Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI STUDI ISLAM

Dosen Pengampu:
Sahliah, Dra., M.Ag

DISUSUN OLEH:
Kelompok 8
Abdul Hakim (0206223096)
Andhika Bayu Pranata (0206223097)
Nurhalimah Putri Dongoran (0206223054)

JURUSAN ILMU HUKUM (I-A)


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T/p 2022
Kata pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Atas segala rahmatnya yang telah
diberikan kepada kami, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Tidak lupa pula kami ucapkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW uang telah
membawa kitadari zaman jahiliyyah ke zaman amaliah,
Makalah ini disusun untuk tugas dalam mata kuliah Metedologi Sejarah Islam, kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kurangnya ataupun kesalahan kesalahan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritikan dan masukan kepada teman teman sekalian, demikian
yang kami sampaikan semoga teman teman mengambil manfaat dari makalah ini
Daftar Isi

Contents
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
Apa itu islam dan kebudayaan................................................................................................5
Islam dan kebudayaan lama....................................................................................................6
Peran agama Islam dalam kehidupan.....................................................................................7
Apa yang diajarkan islam keseluruh dunia.............................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
Kesimpulan...........................................................................................................................11
Saran.....................................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas
dibandingkan dengan agama-agama yang dating sebelumnya. Melalui berbagai
literatur yang berbicara tentang islam dapat dijumpai uraian mengenai islam, berbagai
aspek yang berkenaan dengan islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat
dihasilkan pemahaman islam yang komprehensif hal ini perlu dilakukan karena
kulitas pemahaman ke-islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan
tindakan ke-islaman yang bersangkutan.

Kita barangkali sepakat terhadap kualitas ke-islaman seseorang benar-benar


komprehensif dan berkualitas. Dan untuk bagian ini kita akan membicarakan islam
dan kebudayaan, hal ini perlu diketahui agar kita dapat menjawab pertanyaan atau
persoalan islam dan kebudayaan. Diantara pertanyaan apakah islam itu kebudayaan?
Pertanyaan ini penting dikaji agar kita dapat memahami islam secara komprehensif
disamping itu kita pun dapat mengungkap hubungan antara islam dan kebudayaan itu
sendiri

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu islam dan kebudayaan?
2. Bagaimana perbedaan islam dan kebudayaan pra islam?
3. Bagaimana peran agama islam dalam kehidupan?
4. Apa yang diajarkan islam keseluruh dunia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui islam dan kebudayaan
2. Untuk mengetahui perbedaan islam dan kebudayaan pra islam
3. Untuk mengetahui peran agama islam dalam kehidupan
4. Untuk mengetahui ajaran islam ke seluruh dunia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa itu islam dan kebudayaan

Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam
kehidupan manusia, baik aspek ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT)
maupun aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia). Allah SWT
telah berfirman dalam al-Qur‟an bahwasannya agama Islam itu adalah agama yang
sempurna. Allah telah melimpahkan karunia nikmat-Nya secara tuntas ke dalamnya.
Islam dijadikan sebagai agama yang berlaku untuk semua umat manusia. Pernyataan
tersebut sesuai dengan segala waktu dan tempat, serta untuk semua umat manusia
dalam segala ras dan generasinya. Secara umum konsep Islam berangkat dua pola
hubungan yaitu hubungan secara vertikal yakni dengan Allah SWT dan hubungan
dengan sesama manusia. Hubungan yang pertama berbentuk tata agama (ibadah),
sedang hubungan kedua membentuk sosial (muamalah). Sosial membentuk
masyarakat, yang jadi wadah kebudayaan. Konsep tersebut dalam penerapannya tidak
terlepas dari tujuan pembentukan hukum Islam secara umum, yaitu menjaga
kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat. Lebih spesifik lagi, tujuan agama ialah
selamat diakhirat dan selamat ruhaniah dunia, sedang tujuan kebudayaan adalah
selamat di dunia saja. Apabila tidak dilaksanakan, terwujud ancaman Allah SWT,
hilang kekuasaan manusia untuk mewujudkan selamat di akhirat. Sebaliknya apabila
mengabaikan hubungan sosial berarti mengabaikan masyarakat dan kebudayaan.
Maka hilanglah kekuasaan untuk mewujudkan selamat di dunia, yang di bina oleh
kebudayaan.

Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia
seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) daring. Pengertian kebudayaan juga arti keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta
pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Sebagaimana tertuang
dalam buku Pengantar Antropologi (2012) karya Gunsu Nurmansyah, dkk. menurut
E.B. Tylor (1871), kebudayaan adalah pengetahuan kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Di sisi lain, kebudayaan mencakup yang didapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan seluruh sistem gagasan
dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu, kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola
berpikir, merasakan, dan bertindak.
B. Islam dan kebudayaan lama

Kebudayaan masyarakat Arab pra-Islam cenderung menganut fanatisme yang berlebihan


terhadap kesukuan. Masyarakat Arab hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang disebut
kabilah. Masing-masing kabilah hanya akan mendukung anggotanya. Perang antarkabilah
menjadi hal yang lazim dalam masyarakat Arab pra-Islam. Pada umumnya bangsa Arab
sebelum Islam datang (diutusnya Nabi Muhammad) tidak memeluk agama tertentu, kecuali
penyembahan berhala. Berhala yang paling dikenal adalah Manata, Lata, dan Uzza. Tradisi
lain, mereka berkumpul setahun sekali setiap bulan zulhijjah dengan mengelilingi Ka’bah dan
menyembelihan hewan kurban yang darahnya dipersembahkan untuk Tuhan. Dalam aspek
peradaban Arab golongan Qahtaniyun pernah mendirikan kerajaan Saba’ dan Himyar di
Yaman. Kerajaan ini mampu membangun bendungan raksasa yang menjadi sumber air untuk
seluruh wilayah kerajaan. Di Mekkah sebelum Islam datang, telah terdapat jabatan-jabatan
penting yang dipimpim oleh Qushai bin Qilab pada pertengahan abad ke-V M. Ketika itu
suku Quraisy mendominasi masyarakat Arab. Maka dibentuklah jabatan suku Quraisy, yaitu
Hijabah: penjaga kunci Ka’bah, Siqayah: pengawas mata air zam-zam untuk para peziarah,
Diyat: Kekuasaan hakim sipil dan kriminal, Sifarah: kuasa usaha negara atau duta, Liwa:
jabatan ketentaraan, Rifadah: pengurus pajak untuk orang miskin, Nadwah: jabatan ketua
dewan, Khaimmah: pengurus balai musyawarah, Khazinah: jabatan keuangan, dan Zalam:
penjaga panah peramal untuk mengetahui pendapat dewa-dewa.

Masyarakat Arab Pra-Islam sesungguhnya memiliki berbagai sifat dan karakter


yang positif, seperti sifat pemberani, kekuatan fisik yang perima, daya ingatan yang
kuat, kesadaran akan harga diri dan martabat, cinta kebebasan, setia tehadap suku dan
pemimpinnya, pola kehidupan sederhana, ramah-tamah, dan mahir dalam bersyair.
Namun sifat-sifat dan karakter yang baik tersebut seakan tidak ada artinya karena
suatu kondisi yang menyelimuti mereka, yakni ketidak adilan, kesejahteraan terhadap
tahayul.

Pada masa itu, kaum wanita menempati kedudukan yang rendah sepanajang
sejarah umat manusia. Masyarakat Arab Pra-Islam memandang wanita ibarat binatang
piaraan, atau bahkan lebih hina. Mereka sama sekali tidak mendapat penghormatan
sosial dan tidak memiliki hak apapun. Kaum laki-laki dapat saja mengawini wanita
sesuka hatinya. Bila mana seorang ayah diberitahukan atas kelahiran seorang anak
perempuan, seketika wajahnya berubah pasi lantaran malu, terkadang meraka tega
menguburkan bayi perempuan mereka hidup-hidup. Mereka membunuhnya lantaran
rasa malu dan khawatir bahwa anak perempuan hanya akan menimbulakan
kemiskinan.
C. Peran agama Islam dalam kehidupan

Agama merupakan salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
Agama Islam sendiri sangat berperan penting dalam mengatur sendi-sendi kehidupan
ummat muslim. Allah menuntun setiap ummat Islam untuk selalu membenarkan,
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam. Hal ini kita lakukan agar setiap
aspek dalam kehidupan untuk selalu bertakwa dan terjalin hubungan yang indah
dengan sesama maupun dengan Allah SWT.

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah


setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),
dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.” QS. Al-Hasyr Ayat 18

Berdasarkan ayat di atas, kita sebagai manusia harus selalu mengevaluasi antara
prestasi dan kekurangan setiap individu. Baik dalam beribadah, beransil maupun
bermualat.Kita sebagai umat muslim memang sepatutnya harus bertakwa kepada
Allah SWT baik dalam keadaan rahasia maupun terang-terangan. Tidak hanya
memperhatikan perintah Allah, syariat-Nya maupun batasan-Nya, tapi kita juga harus
memperhatikan apa yang dapat memberikan manfaat kebaikan untuk diri kita dan apa
yang bisa membuat kita celaka.Hidup di dunia ini memang tidaklah luput dari ujian
dan tantangan. Namun, jika kita menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan kita,
maka seharusnya kita harus bersungguh-sungguh memperbanyak amal yang dapat
membuat kita berbahagia di sana. Tidak lupa, kita juga harus menyingkirkan
penghalang yang dapat menyulitkan kita dalam bertakwa kepada Allah SWT. Allah
SWT adalah yang berkuasa atas segala ciptannya bukan hanya manusia saja. Bahkan
seperti gunung juga akan tunduk dan patuh hanya kepada-Nya. Hal ini seperti yang
dijelaskan dalam Q.S al Hasyr 21 berikut ini.

‫َلْو َاْنَز ْلَنا ٰهَذ ا اْلُق ْر ٰا َن َع ٰل ى َجَب ٍل َّلَر َاْيَت ٗه َخ اِش ًعا ُّم َتَص ِّدًعا ِّم ْن َخ ْش َيِة ِهّٰللاۗ َوِتْل َك اَاْلْم َث اُل َنْض ِرُبَها ِللَّن اِس َلَع َّلُهْم‬
‫َيَتَفَّك ُرْو َن‬

“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-
perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” QS. Al-Hasyr
Ayat 21

Berdasarkan ayat di atas, perumpamaan sebuah gunung, Allah SWT


menyebutkan bahwa Al-Qu’ran merupakan sebuah pedoman yang juga berisi tentang
peringatan dan larangan. Maka seandainya diturunkan kepada gunung, akan terpecah
belah dan hancur karena ketakutannya kepada Allah SWT. Layaknya hati manusia
yang sekeras gunung, juga akan lebur jika memahami dan mengamalkan Al Qur’an.
Dan hal ini juga sudah dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an, seperti yang dijelaskan
dalam Q.S An-Nahl Ayat 89 berikut ini:
‫َو َيْو َم َنْبَع ُث ِفْي ُك ِّل ُاَّمٍة َش ِهْيًدا َع َلْيِه ْم ِّم ْن َاْنُفِس ِه ْم َو ِج ْئَنا ِبَك َش ِهْيًدا َع ٰل ى ٰٓه ُؤ ۤاَل ِۗء َو َنَّز ْلَن ا َع َلْي َك اْلِكٰت َب ِتْبَياًن ا ِّلُك ِّل‬
‫ࣖ َش ْي ٍء َّوُهًدى َّوَر ْح َم ًة َّوُبْش ٰر ى ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن‬

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang
saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad)
menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang yang berserah diri (Muslim).” An-Nahl Ayat 89

Berdasarkan ayat di atas, Al-Qur’an menerangkan secara jelas, dengan lafaz-


lafaznya yang jelas dan maknanya yang terang, sehingga Allah mengulang perkara-
perkara besar di dalamnya. Hal ini bisa terjadi karena memang dibutuhkan hati, biasa
dilalui di setiap waktu, terulang di setiap saat, da ditampilkan dengan lafaz dan dalil
yang berbeda-beda agar menancap di hati. Sehingga membuahkan kebaikan yang
banyak tergantung sejauh mana hal itu menancap di hatinya. Bahkan Allah
Subhaanahu wa Ta’aala menggabung dalam lafaz yang sedikit lagi jelas makna-
makna yang banyak, sehingga lafaznya seperti kaidah dan asas. Oleh karena Al-
Qur’an menerangkan segala sesuatu, maka dia merupakan hujjah Allah terhadap
hamba-hamba-Nya.
D. Apa yang diajarkan islam keseluruh dunia

Yang diajarkan Islam keseluruh dunia sebenarnya sangat banyak dan kompleks,
tidak ada agama yang mengajarkan sekompleks agama islam, mulai dari ajaran yang
kecil sampai ajaran yang sifatnya besar. Ajaran-ajaran islam yang diajarkan kepada
dunia dapat diterima dunia melalui berbagai macam cara dan melalui berbagai macam
sumber, diantaranya yang paling utama adalah melalui Rosulullah SAW, Beliau
adalah Rosul yang menerima wahyu dari Allah berupa Al Qur’an yang isinya sangat
sempurna, menerangkan tentang kisah-kisah para Nabi yang dapat kita ambil
manfaatnya, perintah-perintah, larangan-larangan, dan sebagainya.
Dewasa ini peradaban dunia secara keseluruhan berada dalam tatanan global yang
secara mendasar di topang oleh perkembangan teknologi komunikasi. Kiprah islam di
era globalisasi sangat diperlukan karena islam yang bersifat toleran terhadap manusia
karena islam sangat fleksibel dalam menanggapi suatu zaman global,
fundamentalisme adalah penegakan aktifitas agama tertentu yang mendefinisikan
agama secara mutlak dan harfiyah. Islam tidak tinggal diam sehingga islam
mempunyai kiprah tersendiri di era globalisasi dengan cara islam menampilkan sikap
yang lebih ramah dan sejuk sehingga menjadi pelipur lara bagi kegerahan hidup
manusia modern, islam yang toleran terhadap manusia secara keseluruhan agama
yang dianut sehingga mendatangkan kebaikan dan kedamaian untuk semua, islam pun
menampilkan visi yang dinamis, kreatif, dan inovatif.Disini, penulis akan sedikit
menerangkan ajaran-ajaran agama islam yang diajarkan kepada dunia, diantaranya
adalah :

1. Mengajarkan bertauhid kepada ALLAH Yang Esa


Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas
yang terjemahannya adalah:

a. Katakanlah: “Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa.


b. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
c. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.
d. Dantidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Nama “Allah” tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan
jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-
Qur’an dikatakan:“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu
dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang
Maha Mendengar dan Melihat”. (Asy-Syu’ara’ [42]:11)

Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-
Nya kepada manusia melalui Al-Quran : “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah,
tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat Aku”. (QS.Thaha [20]:14)

2, Mengajarkan berakhlak mulia


Akhlak secara etimologis perilaku atau jiwa, akhlak merupakan cerminan diri
manusia. Beberapa akhlak adalah adat istiadat, karena adat istiadat mempunyai
pengaruh besar pada diri sendiri serta pada masyarakat lain sehingga manusia
hidup perlu dengan masyarakat sosial lainnya denga demikia dapat mempengaruhi
akhlak individu. Disini secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak,
salah satunya adalah:

Menurut Al-Ghazali:

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan”.

Sumber akhlak dimaksudkan yaitu yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia
dan tercela .Sebagaimana karakteristik keseluruhan ajaran islam, maka sumber
akhlak adalah al qur’an dan sunnah, dan bukan akal pikiran atau pandangan
masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Sehingga konsep akhlak
adalah segala sesuatu itu di nilai baik dan buruk atau terpuji dan tercela, semata-
mata karena syara (al quran dan sunnah). Demikian pula halnya dengan akal
pikiran,Ia hanyalah salah stu potensi yang dimiliki manusia untuk mencari
kebaikan atau keburukan. Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris
kemudian di olah menurut kemampuan pengetahuan. Oleh karena itu keputusan
yang di berikan akal hanya bersifat spekulatif dan subyektif.Mengajarkan kita
kepada akhlak yang baik, akhlak yang sempurna, caranya adalah dengan
mengimani rukun iman dan rukun islam.

1. Mengajarkan membangun ekonomi/technologi/sains


Pradapan Islami Islam tidak hanya mengajarkan tentang agama, tidak hanya
tentang hidup dan mati seseorang tetapi agama islam adalah agama yang
sempurna, selain dalam permasalahan agama, islam juga mengajarkan tentang
ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan
agar agama tidak hanya terpaku pada zaman dahulu saja, tetapi bisa
mengembangkan ajaran-ajaran islam. Islam sebagai sasaran studi sosial ini di
maksudkan sebagai studi tentang islam sebagai gejala sosial, hal ini
meyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur,
lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Islam pun
sebagai sasaran budaya dapat dimaksudkan penyebaran agama islam dulu
dengan adanya budaya, karena agama adalah pranata sosial sebagai control
terhadap instruksi-instruksi yang ada. Dengan demikian islam tidak berpatokan
pada kekhusyukan saja melainkan juga pada kebudayaan, pemerintahan ,
ekonomi, dan pertahanan. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa hasil
pemikiran manusia yang berupa interpretasi terhadap teks suci itu di sebut
kebudayaan, maka sistem pemerintahan islam, sistem perdagangan islam,
sstem pertahanan islam, sistem keuangan islam dan sebagainya yang timbul
sebagai hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada
perbedaannya iu terletak pada keadaan institusi-institusi kemasyarakatan
dalam islam, yang di susun atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut dalam al
quran.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan pembahasan dan
perumusan masalah pada makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Islam sebagai agama merupakan sebuah keteraturan hidup yang mengajak


penganutnya menyebarkan misi perdamaian, penyerahan diri kepada Tuhan, agar
hidup teratur, saling menghargai dan menciptakan kerukunan kepada manusia, serta
adanya keseimbangan dalam menjalankan hidup. Islam sebagai agama juga mengatur
bagaimana menjalin hubungan antara sesama, baik Muslim maupun Non-Muslim,
agar terciptanya kerukunan dan kedamaian hidup dalam masyarakat.

Agama Islam berperandi dalam kehidupan manusia adalah menjadikan


aqidahsebagaiparadigmakehidupan, ataudapatdikatakanbahwa agama Islam
membentuksebuahkomunitas yang bersifatprogresif, ataukomunitas yang mampu
mengelola, mengendalikan, serta memelihara seluruh alam dengan
memanfaatkanilmupengetahuan, sehinggaapabilamanusiamempunyaiaqidah yang
tidak benar akan menyebabkan tugasnya sebagai pengelola dan
pemeliharaanalamtidakoptimal,dan pada akhirnya menimbulkan kesenjangan
stabilitas kehidupan manusia itu sendiri, selain kemudian merusak hubungan manusia
denganTuhannya.

Islam diajarkankeseluruh dunia agar dapat menjadikan komunitas yang


mempunyai komitmen yang sama dengan sebuah ikatan social dan keyakinan yang
sama, sehingga Islam mengajarkan ajaran pokok yang mendasari keyakinan tersebut
dengan mengajarkan tauhid, agar manusia mempunyai keterikatan satu sama lainnya,
sehingga Islam mampu menjadi bagian dari kebudayaan pada bagian komunitas umat
Islam yang mempunyai keragaman budaya, akan tetapi tetap didasarkan kepada
sumber pokok ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis, dan umat Islam dianjurkan untuk
selalu berpegang kepada kedua sumber pokok ajaran Islam tersebut dalam
menentukan dan menemukan sebuah solusi dalam menghadapi keragaman
problematika kehidupan.
B. Saran

Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dalam hal-hal penyajiannya


maka dari tu kita harus giat belajar agar dapat menjadi lebih baik lagi. Segala saran
yang bersifat membangun kami sangat menunggunya untuk perbaikan dari makalah
ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

C. Daftar Pustaka
Khoiruddin Nasution,Pengantar Studi Islam, 2004, Yogyakarta, ACAdeMIA +
TAZZAFA, hlm. 1
Irwan Prayitno, Kepribadian Muslim, 2005, Jakarta, Pustaka Tarbiatuna, hlm. 329
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, 2004, Yogyakarta, ACAdeMIA +
TAZZAFA, hlm. 2
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, 2014, Jakarta, Rajawali Pers, hlm. 9
Ibid., hlm. 10
Irwan Prayitno, Kepribadian Muslim, 2005, Jakarta, Pustaka Tarbiatuna, hlm. 354
Atang ABD. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, 2003, Bandung,
Remaja Rosdakarya, hlm. 13

Anda mungkin juga menyukai