Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH
KIMIA POLIMER
“TATANAMA POLIMERISASI”

Oleh

ADYSTYA YOLANDA TUKURU


NIM : 14 530 010
MARTHA TUGANYITA
NIM : 14 530 055

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
201
1
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
dan penyertaannya, saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah “Kimia Polimer”.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai “Tatanama Polimerisasi” dengan mengambil materi dari internet
dan buku.
Penulis menyadari pula ketidaksempurnaan dari penyusunan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna melengkapi demi sempurnanya
makalah ini.
Dengan demikian, penulis mengucapkan terima kasih semoga laporan ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca.

Tondano, oktober 2017

Penulis

2
3

Daftar isi
Kata Pengantar...............................................................................i
Daftar isi.........................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan........................................................................1
Latar belakang......................................................................1
Rumusan masalah................................................................2
Tujuan..................................................................................2

BAB II. Pembahasan......................................................................3


Dasar teori............................................................................3
Defenisi Polimerisasi ..........................................................3
Tatanama Polimerisasi.................................. ......................8
Klasifikasi Polimerisasi.......................................................11
Proses Polimerisasi..............................................................11

BAB III. Penutup...........................................................................15


Kesimpulan dan saran..........................................................15

Daftar Pustaka

3
4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mackromolekular Nomenclature Commission dari International Union of Pure
and Applied Chemistry dengan keberanian dan terobosan-terobosan baru telah berjuang
kerass menghadapi kompleksitas struktur polimer dan telah mengusulkan dengan
sempurna kaidah-kaidah yang logis, namun system IUPAC tersebut tidak digunakan
secara luas, kecuali dalam karya-karya referensi.
Sebagaimana yang telah muncul di bagian-bagian sebelumnya, tipe-tipe ataupun
kelompok-kelompok polimer dinamai berdasarkan gugus-gugus fungsional yang hadir
dalam unit ulangnya, dengan awalan poli : polyester, poliamida, polieter, dan lain-lain.
Poliamida-poliamida agak luar biasa karena mereka pun disebut nilon, suatu istilah yang
berasal dari suatu nama dagang tetapi kemudian berkembang selama bertahun-tahun
menjadi istilah yang biasa dipakai.
Ketika struktur polimernya kompleks dan tak mudah didefinisikan, jenis polimer
ini biasanya dinamai dengan monomer-monomer yang digunakannya, sebagaimana
dengan polimer fenol-formaldehida.
Polimer adalah Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit
ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen.
Monomer adalah Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer.

1.2 Rumusan Masalah :


1. Bagaimana Proses Tatanama Penamaan Secara IUPAC pada polimerisasi

1.3 Tujuan :
1. Untuk mengetahui cara penamaaan tatanama polimerisasi secara IUPAC

4
5

BAB II
TATANAMA POLIMERISASI

1. DEFENISI POLIMER
Tatanama untuk polimer cukup sulit karena beberapa alasan. Pertama, banyak
nama polimer yang di dasarkar atas nama-nama monomernya yang sesuai, dan meskipun
system berdasar sumber ini diterima luas, seseorang sering menghadapi variasi-variasi
susunan. Kedua, meskipun Mackromolekular Nomenclature Commission dari International
Union of Pure and Applied Chemistry dengan keberanian dan terobosan-terobosan baru
telah berjuang kerass menghadapi kompleksitas struktur polimer dan telah mengusulkan
dengan sempurna kaidah-kaidah yang logis, namun system IUPAC tersebut tidak
digunakan secara luas, kecuali dalam karya-karya referensi. Ketiga, beberapa struktur
polimer sedemikian rumit, teristimewa ketika terdapat percabangan dan ikatan silang
[crosslinking], sehingga penamaan mereka menentang semua aturan yang telah dibuat
tersebut, namun palin gigih diantara orang-orang yang memperjuangkan tatanama. Dan
akhirnya, ilmu polimer memiliki, beberapa batas yang terdefinisikan dengan jelas [tegass]
yan cukup fair; misalnya, para kimiawan karet menggunakan istilah yang mungkin tidak
masuk akal untuk seorang kimiawan plastic atau tekstil. Semua ini memiliki nilai tambah
dalam era penyimpanan dan pencarian informasi terkomputerisasi, dimana istilah-istilah
singkatan yang terstandarisasi merupakan suatu kebuthan dasar. Oleh karena besarnya
masalah yang muncul tersebut, dalam bagian ini kami akan berusaha menjelaskan istilah-
istilah yang paling umum diterima.
Sebagaimana yang telah muncul di bagian-bagian sebelumnya, tipe-tipe ataupun
kelompok-kelompok polimer dinamai berdasarkan gugus-gugus fungsional yang hadir
dalam unit ulangnya, dengan awalan poli : polyester, poliamida, polieter, dan lain-lain.
Poliamida-poliamida agak luar biasa karena mereka pun disebut nilon, suatu istilah yang
berasal dari suatu nama dagang tetapi kemudian berkembang selama bertahun-tahun
menjadi istilah yang biasa dipakai. Jika hadir lebih dari satu gugus funsional maka dinamai
sebagai nama gugus-gugus fungsionalnya ; sebagai contoh, polieterimida.

5
6

Ketika struktur polimernya kompleks dan tak mudah didefinisikan, jenis polimer
ini biasanya dinamai dengan monomer-monomer yang digunakannya, sebagaimana dengan
polimer fenol-formaldehida.

 Polimer
Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang
kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau
hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.

 Monomer
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena adalah
monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut). Asam
amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan
pelepasan air

Reaksi :
polimerisasi
Monomer polimer

monomer Unit Ulangan terikat secara


kovaken dengan unit ulangan lainnya

n H2C CH2 CH2 CH2


n
etilena Polimer polietilena

R O H R O
- H2O
n H2N C C OH N C C

H H n

asam amino polipeptida

Unit ulangan dapat memiliki struktur linear atau bercabang. Unit ulangan bercabang dapat
membentuk polimer jaringan tiga dimensi. Tabel 1.2 menunjukkan beberapa contoh
polimer, monomer, dan unit ulangannya.

6
7

Tabel 1.2 Polimer, monomer, dan unit ulangannya

Polimer Monomer unit ulangan

Polietilena CH2 = CH2 - CH2CH2 –

poli(vinil klorida) CH2 = CHCl - CH2CHCl –

CH3 CH3

Poliisobutilena
CH2 C CH2 C

CH3 CH3

CH2 CH CH2 CH

polistirena

H - N(CH2)5C - OH - N(CH2)5C -

H O H O
Polikaprolaktam (nylon-6)
CH2 = CH - C = CH2 - CH2CH = C - CH2 -

CH3 CH3
Poliisoprena (karet alam)

2. Tata Nama (Nomenklatur)

7
8

Jumlah yang sangat besar dari struktur polimer menuntut adanya sistem tata nama
yang masuk akal. Berikut ini adalah aturan pemberian nama polimer vinil yang
didasarkan atas nama monomer (nama sumber atau umum), taktisitas dan isomer :
 Nama monomer satu kata :
Ditandai dengan melekatkan awalan poli pada nama monomer
Contoh :
Polistirena CH2 CH

polietilena CH2CH2

Politetrafluoroetilena
CF2CF2
(teflon, merk dari du Pont)

 Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau angka
Nama monomer diletakkan dalam kurung diawali poli
Contoh :
Poli(asam akrilat)
CH2CH

CO2H

Poli(-metil stirena) CH3

CH2C

CH2CH
Poli(1-pentena)

CH2CH2CH3

 Untuk taktisitas polimer

8
9

- diawali huruf i untuk isotaktik atau s (sindiotaktik) sebelum poli


Contoh : i-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas isotaktik)

 Untuk isomer struktural dan geometrik


- Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis atau trans dan 1,2- atau 1,4-
sebelum poli
Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena)

IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar, atau
unit ulang konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit) melalui tahapan
sebagai berikut :
1. Pengidentifikasian unit struktural terkecil (CRU)
2. Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan ditulis
prioritasnya menurun dari kiri ke kanan (lihat penulisan nama polistirena)

CH CH2

3. Substituen-substituen diberi nomor dari kiri ke kanan


4. Nama CRU diletakkan dalam kurung biasa (atau kurung siku dan kurung biasa
kalau perlu), dan diawali dengan poli

Tabel 1.3 Contoh pemberian beberapa nama polimer menurut sumber


monomernya dan IUPAC

Nama Sumber Nama IUPAC


Polietilena Poli(metilena)
Politetrafluoroetilena Poli(difluorometilena)
Polistirena Poli(1-feniletilena)
Poli(asam akrilat) Poli(1-karboksilatoetilena)
Poli(-metilstirena) Poli(1-metil-1-feniletilena)
Poli(1-pentena) Poli[1-(1-propil)etilena]

9
10

Untuk tata nama polimer non vinil seperti polimer kondensasi umumnya lebih
rumit darpada polimer vinil. Polimer polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan
monomer mula-mula atau gugus fungsional dari unit ulangan.

Contoh : nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif disebut
poli(heksametilen adipamida) yang menunjukkan poliamidasi heksametilendiamin
(disebut juga 1,6-heksan diamin) dengan asam adipat. Lihat gambar berikut
n HO - C - (CH2)4 - C - OH + n H2N - (CH2)6 - NH2
asam adipat heksametilediamin

O O

C - (CH2)4 - C - NH - (CH2)6 - NH
n

nylon-6,6

Mengikuti rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih


satu jenis monomer) dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang ditulis
miring antara nama nama monomer yang dimasukkan dalam kurung atau antara dua atau
lebih nama polimer. Istilah konektif menandai jenis kopolimer sebagaimana enam kelas
kopolimer yang ditunjukkan dalam tabel 1.4 berikut

Tabel 1.4 Berbagai jenis kopolimer


Jenis kopolimer Konektif Contoh
Tak dikhususkan -co- Poli[stirena-co-(metil metakrilat)]
Statistik -stat- Poli(stirena-stat-butadiena)
Random/acak -ran- Poli[etilen-ran-(vinil asetat)]
Alternating (bergantian) -alt- Poli(stirena-alt-(maleat anhidrida)]
Blok -blok- Polistirena-blok-polibutadiena
Graft (cangkok/tempel) -graft- Polibutadiena-graft-polistirena

3. PROSES POLIMERISASI

10
11

Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan


molekul kecil (H2O, NH3).
Contoh :
Alkohol + asam ester + air

HOCH2CH2OH + HOC - (CH2)4COH + H2O

O O

Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan


rangkap diikuti oleh adisi monomer.
Contoh :
H

n H2C = CH CH2 C

n
Cl Cl
vinilklorida polivinilklorida (PVC)

4. KLASIFIKASI POLIMER

Polimer dapat diklasifikasikan atas dasar asalnya (sumbernya), dan strukturnya.


a. Asal atau sumbernya
1. Polimer Alam :
 tumbuhan : karet alam, selulosa
 hewan : wool, sutera
 mineral
2. Polimer Sintetik :
 hasil polimerisasi kondensasi
 hasil polimerisasi adisi

b. Struktur
Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :
1. Polimer linear

11
12

Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat
gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam
keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan
yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).

Rantai utama linear

Contoh :
Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal
sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan
nylon 66

2. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan
pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Struktur polimer bercabang
diilustrasikan sebagai berikut
Rantai utama
(terdiri dari atom-atom skeletal)

3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)


Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat
antara rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya di”swell”
(digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan
sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links)
makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup
tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan,
misalnya intan (diamond).
Ikatan kimia

12
13

Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :


1. Lentur
2. Berat Molekul relatif kecil
3. Termoplastik

4.1 Kopolimer
Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer yang
berlainan. Berikut ini adalah jenis jenis kopolimer yang terbentuk dari monomer pertama
(A) dan monomer ke dua (B).

Jenis kopolimer :
1. Kopolimer blok
Kopolimer blok mengandung blok dari satu monomer yang dihubungkan dengan
blok monomer yang lain. Kopolimer blok biasanya terbentuk melalui proses
polimerisasi ionik. Untuk polimer ini, dua sifat fisik yang khas yang dimiliki dua
homopolimer tetap terjaga.

-A-A-A-A-A----------B-B-B-B-B-
A B n Poli(A-b-B)
m

2. Kopolimer graft (tempel/cangkok)


Kopolimer graft biasanya dibuat dengan mengikatkan bersama dua polimer yang
berbeda. Untuk contoh, homopolimer yang diturunkan dari monomer A dapat
diinduksi untuk bereaksi dengan homopolimer yang diturunkan dari monomer B
untuk menghasilkan kopolimer graft, yang ditunjukkan pada gambar berikut
A A A A A A

B B

B B

B
B
Poli(A-g-B)
B B

B 13
14

Perkembangan selanjutnya ada yang berbentuk kopolimer sisir (comb copolymer) dan
bintang (star copolymer).

A A A A
B A A
A A A
kopolimer sisir B

kopolimer bintang

3. Kopolimer bergantian (alternating)


Kopolimer yang teratur yang mengandung sequensial (deretan) bergantian dua
unit monomer. Polimerisasi olefin yang terjadi lewat mekanisme jenis ionik dapat
menghasilkan kopolimer jenis ini.

A B A B Poli(A-alt-B)
4. Kopolimer Acak
Dalam kopolimer acak, tidak ada sequensial yang teratur. Kopolimer acak sering
terbentuk jika jenis monomer olefin mengalami kopolimerisasi lewat proses jenis
radikal bebas. Sifat kopolimer acak sungguh berbeda dari homopolimernya.

A B A B B A B poli(A-co-B)

BAB III
14
15

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :
1. Polimer
Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang
kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau
hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.
2. Monomer
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer.

3.2 SARAN
Bagi kita yang sering menggunakan bahan-bahan polimer, pada kehidupan sehari-hari
agar kiranya dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi sesuatu yang berguna.

DAFTAR PUSTAKA
15
16

1. Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh


Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta

2. Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc. : New


Jersey

3. Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons,
Inc : New York

4. Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V :


Amsterdam

5. Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley &
Sons, Inc : New York

6. Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey &
Sons Inc : New York

7. McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry.


McGraw-Hill Book Company : New York

16

Anda mungkin juga menyukai