A. Struktur Polimer
Sifat-sifat polimer dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan massa molekul
polimer itu sendiri. Tiga faktor utama (dalam kaitannya dengan struktur) yang
menentukan sifat polimer adalah komposisi kimiawi, pola rantai, dan penjajaran
rantai-rantai polimer dalam produk akhir. Faktor-faktor ini antara lain menentukan
titik lebur, kekuatan, kelenturan, kelarutan, serta reaksi polimer terhadap panas,
sedangkan massa molekul polimer menentukan kelarutan polimer, ketercetakan
dan kekentalan larutan (lelehan) polimer.
Karakteristik atau sifat polimer secara umum adalah sebagai berikut:
o Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya
murah.
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom kerangka yang dapat
mengikat gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa
pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat
sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
Contoh : Polietilena, polivinil klorida (PVC), polimetil metakrilat (PMMA),
Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.
2. Polimer bercabang
R= O C CH3
R= OH Polivinil Alkohol Serat
X = H, R = C2H5 Polietil Akrilat Cat lateks
X = CH3, R = CH3 Polimetil Metakrilat Kaca-kaca
X = H, R = F Polivinilidena Plastik
Fluorida
X = H, R = F Politetrafluoroetilen Teflon
Struktur polimer terdiri dari identitas monomer, rantai polimer, ukuran rantai,
susunan monomer dalam kopolimer, dan Stereokimia Polimera.
Polietilena
Politetrafluoroetilena
Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau
angka. Cara menulisnya adalah nama monomer diletakkan dalam kurung
diawali poli.
Poli(1-pentena)
2. Chain Linearity
Bentuk paling sederhana dari molekul polimer adalah rantai lurus atau
disebut juga sebagai polimer linear yang terdiri dari satu rantai utama.
Fleksibilitas dari rantai polimer yang tidak bercabang di pengaruhi oleh
persistence length (sifat dasar mekanis yang mengukur kekakuan dari polimer
panjang). Pada ke linearan polimer, perlu pula diketahui titik percabangan
dimulai.
a. Linear Polymer
Polimer linear tersusun atas satu rantai panjang yang kontinu, tanpa adanya
percabangan dari rantai tersebut.
b. Branched Polymer
Branched polymer terdiri atas satu rantai utama yang mempunyai rantai
molekul lebih kecil sebagai cabang. Sebuah struktur rantai bercabang
cendrung menurunkan tingkat kristanilitas ( cristanility ) dan kepadatan
( density ) polymer tersebut.
3. Ukuran Rantai (Chain Size)
Sifat jenuh polimer sangat bergantung pada ukuran dari rantai polimer.
Seperti kebanyakan molekul, ukuran molekul polimer dapat digambarkan
melalui berat molekul pada polimer, berat molekul dapat digambarkan oleh
derajat polimerisasi,yaitu jumlah monomer yang membentuk polimer.
B. Sifat-Sifat Polimer
Volume gas,
Suhu,
Kelembaban.
Secara umum, sifat polimer tergolong menjadi tiga, yaitu sifat kimia, fisika,
mekanika dan termal.
1. Sifat Kimia
Gaya tarik menarik antara rantai polimer memainkan peranan yang besar
terhadap sifat polimer. Karena rantai polimer sangat panjang, gaya antar rantai
menjadi berlipat ganda dibandingkan tarik menarik antara molekul biasa.
Gugus samping yang berbeda dapat mengakibatkan polimer berikatan ion atau
ikatan hidrogen pada rantai yang sama. Semakin kuat gaya akan berakibat
naiknya kuat tarik, titik leleh, dan tingkat kristalinitas.
2. Sifat Fisika
Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya
semakin tinggi.
Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan
menjadi kuat dan sukar meleleh.
3. Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak mempunyai daya tegang rendah dan
mudah meleleh.
4. Ikatan silang antar rantai polimer
Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh
sehingga mudah patah. Hal tersebut dikarenakan adanya Ikatan silang antar
rantai polimer mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk
bahan yang keras.
Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih
tahan terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang
bersifat kristalinitas tinggi yaitu polimer dengan struktur teratur, sedangkan
polimer berstruktur tidak teratur cenderung mempunyai kristanilitas rendah
dan sifatnya amorf (tidak keras).
3. Sifat Mekanik
Menurut Arifianto 2008, sifat mekanik polimer antara lain sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan merupakan salah satu sifat mekanik dari polimer. Ada beberapa
macam kekuatan dalam polimer, diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Kekuatan tarik adalah tegangan yang
dibutuhkan untuk mematahkan suatu sampel. Kekuatan tarik penting
untuk polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus mempunyai
kekuatan tarik yang baik.
2. Elongation
Elongasi merupakan salah satu jenis deformasi. Deformasi
merupakan perubahan ukuran yang terjadi saat material di beri gaya.%
Elongasi adalah panjang polimer setelah di beri gaya (L) dibagi dengan
panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo) kemudian dikalikan 100.
3. Modulus
Modulus diukur dengan menghitung tegangan dibagi dengan
elongasi. Satuan modulus sama dengan satuan kekuatan (N/cm2).
4. Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah pengukuran sebenarnya dari energi yang dapat
diserap oleh suatu material sebelum material tersebut patah.
Polimer yaitu makromolekul yang terdiri atas banyak kelas material alami
dan sintetik dengan sifat-sifat yang sangat beragam. Perbedaan kedua material
tersebut terletak pada mudah tidaknya sebuah polimer didegradasi atau dirombak
oleh mikroba. Biasanya, polimer bahan sintetik akan lebih sulit diuraikan oleh
mikroorganisme dibanding polimer bahan alami.
Selain tiga sifat diatas, polimer juga memiliki sifat termal. Sifat khas bahan
polimer sangat berubah oleh perubahan temperature. Hal ini disebabkan apabila
temperatur berubah, pergerakan molekul karena temperature akan mengubah
struktur (terutama struktur yang berdimensi besar). Selanjutnya, Karena panas,
oksigen, dan air bersama-sama memancing reaksi kimia pada molekul, terjadilah
depolimerisasi, oksidasi, hidrolisa, dan seterusnya pada temperature tinggi. Sifat
termal polimer menurut Arifianto. 2008, adalah:
i. Koefisien pemuaian termal
Koefisien pemuaian panjang pada film dan serat sering terjadi
penyusutan karena panas, karena apabila temperature itu naik, cara
pengumpulan molekul berubah oleh pergerakan termal dari molekul.
ii. Panas jenis
Panas jenis bahan polimer kira-kira 0,25 - 0,55 cal/g/oC yang lebih
besar dibandingkan dengan bahan logam, juga lebih besar dibandingkan
dengan keramik. Hal ini disebabkan karena panas jenis adalah panas yang
digunakan untuk pergerakan termal dari molekul-molekul dalam struktur-
strukturnya.
iii. Koefisien hantaran termal
Koefisien hantaran termal adalah harga yang penting bagi bahan
polimer sehubungan dengan panas pencetakan dan penggunaan produknya,
mekanisme penghantaran panas pada bahan polimer juga merupakan akibat
dari propagasi panas dari pergerakan molekul.
iv. Titik tahan panas
Jika temperature bahan polimer naik, maka pergerakan molekul
menjadi aktif ke titik transisi. Hal ini dapat menyebabkan modulus elastic
dan kekerasannya rendah. Sedangkan tegangan patahnya lebih kecil dan
perpanjangannya lebih besar.
Sifat termal dapat dicontohkan dari polimer plastik. Plastik adalah salah satu
bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
plastik memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut pada pelarut yang
sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika
didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang
antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini
dijelaskan sebagai sifat termoplastik.
Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena
setiap kali dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan
yang berbeda untuk membuat produk plastik yang baru. Polietilen (PE) dan
polivinilklorida (PVC) merupakan contoh jenis polimer ini. Sedangkan beberapa
plastik lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak
meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan
rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai
ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam
bentuk pertama kali mereka dicetak, disebut polimer termosetting.
Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka
mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastik termoset menjadi lebih keras ketika
dipanaskan karena panas itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah
terbentuk. Bakelit, poli (melanin formaldehida) dan poli (urea formaldehida)
adalah contoh polimer ini. Sekalipun polimer-polimer termoseting lebih sulit untuk
dipakai ulang daripada termoplastik, namun polimer tersebut lebih tahan lama.
Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga yang tahan
panas seperti cangkir.
C. Klasifikasi Polimer
(a).Polimerisasi Adisi
Polimerisasi kation
Polimerisasi anion
A A A B A B B A B
A B A B A B A A
A A A B B B A A A
A A A A A A
D D
D D
D D
Tahap Inisiasi
Tahap Propagasi
Pada tahap ini dapat terjadi dengan sama dengan cara pada proses inisiasi.
Dimana nantinya unit monomer terhubung dari kepala ke ekor dengan
substituent pada atom karbon yang berseling. Propagasi rantai ini dapat
berlanjut dari beberapa ratus sampai beberapa ribu monomer terhubung.
Pada tahap ini dipengaruhi pula oleh suhu, tekanan, pelarut dan konsentrasi
dari monomer itu sendiri.
R Radikal R R
- Polimer Linier, merupakan suatu polimer yang tersusun satu sama lain
dengan melalui unit ulang yang sama sehingga kemudian membentuk
rantai polimer yang panjang. Polimer dengan susunan rantai seperti ini
akan bersifat padat dan larut di beberapa pelarut dan dalam keadaan
padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer,
bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
- Polimer bercabang, merupakan suatu polimer yang terbentuk apabila
cabang terbentuk di polimer linear
- Polimer berikatan silang, merupakan suatu polimer yang terbentuk
yang disebabkan karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu
samalain pada rantai utamanya. Apabila sambungan silang polimer itu
terjadi dengan suatu ikatan kimia antara rantainya, maka akan
terbentuk sambung silang tiga dimensi yang juga dikenal dengan
sebutan polimer jaringan tiga atau polimer tiga dimensi. Jika
sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan terbentuk
sambung silang tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan.
seperti digambarkan pada gambar berikut.
- Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis dengan biaya murah dan
diproduksi secara besar-besaran. Polimer komersial pada prinsipnya terdiri
dari 4 jenis polimer utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil
klorida), dan Polisterena. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis
rendah (< 0,94 g/cm3 ), dan produk massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm3 ).
Perbedaan dalam massa jenis ini timbul dari strukturnya yakni: polietilena
massa jenis tinggi secara esensial merupakan polimer linier dan polietilena
massa jenis rendah bercabang. Plastikplastik komoditi mewakili sekitar 90%
dari seluruh produksi termoplastik dan sisanya terbagi di antara kopolimer
stirena – butadiena, kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena (ABS),
poliamida dan poliester.
- Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya
mahal. Konsumsi plastik teknik kimia hingga akhir tahun 1980-an mencapai
kira-kira 1,5 x 109 kg/tahun di antaranya poliamida, polikarbonat, asetal,
poli(fenilena oksida) dan poliester mewakili sekitar 99% dari pemasaran.
Yang tidak diperhatikan adalah bahan-bahan berkualitas teknik dari
kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena, berbagai polimer terfluorinasi
dan sejumlah kopolimer serta bahan paduan polimer yang meningkat
jumlahnya. Ada banyak kesamaan dalam pasaran plastik-plastik teknik tetapi
plastik-plastik ini dipakai terutama dalam bidang transportasi seperti (mobil,
truk, pesawat udara), konstruksi (perumahan, instalasi pipa ledeng,
perangkat keras), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis,
komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi. Selain
polimer-polimer yang telah diperlihatkan, kopolimer dan paduan polimer
teristimewa yang disesuaikan untuk memperbaiki sifat (mutu) semakin
bertambah jumlahnya. Pemasaran plastikplastik teknik tumbuh dengan cepat
dengan proyeksi pemakaian yang meningkat hingga 10% per tahun.
- Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat spesifik
yang unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contoh: alat-alat kesehatan
seperti termometer/timbangan.
RANGKUMAN
Pilihan Ganda
3. Tiga faktor utama (dalam kaitannya dengan struktur) yang menentukan sifat
polimer adalah, kecuali
a. Komposisi kimiawi
b. Pola rantai
c. Penjajaran rantai-rantai polimer dalam produk akhir
d. Susunan rantai
e. Ikatan antar monomer
10. Proses dimana nantinya unit monomer terhubung dari kepala ke ekor adalah
proses…?
a. Inisiasi
b. Propagasi
c. Terminasi
d. Fusi
e. Eleminasi
(2)Ringan
a. Teflon
b. Gelas minuman
c. Selulosa
d. Wol
e. PVC
18. Polimerisasi yang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H 2O, NH2
atau HCl adalah…..?
a. Adisi
b. Fusi
c. Terminasi
d. Propagasi
e. Kondensasi
b.
c.
d.
e.
Essay
Billmeyer, F.W. 1984. Textbook of Polymer Science, 3rd ed. John – Wiley and Sons,
New York.
Jr. Charler E. Carraher. 2003. Polymer Chemistry Sixth Edition. New York: Marcell
Dekker, INC
Siburian, Rikson AF, dkk. 2017. Polimer: Ilmu Material. Medan: USU Press
Sari, Nasmi Herlina dan Suteja. 2021. Polimer Termoset. Deepublish: Sleman
Sperling. L,H. 2006. Introduction To Physical Polymer Science Fourth Edition. New
Jersey: John Wiley & Sons
Young, Robert. J and P.A Lovell. 1991. Introduction To Polymers (Second Edition).
London: Chapman and Hall