah
kami ini dapat menjadi lebih baik lagi,terima kasih.

MEDAN, 27 RABIUL AWAL, 1443H

PENYUSUN

KELOMPOK 7

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1

A.latar belakang………………………………………………………………………………..

B,rumusan masalah…………………………………………………………………………….

C.tujuan………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….2

A. kelahiran Islam dan budaya arab pra-islam…………………………………………………..

B. kebudayaan dan budaya ……………………………………………………………………

C.Islam sebagai budaya……………………………………………………………………….

D.pendekatan study budaya…………………………………………………………………….

E. Islam Sebagai Realitas Sosial(sejarah)………………………………………………………

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………..13

A.kesimpulan …………………………………………………………………………………..

B.saran………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………… 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A,LATAR BELAKANG

Apakah agama itu kebudayaan? Jawaban pertanyaan ini telah menimbulkan berbagai
perdebatan, suatu pihak menyatakan bahwa agama bukan kebudayaan, sementara pihak yang
lainnya menyatakan bahwa agama adalah kebudayaan.
Kelompok orang yang tidak setuju dengan pandangan bahwa agama itu kebudayaan
adalah pemikiran bahwa agama itu bukan berasal dari manusia, tetapi datang dari Tuhan, dan
sesuatu yang datang dari Tuhan tentu tidak dapat disebut kebudayaan. Kemudian, sementara
orang yang menyatakan bahwa agama adalah  kebudayaan, karena praktik agama tidak dapat
dilepaskan dari kebudayaan.
Saat ini diera globalisasi ini budaya barat semakin merajalela di Indonesia mula dari
berpakaian,kegiatan sehari-hari dan pergaulan bebas sudah tidak jarang lagi ditemukan di sekitar
kita, Budaya baratlah yang merajalela di era globalisasi ini. Meskipun Indonesia terletak di Asia
Tenggara agaknya kini lebih akrab dengan dunia Barat ketimbang dengan sesama Muslim Asia
Tenggara. Kita melihat ada kecenderungan kultural, ekonomi, politik, dan pendidikan yang
mengarah pada ketergantungan dan pengkiblatan diri pada dunia Barat, khususnya Amerika.
Ka’bah tetap menjadi kiblat Muslimin sedunia, tapi budaya seremonial dan simbolisme dunia
Islam yang telah lama berkembang, kini mampu mereduksi substansi keberagaman hingga
menjadikan Amerika sebagai kiblat lain yang menjanjikan Keadaan ini menimbulkan dominasi
kultural atau imperalisme budaya.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Islam dan budaya arab pra Islam?


2. Apa sebenarnya pengertian Islam sebagai Produk Budaya ?
3. Apa saja Unsur-unsur kebudayaan itu ?
4. Bagaimana Islam sebagai budaya?
5. Bagaimana Fungsi Budaya ?
6. Bagaimana akulturasi Islam dan budaya ?

C.TUJUAN

1. Mengetahui pengertian kebudayaan dalam islam


2. Mengetahui apa saja unsur dan fungsi kebudayaan islam
3. Mengetahui bagaimana akulturasi Islam dan budaya
4. Mengetahui bagaimana budaya Islam

1
BAB II

PEMBAHASAN
A.KELAHIRAN ISLAM DAN BUDAYA ARAB PRA-ISLAM

Agama Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama


yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW.
sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang tidak hanya mengenal satu
segi namun berbagai segi kehidupan manusia. Menurut bahasa, berarti menyerahkan diri, tunduk,
patuh dan taat. Agama Islam adalah satu-satunya agama di sisi Allah, seperti yang dijelaskan
dalam Al-qur’an. :

ِ ‫ا ٰي‬Dٰ Dِ‫رْ ب‬DDُ‫ا بَ ْينَهُ ْم َۗو َم ْن يَّ ْكف‬Dۢ Dً‫ب اِاَّل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغي‬
‫ت‬ ْ ‫اِ َّن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد هّٰللا ِ ااْل ِ ْساَل ُم ۗ َو َما‬
َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ب‬ِ ‫ِ فَاِ َّن َ َس ِر ْي ُع ْال ِح َسا‬
Artinya: “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang
telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.
Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-
Nya”. (QS. Ali Imran : 19).

Islam secara historis lahir kepada bangsa Arab yang ketika itu dilanda “krisis moral”. Nabi
Muhammad secara khusus ditunjuk sebagai orang yang dipercaya merubah keadaan jahiliyah
tersebut. Dikutip dalam surat Al-An’am : 161:

َ‫ص َرا ٍط ُّم ْستَقِي ٍْم ەۚ ِد ْينًا قِيَ ًما ِّملَّةَ اِب ْٰر ِه ْي َم َحنِ ْيفً ۚا َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬
ِ ‫قُلْ اِنَّنِ ْي ه َٰدىنِ ْي َرب ِّْٓي اِ ٰلى‬
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan
yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia (Ibrahim) tidak termasuk orang-
orang musyrik.”(QS al-an’am:161).

Budaya bangsa Arab yang ketika itu menyembah berhala sebagai “Tuhan Kongkrit”, terjebak
dalam kesesatan secara turun temurun. Budaya yang dipegang teguh oleh pembesar kabilah Arab
ketika itu menunjukkan betapa senjang status sosial diantara sesama manusia. Kesenjangan itu
terlihat dari human traficking yang marak. Budak kala itu diperjual belikan layaknya barang atau
robot yang bisa digunakan seenaknya.

Selain perbudakan, Budaya lainnya yaitu kehidupan mewah. Kegemaran meminum minuman
keras, karena kegemarannya itu memudahkan mereka menyalurkan hawa nafsu.Nabi
Muhammad merasa risih akan kebudayaan-kebudayaan demikian. Ia merasa bahwa kebiasaan
seperti itu tidak sejalan dengan kebenaran. Ia mencari kebenaran dengan menyendiri dan
merenung, sehingga ia lupa makan, dan lupa segalanya.Maka saat itu Allah mewahyukan Qs. Al-
Alaq 1-5 melalui Malaikkat Jibril di gua Hiro sebagai tanda awal perbaikan dan rekonstruksi
kepercayaan.
2
B.KEBUDAYAAN DAN BUDAYA

1.Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini berarti bahwa manusia
yang menciptakan kebudayaan. Kebudayaan Islam, berarti menyaring kebudayaan yang tidak
melenceng dari ajaran Islam.

Menurut bahasa, kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari dari kata latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab kata kebudayaan itu
disebut Al-Tsaqafah.

Hamka dalam buku berjudul Pandangan Hidup Muslim menguraikan kata kebudayaan itu terdiri
dari dua kata yang tadinya terpisah, yaitu budi dan daya. Kata budi berarti cahaya atau sinar yang
terletak di dalam bentuk manusia, dan daya bertalian dengan upaya, yakni usaha keaktifan
manusia melaksanakan dengan anggota badannya apa yang digerakkan oleh budinya.

Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Budaya memiliki pandangan keistimewaan
tersendiri. Budaya menjadi pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia
makna dan nilai logis.Budaya erat kaitannya dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat itu
sendiri.Menurut selo soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarrana hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat.1

S.takdir alisyahbana mengungkapkan hal yang sama namun iya menjelaskan lebih jauh bahwa
yang diamksud dengan mengolah dan mengerjakan sebagai arti dari kultur adalah mengolah
tanah atau bertani.

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia,disebutkan bahwa budaya adalah pikiran,akal budi
dan adat istiadat sedangkan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin
maanusia,seperti kepercayaan,kesenian dan adat idtiadat.

Menurut S. Takdir Alisyahbana, kebudayaan mempunyai beberapa pengertian yaitu :

a. Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang
berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan
segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi.
c. Kebudayaan adalah cara, aturan, dan jalan hidup manusia.

1
https://nurmalasaridinda.blogspot.com/2015/06/metodologi-studi-islam-islam-sebagai.html dikutp pada 27 rabiul awal 1443 H

3
d. Kebudayaan adalah penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya dan cara-cara
menyelesaikan persoalan.
e. Kebudayaan adalah hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.
f. Kebudayaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia.

Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa budaya adalah suatu akal pikiran manusia yang
menjadikan suatu hukum adat istiadat tertentu yang harus di patuhi Sedangkan kebudayaan
adalah segala sesuatu yang menjadikan manusia bisa bergaul dengan masyarakat dengan aturan
atau cara yang bisa diterima oleh masyarakat tertentu.

2.Unsur-Unsur Kebudayaan

Menurut Drs. Atang Abd. Hakim, MA. dan DR. Jaih Mubarok: Kebudayaan setiap bangsa
atau masyarakat terdiri atas unsur-unsur besar dan unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari
satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan, unsur-unsur kebudayaan dalam pandangan
Malinowski adalah sebagai berikut :

a. Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerjasama antara para anggota masyarakat
dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi.
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga merupakan lembaga pendidikan
yang utama).
d. Organisasi kekuatan

3. Fungsi Dan Bentuk Budaya Islam

Didalam kebudayaan terdapat pola – pola perilaku yang merupakan cara – cara manusia
untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat, artinya kebudayaan
merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan peraturan – peraturan mengenai
bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana masyarakat melakukkan hubungan dengan
orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.

Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang nantinya akan
berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah alam yang bisa
bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.

a. Batas : Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan, Batas
perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan
organisasi lainnya
b. Identitas : Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.
c. Komitmen : Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar
daripada kepentingan individu.

4
d. Stabilitas : Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat
sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar
mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan.
e. Pembentuk sikap dan prilaku : Budaya bertindak sebagai mekanisme, alasan yang masuk
akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku

Bentuk kebudayaan Islam dibagi menjadi 3 yaitu sebagai brkt:

a. Kebudayaan Islam yang berwujud ideal adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide,gagasan,norma-norma peraturan dan sebgainya.contoh:
 Pemikiran dalam bidang hukum islam yaitu muncul ilmu fiqh
 Pemikiran dalam bidang agama yaitu ilmu tasawuf dan tafsir
 Penyempurnaan penulisan al-qur’an dengan memberi tanda unik dan harakat
b. Kebudayaan islam yang berwujud aktivitas sering disebut system social.contoh:
 Hukum rajam bagi pezina
 Hukum potong tangan bagi pencuri
 Penggunaan baju gamis oleh masyarakat arab
c. Kebudayaan islam yang berwujud artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil aktivitas,perbuatan dan karya manusia.contoh:
 Masjid haram
 Masjid nabawi
 Masjid cordova
 Masjid umayah
 Masjid karbala
 Masjid tughril

4. Akulturasi Islam Dan Budaya

Salah satu jalur penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui perangkat budaya. Ajaran
Islam yang ditanamkan melalui perangkat budaya ini, mau tak mau, menyisakan warisan agama
lama dan kepercayaan yang ada, yang tumbuh subur di masyarakat pada waktu itu, untuk
dilestarikan kemudian dibersihkan dari anasir syirik. Pembersihan anasir syirik ini merupakan
satu upaya untuk meneguhkan konsep monoteisme (tauhid) dalam ajaran Islam.berikut adalah
beberapa wujud akulturasi di Indonesia:

a. Seni bangunan,wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan
masjid,makam dan istana.
 Wujud akulturasi dari masjid kuno mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Atapnya berbentuk tumpang yang membentuk limas
 Tidak dilengkapi dengan menara tapi dilengkapi dengan kentungan dan beduk
 Letak masjid biasanya di dekat istana yaitu di barat alun-alun

Contoh:masjid agung Surakarta,masjid agung demak dan masjid agung gunung jati.

5
 Wujud akulturasi dari makam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Makam-makam kuno dibangun diatas bukit
 Terbuat dari bangunan batu
 Diatas makam didirikan rumah tersendiri yg disebut cungkup atau kubah
 Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan makam dengan bangunan
makam
 Didekat makam biasanya dibangun masjid

Contoh:makam para wali

 Wujud akulturasi dari istana


 Bangunan arsitektur istana yang dibangun pada awal perkembangan islam juga
memperlihatkan adanya unsur akulturasi dari segi arsitektur ataupun ragam hias dari segi
patungnya,contohnya:istana kesultanan Yogyakarta yang dilengkapi patung penjaga
dwarapala yang merupakan budaya hindu.
b. Seni rupa,tradisi Islam tidak bentuk manusia atau hewan.seni ukir relief yang mengukir
masjid,makam Islam berupa saluran tumbuh-tumbuhan yang ditengahnya terdapat bentuk
hewan yang disamarkan.ukiran atau hiasan tersebut ditemukan di masjid di gapura-
gapura atau pada pintu dan tiang.
c. Aksara dan seni sastra,masyarakat mulai mengenal tulisan arab,bukan berkembang
tulisan arab-melayu atau biasanya dikenal dengan istilah arab gundul yaitu tulisan arab
yang digunakan menuliskan bahasa melayu tapi tidak menggunakan harakat.ada juga seni
kaligrafi yang berasal dari tulis arab yang digunkan untuk hiasan maupun ukiran.bentuk
seni sastra yang berkembang adalah seni sastra perpaduan Islam dan hindu budha yang
banyak mendapat pengaruh dari Persia,contohnya:
 Hikayat
 Babad
 Suluk
 Primbon
d. System pemerintahan,yang bercorak di islam biasanya rajanya bergelar sultan atau
sunan.dan apabila rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan di candi tetapi secara islam
e. System kalender,masyarakat Indonesia sudah mengenal kalender saka(hindu)yang
terdapat nama-nama seperti legi,pahing dan pon.setelah Islam berkembang sultan agung
hanyokro kusumomdari mataram menciptakan kalender jawa dengan menggunakan
perhitungan bulan seperti tahun hijriyah.
f. Contoh akulturasi Islam dan budaya di Indonesia antara lain:
 Budaya wayang. Wayang adalah bagian dari ritual agama politeisme, namun kemudian
diubah menjadi sarana dakwah dan pengenalan ajaran monoteisme. Ini suatu kreativitas
yang luar biasa, sehingga masyarakat diislamkan melalui jalur ini. Mereka merasa aman
dengan Islam, karena hadir tanpa mengancam tradisi, budaya, dan posisi mereka.
 Tahlilan dan ziarah kubur. Hal ini merupakan penghormatan terhadap leluhur
sebagaimana yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa.
6
 Pelaksanaan zakat fitrah. Salah satu mazhab yang berkembang di Indonesia adalah
mazhab yang saat mengambil konklusi fikihnya disesuaikan dengan konteks lokal. Salah
satu contohnya, perihal pelaksanaan perintah zakat fitrah. Secara tekstual, zakat fitrah
haruslah diberikan dalam bentuk gandum-sesuai dengan bahan makanan pokok di Arab
Saudi. Namun ulama kita berijtihad untuk mengganti gandum dengan beras dalam
pelaksanaan zakat fitrah, karena disesuaikan dengan bahan makanan pokok di Indonesia.
 Pesantren. Pesantren adalah suatu wadah yang menciptakan sub kultur islami yang unik
dan merupakam satu kesatuan universal.
 Menara Kudus. Menara Kudus merupakan akulturasi unik persentuhan dua kebudayaan.
Jika Ricklefs ahli sejarah islam Jawa menyimpulkan bahwa kehadiran islam di Jawa
sangat di warnai dengan proses harmonis dan tidak mengusik elemen Hindu Budha.

C. ISLAM SEBAGAI BUDAYA

Islam yang dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of life yang
juga sangat luas cakupannya. Tentu disini Islam juga dilihat sebagai realitas sosial. Yakni Islam
yang telah menyejarah meruang dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai fenomena
sosial:bisa dilihat dan dicermati. Dengan demikian yang dimaksudkan kebudayaan Islam adalah
cara pandang komunitas Muslim yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun
waktu ke waktu, satu generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup
luas tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni, yang khas Islam. Biasanya ruang
lingkup studi budaya tidak bisa lepas dari beberapa faktor yang mencangkup manusia, pengaruh
lingkungan, perkembangan masyarakat, serta lintas budaya atau cross-culture.

Keunikan budaya dan peradapan Islam terletak pada kokohnya landasan budaya dan peradapan
ini berdiri dan bersandar. Paling tidak ada lima poin utama yang membedakan budaya islam
dengan budaya lain antara lain sebagai berikut:.

a. Pertama adalah konsep tauhid atau oneness of god. Di mana saja kapan saja Islam selalu
menampilkan ajakan satu Tuhan. Semua yang ada di atas bumi tunduk pada hanya satu
Tuhan. Dengan unity of god atau tauhid, posisi individu dan kelompoknya terangkat dan
tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Kemerdekaan, kebebasan yang tauhidi adalah
citra budaya masyarakat ini. Penjajahan, imperialisme, penindasan, atau kewenang-
wenangan.penguasa atas penderitaan rakyat tidak ada tempat.
b. Kedua adalah universalitas pesan dan misi peradaban ini. Qur’an menekankan
persaudaraan manusia dengan tetap memberi ruang pada perbedaan ras, keluarga, negara,
dan sebagainya. Al-Qur’an memberi ajaran yang jelas bahwa persatuan umat manusia
adalah satu keharusan dengan tetap bersandar pada kebenaran, kebaikan, serta taqwa
pada Allah.
c. Ketiga adalah prinsiap moral yang selalu ditegakkan dalam budaya ini. Selain ajaran Al-
Qur’an, sunnah yang penuh dengan nuansa-nuansa moral, peradaban dan kebudayaan
Islam juga tidak pernah sepi dari ajaran ini. Ajaran moral wali songo misalnya nama bisa

7
dibaca dalam buku the Admonition of She Bari, atau pesan-pesan seh Bari yang oleh para
sejarawan diduga ditulis oleh sunan bonang. Ajaran moral walisongo juga disajikan
melalui media wayang yang memasyarakat dijawa.
d. Keempat adalah budaya toleransi yang cukup tinggi. Bisa dikatakan bahwa dimana
sebuah negara penduduknya mayoritas muslim, seperti Madinah zaman Nabi misalnya,
pastilah non muslim terjamin hidup aman, damai, berdampingan bersam-sama.
Sementara jika minoritas muslim tinggal disebuah negara dengan penduduk mayoritas
non muslim seperi yang terjadi di India, agaknya keadaan akan lain.
e. Kelima adalah prinsip keutamaan belajar memperoleh ilmu. Budaya ngaji membaca dan
mengkaji kandungan Al-Qur’an, mempelajar hadits adalah budaya Islam yang telah lama
eksis sejak kurun pertama sampai kini. Al-Qur’an dan sunah itu sendiri menekankan
mulianya pendidikan dan pencari ilmu. Budaya baca, iqra’, dengan demikian telah
terbukti membawa peradaban islam pada puncak peradaban dunia dalam waktu yang
sangat lama. Budaya yang mengesankan ini sering disebut sebagai budaya pendidikan
seumur hidup, atau ” life long educatin” yang terukir dalam sejarah sekaligus dalam
sabda Nabi : “ Carilah ilmu dari sejak bayi sampai keliang lahat “.2

D. PENDEKATAN STUDY BUDAYA

Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-
pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang bersifat hakiki, universal
dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau dipertemukan dengan budaya dan dunia
modern,agar mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh umat
manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Dengan tujuan tersebut, maka studi
Islam akan menggunakan cara pendekatan yang sekiranya relevan.

Memahami suatu agama diperlukan berbagai pendekatan diantaranya Pendekatan teologis


normatif adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk formal atau simbol-simbol
keagamaan, yang masing-masing mengklaim dirinya paling benar, sedangkan yang lain adalah
salah. Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya
memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat. Pendekatan sosiologis dapat diartikan sebagaimana pendekatan agama
melalui ilmu-ilmu sosial, karena di dalam agama banyak timbul permasalahan sosial. Melalui
pendekatan ini agama dapat dipahami dengan mudah karena agama itu sendiri diturunkan untuk
kepentingan sosial. Pendekatan historis adalah pendekatan agama melalui ilmu sejarah.
Pendekatan filosofis dapat diartikan sebagai upaya pendekatan agama melalui ilmu filsafat
dengan tujuan agama dapat dimengerti dan dipahami dengan seksama. Pendekatan kebudayaan
adlah pendekatan melalui budaya seperti kepercayaan, kesenian, adat istriadat. Misalnya cara
berpakaian di saat resepsi pernikahan, kehidupan sehari-hari, pergaulan antara pria dan wanita
dan upacara keagamaan.

2
Kamali.Fadlan. 2019. Metodologi Studi Islam. Yogyakarta:Deepublish hal.80-97

8
Dalam pendekatan budaya terhadap agama terdapat beberapa kegunaan yaitu:

a. Sebagai alat metodologi untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah
masyarakat dan para warganya.
b. Sebagai hasil lanjutan dari kegunaan utama tersebut, adalah untuk dapat mengarahkan
dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para warga masyarakat tersebut
sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut, tanpa harus menimbulkan
pertentangan dengan para warga masyarakat tersebut.
c. Seringkali sesuatu keyakinan agama yang sama dengan keyakinan yang kita punyai itu
dapat berbeda dalam berbagai aspeknya yang lokal. Tetapi, dengan memahami kondisi
lokal tersebut maka kita dapat menjadi lebih toleran terhadap aspek-aspek lokal tersebut.3

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan kegiatan
(usaha) batin untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Sedangkan Edward
Taylor berpendapat bahwa budaya adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, seni,
kepercayaan, adat istiadat, hukum, moral dan kebiasaan lain dan kemampuan yang diperoleh
manusia sebagai anggota suatu masyarakat tertentu.

Studi budaya memiliki beberapa karakter, diantaranya :

a. Budaya itu dipelajari dan diperoleh


b. Budaya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
c. Budaya berkembang melalui interaksi individu
d. Budaya merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol yang memberikan
makna terhadap lingkungan melalui pengalaman

Budaya dapat dipelajari melalui enkulturasi yang merupakan proses dimana seorang individu
memahami persyaratan studi budaya masyarakat sekitarnya. Dalam studi budaya di kategorikan
menjadi dua bagian:

a. Budaya Implisit:Merupakan hubungan antara kelompok dan satu kelompok individu


dimana mengatur dan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan budaya kelompoknya.
b. Budaya Eksplisit:Adalah kebalikan dari budaya implisit dimana sekelompok individu
mengadopsi budaya dari satu kelompok individu dengan budaya yang berbeda.

Pada dasarnya budaya bersifat dinamis, karena sering dipengaruhi oleh perubahan dalam
kehidupan modern.Dengan demikian, kebudayaan merupakan hasil daya cipta manusia yang
menggunakan dan mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya, selanjutnya digunakan
sebagai kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab masalah yang dihadapinya, sehingga
kebudayaan tampil sebagai pranata yang terus menerus dipelihara para pembentuknya dan
generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.

3
https://arwaniilyas.blogspot.com/2013/11/islam-produk-budaya.html dikutip 27 rabiul awal 1443 H

9
Selanjutnya, pendekatan kebudayaan tersebut digunakan untuk memahami agama. Ketika
kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan maka yang kita lihat adalah agama
sebagai sebuah keyakinan yang hidup dalam masyarakat, maka agama menjadi corak lokal yang
sesuai dengan kebudayaan dari masyarakat tersebut. Untuk dapat menjadi pengetahuan dan
keyakinan dari masyarakat yang bersangkutan, maka agama harus melakukan berbagai proses
perjuangan dalam meniadakan nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan keyakinan hakiki
dari agama tersebut dan untuk itu juga harus dapat mensesuaikan nilai-nilai hakikinya dengan
nilai-nilai budaya serta unsur-unsur kebudayaan yang ada. Dengan demikian maka agama akan
dapat menjadi nilai-nilai dari kebudayaan tersebut.manfaat melakukan pendekatan kebudayaan
terhadap agama adalah:

a. Sebagai alat untuk memahami corak keagamaan yang dipunyai oleh sebuah masyarakat
b. Untuk dapat mengarahkan dan menambah keyakinan agama yang dipunyai oleh para
warga masyarakat tersebut sesuai dengan ajaran yang benar menurut agama tersebut,
tanpa harus menimbulkan pertentangan.

Pengamalan agama yang terdapat dalam suatu masyarakat, diproses oleh penganutnya dari
sumber agama yaitu wahyu melalui penalaran. Contohnya teks Alquran dan hadits sudah
melibatkan unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, Islam menjadi
membudaya / membumi ditengah-tengah masyarakat. Melalui pemahaman terhadap kebudayaan
tersebut, seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama.

Islam sering disebut produk budaya, khususnya budaya Arab. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena budaya arab yang kemudian dijadikan rujukan
keagamaan misalnya sakralisasi bulan Ramadhan, mengagungkan bulan-bulan haram
(Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah). Penggunaan jilbab yang saat itu merupakan alat
kultural untuk pengamanan sosial bagi perempuan dan lain-lain, selain dikarenakan lahirnya
Islam di tanah Arab dan bahasa yang digunakan dalam kitab suci agama Islam adalah bahasa
Arab. Keterkaitan antara budaya Arab dan Islam seringkali membuat kesulitan membedakan
mana yang merupakan budaya islam sendiri dan mana yang bukan.4

E.ISLAM SEBAGAI REALITAS SOSIAL(SEJARAH)

Kata “Islam” dalam berbagai kajian ilmiah, terutama sejarah bisa diartikan ke dalam tiga
kategori ; agama, negara, dan kultur. Islam sebagai fenomena agama mngacu pada sistem
kepercayaan dan amalan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW., diwahyukan dalam
alquran dan ass-sunnah. Islam sebagai negara adalah kesatuan dan kesepakatan politik yang
dibangun berdasarkan alquran dan sunnah, serta konsepsi yang berkembang di suatu masyarakat
Islam yang menjelma dalam bentuk pemerintahan seperti kekhilafahan, kesultanan, daulat-
daulat, dan keamiran.

4
Kamali.Fadlan. 2019. Metodologi Studi Islam. Yogyakarta:Deepublish.hal 98-100

10
Islam sebagai kultur memperlihatkan perpaduan peradaban yang mengkristal antara Islam dan
corak karakter budaya lokal seperti Arab, India, Melayu, bahkan Indonesia yang mencirikan
umum sebagai ciri-ciri sosial budaya para pengikutnya.

Dari ketiga kategori di atas jelas bahwa Islam tidak menafikkan sosial-budaya sebagai
pendekatan penyebarannya. Namun terdapat perbedaan pendapat mengenai islam bila dikatakan
sebagai produk budaya. Pendapat pertama, tidak setuju dengan pandangan bahwa agama itu
kebudayaan adalah pemikiran bahwa agama itu bukan berasal dari manusia, tetapi datang dari
Tuhan, dan sesuatu yang datang dari Tuhan tentu tidak dapat disebut kebudayaan. Kemudian,
sementara orang yang menyatakan bahwa agama adalah kebudayaan, karena praktik agama
tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan.

Sebenarnya, apabila ditarik garis batas antara agama dan kebudayaan itu adalah “garis
batas Tuhan dan manusia” , maka wilayah agama dan wilayah kebudayaan itu pada dasarnya
tidak “statis”, tetapi “dinamis”, sebab Tuhan dan manusia berhubungan secara dialogis, di mana
manusia menjadi “khalifah” [wakil]-Nya di bumi. Maka pada tahapan ini, adakalanya antara
“agama” dan “kebudayaan” menempatii wilayah sendiri-sendiri, dan adakalanya keduanya
berada dalam wilayah yang sama, yaitu yang disebut dengan “wilayah kebudayaan agama”.

Kebudayaan sendiri salah satu unsurnya yaitu sistem kepercayaan. Kepercayaan


mempunyai andil kuat dalam membentuk suatu budaya. Dalam hal ini Islam sebagai agama
sangat berpengaruh membentuk kebudayaan pengikutnya.

Islam sebagai pedoman hidup manusia, menjadi pembimbing manusia dalam segala
geraknya. Islam sebagai agama turun untuk membimbing manusia ke arah yang benar.Tidak
jarang karena pendekatan budaya islam dalam membimbing manusia itu disalah artikan kedalam
ritual-ritual sebagai peleburan dari budaya peninggalan agama lalu.5

BAB III

PENUTUP
A.KESIMPULAN
5
Chuzaimah.Dkk. 2018.Handbook Metodologi Studi Islam.Jakarta:Prenadamedia Group.hal 70-71

11
Dalam uraian makalah tentang islam sebagai produk budaya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang di
dapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sebagai kebudayaan islam manusia berlandasan
pada nilai-nilai tauhid. Budaya akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat
untuk mengolah alam yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. Ajaran Islam yang
ditanamkan melalui perangkat budaya ini, mau tak mau, menyisakan warisan agama lama dan
kepercayaan yang ada, yang tumbuh subur di masyarakat pada waktu itu. Bisa dikatakan bahwa
proses pengislaman budaya Nusantara oleh para ulama terdahulu dibarengi dengan proses
penusantaraan nilai-nilai Islam, sehingga keduanya melebur menjadi entitas baru yang kemudian
kita kenal sebagai Islam Nusantara. Perangkat budaya ini merupakan sumber etik moral dan
pijakan kultural bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dan sebagai bentuk investasi masa
depan bagi umat Islam Indonesia dalam menghadapi dinamika keberagamaan yang penuh warna

B.SARAN

Kita sebagai generasi generasi yang lahir pada saat ini dizaman yang sudah mengikuti
budaya barat harus bisa dan pandai dalam memilih pergaulan agar tidak terjerumus dari
kedalamnya dan di zaman ini tetap harus berpegang teguh pada ajaran islam dan selalu
melestarikan budaya islam agar tidak terpengaruh terhadap pengaruh dari budaya lain dan
semoga saran kami dapat bermanfaat bagi kita semua amin-amin ya rabbal ‘alamin,terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Chuzaimah.Dkk. 2018.Handbook Metodologi Studi Islam.Jakarta:Prenadamedia Group.

Kamali.Fadlan. 2019. Metodologi Studi Islam. Yogyakarta:Deepublish.

12
https://arwaniilyas.blogspot.com/2013/11/islam-produk-budaya.html

https://nurmalasaridinda.blogspot.com/2015/06/metodologi-studi-islam-islam-sebagai.html

13

Anda mungkin juga menyukai