Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR PAI

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Disusun Oleh :
1. AJENG KASIATIN N. (03)
2. HELEN DWI CAHYANI (13)
3. SILVANA A. D. (25)
4. SINDI AYU LESTARI (26)

SMP NEGERI 1 TROWULAN


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama
Islam tentang Peradaban Islam.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Guru Pendidikan
Agama Islam atas dedikasinya kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca unutuk
kabahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kebudayaan dalam Islam ...........................................................................2
B. Sejarah Intelektual Islam ......................................................................................... 3
C. Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam ...................................................................4
D. Nilai –Nilai Dalam Budaya Islam ...........................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................................7
B. Saran ........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas di bandingkan dengan agama-
agama yang datang sebelumnya. Di era globalisasi ini, banyak masyarakat dan khususnya
bagi para pelajar yang acuh tak acuh dengan sejarah Negara, apalagi sejarah paradaban
islam. Dewasa ini mereka hanya memandang sejarah sebagai dongeng yang membosankan
untuk di dengar. Padahal, sejarah, apalagi sejarah peradaban islam sangat penting bagi kita
semua.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep kebudayaan dalam Islam.
2. Bagaimana sejarah intelektual Islam.
3. Mengapa masjid sebagai pusat peradaban Islam.
4. Bagaimana nilai –nilai dalam budaya Islam.

C. Tujuan
Setelah mendiskusikan tema ini, kita dapat memperoleh beberapa tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui konsep kebudayaan dalam Islam.
2. Mengetahui sejarah intelektual Islam.
3. Mengetahui masjid sebagai pusat peradaban Islam.
4. Mengetahui nilai –nilai dalam budaya Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kebudayaan dalam Islam


Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan, dan
norma. Sedangkan “daya” berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian,
kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah
"kebudayaan" sering dikaitkan dengan istilah "peradaban". Perbedaannya : kebudayaan
lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan peradaban
diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi.
Sedangkan pengertian Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-
Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah agama samawi yang
diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi manusia agar
kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.
‫يز ْال َح ِكي ُم‬ ِ ‫َّللاُ أَنههُ ََل ِإلَهَ ِإ هَل ه َُو َو ْال َم ََل ِئ َكةُ َوأُولُو ْال ِع ْل ِم قَا ِئ ًما ِب ْال ِقس‬
ُ ‫ْط ََل ِإلَهَ إِ هَل ه َُو ْال َع ِز‬ ‫ش ِهدَ ه‬
َ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Ali Imran : 18.
َ‫س ْلناكَ ِإَله َرحْ َمةً ِل ْلعالَ ِمين‬
َ ‫َوما أ َ ْر‬
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh
manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Sehingga disimpulkan bahwa Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa
masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan
kepada sumber nilai-nilai Islam.
Allah mengangkat Nabi Muhammad sebagai Rosul yaitu memberikan bimbingan
kepada umat. Manusia agar dalam mengembangkan kebudayaan tidak lepas dari nilai-nilai
ketuhanan. Sebagaimana sabdanya yang berarti, “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk
menyempurnakan akhlak.”
D a l a m p e r k e m b a n g a n n ya k e b u d a ya a n Islam perlu dibimbing
oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada
ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya s e n d i r i .

2
Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia
d a l a m mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab
atau berperadaban Islam. Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang
dilandasi nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka
fungsi agama disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika
kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan karena
k e t e r b a t a s a n d a l a m m e m e c a h k a n persoalannya sendiri, disini sangat
terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu. A l l a h m e n g a n g k a t s e o r a n g R a s u l
d a r i j e n i s m a n u s i a k a r e n a ya n g a k a n menjadi sasaran bimbingannya
adalah umat manusia. Oleh sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai
Rasul adalah menjadi Rahmat bagi seluruh umat m a n u s i a d a n a l a m .
M e n g a w a l i t u g a s u t a m a n a ya , N a b i m e l e t a k k a n d a s a r – d a s a r
p e r k e m b a n g a n I s l a m yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika
dakwah Islam keluar dari jazirah Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka
terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya - budaya setempat
dengan nilai – nilai I s l a m y a n g k e m u d i a n m e l a h i r k a n b u d a y a I s l a m .
Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara
universal.

B. Sejarah Intelektual Islam


Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution,
dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat dikelompokkan
menjadi tiga masa, yaitu masa klasik, antara tahun 650 -1250
M , m a s a pertengahan, antara tahun 1250 – 1800 M, dan masa modern atau
kebangkitan intelektual Islam kembali, antara tahun 1800 M hingga sekarang
dan seterusnya.
Pada masa klasik lahir ulama-ulama besar seperti Imam Hanafi, Imam
Hambali, Imam Syafi’i, dan Imam Maliki dibidang Hukum Islam. Di bidang
filsafat Islam seperti Al Kindi tahun 801 M, yang berpendapat
b a h w a k a u m M u s l i m i n hendaknya menerima filsafat sebagai bagian dari
kebudayaan Islam. Kemudian A l - R a z i l a h i r t a h u n 8 6 5 M , A l - F a r a b i l a h i r
tahun 870 M, sebagai pembangun agung filsafat Islam. P a d a a b a d
berikutnya lahir pula filosof besar Ibnu maskawaih pada tahun
930 M, yang terkenal memiliki pemikiran tentang pendidikan

3
a k h l a k . Selanjutnya Ibnu Sina tahun 1037 M, Ibnu Bajjah tahun 1138M, Ibnu Tufail
tahun 1147 M, dan Ibnu Rusyd tahun 1126 M. Pada masa pertengahan, yaitu antara tahun
1250 M – 1800 M, dalam catatan sejarah pemikiran
Islam p a d a m a s a i n i m e r u p a k a n f a s e k e m u n d u r a n k a r e n a f i l s a f a t m u l a i
dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan akal
dipertentangkan dengan Wahyu, iman depertentangkan dengan ilmu, dan dunia
dipertentangkan dengan akhirat. Jika diperhatikan secara seksama pengaruhnya
masih terasa hingga sekarang. Sebagian ulama kontemporer sering
melontarkan tuduhan kepada Al-Ghazali sebagai yang pertama menjauhkan
filsafat dengan agama sebagaimana dalam tulisannya “Tahafutul Falasifah” (kerancuan
filsafat). Tulisan Al-Ghazali itu dijawab I b n u R u s y d d e n g a n t u l i s a n “TahafutuTahafut”
(kerancuan diatas kerancuan). Pada saat ini ada pertanyaan mendasar yang sering
dilontarkan oleh parai n t e l e k t u a l m u d a m u s l i m . M e n g a p a u m a t I s l a m
t i d a k b i s a m e n g u s a i i l m u d a n teknologi modern ?. Jawabannya sangat sederhana,
yaitu karena umat Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan
oleh para ulama besar padamasa klasik. Pada masa kejayaannya umat Islam terbuai
dengan kemegahan yang bersifat material. Sebagai contoh kasus pada zaman
modern ini tidak lahir para i l m u w a n d a n tokoh – tokoh caliber
dunia dikalangan umat Islam dari Negara-negara k a ya di Timur
T e n g a h . P a d a s i s i y a n g l a i n u m a t I s l a m ya n g t i n g g a l d i N e g a r a b e k a s
jajahan sangat sulit membangun semangat kebangkitan intelektual
Islam karena keterbatasannya.
Q.S. An-Nisa ayat 115 juga disebutkan, “Dan barangsiapa menentang Rasul
(Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang dilakukannya itu dan akan
Kami masukkan dia ke dalam neraka jahannam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali.”

C. Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam


Dalam bahasa Arab, masjid berarti tempat sujud atau tempat ibadah.Dalam
perjalanan sejarah Islam, masjid bukan sekadar tempat untuk menunaikan ibadah shalat
(terutama shalat berjamaah), namun juga berperan lebih fenomenal dan krusial dalam
menunjang kehidupan masyarakat. Islam mengajarkan pendirian masjid harus memberikan
manfaat luas, terdalam dan lengkap mengingat seluruh permukaan bumi adalah masjid
namun Masjid pada umumnya hanya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat

4
ibadah khusus seperti shalat, padahal masjid mestinya berfungsi lebih luas
dari pada sekedar sebagai tempat shalat. Sejak awal berdirinya masjid belum bergeser
dari fungsi utamanya, yaitu sebagai peribadatan.
P a d a umumnya,disamping tempat shalat. Masjid pada zaman Nabi
dijadikan sebagai pusat peradaban Islam. Nabi Muhammad SAW
mensucikan jiwa kaum muslimin,membina sikap dasar kaum muslimin
t e r h a d a p o r a n g ya n g b e r b e d a a g a m a a t a u r a s , h i n g g a u p a y a – u p a ya
m e n i n g k a t k a n kesejahteraan umat justru melaui Masjid. Masjid dijadikan symbol
kesatuan dan persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun
sejak Nabi Muhammad mendirikan masjid pertama,,fungsi
masjid masih sebagai pusat peribadatan umat islam.
Belajar dari sejarah Islam, seharusnya eksistensi masjid pada masa kini harus lebih
mampu memberi makna terdalam, terluas dan terlengkap bagi kehidupan masyarakat
Muslim. Karena itu, pengembangan dan pengayaan ulang atau revitalisasi fungsi masjid
sebagai pusat berbagai kegiatan sosial-keagamaan, pendidikan, politik, kesehatan dan
sebagainya kini menjadi lebih diperlukan. Tujuannya untuk menciptakan manfaat dan
dampak masjid yang maksimal serta berkesinambungan dalam mengembangkan peradaban
dunia Islam yang maju, ramah, mandiri, damai dan modern.
“Sesungguhnya yang dapat memakmurkan masjid-masjid Allah itu
hanyalah:orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir orang-orang yang
menegakkan shalat dan menunaikan zakat dia tidak takut melainkan hanya kepada Allah,
maka mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. At-Taubah (9):18).
Allah berfirman dalam Al-Quran: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu
kepunyaan Allah Ta`ala, maka janganlah kamu menyeru seseorang beserta-Nya.” (Q.S.
Al-Jin (72):18)
Firman Allah dalam Al-Quran: “Sesungguhnya masjid itu dibangun diatas takwa”
(Q.S. At-Taubah (9):108).

D. Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia


Islam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena islam masuk dan
berkembang dari negri Arab, maka islam yang masuk ke Indonesia tidak terlepas dari
budaya Arabnya. Pada awal-awal masuknya dakwah islam ke Indoesia dirasakan sangat
sulit membedakan mana ajaran islam dan mana budaya barat. Masyarakat awam
menyamakan antara perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan perilaku ajaran

5
islam. Seolah-olah apa yang dilakukan orang Arab tersebut mencerminkan ajaran islam,
bahkan hingga kini budaya Arab masih melekat pada tradisi masyarakat Indonesia. Dalam
perkembangan dakwah islam di Indonesia para da’i mendakwahkan ajaran islam melalui
bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan
para wali Allah dalam mengemas ajaran islam dengan budaya setempat sehingga
masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi teradisi dalam
kehidupan sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara, adab
dan penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa Arab/ Al Qur’an sudah banyak masuk dalam
bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia baku. Semua itu tanpa disadari bahwa
apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam.
ٍ ‫ش ُك‬
‫ور‬ َ ‫َّار‬
ٍ ‫صب‬ َ ‫ت ِل ُك ِِّل‬ َّ ‫ور َوذَ ِ ِّك ْر ُه ْم ِبأَي َِّام‬
ٍ ‫َللاِ ِإ َّن فِي ذَلِكَ َلَيَا‬ ِ ‫ظلُ َما‬
ِ ُّ‫ت ِإلَى الن‬ َ ‫س ْلنَا ُمو‬
ُّ ‫سى ِبآَيَا ِتنَا أ َ ْن أ َ ْخ ِر ْج قَ ْو َمكَ ِمنَ ال‬ َ ‫َولَقَدْ أ َ ْر‬
)5:‫(ابراهيم‬
Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat
Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah".
sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi Setiap
orang penyabar dan banyak bersyukur” (Ibrahim:5).

ُ ‫ورا َء َوأَ َّن َر‬


ِ َّ ‫سو َل‬
-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َللا‬ َ ‫ش‬ ُ َ‫ع َم َر رضى هللا عنهما أ َ َّن أ َ ْه َل ْال َجا ِه ِليَّ ِة كَانُوا ي‬
ُ ‫صو ُمونَ يَ ْو َم َعا‬ ُ ُ‫َللاِ ْبن‬
َّ ُ ‫َع ْبد‬
‫ورا َء‬
َ ‫ش‬ُ ‫ « إِ َّن َعا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َللا‬ ُ ‫ضانُ قَا َل َر‬
َّ ‫سو ُل‬ َ ‫ضانُ فَلَ َّما ا ْفت ُ ِر‬
َ ‫ض َر َم‬ َ ‫صا َمهُ َو ْال ُم ْس ِل ُمونَ قَ ْب َل أ َ ْن يُ ْفت ََر‬
َ ‫ض َر َم‬ َ
)‫ (رواه مسلم‬.» ُ‫صا َمهُ َو َم ْن شَا َء ت ََر َكه‬ َ ‫َللاِ فَ َم ْن شَا َء‬ َّ ‫يَ ْو ٌم ِم ْن أَي َِّام‬

Artinya: Abdullah bin Umar mengatakan bahwa kaum Jahiliyah biasa berpuasa pada hari
Hari Asyura (10Muharram) dan Rasulullah SAW beserta kaum Muslimin pun
mempuasainya sebelum difardukan puasa Ramadhan. Ketika puasa Ramadhan difardukan,
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Asyura itu satu di antara Hari-Hari Allah.
Siapa mau berpuasa silahkan, bagi yang tidak mau pun tidak mengapa”. (HR Muslim).
Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa islami, biasanya tradisi
tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari besar umat islam, seperti misalnya
perayaan sekaten yang diselenggarakan untuk menyambut maulid nabi, ada juga perayaan
yang dimaksudkan untuk memperingati perjuangan penyebaran ajaran islam seperti
perayaan tabuik di Pariaman ( Sumatera Barat ) yang diselenggarakan pada tanggal 10
muharam.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT dengan perantara wahyu yang di
berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk disebarkan untuk umat manusia dan
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta dan masyarakat.
2. Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata lain kebudayaan bentuk nyata
dari agama islam itu sendiri.
3. Budaya hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap
potensi yang dimilikinya. Dan pada pra islam banyak yang mengandung atau berbau
keislaman.

B. Saran
Dengan pemahaman di atas, kita dapat memulai untuk meletakkan islam dalam
kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat membangun kebudayaan islam dengan landasan
konsep yang berasal dari islam pula.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-kebudayaan-islam.html
http://pay-wuang.blogspot.com/2012/02/makalah-perkembangan-sosial-budaya.html
http://jaririndu.blogspot.com/2011/11/bab-ipendahuluana.html
http://imaza17.blogspot.com/2012/02/makalah-sejarah-kebudayaan-islam.html
http://menjaga-bumi.blogspot.com/2012/02/cara-membuat-makalah-yang-baik-dan.html
http://pandidikan.blogspot.com/2010/10/islam-dan-kebudayaan.html
Hasjmy Sejarah Kebudayan Islam di Indonesia,Jakarta: Bulan Bintang, 1993
Ahmad Syalaby,Tarikh al Islamiyah al hadzarah al islamiyah,Kairo;cetakan ke IV, 1978
Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam,Jakarta;Rajagrafindo,1993
Basssam Tibu, Islam Budaya dan Perubahan Sosial, Jakarta, Tiara Wacana,…..,
Dudung abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah,Jakarta; LOGos, 1999
Harun Nasution
Poerwadarminto,Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1992
Sayyid Quthub, Konsepsi Sejarah dalam Islam,Jakarta;Pedoman ilmu Jaya , 1992, cet II,
Terjemahan Tarikhuna fi dzou’il al Islam, penerjemah Nabhan Husein
Yusri Abdul Ghani Abdullah, Historiografi islam;dari klasik hingga
modern,Yakarta;Rajagrafindo, 2004

Anda mungkin juga menyukai