Anda di halaman 1dari 26

KIMIA POLIMER

• Polimer adalah merupakan ilmu


pengetahuan yang bersifat dinamis dan
berkembang secara aplikatif
• Butuh pengetahuan yg baik tentang
konsep konsep dasar dari Kimia polimer
agar dapat dipahami dan dikembangan
1. Konsep Dasar Polimer

MAKROMOLEKUL adalah molekul


raksasa dimana paling sedikit seribu
atom terikat bersama oleh ikatan
kovalen. Makromolekul ini mungkin
tersusun oleh rantai linear, bercabang,
atau jaringan tiga dimensi.
Makromolekul dibagi atas dua material yaitu :
1. Material biologis (makromolekul alam)
Contoh : karet alam, damar, kapas, wool,
sutera, selulosa, pati, dan protein

Karet alam
2. Material non biologis (makromolekul
sintetik)
Contoh : plastik, serat sintetik, dan
karet buatan
• Material biologis dapat menunjang tersedianya
bahan pangan dan kelengkapan kebutuhan hidup
lain.
• material non biologis menunjang tersedianya
bahan sintetik untuk kelengkapan kebutuhan
hidup selain pangan.

• Banyak makromolekul memiliki struktur yang


relatif sederha, dan terdiri dari unit ulangan yang
identik (unit struktural).
• Oleh karena itu sebagian besar makromolekul
disebut juga Polimer.
2. Definisi
 Polimer
• Merupakan molekul besar (makromolekul) yang
terbangun oleh susunan unit ulangan sederhana
(monomer) yang saling berikatan dan terbentuk melalui
proses polimerisasi. Polimer memiliki berat molekul yang
besar yaitu sekitar 500-10.000 kali berat molekul unit
ulangannya.
• Berasal dari bahasa Yunani  polys yang berarti banyak
dan meros yang berarti bagian
 Oligomer
adalah gabungan dari beberapa unit ulang
paling kecil sehingga memiliki berat molekul
yang rendah

 Monomer
adalah unit dasar atau unit-unit ulang paling kecil
yang dapat membentuk suatu polimer.
Contoh monomer:
 etilena adalah monomer yang dapat
dipolimerisasi menjadi polietilena
 asam amino adalah monomer yang dapat
dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan
pelepasan air
Reaksi polimer :
polimerisasi
Monomer polimer

monomer Unit Ulangan terikat secara


kovaken dengan unit ulangan lainnya

n H2C CH2 CH2 CH2


n
etilena Polimer polietilena
R O H R O
- H2O
n H2N C C OH N C C

H H n

asam amino polipeptida


Tabel 1. polimer, monomer, dan unit ulangannya

Polimer Monomer unit ulangan

Polietilena CH2 = CH2


- CH2CH2 –

poli(vinil klorida) CH2 = CHCl


- CH2CHCl –
CH3 CH3

Poliisobutilena CH2 C CH2 C

CH3 CH3

CH2 CH CH2 CH
Polistirena

Polikaprolaktam (nylon-6) H - N(CH2)5C - OH - N(CH2)5C -

H O H O

Poliisoprena (karet alam) CH2 = CH - C = CH2 - CH2CH = C - CH2 -

CH3 CH3
• Unit ulangan dapat memiliki struktur
linear atau bercabang.

• Unit ulangan bercabang dapat membentuk


polimer jaringan tiga dimensi

 Gugus ujung :
adalah unit-unit struktur penutup rantai polimer
3. Klasifikasi Polimer
• Kriteria klasifikasi polimer:
1. Berdasarkan sumber atau asal
2. Berdasarkan struktur (Bentuk susunan Rantai)
3. Berdasarkan gaya intermolekuler
4. Berdasarkan Jenis monomer
5. Berdasarkan Sifat Termal
6. Berdasarkan Rekasi Polimerisa
7. Berdasarkan Kegunaan (Aplikasi)
Polimer Berdasarkan Sumber atau Asal

 Polimer Alam
Polimer yang terdapat di alam, pada tumbuhan
atau hewan
Contoh: protein, selulosa dan karet
 Polimer Semi Sintetis
Turunan dari polimer alam

Contoh: selulosa asetat adalah turunan selulosa


yang terbentuk dari asetilasi selulosa dan
digunakan untuk membuat kaca dan film
 Polimer Sintetis
Polimer yang dibuat oleh manusia melalui :
• Reaksi polimerisasi kondensasi
• Reaksi hasil polimerisasi adisi
Contoh: serat, plastik dan karet buatan
Polimer Berdasarkan Struktur

Polimer Linier
polimer yang terbentuk ketika unit
monomer bergabung bersama membentuk
rantai panjang yang lurus dan menumpuk
satu sama lain

• mempunyai titik leleh, kuat tarik dan


densitas yang tinggi.
• Panjang rantai polimer dapat dinyatakan
dengan derajat polimerisasi (DP) yaitu
jumlah kesatuan berulang dalam rantai
polimer. Polimer ini biasanya dapat larut
dalam beberapa pelarut

• Misalnya : Poli(Kloroetene) atau Polivinil


klorida (PVC) mempunyai nilai DP 1000
dan massa molekulnya 62,5 x 1000 =
62.500
• Polimer ini terdapat sebagai elastomer,
bahan yang fleksibel (lentur), termoplastik
(tidak tahan panas) seperti botol atau gelas
dan memiliki BM rendah

• Polimer linear dapat dilunakkan dan


dibentuk melalui pemanasan. Polimer
seperti ini disebut polimer lentur-bahang

Contoh :
Polietilena, poli(vinil klorida), poli(metil
metakrilat), poliakrilonitril dan nylon 66
 Polimer Bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer
linear dengan percabangan pada struktur dasar yang
sama dengan rantai utama. Struktur polimer bercabang
diilustrasikan sebagai berikut:

• Mempunyai titik leleh, kuat tarik dan densitas


yang rendah
• Polimer bercabang sama dengan polimer
linear memiliki sifat lentur (elastomer)
contohnya karet, bahan yang tidak tahan
panas (termoplastik) contohnya botol atau
gelas dan memiliki BM rendah.

 Polimer jaringan tiga dimensi


(Polimer berikatan silang)
• Polimer Jaringan tiga dimensi adalah polimer
dengan ikatan kimianya terdapat antara
rantai.
• Rantai polimer linier yang bergabung dengan
rantai lain terjadi melalui ikatan kovalen atau
ikatan ion
• Polimer linear dan polimer bercabang dapat
bergabung melalui hubungan sambung silang,
jika hubungan sambung silang terjadi
keberbagai arah maka terbentuklah polimer
jaringan tiga dimensi.
• Contoh: karet vulkanisir
• Kadang pembentukan polimer berikatan
silang silang dilakukan dengan sengaja
melalui proses industri untuk mengubah
sifat dan terjadi pada akhir produksi.
Proses ini memberikan sifat kaku dan keras
pada polimer.

• Bahan ini biasanya di”swell”


(digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak
sampai larut. Ketaklarutan ini dapat
digunakan sebagai kriteria dari struktur
jaringan.
• Makin besar persen ikatan-silang (cross-links) makin
kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika
derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat
menjadi kaku, dan titik leleh tinggi.
• Contoh : padatan yang tak dapat digembungkan,
misalnya intan (diamond).

• Jika tahap akhir produksi melibatkan penggunaan


panas, polimer dimatangkan pada keadaan panas,
Polimer tersebut tergolong polimer mengeras–bahang.
Akan tetapi beberapa sistem polimer dapat dimatangkan
pada keadaan dingin maka tergolong polimer mengeras-
dingin.
3. Polimer Berdasarkan Gaya
Intermolekuler

 Elastomer
 Elastomer merupakan polimer yang mampu kembali ke
bentuk semula setelah ditarik dan direntangkan ke ukuran
yang relatif panjang dibandingkan dengan ukuran awalnya.
• polimer yang mempunyai intermolekular paling lemah
• Bentuk elastomer adalah amorf, dengan derajat
elastisitas sangat tinggi
• Elastomer mempunyai kekuatan untuk memanjang
sepuluh kali lipat panjang semula dan kembali lagi ke
bentuk asal
• Contoh: poli isoprena (Karet alami )
 Serat (Sintesis)
 Serat sintesis seperti kain tekstil merupakan salah
satu bahan yang penting dalam pembuatan kain
tekstil. Bahan yang pertama kali digunakan dalam
proses pembuatan kain yaitu serat,
• polimer yang mempunyai gaya intermolekuler tinggi
• mempunyai kuat tarik yang tinggi dan elastisitas yang
rendah
• Contoh: serat rayon, nilon dll
 Termoplastik
Jenis polimer yang melunak jika mengalami pemanasan dan akan
mengeras jika mengalami pendinginan.
• mempunyai gaya intermolekuler yang sedang
• jika mempunyai struktur linier bertekstur keras,
sedangkan jika bercabang akan lunak
• Pada saat dipanaskan, termoplasik akan menjadi
lembut, dan kembali mengeras saat didinginkan
• Contoh: polietilen misalnya : plastik pembungkus,
botol minuman atau barang mainan dari plastik
 Termoset
polimer yang tidak dapat mencair atau meleleh saat mengalami
pemanasan.
• mempunyai gaya intermolekuler yang sangat tinggi
• Namun dapat mengalami perubahan komposisi kimia
saat mengalami pemanasan
• Jika dipanaskan, termoset akan mengeras dan tidak
bisa lembut seperti sedia kala
• Contoh : teflon

Anda mungkin juga menyukai