Anda di halaman 1dari 34

BAB II : STRUKTUR, SIFAT DAN KLASIFIKASI POLIMER

A. Struktur Polimer
Sifat-sifat polimer dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan massa molekul
polimer itu sendiri. Tiga faktor utama (dalam kaitannya dengan struktur) yang
menentukan sifat polimer adalah komposisi kimiawi, pola rantai, dan penjajaran
rantai-rantai polimer dalam produk akhir. Faktor-faktor ini antara lain menentukan
titik lebur, kekuatan, kelenturan, kelarutan, serta reaksi polimer terhadap panas,
sedangkan massa molekul polimer menentukan kelarutan polimer, ketercetakan
dan kekentalan larutan (lelehan) polimer.
Karakteristik atau sifat polimer secara umum adalah sebagai berikut:

o Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya
murah.

o Ringan; maksudnya rasio bobot/volumenya kecil.

o Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.

o Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik.


o Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan
plastis.
o Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi
Karakteristik polimer disebabkan oleh monomer, rantai antar monomer dan
lain-lain. Bentuk polimer juga terkait erat dengan ukuran berbagai unit yang
membentuk makromolekul dan kekuatan ikatan primer dan sekunder yang ada di
dalam rantai dan ikatan antar rantainya. Biasanya struktur polimer sintetis dan
alami dalam hal: dari empat tingkat struktur yang dimiliki polimer itu. Struktur
utama menggambarkan urutan yang tepat dari atom individu yang membentuk
rantai polimer. Untuk polimer di mana hanya ada struktur rata-rata, seperti protein,
polisakarida, dan asam nukleat, sering diberikan struktur rantai yang cukup
menjadi perwakilan untuk keseluruhan rantai.
Gambar : Ilustrasi struktur polimer

Untuk memahami struktur polimer, kita hanya perlu mengidentifikasi


monomer yang secara berulang-ulang menyusun polimer tersebut. Karena polimer
merupakan molekul yang besar, maka polimer umumnya disajikan dengan
menggambarkan hanya sebuah rantai yang mewakili seluruh ikatan yang ada pada
polimer tersebut. Sebuah rantai yang digambarkan tadi harus mencakup paling
tidak satu satuan ulang yang lengkap.
Selulosa merupakan salah satu contoh polimer. Selulosa yang ditemukan di
dalam dinding sel tumbuhan seperti kayu, dahan, dan daun menyebabkan struktur-
struktur kayu, dahan dan daun menjadi kuat. Yang perlu diingat adalah bahwa
bagian cincin dari molekul selulosa semuanya identik.

Ada satuan-satuan monomer yang bergabung membentuk polimer. Glukosa


adalah nama monomer yang ditemukan di dalam selulosa. Berdasarkan gambar
diatas, satuan glukosa yang digambarkan dalam bentuk sederhana tanpa atom
karbon dan hidrogen.
Struktur polimer dibuat dari proses polimerisasi. Metode ini merupakan
pembuatan polimer sintetis dengan mengombinasikan berbagai macam molekul
kecil yang disebut monomer. Secara keseluruhan, molekul-molekul kecil itu
dikombinasikan hingga menjadi satu rangkai molekul dengan ikatan kovalen.
Terdapat reaksi kimia yang muncul di dalam proses tertentu. Sebut saja saat
pemanasan dan tekanan yang mampu mengubah ikatan kimiawi dalam
menyatukan seluruh monomer tersebut. Hasil dari proses ini adalah polimer
dengan struktur ikatan beragam. Tentunya tergantung dari bagaimana proses dan
molekul dasarnya.  Rantai monomer dalam hasil proses polimerisasi disebut
sebagai makromolekul. Di dalam makromolekul bisa mengandung ratusan ribu
monomer. Hasil yang didapatkan juga pasti berkualitas tinggi dan layak untuk
digunakan dalam industri. Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :
1. Polimer linear

Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom kerangka yang dapat
mengikat gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa
pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat
sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).
Contoh : Polietilena, polivinil klorida (PVC), polimetil metakrilat (PMMA),
Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.

2. Polimer bercabang

Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan


percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.

3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)

Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya


terdapat antara rantai. Bahan ini biasanya di-swell (digembungkan) oleh pelarut
tetapi tidak sampai larut. Ketidaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari
struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil
jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi,
polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan,
misalnya intan (diamond).

Struktur polimer : (a). linear (b). Bercabang (c) Tiga Dimensi

Berikut table polimer, struktur dan kegunaannya


Struktur Nama Kegunaan
( CH2 CH )n Golongan Vinyl
R
R= H Polietilen Plastik
R= CH3 Polipropilen Tali
Polistirena Gelas minuman

R= Cl Polivinil Klorida Pipa air


O Polivinil Asetat Cat lateks

R= O C CH3
R= OH Polivinil Alkohol Serat
X = H, R = C2H5 Polietil Akrilat Cat lateks
X = CH3, R = CH3 Polimetil Metakrilat Kaca-kaca
X = H, R = F Polivinilidena Plastik
Fluorida
X = H, R = F Politetrafluoroetilen Teflon
Struktur polimer terdiri dari identitas monomer, rantai polimer, ukuran rantai,
susunan monomer dalam kopolimer, dan Stereokimia Polimera.

1. Identitas Monomer (Monomer Identity)


Identitas polimer yang terdiri dari monomer-monomer adalah penentu
dari sifat utama dan yang penting dari polimer. Tatanama polimer biasanya
berdasarkan pada tipe monomer yang menyusun polimer. Polimer yang terdiri
dari hanya satu jenis monomer disebut homopolimer. Sedangkan polimer yang
terdiri dari campuran beberapa monomer disebut kopolimer. Molekul polimer
yang mengandung sub-unit yang dapat di ionisasi disebut sebagai
polyelectrolyte. Polyelectrolyte yang mengandung sub-unit yang fraksi
ionisasinya rendah disebut ionomer. Jumlah yang sangat besar dari struktur
polimer menuntut adanya sistem tata nama yang masuk akal. Berikut ini
adalah aturan pemberian nama polimer vinil yang didasarkan atas nama
monomer (nama sumber atau umum), taktisitas dan isomer :

 Nama monomer satu kata


Ditandai dengan melekatkan awalan poli pada nama monomer.

Nama Polimer Struktur


Polistirena

Polietilena
Politetrafluoroetilena

 Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau
angka. Cara menulisnya adalah nama monomer diletakkan dalam kurung
diawali poli.

Nama Polimer Struktur


Poli (asam akrilat)

Poli(α -metil stirena)

Poli(1-pentena)

 Untuk taktisitas polimer


Diawali huruf i untuk isotaktik atau s (sindiotaktik) sebelum poli
Contoh : i-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas isotaktik)
 Untuk isomer struktural dan geometrik
Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis atau trans dan 1,2- atau
1,4- sebelum poli. Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena).

2. Chain Linearity
Bentuk paling sederhana dari molekul polimer adalah rantai lurus atau
disebut juga sebagai polimer linear yang terdiri dari satu rantai utama.
Fleksibilitas dari rantai polimer yang tidak bercabang di pengaruhi oleh
persistence length (sifat dasar mekanis yang mengukur kekakuan dari polimer
panjang). Pada ke linearan polimer, perlu pula diketahui titik percabangan
dimulai.

a. Linear Polymer
Polimer linear tersusun atas satu rantai panjang yang kontinu, tanpa adanya
percabangan dari rantai tersebut.
b. Branched Polymer
Branched polymer terdiri atas satu rantai utama yang mempunyai rantai
molekul lebih kecil sebagai cabang. Sebuah struktur rantai bercabang
cendrung menurunkan tingkat kristanilitas ( cristanility ) dan kepadatan
( density ) polymer tersebut.
3. Ukuran Rantai (Chain Size)
Sifat jenuh polimer sangat bergantung pada ukuran dari rantai polimer.
Seperti kebanyakan molekul, ukuran molekul polimer dapat digambarkan
melalui berat molekul pada polimer, berat molekul dapat digambarkan oleh
derajat polimerisasi,yaitu jumlah monomer yang membentuk polimer.

B. Sifat-Sifat Polimer

Polimer banyak digunakan pada berbagai industry, hal ini dikarenakan


polimer mudah ditemukan dan relative murah. Selain itu, polimer memiliki
karakteristik, sifat yang cocok untuk digunakan diberbagai bahan. Kemajuan
dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat konduktif
maupun semikonduktif. Salah satu cara untuk membuat polimer menjadi konduktif
adalah dengan menambahkan karbon aktif sebagai dopping, sehingga terbentuk
bahan komposit polimer-karbon. Komposit polimer-karbon yang terbentuk
mempunyai karakteristik resistansi yang berubah apabila terkena gas karena
mampu mengikat molekul-molekul gas yang dideteksinya sehingga mempengaruhi
sifat konduktifitasnya. Karena sifat inilah komposit polimer bisa dijadikan sebagai
bahan sensor gas.
Sifat konduktifitas dari komposit polimer-karbon ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
      Jenis gas yang dideteksi,

      Volume gas,

      Suhu,

      Kelembaban.
Secara umum, sifat polimer tergolong menjadi tiga, yaitu sifat kimia, fisika,
mekanika dan termal.
1. Sifat Kimia
Gaya tarik menarik antara rantai polimer memainkan peranan yang besar
terhadap sifat polimer. Karena rantai polimer sangat panjang, gaya antar rantai
menjadi berlipat ganda dibandingkan tarik menarik antara molekul biasa.
Gugus samping yang berbeda dapat mengakibatkan polimer berikatan ion atau
ikatan hidrogen pada rantai yang sama. Semakin kuat gaya akan berakibat
naiknya kuat tarik, titik leleh, dan tingkat kristalinitas.
2. Sifat Fisika

Perbedaan sifat-sifat polimer tersebut dipengaruhi oleh struktur polimernya,


yang meliputi:
1. Panjang rantai polimer

Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya
semakin tinggi.

2. Gaya antar molekul

Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan
menjadi kuat dan sukar meleleh.

3. Percabangan

Rantai polimer yang bercabang banyak mempunyai daya tegang rendah dan
mudah meleleh.
4. Ikatan silang antar rantai polimer

Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh
sehingga mudah patah. Hal tersebut dikarenakan adanya Ikatan silang antar
rantai polimer mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk
bahan yang keras.

5. Sifat kristalinitas rantai polimer

Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih
tahan terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang
bersifat kristalinitas tinggi yaitu polimer dengan struktur teratur, sedangkan
polimer berstruktur tidak teratur cenderung mempunyai kristanilitas rendah
dan sifatnya amorf (tidak keras).

3. Sifat Mekanik
Menurut Arifianto 2008, sifat mekanik polimer antara lain sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan merupakan salah satu sifat mekanik dari polimer. Ada beberapa
macam kekuatan dalam polimer, diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Kekuatan tarik adalah tegangan yang
dibutuhkan untuk mematahkan suatu sampel. Kekuatan tarik penting
untuk polymer yang akan ditarik, contohnya fiber, harus mempunyai
kekuatan tarik yang baik.

- Compressive strength, Compressive strength adalah ketahanan terhadap


tekanan. Beton merupakan contoh material yang memiliki kekuatan tekan
yang bagus. Segala sesuatu yang harus menahan berat dari bawah.

- Flexural strength, Flexural strength adalah ketahanan pada bending


(flexing). Polimer mempunyai flexural strength jika dia kuat saat
dibengkokkan.
- Impact strength, adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang secara
tiba-tiba. Polimer mempunyai kekuatan impak jika dia kuat saat dipukul
dengan keras secara tiba-tiba seperti dengan palu.

2. Elongation
Elongasi merupakan salah satu jenis deformasi. Deformasi
merupakan perubahan ukuran yang terjadi saat material di beri gaya.%
Elongasi adalah panjang polimer setelah di beri gaya (L) dibagi dengan
panjang sampel sebelum diberi gaya (Lo) kemudian dikalikan 100.
3. Modulus
Modulus diukur dengan menghitung tegangan dibagi dengan
elongasi. Satuan modulus sama dengan satuan kekuatan (N/cm2).
4. Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah pengukuran sebenarnya dari energi yang dapat
diserap oleh suatu material sebelum material tersebut patah.

Polimer yaitu makromolekul yang terdiri atas banyak kelas material alami
dan sintetik dengan sifat-sifat yang sangat beragam. Perbedaan kedua material
tersebut terletak pada mudah tidaknya sebuah polimer didegradasi atau dirombak
oleh mikroba. Biasanya, polimer bahan sintetik akan lebih sulit diuraikan oleh
mikroorganisme dibanding polimer bahan alami.
Selain tiga sifat diatas, polimer juga memiliki sifat termal. Sifat khas bahan
polimer sangat berubah oleh perubahan temperature. Hal ini disebabkan apabila
temperatur berubah, pergerakan molekul karena temperature akan mengubah
struktur (terutama struktur yang berdimensi besar). Selanjutnya, Karena panas,
oksigen, dan air bersama-sama memancing reaksi kimia pada molekul, terjadilah
depolimerisasi, oksidasi, hidrolisa, dan seterusnya pada temperature tinggi. Sifat
termal polimer menurut Arifianto. 2008, adalah:
i. Koefisien pemuaian termal
Koefisien pemuaian panjang pada film dan serat sering terjadi
penyusutan karena panas, karena apabila temperature itu naik, cara
pengumpulan molekul berubah oleh pergerakan termal dari molekul.
ii. Panas jenis
Panas jenis bahan polimer kira-kira 0,25 - 0,55 cal/g/oC yang lebih
besar dibandingkan dengan bahan logam, juga lebih besar dibandingkan
dengan keramik. Hal ini disebabkan karena panas jenis adalah panas yang
digunakan untuk pergerakan termal dari molekul-molekul dalam struktur-
strukturnya.
iii. Koefisien hantaran termal
Koefisien hantaran termal adalah harga yang penting bagi bahan
polimer sehubungan dengan panas pencetakan dan penggunaan produknya,
mekanisme penghantaran panas pada bahan polimer juga merupakan akibat
dari propagasi panas dari pergerakan molekul.
iv. Titik tahan panas
Jika temperature bahan polimer naik, maka pergerakan molekul
menjadi aktif ke titik transisi. Hal ini dapat menyebabkan modulus elastic
dan kekerasannya rendah. Sedangkan tegangan patahnya lebih kecil dan
perpanjangannya lebih besar.

Sifat termal dapat dicontohkan dari polimer plastik. Plastik adalah salah satu
bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
plastik memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut pada pelarut yang
sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika
didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang
antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini
dijelaskan sebagai sifat termoplastik.
Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena
setiap kali dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan
yang berbeda untuk membuat produk plastik yang baru. Polietilen (PE) dan
polivinilklorida (PVC) merupakan contoh jenis polimer ini. Sedangkan beberapa
plastik lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak
meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan
rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai
ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam
bentuk pertama kali mereka dicetak, disebut polimer termosetting.
Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka
mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastik termoset menjadi lebih keras ketika
dipanaskan karena panas itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah
terbentuk. Bakelit, poli (melanin formaldehida) dan poli (urea formaldehida)
adalah contoh polimer ini. Sekalipun polimer-polimer termoseting lebih sulit untuk
dipakai ulang daripada termoplastik, namun polimer tersebut lebih tahan lama.
Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga yang tahan
panas seperti cangkir.

C. Klasifikasi Polimer

Jika berdasarkan klasifikasinya, polimer dibagi menjadi delapan.


Pembagian tersebut berdasarkan: (1) Sumbernya (2). Proses pembentukannya (3).
Monomer penyusunnya (4) Susunan monomer-monomernya (5). Reaksi
pembentukannya (6) Bentuk susunan rantainya (7) Berdasarkan ketahanan
terhadap panas dan (8) berdasarkan aplikasinya.

(1). Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan asal polimer didapat, polimer dapat dibagi menjadi


polimer alam dan polimer sintesis, namun dengan berkembangnya ilmu dan
teknologi, kini polimer juga ada yang semi-sintesis. Polimer alam adalah
polimer yang ada di alam, polimer ada dan terbentuk secara alami. Contohnya
adalah pati, amilum, protein hingga selulosa. Namun sifat-sifat polimer alam
kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam biasanya cepat rusak, dan
tidak elastis. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alam tidak tahan terhadap
minyak bensin atau minyak tanah serta tidak tahan lama diudara terbuka.
Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan
makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer
alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak,
sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-
tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil
modifikasi polimer alam dan bahan kimia. Contoh: selulosa nitrat (yang lebih
dikenal dengan misnomer nitroselulosa) yang dipasarkan di dengan nama
“Celluloid” dan “guncotton”.
Polimer sintesis adalah polimer yang keberadaannya dibuat dengan
sengaja dengan keperluan tertentu. Contoh polimer sintesis ini adalah plastic,
PVC (paralon atau pipa), nilon, hingga karet sintesis.

(2). Berdasarkan Proses Pembentukannya

Polimer dapat terbentuk melalui beberapa proses, proses tersebut ada


dua yaitu polimer adisi dan kondensasi.

(a).Polimerisasi Adisi

Polimer adisi adalah polimer yang terbentuk dengan reaksi antara


monomer satu dengan monomer lainnya melalui reaksi pemutusan rangkap.
Polimerisasi adisi memiliki ciri-ciri bersifat chain reaction atau bereaksi
cepat. Polimerisasi adisi dibagi menjadi dua yaitu polimerisasi radikal bebas
dan polimerisasi ion (kation dan anion).

- Polimerisasi radikal bebas

Polimerisasi radikal bebas merupakan polimerisasi adisi yang paling


umum dan terpenting. Radikal bebas dibentuk melalui penguraian zat
yang tidak mantap dengan menggunakan cahaya. Radikal ini akan
menjadi pemicu pada polimerisasi. Salah satu contoh pemicu adalah
dibenzoil peroksida.

Gambar: Reaksi radikal bebas pada polimerisasi adisi

Pengendalian laju dan derajat polimerisasi bisa dengan


menggunakan zat pelambat dan penghambat atau inhibitor.
Penggunaan penghambat yang penting ialah untuk pemantap
monomer. Penyimpanan monomer dalam keadaan murni bisa
berbahaya karena jika radikal bebas terbentuk, maka polimerisasi
dapat dipicu dan mungkin dipercepat sampai taraf yang berbahaya.

Molekul pelambat ditambahkan ke dalam radikal perambat


untuk membentuk radikal yang bereaksi lambat dengan monomer.
Oksigen adalah pelambat yang kuat bagi polimerisasi radikal bebas
karena bereaksi dengan radikal perambat. Dalam polimerisasi yang
peka terhadap oksigen harus dihilangkan sebelum polimerisasi
dilakukan. Beberapa contoh dari polimer adisi ini adalah PVC,
Tetrafluoroetilena dan masih banyak lagi.

- Polimerisasi ion (kation dan anion)

 Polimerisasi kation

Jika dimisalkan monomer adalah CH2-CHX katalisnya dapat berupa


AlCl3, BF3, AlBr3, TiCl4, SnCl4, H2SO4 dan asam kuat lainnya.
Polimerisasi kation berlangsung pada suhu rendah.
Gambar: reaksi kation pada polimerisasi adisi

 Polimerisasi anion

Sebagai contoh monomer CH2 = CHX, CH2 = CH –


CN, CH2 = CH – COOH. Katalis yang biasa digunakan
adalah Zieger – Natta, yaitu campuran antara senyawa
aril/alkil dengan logam golongan III dan logam transisi
halida misalnya TiCl4.

(b) Polimerisasi Kondensasi

Polimer kondensasi adalah polimer yang membentuk monomer-monomer


penyusun polimer dengan cara melepaskan molekul seperti H2O dan CH3OH.
Pada polimerisasi kondensasi ini, tidak semua atom monomer menjadi bagian
dari polimer. Karena ada beberapa atom monomer yang akan membentuk
senyawa molekul lain yang sederhana (biasanya berupa air, atau bisa juga
molekul sederhana lain seperti HCl). Pada polimerisasi kondensasi ini akan
terjadi penggabungan dua molekul kecil menjadi molekul besar dengan hasil
samping molekul yang sederhana.

Gambar: Polimerisasi Kondensasi


Polimerisasi kondensasi memiliki ciri-ciri bersifat step reaction atau
reaksi berjalan lambat. Reaksi akan terhenti ketika gugus fungsional yang
berekasi habis. Adapun contoh polimer kondensasi adalah protein, amilum,
nilon dan masih banyak lagi.

(3). Berdasarkan Monomer Penyusun

Berdasarkan monomer-monomer penyusunnya, polimer dibagi


menjadi dua yaitu kopolimer dan homopolimer. Homopolimer adalah polimer
yang hanya terdiri dari satu macam monomer. Polimer dengan jenis homo
polimer ini adalah Polivinil klorida (PVC). Sedangkan kopolimer merupakan
polimer dengan monomer penyusun lebih dari satu monomer.

(4). Berdasarkan Susunan Dari Monomer-Monomer Dan Kopolimer

Jika dilihat dari susunan monomer-monomernya, polimer dapat dibagi


menjadi empat, yaitu:

- Polimer acak, yaitu polimer yang mempunyai sejumlah satua berulang


yang berbeda dan tersusun secara acak

A A A B A B B A B

Gambar: Susunan monomer pada kopolimer acak

- Polimer Bergantian, yaitu kopolimer yang mempunyai beberapa satuan


ulang yang berbeda dan berselang-seling pada rantai polimer.

A B A B A B A A

Gambar: Susunan monomer pada kopolimer bergantian


- Kopolimer Balok, yaitu polimer yang mempunyai suatu kesatuan
berulang yang berselang-seling dengan kesatuan berulang lainnya
dalam satu rantai

A A A B B B A A A

Gambar: Susunan monomer pada kopolimer balok

- Kopolimer Tempel/ Grafit, yaitu kopolimer yang mempunyai satu


macam kesatuan berulang yang menempel pada polimer penguat lurus
yang mengandung hanya satu macam kesatuan berulang dari satu jenis
monomer

A A A A A A

D D

D D

D D

Gambar: Susunan monomer pada kopolimer tempel/grafit

(5). Berdasarkan Reaksi Pembentukannya

Polimerisasi merupakan reaksi kimia dimana monomer-monomer


bereaksi dan membentuk rantai yang besar. Berdasarkan reaksi
pembentukannya, polimerisasi dibagi menjadi dua, yaitu polimerisasi adisi
dan polimerisasi kondensasi.

Polimer adisi merupakan polimer yang terbentuk dari reaksi


polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap dan diikuti oleh
adisi dari monomer-monomer yang membentuk ikatan tunggal. Polimer adisi
memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, contohnya
teflon yang terbentuk dari monomer tertrafluoroetilen. Contoh lain adalah
monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang
digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan dan botol.

Gambar : Reaksi Adisi pada polietilena

Pada reaksi diatas terlihat monomer-monomer yang mengandung ikatan


rangkap dua yang saling bergabung menjadi rantai panjang. Produk yang
dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi ini mengandung semua atom dari
monomer awalnya. Pada reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan
reaksi rantai. Adapun mekanisme pada reaksi ini adalah:

Tahap Inisiasi

Tahap dimana pusat-pusat aktif terbentuk. Pada tahapan ini, inisiator


biasanya mengadisi karbon yang paling kurang tersubstitusi dari monomer,
yaitu gugu CH2

Gambar: Tahap Inisiasi

Tahap Propagasi

Tahap dimana rantai dibentuk melalui adisi monomer secara kontinu


Gambar: Tahap Propagasi

Pada tahap ini dapat terjadi dengan sama dengan cara pada proses inisiasi.
Dimana nantinya unit monomer terhubung dari kepala ke ekor dengan
substituent pada atom karbon yang berseling. Propagasi rantai ini dapat
berlanjut dari beberapa ratus sampai beberapa ribu monomer terhubung.
Pada tahap ini dipengaruhi pula oleh suhu, tekanan, pelarut dan konsentrasi
dari monomer itu sendiri.

Tahap Terminasi : Tahap dimana pusat di deaktivasi

2- CH2CH Penggabungan - CH2CH-CHCH2-

R Radikal R R

Gambar : Tahap Terminasi

Selanjutnya polimer kondensasi. Polimer kondensasi adalah polimer


yang terjadi dari reaksi antara gugu fungsi pada monomer yang sama atau
monomer yang berbeda. Pada polimerisasi kondensasi ini, terkadang disertai
dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH2 atau HCl. Pada reaksi
ini, monomer-monomer bereaksi secara eliminasi untuk membentuk suatu
rantai. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunya dua gugus
fungsional.
Pada polimerisasi kondensasi, suatu atom hydrogen dari satu ujung
monomer bergabung dengan gugus –OH dari ujung monomer lainnya yang
kemudian membentuk air.

Gambar: Proses pembentukan nilon-66

Proses pembentukan nilon- 66 merupakan salah satu contoh


polimer dengan proses reaksi kondensasi. Nilon diberi nama Nilon- 66
dikarenakan nilon memiliki enam atom karbon di setiap monomernya.

(6) Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya

Menurut Sari dan Suteja, berdasarkan bentuk susunan rantainya, polimer


dibagi menjadi tiga, yaitu:

- Polimer Linier, merupakan suatu polimer yang tersusun satu sama lain
dengan melalui unit ulang yang sama sehingga kemudian membentuk
rantai polimer yang panjang. Polimer dengan susunan rantai seperti ini
akan bersifat padat dan larut di beberapa pelarut dan dalam keadaan
padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer,
bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas). 
- Polimer bercabang, merupakan suatu polimer yang terbentuk apabila
cabang terbentuk di polimer linear
- Polimer berikatan silang, merupakan suatu polimer yang terbentuk
yang disebabkan karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu
samalain pada rantai utamanya. Apabila sambungan silang polimer itu
terjadi dengan suatu ikatan kimia antara rantainya, maka akan
terbentuk sambung silang tiga dimensi yang juga dikenal dengan
sebutan polimer jaringan tiga atau polimer tiga dimensi. Jika
sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan terbentuk
sambung silang tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan.
seperti digambarkan pada gambar berikut.

Bahan ini biasanya di”swell” (digembungkan) oleh pelarut


tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai
kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang
(cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika
derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik
leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan
(diamond).

Adakalanya pembentukan sambungan silang dilakukan dengan


sengaja melalui proses industri untuk mengubah sifat polimer,
sebagaimana terjadi pada proses vulkanisasi karet. Banyak sistem polimer
yang sifatnya ditentukan oleh pembentukan jaringan tiga dimensi, seperti
misalnya bakelit yang merupakan damar mengeras, bahang fenol,
metanal. Dalam sistem polimer seperti itu pembentukan sambungan
silang tiga dimensi terjadi pada tahap akhir produksi. Proses ini
memberikan sifat kaku dan keras kepada polimer.

(7) Berdasarkan Ketahanan Terhadap Panas

Berdasarkan ketahanan terhadap panas, polimer dibagi menjadi dua, yaitu


polimer termoplastik dan polimer termoset.

- Polimer Termoplastik, adalah polimer yang memiliki sifat yang tidak


tahan akan panas. Jika kita memanaskan polimer jenis ini, maka
polimer akan menjadi lunak dan ketika dingin akan mengeras. Maka
polimer bisa dibuat ulang kembali. Polimer yang termasuk dalam jenis
polimer termoplastik ini adalah plastik, pipa, karet, tali dan banyak
lagi.
- Polimer Termoset, yaitu polimer yang tidak meleleh meski di
panaskan. Polimer ini hanya dapat diperoleh dengan cara pengerasan.
Hal ini disebabkan bentuk struktur monomernya tiga dimensi. Contoh
polimer jenis ini adalah polyester, melamine formaldehyde, epoksi dan
lain-lain.

(8). Berdasarkan Pengaplikasiannya

- Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis dengan biaya murah dan
diproduksi secara besar-besaran. Polimer komersial pada prinsipnya terdiri
dari 4 jenis polimer utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil
klorida), dan Polisterena. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis
rendah (< 0,94 g/cm3 ), dan produk massa jenis tinggi (> 0,94 g/cm3 ).
Perbedaan dalam massa jenis ini timbul dari strukturnya yakni: polietilena
massa jenis tinggi secara esensial merupakan polimer linier dan polietilena
massa jenis rendah bercabang. Plastikplastik komoditi mewakili sekitar 90%
dari seluruh produksi termoplastik dan sisanya terbagi di antara kopolimer
stirena – butadiena, kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena (ABS),
poliamida dan poliester.

- Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya
mahal. Konsumsi plastik teknik kimia hingga akhir tahun 1980-an mencapai
kira-kira 1,5 x 109 kg/tahun di antaranya poliamida, polikarbonat, asetal,
poli(fenilena oksida) dan poliester mewakili sekitar 99% dari pemasaran.
Yang tidak diperhatikan adalah bahan-bahan berkualitas teknik dari
kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena, berbagai polimer terfluorinasi
dan sejumlah kopolimer serta bahan paduan polimer yang meningkat
jumlahnya. Ada banyak kesamaan dalam pasaran plastik-plastik teknik tetapi
plastik-plastik ini dipakai terutama dalam bidang transportasi seperti (mobil,
truk, pesawat udara), konstruksi (perumahan, instalasi pipa ledeng,
perangkat keras), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis,
komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi. Selain
polimer-polimer yang telah diperlihatkan, kopolimer dan paduan polimer
teristimewa yang disesuaikan untuk memperbaiki sifat (mutu) semakin
bertambah jumlahnya. Pemasaran plastikplastik teknik tumbuh dengan cepat
dengan proyeksi pemakaian yang meningkat hingga 10% per tahun.

- Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat spesifik
yang unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contoh: alat-alat kesehatan
seperti termometer/timbangan.
RANGKUMAN

Sifat-sifat polimer dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan massa molekul


polimer itu sendiri. Tiga faktor utama (dalam kaitannya dengan struktur) yang
menentukan sifat polimer adalah komposisi kimiawi, pola rantai, dan penjajaran
rantai-rantai polimer dalam produk akhir. Faktor-faktor ini antara lain menentukan
titik lebur, kekuatan, kelenturan, kelarutan, serta reaksi polimer terhadap panas,
sedangkan massa molekul polimer menentukan kelarutan polimer, ketercetakan dan
kekentalan larutan (lelehan) polimer.
Karakteristik polimer disebabkan oleh monomer, rantai antar monomer dan
lain-lain. Struktur polimer terdiri dari identitas monomer, rantai polimer, ukuran
rantai, susunan monomer dalam kopolimer, dan Stereokimia Polimer. Berdasarkan
sifat-sifatnya polimer dapat dibagi ke dalam tiga kelompok umum, yaitu elastomer,
serat, dan plastik. Ciri elastomer adalah kemampuannya untuk diregang di bawah
tekanan (direntangkan) dan dapat kembali pada bentuk awalnya bila tekanan
dikurangi (elastis). Dari tiga kelompok tersebut polimer dapat digolongkan
berdasarkan sifat kimia, fisika, mekanika, dan termal.
Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas polimer linear, polimer
bercabang dan polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network). Sedangkan
sifat-sifat polimer dibedakan menjadi tiga berdasarkan sifat kimia, fisika dan
mekaniknya.
Jika berdasarkan klasifikasinya, polimer dibagi menjadi tujuh. Pembagian
tersebut berdasarkan: (1) Sumbernya (2). Proses pembentukannya (3). Monomer
penyusunnya (4) Susunan monomer-monomernya (5). Reaksi pembentukannya (6)
Bentuk susunan rantainya dan (7) Berdasarkan ketahanan terhadap panas.
LATIHAN SOAL

Pilihan Ganda

1. Perhatikan struktur polimer berikut!


R= H
Struktur diatas merupakan struktur polimer jenis…?
b. Polietilen
c. Fluoroetilen
d. Polistirena
e. Polivinil alcohol
f. Polivinil klorida

2. Monomer penyusun selulosa adalah….?


a. Sukrosa
b. Pentosa
c. Glukosa
d. Protein
e. Lipid

3. Tiga faktor utama (dalam kaitannya dengan struktur) yang menentukan sifat
polimer adalah, kecuali
a. Komposisi kimiawi
b. Pola rantai
c. Penjajaran rantai-rantai polimer dalam produk akhir
d. Susunan rantai
e. Ikatan antar monomer

4. Comprossive strength adalah?


a. Kekuatan ikatan
b. Kekuatan panas
c. Kekuatan terhadap tekanan
d. Kekuatan tekanan regangan
e. Kekuatan akan karat

5. Perhatikan gambar berikut!

Gambar diatas merupakan gambar dari…?


a. Glukosa
b. Selulosa
c. PVC
d. Polietilena
e. Polistirena

6. Perhatikan tabel dibawah ini!


No Sifat kimia Sifat Fisika Sifat Mekanik
1. Ikatan Panjang rantai Kekuatan
2. Titik leleh Kristalinitas Gaya antar
molekul
3. Gugus fungsi Percabangan Modulus
Sifat yang tepat berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki polimer adalah…?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 1 saja
e. 1, 2 dan 3
7. Polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi yang disertai dengan pemutusan
ikatan rangkap dan diikuti oleh adisi dari monomer-monomer yang membentuk
ikatan tunggal merupakan polimerisasi…?
a. Kondensasi
b. Fusi
c. Inisiasi
d. Adisi
e. Propagasi

8. Tahapan berikut yang tepat dalam polimerisasi adisi adalah…?


a. Inisiasi-propagasi- terminasi
b. Terminasi-inisiasi-propagasi
c. Propagasi-inisiasi-terminasi
d. Inisiasi-terminasi-propagasi
e. Propagasi-terminasi- inisiasi

9. Polimer acak, bergantian, balok dan tempel merupakan klasifikasi polimer


berdasarkan….?
a. Berdasarkan Susunan Dari Monomer-Monomer Dan Kopolimer
b. Berdasarkan rantai penyusun
c. Berdasarkan jenis monomer
d. Berdasarkan ikatan antar monomer
e. Berdasarkan reaksi pembentukannya

10. Proses dimana nantinya unit monomer terhubung dari kepala ke ekor adalah
proses…?
a. Inisiasi
b. Propagasi
c. Terminasi
d. Fusi
e. Eleminasi

11. Perhatikan sifat-sifat dibawah ini!


(1). Padat
(2) Mudah meleleh
(3) Tahan panas
(4) Bisa dibentuk berulang-ulang
Sifat-sifat yang dimiliki polimer dengan susunan monomer-monomer berikatan
silang adalah…?
a. 1,2,3 dan 4
b. 2,3 dan 4
c. 1 saja
d. 1 dan 2
e. 1 dan 3

12. Perhatikan tabel berikut!


No Polimerisasi Contoh
1. Kondensasi Protein
2. Adisi Teflon
3. Adisi Nilon
4. Kondensasi Etilen
5. Kondensasi Teflon

Nomor yang menunjukkan polimerisasi dan contoh yang tepat adalah…?


a. 1,2 dan 4
b. 3,4 dan 5
c. 1,3 dan 5
d. 4 dan 5
e. 1 dan 5
13. Perhatikan gambar berikut!

Gambar diatas merupakan proses reaksi…?


a. Polimerisasi
b. Propagasi
c. Inisiasi
d. Fusi
e. Terminasi

14. Perhatikan karakteristik polimer dibawah ini!


(1)Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya
murah.

(2)Ringan

(3)Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.

(4)Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik.


(5)Berguna untuk bahan komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan
plastis.
(6)Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi
Yang termasuk kedalam karakteristik polimer adalah….?
a. 1,2,3,4,5 dan 6
b. 1,2,3,dan 5
c. 1,4,5, dan 6
d. 1,3 dan 5
e. 2, 3,4,5 dan 6
15. Contoh polimer dengan struktur monomer tiga dimensi adalah, kecuali….?
a. Polyester
b. Melamine formaldehyde
c. Epoksi
d. Plastik
e. Teflon
16. Struktur rantai bercabang cendrung…?
a. Menurunkan kristanilitas polimer
b. Meningkatkan kepadatan polimer
c. Meningkatkan kristanilitas polimer
d. Menurunkan kekuatan polimer
e. Meningkatkan daya anti korosi

17. Perhatikan gambar berikut!

Contoh polimer yang sesuai denggan gambar diatas adalah….?

a. Teflon
b. Gelas minuman
c. Selulosa
d. Wol
e. PVC

18. Polimerisasi yang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H 2O, NH2
atau HCl adalah…..?
a. Adisi
b. Fusi
c. Terminasi
d. Propagasi
e. Kondensasi

19. Perhatikan gambar berikut!

Polimer dengan susunan rantai tersebut adalah polimer…?


a. Polimer termoplastik
b. Kopolimer temple/grafit
c. Kopolimer balok
d. Polimer bergantian
e. Polimer acak

20. Gambar struktur yang tepat untuk politetrafluoroetilena adalah…?


a.

b.

c.
d.

e.

Essay

1. Jelaskan struktur polimer!

2. Sebutkan dan Jelaskan sifat-sifat polimer?

3. Jelaskan klasifikasi polimer!

4. Apakah perbedaan antara polimer alam, semi sintetis dan sintetis?

5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam polimer berdasarkan bentuk susunan


rantainya!
DAFTAR PUSTAKA

Billmeyer, F.W. 1984. Textbook of Polymer Science, 3rd ed. John – Wiley and Sons,
New York.
Jr. Charler E. Carraher. 2003. Polymer Chemistry Sixth Edition. New York: Marcell
Dekker, INC

Siburian, Rikson AF, dkk. 2017. Polimer: Ilmu Material. Medan: USU Press

Sari, Nasmi Herlina dan Suteja. 2021. Polimer Termoset. Deepublish: Sleman

Sperling. L,H. 2006. Introduction To Physical Polymer Science Fourth Edition. New
Jersey: John Wiley & Sons

Young, Robert. J and P.A Lovell. 1991. Introduction To Polymers (Second Edition).
London: Chapman and Hall

Anda mungkin juga menyukai