Anda di halaman 1dari 14

Tugas Makalah Dosen Pengampu

Aqidah Akhlak Susiba., M.pd.I

ISLAM: PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KERANGKA


DASARNYA

DISUSUN OLEH :
FINTA SRI PADILLAH
NIM: 12110823422

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH II C


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah Aqidah Akhlak ini dengan tepat waktu. Pada
makalah ini, saya akan membahas tentang Islam. Islam merupakan agama dengan
bertuhankan Allah SWT, berkitab suci Al-Qur’an, serta pembawa agama Islam adalah
nabi Muhammad SAW.
Saya sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusun makalah ini masih jauh dari
kata sempurna ini karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Maka saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun, guna menjadi tapakan saya dalam
menulis makalah yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 22 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1

BAB II .......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Agama Islam...................................................................................... 3

2.2 Ruang Lingkup Agama Islam.............................................................................. 5

2.3 Kerangka Dasar Agama Islam ............................................................................. 7

BAB III ....................................................................................................................... 11

PENUTUP .................................................................................................................. 11

3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 11

3.2. Saran ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang paling mulia dan sempurna dihadapan
Allah SWT. Proses perkembangan, pertumbuhan, serta penyebaran agama Islam di
seluruh penjuru dunia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua itu tidak
terlepas dari perjuangan Nabi Muhammad SAW. Sehingga, perkembangan agama
Islam masih ada sampai sekarang dan berkembang pesat. Namun, perkembangan itu
juga masih banyak yang kurang mendalami mengenai agama Islam.
Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia
mengenai semua aspek hidup dan kehidupanya, dapat diibaratkan seperti jalan raya
yang lurus dan mendaki, memberi peluang kepada manusia yang melaluinya sampai ke
tempat yang dituju, tempat tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lebar, kiri kananya
berpagar Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pada jalan itu juga terdapat rambu-rambu, tanda-
tanda (marka) serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan manusia. Siapa saja yang
memasuki gerbang jalan raya itu baik karena keturunan maupun karena mengucapkan
dua kalimat syahadat, wajib memperhatikan rambu-rambu, tanda-tanda, dan berjalan
melalui jalur-jalur yang telah ada.
Adanya degradasi akhlaq disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang
mendalam tentang Islam. Kebanyakan orang Islam sekarang mengaku Islam tetapi
tidak disertai dengan pengamalannya. Dengan kata lain, umat Islam tidak secara kaffah
memeluk Islam, tetapi hanya setengah. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang
Agama Islam benar-benar diperlukan sehingga kita bisa lebih mudah untuk memahami
Islam lebih jauh.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas dan menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan ruang lingkup agama Islam?
2. Apa saja ruang lingkup agama Islam?
3. Bagaimana kerangka dasar agama Islam?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian agama Isla
2. Mengetahaui ruang lingkup agama Islam
2. Mengetahui kerangka dasar agama Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Agama Islam
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab,
yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata
aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat.
Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri,
patuh, dan tunduk kepada Allah SWT. Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu
nama bagi agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui
seorang rasul. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia
mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang
lengkap, menyeluruh dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang
muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi
Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya. Dalam Al-
Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman:

‫طفَ ٰى لَ ُك ُم ٱلدِينَ فَ ََل تَ ُموت ُ َّن ِإ ََّّل َوأَنتُم‬


َ ۡ‫ٱَّللَ ٱص‬
َّ ‫ى ِإ َّن‬ ُ ُ‫ص ٰى ِب َہا ٓ ِإ ۡب َرٲ ِه ۧـ ُم َب ِني ِه َو َيعۡ ق‬
َّ ‫وب َي ٰـ َب ِن‬ َّ ‫َو َو‬
َ‫ُّم ۡس ِل ُمون‬
Artinya:
“Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub,
Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu,
sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS.
Al-Baqarah:132).
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan
manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat
lahir agama bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen
(Christianity), atau agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad ini tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan
wahyu itu kepada manusia atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan

3
berkembang. Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai
(estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan
berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan
manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah SWT.
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan
Mohammedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh
orang Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan
karena para penulis Barat menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain,
misalnya dengan Chrisianity yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang
diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-lain.
Di dalam bahasa islam tidak ada kata yang semakna dengan kata sekuler.
Sekulerisme adalah paham yang percaya Tuhan tetapi hokum-hukum Tuhan dan
syariat agama tidak boleh dipergunakan untuk mengatur hidup dan kehidupan
manusia dalam masyarakat. Hal itu sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam
yang mengajarkan suatu jalan hidup yang menyeluruh tidak mengecualikan apapun
juga.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat
Islam terhadap Islam. Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr (103)
yang berbunyi:

١( ‫َو ۡٱل َعصۡ ِر‬


٢( ‫س ٰـنَ لَ ِفى ُخ ۡس ٍر‬ ِ ۡ ‫ِإ َّن‬
َ ‫ٱۡلن‬
َّ ‫ص ۡواْ ِبٱل‬
٣( ‫ص ۡب ِر‬ ِ ‫ص ۡواْ ِب ۡٱل َح‬
َ ‫ق َوت ََوا‬ َ ‫ت َوت ََوا‬
ِ ‫ص ٰـ ِل َح ٰـ‬ َ ‫إِ ََّّل ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ َو‬
َّ ‫ع ِملُواْ ٱل‬
Artinya:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.

4
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan
seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah:
a. Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
b. Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
c. Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
d. Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi
yang meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,
e. Sabar dalam berIslam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan
mendakwahkan agama Islam.

2. 2. Ruang Lingkup Agama Islam


a. Din berarti “agama” Al-Fath: 28

‫ش ِهيدا‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫ق ِلي ُۡظ ِه َرهُ ۥ‬
ِ ‫علَى ٱلد‬
ِ َّ ‫ِين ُك ِلِۦهۚ َو َكفَ ٰى ِب‬ ِ ‫ِين ۡٱل َح‬
ِ ‫سولَهُ ۥ ِب ۡٱل ُهدَ ٰى َود‬
ُ ‫س َل َر‬ ٓ ‫ه َُو ٱلَّذ‬
َ ‫ِى أ َ ۡر‬
Artinya:
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak
agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.
b. Din berarti “ibadah” surat Al-Mukminun: 14
َ ‫س ۡونَا ۡٱل ِع‬
‫ظ ٰـ َم لَ ۡحما‬ ۡ ‫ضغَة فَ َخلَ ۡقنَا ۡٱل ُم‬
َ ‫ضغَةَ ِع‬
َ ‫ظ ٰـما فَ َك‬ َ َ‫ث ُ َّم َخلَ ۡقنَا ٱل ُّن ۡطفَة‬
ۡ ‫علَقَة فَ َخلَ ۡقنَا ۡٱل َعلَقَةَ ُم‬
َ‫س ُن ۡٱل َخ ٰـ ِلقِين‬ ۡ
َ ‫ٱَّللُ أ َ ۡح‬
َّ َ‫ارك‬َ ‫ث ُ َّم أَنشَأ َن ٰـهُ خ َۡلقا َءاخ ََرۚ فَتَ َب‬
Artinya:
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik”.
c. Din berarti “kekuatan” surat Luqman 32

‫صينَ لَهُ ٱلدِينَ فَلَ َّما َن َّج ٰٮ ُه ۡم ِإلَى ۡٱل َب ِر فَ ِم ۡن ُهم‬ ِ ‫ٱَّللَ ُم ۡخ ِل‬
َّ ْ‫ع ُوا‬
َ َ‫لظلَ ِل د‬ ُّ ‫غ ِش َي ُہم َّم ۡوج َكٱ‬ َ ‫َو ِإذَا‬
ٍ ُ‫ار َكف‬
‫ور‬ ِ ‫ُّم ۡقت‬
ٍ َّ‫َصدۚ َو َما َي ۡج َحدُ ِبـَٔا َي ٰـ ِت َنا ٓ ِإ ََّّل ُك ُّل َخت‬
Artinya:

5
“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru
Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan
mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus
[2]. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak
setia lagi ingkar”.
d. Din berarti “pembalasan hari kiamat” Al-Imran: 85

َ ‫ۡٱل‬
ََ‫خ ٰـس ِِرين‬ َ‫ٱۡل ۡسلَ ٰـ ِم دِينا فَلَن ي ُۡق َب َل ِم ۡنهُ َوه َُو فِى ۡٱۡل َ ِخ َرةِ ِمن‬
ِ ۡ ‫َو َمن َي ۡبت َِغ غ َۡي َر‬
Artinya:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima [agama itu] daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi”.
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya
fungsi-fungsi Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan
bertakwa. Oleh karena itu untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam
kehidupan, berikut ini penjelasannya:
1. Islam Sebagai Agama Allah. Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam
predikatnya yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran
agama Islam nyata sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang
berarti kesucian dan kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2. Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa
kepada Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan
dan diajarkan kepada manusia. Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang
setia hanya mengajak manusia kepada Islam.
3. Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah. Allah menjadikan Islam sebagai
“rumah” yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka
hidup sebagai keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang
mempersatukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan
menegakkan agama Allah dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
4. Islam Sebagai Jalan yang Lurus. Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi
panggilan Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena

6
mereka tahu dan mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang
berjalan pada jalan Allah yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
5. Islam Sebagai Tali Allah. Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang
mempersa- tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan
menegakkan agama Allah.
2.3. Kerangka Dasar Agama Islam
1. Aqidah
Aqidah ( bahasa Arab: ُ ‫ ) ْال َع ِق ْيدَة‬dalam istilah Islam yang berarti Iman. Semua
sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu aqidah.
Menurut etimologinya, aqidah dalam bahasa Arab berasal dari kata al-‘aqdu
ْ
(ُ‫)ال َع ْقد‬ yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (‫)التَّ ْو ِثي ُْق‬ yang berarti kepercayaan atau

keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (‫ )اَّلحْ َكا ُم‬yang artinya mengokohkan (menetapkan),

dan ar-rabthu biquwwah ( ُ ‫الر ْب‬


ِ‫ط ِبقُ َّوة‬ َّ ) yang berarti mengikat dengan kuat.
Secara terminologi, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti.Aqidah juga dapat
diartikan sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah (Al-Maidah 5:15).

ِ َ‫قَ ْد َجا َء ُك ْم ِمن‬


‫هللا نُ ْور َّو ِكتب ُّم ِبيْن‬
Artinya :
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah SWT dan kitab yang
menerangkannya.
Ilmu aqidah terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Ilmu tauhid, yaitu ilmu yang menerangkan tentang sifat Allah SWT yang wajib
dipercayai. Ilmu tauhid ada 3 macam, yaitu tauhid Al-Uluhiyyah, tauhid Ar-
Rububiyyah, dan tauhid Al-Asma’ was-sifat.
b. Ilmu Usuluddin, yaitu kepercayaan dalam agama Islam, kepercayaan kepada
Allah SWT dan pesuruhNya.
c. Ilmu Makrifat, yakni perkara-perkara yang berhubungan dengan cara-cara
mengenal Allah SWT.

7
d. Ilmu kalam, yaitu aqidah dengan dalil-dalil aqliyah (ilmiah) sebagai perisai
terhadap tantangan dari pihak lawan.
2. Syari’ah
Syari’ah secara etimologi berasal dari kata syar’u. Yang memiliki arti
membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan.
Adapun secara terminologi, syari’at memiliki makna umum dan khusus.
Makna syari’at secara umum adalah agama yang telah dibuat oleh Allah,
mencakup aqidah ( keyakinan ) dan hukum-hukumnya. Sebagaimana tersebut
dalam firman Allah Ta’ala dalam Q.S. Asy-Syuraa 42:13.

َّ ‫ح ْينَا ِا َليْكَ َو َما َو‬


‫ص ْينَا ِبه اِبْر ِهي َْم‬ ْ ‫اوالَّذ‬
َ ‫ِي ا َ ْو‬ َّ ‫صى ِبه نُ ْوح‬ َ ‫او‬ َ ‫ش َْرعِ لَ ُك ْم ِم ْن ال ِدي ِْن َم‬
ُ ‫على ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ َماتَ ْد‬
‫ع ْو ُه ْم‬ َ ‫ َكب َُر‬.‫َو ُم ْوسى َو ِعيْسى ا َ ْن اَقِ ْي ُموا ال ِديْنَ َوَّل تَتَفَ َّرقُ ْوافِ ْي ِه‬
ُ ‫ي اِلَ ْي ِه َم ْن ُّي ِني‬
.‫ْب‬ ْ ‫ اَهلل َيجْ تَ ِب ْي اِلَ ْي ِه َم ْن َّيشَا ُء َو َي ْه ِد‬.‫اِلَ ْي ِه‬
Artinya :
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang apa yang telah diwasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang yang musyrik agama yang kamu
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya)”.
Adapun makna khusus dari syari’at yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah
yang berupa hukum-hukum dan larangan-larangan. Allah SWT berfirman dalam
surah Al-Maidah:48.

َ ‫ِل ُكل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِش ْر‬


‫عة َو ِم ْن َهاجا‬
Artinya :
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang”.
Terkait dengan susunan tertib syari’at, Al-Qur’an surah Al-Ahzab 33:36
mengajarkan bahwa Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka
umat Islam tidak memperkenalkan mengambil ketentuan lain. Dan jika terdapat

8
suatu perkara yang Allah SWT dan Rasul-Nya belum menetapkan
ketentuanyamaka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu.
Perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya
kepada Allah dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:
a. Asas Syaraa’, yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits.
b. Furu’ Syaraa’, yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas dalam Al-Qur’an
dan Al-Hadits.
3. Akhlaq
Pengertian akhlaq secara etimologi, berasal dari kata khalaqa yang berarti
mencipta, membuat, atau menjadikan. Akhlaq adalah kata yang berbentuk mufrad,
jamaknya adalah khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalaqun yang
berarti kejadian, buatan, ciptaan. Ar-Rahman : 1-4.

‫علَّ َمهُ ْال َب َيانَ ۝‬ َ ‫علَّ َم ْالقُ ْرانَ ۝ َخلَقَاَّل ْن‬


َ ‫سانَ ۝‬ ُ ْ‫لرح‬
َ ‫من۝‬ َّ
Artinya :
(Tuhan) yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia
menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.
Secara terminologi, akhlaq berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlaq
Islam itu sudah ada formatnya dan juga mapan, berlainan dengan akhlaq, moral,
etika dalam sistem budaya buatan manusia di luar Islam yang tidak pernah
memiliki standar baku dan senantiasa berubah bergantung pada main stream
budaya yang ada pada waktu itu.
Saat ini, sering kita saksikan bahwa wanita tidak lagi memiliki sifat seperti
seharusnya wanita. Di televisi maupun media-media cetak, wanita dipampang
dengan menampakkan auratnya seolah mereka adalah pelaris barang dagangan.
Wanita sudah seperti komoditi yang diperdagangkan. Wanita yang mengumbar
aurat dimana-mana, sudah merupakan hal yang biasa. Padahal dalam Al-Qur’an
surah An-Nur:31 telah diperintahkan oleh Allah untuk menutup aurat.

9
َ ‫َو ْل َيض ِْربْنَ ِب ُخ ُم ِر ِه َّن‬
‫على ُجي ُْو ِب ِه َّن َوَّلَ ُي ْب ِديْنَ ِز ْي َنتَ ُه َّن‬
Artinya : dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya.
Ukuran kebaikan dan kesopanan begitu relatif dan variatif, bergantung kepada
tempat dan waktu. Oleh karena itu, kita harus membiasakan dan menshibghoh
(mencelup) diri dengan akhlaq Islam, sehingga mentradisi dalam jiwa dan
kehidupan kita, dimanapun serta kapanpun dengan spontan terlihat bahwa akhlaq
yang Islami merupakan akhlaq kita.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti yang terkandung dalam perkataan Islam adalah kedamaian, kesejahteraan,
keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan, dan kepatuhan dengan sepenuh hati kepada
kehendak Illahi. Kehendak Illahi yang wajib ditaati dengan sepenuh hati oleh manusia
itu, manfaatnya bukanlah untuk Allah sendiri tetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan
manusia dan lingkungan hidupnya.

10
Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1)
Agama wahyu (revealed religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural
religion /natural religion) yang disebut juga agama bumi atau agama alam.
Kerangka dasar agama Islam meliputi:
1. Aqidah, yakni iman atau keyakinan
2. Syari’ah, yakni jalan yang harus ditempuh oleh setiap umat Islam
3. Akhlaq, yakni sikap yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk
Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan suatu sitem akidah dan
syari’ah serta akhlaq yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai
hubungan
B. Saran
Sebagai umat Islam, sudah menjadi kewajiban kita untuk bertaqwa kepada Allah
SWT. dan mengikuti tuntunan dari Nabi Muhammad SAW. Segala macam peraturan
ataupun kaidah yang ada di kehidupan telah diatur oleh Allah sang pencipta, kita dapat
mempelajari itu semua melalui kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits agar dalam
menjalani kehidupan ini kita senantiasa berada dalam jalan Allah SWT. yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

A. Malik. 1984. Aqidah Pembahasan Mengenai Allah dan Takdir. Jakarta: Al-Hidayah.
Abud, Abu al-Ghoniy. 1992. Aqidah Islam Versus Ideologi Modern, Terj. Kathur
Suhardi. Ponorogo: Trimurti Press.
Al Qaradhawi, Yusuf. 1996. Ikhlas Sumber Kekuatan Islam. Jakarta: Gema Insani
Press.

11

Anda mungkin juga menyukai