Anda di halaman 1dari 49

Makalah Kimia

“Polimer“

Di Susun Oleh :
Laode Muhlis Muhaimin
XII Listrik A
SMKn 2 Kendari

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena
berkat Rahmat dan Hidayat serta petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan ”Makalah
Kimia Tentang Polimer”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas pada semester I pelajaran
Kimia. Makalah ini disusun berdasarkan referensi-referensi yang telah kami baca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran-saran yang sifatnya
membangun sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan makalah di masa yang
akan datang. Semoga ”Makalah Kimia Tentang Polimer” ini dapat berguna bagi
perkembangan pendidikan.

Kendari, Juli 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... ................ 1


Daftar Isi.................................................................................................... ................ 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... ................ 3
A. Latar Belakang................................................................................ ................ 3
B. Tujuan ............................................................................................. ................ 3
BAB II PEMBAHASAN............ .............................................................. ................ 4
A. Pengertian Polimer dan Monomer .................................................. 4
................
B. Struktur Sifat Polimer ..................................................................... 6
................
C. Konsep Stress dan Strain.................................................................................. 8
D. Deformasi Polimer.......................................................................... ................. 9
E. Polimer Termoplastik.......................................................................................18
F. Polimer Termosetting.......................................................................................29
G. Proses Pembuatan Polimer...............................................................................30
H. Penggolongan Polimer......................................................................................31
I. Manfaat Polimer...............................................................................................32
J. Aplikasi dan Dampak Polimer..........................................................................32
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 35
A. Kesimpulan..................................................................................................... 35
Contoh Soal & Pembahasannya.............................................................................. 36
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang
berupa molekul identik yang disebut monomer. Meskipun sebagian besar merupakan
senyawa organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer anorganik.
Saat ini polimer banyak dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biasanya
polimer banyak dihasilkan di negara-negara berkembang dan harganya murah. Contoh
kegunaan polimer adalah untuk membuat botol, drum, pipa, perabotan rumah dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang polimer dan aplikasinya
agar kita lebih memahami mengenai polimer serta perkembangannya dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah Struktur Sifat Polimer dan Aplikasinya adalah sebagai berikut
1. Untuk memahami konsep polimer
2. Mengetahui sifat-sifat polimer
3. Mengetahui konsep stress dan strain
4. Membahas tentang deformasi polimer
5. Membahas tentang polimer termoplastik dan termosetting
6. Membahas proses pembuatan polimer
7. Mengetahui klasifikasi polimer
8. Membahas tentang manfaat dan aplikasi polimer
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Polimer dan Monomer
2.1.a. Polimer
Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang terdiri atas susunan unit kimia
berulang yang kecil, sederhana, dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit berulang ini biasanya
setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.

2.1.b. Monomer
Monomer merupakan sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Sebagai
contoh, etilen adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilen (lihat reaksi di
bawah ini). Asam amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi
polipeptida dengan pelepasan air.

polimerisas
i
monomer polimer

monomer Unit Ulangan terikat secara


kovaken dengan unit ulangan lainnya

n H2C CH2 CH2 CH2


n
etilena
Polimer polietilena

R O H R O
- H2O
n H2N C C OH N C C

H H n

asam amino polipeptida


Gambar 2.1. Pembentukan polimer dari monomernya

Tabel 2.1. Polimer, monomer, dan unit ulangannya


Polimer Monomer Unit perulangan

Polietilena CH2 = CH2 - CH2CH2 –

poli(vinil klorida) CH2 = CHCl - CH2CHCl –

CH3 CH3

Poliisobutilena
CH2 C CH2 C

CH3 CH3

CH2 CH CH2 CH

Polistirena

H - N(CH2)5C - OH - N(CH2)5C -
Polikaprolaktam (nylon-6)
H O H O

CH2 = CH - C = CH2 - CH2CH = C - CH2 -


Poliisoprena (karet alam)
CH3 CH3
2.2. Struktur Sifat Polimer
2.2.1. Struktur Sifat Polimer
Perulangan unit polimer dipengaruhi oleh sifat polimer.
Sifat-sifat polimer tersebut antara lain:
1. Pertumbuhan rantai polimer bersifat acak. Pengaruh penyusunan molekul polimer
mengakibatkan sifat struktur yang berbeda, dikarenakan massa atom relatif polimer
merupakan nilai rata-rata dari monomer-monomer penyusunnya, sehingga
mengakibatkan pertumbuhan rantai menjadi acak.
2. Dalam satu bahan polimer dimungkinkan terdapat 2 daerah yaitu:
- Daerah teratur
- Daerah tidak teratur
Kalau rantai teratur disebut: kristal. Kalau rantai tidak teratur disebut: amorf. Salah satu
cara untuk mengetahui kristal dan amorf yaitu (secara visual): kristal: keras dan amorf
tak keras
3. Rantai polimer yang keras dapat saling mendekati dengan jarak yang lebih pendek
dibandingkan dengan rantai polimer yang bercabang.
4. Polimer dengan kesatuan yang teratur dengan gaya antaraksi yang tinggi akan memiliki
kekristalan dan gaya tegang.

Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :


1. Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom kerangka yang dapat mengikat gugus
substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat
pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur)
atau termoplastik seperti gelas).
Rantai utama linear

Gambar 2.2. Polimer linear

Contoh : Polietilena, polivinil klorida (PVC), polimetil metakrilat (PMMA), Lucite, Plexiglas,
atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.
2. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada
struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.
Rantai utama (terdiri dari atom-atom kerangka)

Gambar 2.3. Polimer bercabang

3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)


Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai.
Bahan ini biasanya di-swell (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut.
Ketidaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen
sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat
sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak
dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).
Ikatan kimia

Gambar 2.4. Polimer jaringan tiga dimensi

2.2.2. Sifat Polimer


Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan keras jika
didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplastik. Contohnya: plastik yang digunakan
untuk kantong dan botol plastik. Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan
disebut termosetting, contohnya melamin.
Polimer alam akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis.
Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan, sedangkan polimer
sintetis lebih mudah dicetak untuk menghasilkan bentuk tertentu.
Polimer alam seperti wol, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme atau
ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau ulat.
Sifat polimer yang lain bergantung pada pemakaiannnya untuk kemasan atau alat-alat
industri. Untuk tujuan pengemasan harus memperhatikan:
 Toksisitasnya
 Daya tahan terhadap air, minyak atau panas
 Daya tembus udara (oksigen)
 Kelenturan
 Transparansi
2.3. Konsep Stress dan Strain
Sifat mekanik polimer ditandai dengan menggunakan parameter yang sama dengan logam,
yaitu modulus elastisitas yield dan tensile strength. Kebanyakan material polimer diuji dengan
tes sederhana untuk mengetahui karakteristik stress-strain untuk beberapa parameter yang
sama. Sifat mekanik polimer sebagian besar memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap
deformasi (laju strain), suhu, dan sifat alami lingkungan (kesediaan unsur air oksigen dan
pelarut organik). Beberapa modifikasi untuk pengujian dan spesimen yang biasa digunakan
untuk logam juga digunakan untuk polimer khususnya untuk material yang memiliki
elastisitas tinggi seperti karet.

Gambar 2.5. grafik stress vs strain

Ada tiga jenis stress–strain yang biasa ditemukan pada polimer, seperti ditampilkan pada
gambar di atas. Kurva A mengilustrasikan karakteristik stress-strain untuk polimer rapuh.
Kurva B mengilustrasikan karakteristik stress–strain untuk plastik. Kurva C mengilustrasikan
karakteristik stress-strain untuk material karet.
Modulus elastisitas (tensile modulus) dan persen elongasi ditentukan oleh kesamaan sifat
antara polimer dan logam. Untuk polimer plastik, titik yield diambil dari nilai maksimal kurva
yang terjadi diluar wilayah linear elastis. Stress pada nilai maksimal ini disebut dengan yield
strength (σy). Selain itu tensile strain (TS) menerangkan tegangan yang terjadi di fraktura.
Tensile stress nilainya mungkin lebih besar atau lebih kecil dari σy. Strength untuk polimer
plastik biasanya diambil dari nilai tensile stress.

Gambar 2.6. Kurva sistematik stress–strain untuk polimer plastik

Polimer secara mekanis berbeda dengan logam. Sebagai contoh modulus untuk polimer
3
yang memiliki elastisitas tinggi nilainya dibawah 7 Mpa ( 10 psi) tetapi juga dapat bernilai
diatas 4 GPa. Tensile stress maksimal untuk polimer bernilai sekitar 100 MPa. Sebagaimana
logam yang memiliki sifat elongasi diatas 100%, beberapa polimer juga memiliki sifat yang
sama diatas 1000%.
Untuk tambahan, sifat mesin polimer secara umum lebih sensitif terhadap perubahan suhu.
Penambahan suhu mengakibatkan penurunan elastisitas, pengurangan tegangan tensile stress
o
dan peningkatan ductility pada 4 C, material sangat rapuh ketika memperhatikan defomasi
o
plastik pada suhu 50-60 C. Pengaruh deformasi pada sifat mekanik sangat penting.
Umumnya, pengurangan deformasi memiliki pengaruh yang sama dengan sifat stress–strain
seiring penambahan suhu dimana material akan menjadi lebih lunak dan dapat dibentuk.
2.4. Deformasi Polimer
Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek yang terjadi
karena adanya gaya pada material tersebut. Deformasi dapat berupa hasil dari gaya tarik,
tekan, geser, atau torsi (memutar). Deformasi sering digambarkan sebagai strain.
Deformasi terjadi akibat internal antar-molekul yang muncul dari kekuatan-kekuatan yang
menentang gaya diterapkan pada material. Jika gaya yang diberikan tidak terlalu besar,
kekuatan-kekuatan ini mungkin cukup untuk menolak kekuatan, tetapi jika gaya diterapkan
yang lebih besar dapat menyebabkan deformasi permanen dari objek atau bahkan kegagalan
struktural.
Dari gambar berikut dapat dilihat bahwa beban kompresi (ditandai dengan tanda panah)
telah menyebabkan deformasi dalam silinder sehingga bentuk asli (garis putus-putus) telah
diubah menjadi satu dengan sisi menonjol. Tonjolan sisi terjadi karena walaupun materi
cukup kuat untuk tidak retak atau gagal tetapi tidak cukup kuat untuk mendukung beban tanpa
perubahan, sehingga material dipaksa keluar lateral.

Gambar 2.7. Diagram stress-regangan kurva,


yang menunjukkan hubungan antara stress (gaya
yang diberikan) dan regangan (deformasi) dari
logam yang ulet. Konsep benda tegar dapat
diterapkan jika deformasi diabaikan.
Pengaruh terjadinya strain pada kerja alat
adalah penting. Umumnya, mengurangi kecepatan terjadinya deformasi memiliki pengaruh
yang sama pada karakteristik stress-strain dengan menaikkan suhu sehingga bahan menjadi
lebih lunak dan bisa dibentuk.

Makroskopik Deformasi
Beberapa aspek makroskopik deformasi polimer semikristal patut kita perhatikan. Kurva
tarik antara tegangan dan regangan untuk bahan semikristal yang awalnya tidak mengalami
deformasi. Diatas titik luluh, bentuk leher kecil di dalam bagian alat ukur. Rantai mengalami
orientasi yaitu rantai sumbu menjadi sejajar dengan arah pemanjangan yang mengarah pada
penguatan lokal. Akibatnya, ada perlawanan untuk mengalami deformasi pada titik ini dan
hasil pemanjangan spesimen oleh propagasi daerah leher ini sepanjang panjang ukur, orientasi
rantai fenomena menyertai ekstensi pada leher.
Viskoelastisitas
Viskoelastisitas adalah karakteristik mekanis gabungan antara liquid dan polimer pada
temperatur yang tinggi. Contoh ekstrem viskoelastisitas dapat ditemukan pada sebuah silikon
polimer.
Perilaku elastisitas stress-strain yang diikuti regangan bergantung waktu suatu bentuk
tidak elastis. Ketika meluncur ke bola dan jatuh ke permukaan horizontal, memantul elastis
dan laju deformasi selama bounce yang sangat cepat. Di sisi lain, jika ditarik dalam
ketegangan dengan menerapkannya secara bertahap untuk meningkatkan stress, materi
berelongasi atau mengalir seperti cairan yang sangat kental. Untuk bahan-bahan
viskoelastisitas lain, laju regangan menentukan apakah deformasi tersebut merupakan
deformasi elastik atau kental.
Fraktur Polimer
Kekuatan retak bahan polimer relatif rendah jika dibandingkan dengan logam maupun
keramik. Pada umumnya, sifat polimer termosetting rapuh. Dalam istilah sederhana, selama
proses fraktur, bentuk retakan di konsentrasi local stress misalnya goresan, takik. Seperti
logam stress diperkuat di ujung retakan ini menuju perambatan retak dan patah. Struktur
crosslinked putus selama fraktur. Untuk polimer termoplastik,memiliki sifat yang dapat
dibentuk dan rapuh. Faktor yang mengakibatkan terjadinya fracture adalah penurunan suhu,
peningkatan laju regangan, kehadiran takik tajam, peningkatan ketebalan spesimen dan setiap
modifikasi struktur polimer yang meningkatkan suhu transisi gelas (Tg). Kaca termoplastik
rapuh dibawah temperatur gelas. Namun ketika suhu dinaikkan akan dapat dibentuk. Suatu
fenomena yang sering mendahului fracture di beberapa polimer termoplastik adalah crazing.
Crazes merupakan daerah deformasi plastik.

Karakteristik Mekanik Lainnya


Dampak Kekuatan
Tingkat ketahanan bahan polimer terhadap beban tekan perlu diperhatikan. Metode yang
dipakai untuk mengukur beban tekan adalah Izod atau tes Charpy. Seperti logam, polimer bisa
dibentuk atau patahan yang rapuh merupakan dampak di bawah kondisi beban tekan
tergantung pada suhu, spesimen ukuran, laju regangan dan cara pemuatan. Semikristal dan
polimer amorf rapuh pada temperatur rendah dan memiliki kekuatan pengaruh yang relatif
rendah. Namun bisa dibentuk untuk rapuh.
Fatigue
Polimer mungkin mengalami kegagalan dalam kondisi fatigue siklik saat terjadinya
loading. Seperti logam, fatigue terjadi pada tingkat stres yang rendah relatif terhadap kekuatan
luluh. Pengujian fatigue dalam polimer belum ekstensif hampir sama seperti logam, namun
fatigue diplot dengan cara yang sama untuk kedua jenis bahan dan hasil kurva memiliki
bentuk umum yang sama. Fatigue kurva untuk beberapa polimer umum seperti stress versus
jumlah siklus kegagalan. Beberapa polimer memiliki batas fatigue. Seperti yang diharapkan
kekuatan fatigue dan batas fatigue untuk bahan polimer jauh lebih rendah dibandingkan
dengan logam. Perilaku fatigue polimer jauh lebih peka terhadap frekuensi daripada pada
logam. Polimer pada frekuensi tinggi atau relatif besar tegangan dapat menyebabkan daerah
pemanasan mengalami kegagalan disebabkan oleh pelunakan dari bahan yang bukan sebagai
proses fatigue. .
Tear Strength and hardness
Sifat mekanik lain yang kadang-kadang berpengaruh pada kesesuaian suatu polimer untuk
beberapa aplikasi adalah strength dan hardness. Tear strength, parameter mekanis yang
diukur adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah belah pemotongan spesimen yang
memiliki standar geometri. Besarnya strength tarik saling berhubungan. Seperti logam,
kekerasan merupakan bahan perlawanan terhadap menggaruk, penetrasi, maan seterusnya.
Polimer lebih lembut dari logam dan keramik dan sebagian besar tes kekerasan dilakukan oleh
teknik penetrasi. Untuk polimer digunakan tes rockwell.
Deformasi dan Mekanisme untuk Memperkuat Polimer
Sangat penting memahami mekanisme deformasi polimer dalam mengelola karakteristik
bahan-bahan. Deformasi untuk dua jenis polimer-semikristal dan elastomerik patut kita
perhatikan. Kekakuan dan kekuatan semycristalline penting untuk diperhatikan, mekanisme
terjadinya deformasi plastis dan elastis akan dibahas dibawah ini.
Deformasi Polimer Semikristal
Banyak polimer semikristal dalam bentuk bulk memiliki struktur spherulitic yang terdiri
dari banyak rantai-pita dilipat atau lamel yang memancar ke luar dari pusat. Mekanisme
deformasi elastis polimer yang relatif rendah terjadi pada tingkat stress pada kurva tegangan
dan regangan. Terjadinya deformasi elastis untuk semikristal merupakan hasil dari rantai
polimer molekul dalam daerah amorf. Sedangkan mekanisme deformasi plastik transisi dari
elastis ke deformasi plastis terjadi pada tahap tiga. Deformasi semikristal tarik polimer
menghasilkan struktur yang sangat berorientasi. Proses orientasi ini disebut sebagai
menggambar dan umumnya yang digunakan untuk memperbaiki sifat mekanik polimer serat
dan film. Selama deformasi yang spherulites perubahan bentuk untuk tingkat moderat dari
elongasi. Namun untuk deformasi besar maka struktur spherulitic hampirhancur. Jika
deformasi dihentikan pada suatu tahap dan spesimen dipanaskan ke suhu tinggi titik lelehnya
dekat.

Deformasi Elastomer
Salah satu yang menarik dari sifat elastomerik bahan karet adalah memiliki kemampun
untuk menjadi cacat deformasi yang cukup besar dan kemudian kembali ke bentuk semula. Ini
hasil dari silang dalam polimer yang memberikan kekuatan untuk mengembalikan rantai yang
undeformed konformasi. Elastomeric perilaku mungkin pertama kali diamati pada karet alam,
telah membawa sintesis sejumlah besar elastomer dengan berbagai sifat.

Kristalisasi
Kristalisasi kimia juga merupakan pemisahan padat-cair teknik, di mana transfer massa
zat terlarut dari larutan cair murni fase kristalin padat terjadi.

Proses Kristalisasi
Proses kristalisasi terdiri dari dua peristiwa besar, nucleasi dan pertumbuhan kristal.
Nucleasi adalah langkah di mana terlarut molekul terdispersi dalam pelarut mulai mengumpul
di dalam cluster, pada skala nanometer yang stabil di kondisi operasi tertentu. Kelompok yang
stabil ini merupakan inti. Ukuran kritis ditentukan oleh kondisi operasi (suhu, jenuh, dll). Ini
merupakan tahap nukleasi yang mengatur atom dan periodik dengan cara yang
mendefinisikan struktur kristal. Struktur kristal adalah istilah khusus yang mengacu pada
susunan relatif atom, bukan sifat-sifat makroskopik kristal (ukuran dan bentuk), meskipun
mereka adalah hasil dari internal struktur kristal.
Pertumbuhan kristal berikutnya adalah pertumbuhan inti yang berhasil mencapai ukuran
cluster kritis. Nucleasi dan pertumbuhan terus terjadi secara simultan sementara tersedia
secara jenuh. Jenuh adalah kekuatan pendorong dari kristalisasi, maka laju pertumbuhan
nukleasi dan didorong oleh jenuh yang ada dalam larutan. Tergantung pada kondisi, baik
nukleasi maupun pertumbuhan dominan lain ialah kristal dengan berbagai ukuran dan bentuk
yang diperoleh (kontrol ukuran dan bentuk kristal merupakan salah satu tantangan utama di
industri manufaktur, seperti untuk obat-obatan ). Setelah fasa jenuh selesai, padat-cair sistem
mencapai keseimbangan dan kristalisasi selesai, kecuali kondisi operasi yang dimodifikasi
dari kesetimbangan sehingga larutan jenuh lagi.
Banyak senyawa memiliki kemampuan untuk mengkristal dengan berbagai struktur kristal
yang disebut polymorphism. Setiap polymorph sebenarnya adalah termodinamik yang berbeda
dan keadaan padat polymorph kristal senyawa yang sama menunjukkan sifat-sifat fisik yang
berbeda, seperti pembubaran menilai, bentuk (sudut antara aspek dan segi tingkat
pertumbuhan), titik lebur, dll Untuk alasan ini, polimorfisme adalah sangat penting dalam
industri pembuatan produk kristal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekristalan:


1. Larutan polimer
Jika larutan polimer encer maka jarak antara satu molekul dengan molekul yang lain
dalam rantai polimer saling berjauhan. Akibatnya ruang rantai tidak bersifat kristal. Jika
polimer pekat, maka jarak antara molekulnya saling berdekatan sehingga mengakibatkan
keteraturan ruang yang lebih bersifat kristal.

2. Gaya antar rantai


- Efek induksi
Antara dua atom yang saling berikatan satu sama lain akan tertarik ke atom yang
memiliki keelektronegativan yang lebih tinggi.

Contoh:

- Gaya London
Gaya yang terjadi akibat tidak tersebar meratanya elektron di seputar intinya karena
lebih banyak elektron pada satu sisi daripada sisi lainnya sehingga terjadi tarikan antar
rantai.
- Ikatan Hidrogen
Ikatan yang terjadi antara atom O dan atom H.
- Ikatan intra molekul dan antar molekul adalah ikatan hidrogen yang terjadi antara
gugus - gugus pada rantai yang sama.
3. Derajat kekristalan
Derajat kekristalan dapat ditentukan dengan cara hamburan sinar-X.
4. Keteraturan struktur molekul
5. Taksisitas

Ada dua golongan susunan geometris rantai yang perlu diperhatikan dalam mempelajari sifat
dan struktur molekul polimer:
- Geometri yang timbul dari rotasi gugus terhadap ikatan tunggal atau disebut juga
perubahan konformasi. Konformasi ini tidak menimbulkan perubahan struktur kimia
rantai polimer karena perubahan konformasi adalah reversibel (bolak - balik).
Konformasi hanya menyebabkan perubahan sifat fisik dari bahan polimer seperti
perbedaan derajat kristalinitas dan sebagainya. Bila bahan polimer dipanaskan
melampaui suhu transisi kaca, gugus - gugus dalam rantai polimer akan membentuk
konformasi tertentu (bertindihan atau bergiliran). Bila kemudian didinginkan, rantai
polimer dengan konformasi tersebut dapat tersusun lebih rapi untuk membentuk
struktur kristalin. Bahan polimer berstruktur kristal bersifat lebih keras, liat dan tahan
terhadap bahan kimia dibandingkan dengan struktur bukan kristal (amorf).

.
Gambar 2.8. Konformasi Polimer

- Geometri kedua dari rantai polimer adalah susunanan yang dapat berubah hanya
dengan jalan pemutusan ikatan kimia, ini disebut dengan konfigurasi. Perubahan
konfigurasi rantai polimer akan menyebabkan perubahan struktur kimia, dan karena
itu menyebabkan perubahan sifat kimia dan sifat fisika dari bahan polimer yang
bersangkutan. Misalnya perubahan konfigurasi cis dan trans pada poliisoprena,
menimbulkan dua macam struktur polimer karet alam (isomer cis) dan getah perca
(isomer trans).

Konfigurasi lain adalah yang disebabkan oleh atom C* (C asimetri, >C<BA, A#B), yang
terdapat pada rantai polimer. Ini mengakibatkan terjadinya bentuk isomer D dan L dan
perubahan taksisitas rantai polimer yakni perubahan struktur yang berhubungan dengan
perubahan susunan gugus >C<BA. Bila diujung rantai polimer setiap atom karbon asimetri
berkonfigurasi ruang sama (D dan L) struktur rantai disebut isotaktik. Rantai sindiotaktik
terbentuk bila ada dua atom karbon asimetri berdekatan berkonfigurasi ruang atau bangunan
(D dan L), sedangkan polimer ataktik tidak mempunyai konfigurasi ruang yang beraturan.
Di samping hal di atas, perbedaan struktur rantai polimer mungkin dapat terjadi selama
polimerisasi (terutama dari hasil polimerisasi adisi). Bila kedua atom atau gugus pada ujung
ikatan rangkap suatu monomer tidak setara (kepala dan ekor), maka kemungkinan adisi
molekul monomer ke monomer lainnya dapat berlangsung secara kepala ke kepala, kepala ke
ekor atau ekor ke ekor.

Berdasarkan jenis bahan, ukuran dan geometri objek, dan kekuatan yang diterapkan,
deformasi terdiri atas 2 jenis yaitu deformasi elastis dan deformasi plastik.
1. Deformasi Elastis

Deformasi elastis merupakan jenis deformasi reversibel. Setelah gaya tidak lagi
diterapkan, objek kembali ke bentuk aslinya. Termoplastik dan logam konvensional memiliki
rentang deformasi elastis moderat, sementara keramik, kristal, dan plastik termosetting
hampir tidak mengalami deformasi elastis.
Deformasi elastis linear diatur oleh hukum Hooke yang menyatakan:

dimana σ adalah stress, E adalah material konstanta yang disebut modulus Young, dan ε
adalah hasil ketegangan. Hubungan ini hanya berlaku dalam rentang elastis dan menunjukkan
bahwa kemiringan kurva tegangan vs regangan dapat digunakan untuk menentukan modulus
Young. Rentang elastis berakhir ketika bahan mencapai kekuatan luluh. Pada titik ini
deformasi plastik dimulai.
2. Deformasi Plastik
Deformasi plastik merupakan jenis deformasi yang tidak dapat dibalikkan. Namun, sebuah
objek dalam kisaran deformasi plastik akan terlebih dahulu mengalami deformasi elastis yang
reversible, sehingga objek dapat kembali ke bentuk aslinya. Soft termoplastik memiliki
deformasi plastik agak besar, begitu juga dengan logam seperti tembaga, perak, dan emas.
Akan tetapi hard termosetting seperti plastik, karet, kristal, dan keramik memiliki rentang
deformasi plastik yang kecil. Bahan dengan kisaran deformasi plastik besar adalah permen
karet yang dapat ditarik puluhan kali panjang aslinya.

2.5. Polimer Termoplastik


Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas.
Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras.
Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai
bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini
tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul
linear atau bercabang.
Polimer termoplastik memiliki sifat – sifat khusus sebagai berikut:
 Berat molekul kecil
 Tidak tahan terhadap panas
 Jika dipanaskan akan melunak
 Jika didinginkan akan mengeras
 Mudah untuk diregangkan
 Fleksibel
 Titik leleh rendah
 Dapat dibentuk ulang (daur ulang)
 Mudah larut dalam pelarut yang sesuai
 Memiliki struktur molekul linear/bercabang

2.5.a. Bahan Baku Termoplastik


1. POLYPROPYLENE (PP) merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari proses
polimerisasi gas propilena. Propilena mempunyai specific gravity rendah dibandingkan
dengan jenis plastik lain. Sebagai perbandingan terlihat pada Tabel.

Tabel 2 : Perbandinagan specific gravity dari berbagai material plastik

Tabel 3 : Temperature Leleh Proses termoplastik


Polypropylene mempunyai titik leleh yang cukup tinggi (190 – 200 Oc), sedangkan titik
kristalisasinya antara 130 – 135 C. Polypropylene mempunyai ketahanan terhadap bahan
kimia ( hemical Resistance) yang tinggi, tetapi ketahanan pukul (impact strength) nya rendah.

2. POLYSTIRENE (PS) adalah hasil polimerisasi dari monomer-monomer stirena, dimana


monomer stirena- nya didapat dari hasil proses dehidroge nisasi dari etil benzene (dengan
bantuan katalis), sedangkan etil benzene-nya sendiri merupakan hasil reaksi antara etilena
dengan benzene (dengan bantuan katalis).

Sifat-sifat umum dari poli stirena :


- Sifat mekanis
Sifat-sifat mekanis yang menonjol dari bahan ini adalah kaku, keras, mempunyai
bunyi seperti metallic bila dijatuhkan.
- Ketahanan terhadap bahan kimia
Ketahanan PS terhadap bahan-bahan kimia umumnya tidak sebaik ketahanan yang
dipunyai oleh PP atau PE. PS larut dalam eter, hidrokarbon aromatic dan chlorinated
- Hydrocarbon. PS juga mempunyai daya serap air yang rendah, dibawah o,25%.
- Abrasion resistance
PS mempunyai kekuatan permukaan relative lebih keras dibandingkan dengan jenis
termoplastik yang lain. Meskipun demikian, bahan ini mudah tergores.
- Transparansi
- Sifat optis dari PS adalah mempunyai derajat transparansi yang tinggi, dapat melalui
semua panjang gelombang cahaya (90%). Disamping itu dapat memberikan kilauan
yang baik yang tidak dipunyai oleh jenis plastic lain, dimana bahan ini mempunyai
indeks refraksi 1,592.
- Sifat elektrikal
Karena mempunyai sifat daya serap air yang rendah maka PS digunakan untuk
keperluan alat-alat listrik. PS foil digunakan untuk spacers, slot liners dan covering
dari kapasitor, koil dan keperluan radar.
- Ketahanan panas
o
PS mempunyai softening point rendah (90 c) sehingga PS tidak digunakan
untuk pemakaian pada suhu tinggi, atau misalnya pada makanan yang panas.
o
Suhu maksimum yang boleh dikenakan dalam pemakaian adalah 75 c. Disamping
itu, PS mempunyaisifat konduktifitas panas yang rendah.
PS dibuat dalam berbagai grade yang dapat digunakan untuk membuat produk jadi.
Pemilihan grade sangat penting dan disesuaikan dengan produk jadinya. Grade-grade PS yang
umum dipakai adalah: general purpose, light stabilized, heat resistance, Impact grade.
Polistrena dapat diproses dengan cara pengolahan yang umum digunakan untuk PP atau PE,
yaitu: cetak injeksi, extrusion, thermoforming.

3. ACRYLONITRILE BUTADIENE STYRENE (ABS) termasuk kelompok engineering


thermoplastic yang berisi 3 monomer pembentuk. Akrilonitril bersifat tahan terhadap
bahan kimia dan stabil terhadap panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap sifat
ketahanan pukul dan sifat liat (toughness). Sedangkan stirena menjamin kekakuan
(rigidity) dan mudah diproses. Beberapa grade ABS ada juga yang mempunyai
karakteristik yang berfariasi, dari kilap tinggi sampai rendah dan dari yang mempunyai
impact resistance tinggi sampai rendah. Berbagai sifat lebih lanjut juga dapat diperoleh
dengan penambahan aditif sehingga diperoleh grade ABS yang bersifat menghambat nyala
api, transparan, tahan panas tinggi, tahan terhadap sinar UV, dll.

ABS mempunyai sifat-sifat :


- tahan bahan kimia
- liat, keras, kaku
- tahan korosi
- dapat didesain menjadi berbagai bentuk.
- biaya proses rendah
- dapat direkatkan
- dapat dielektroplating
- memberi kilap permukaan yang baik

ABS dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi, ekstrusi, thermoforming, cetak tiup,
roto moulding dan cetak kompresi. ABS bersifat higroskopis, oleh karena itu harus
dikeringkan dulu sebelum proses pelelehan.
Penggunaannya :
- Peralatan
Karena keunggulan sifat-sifatnya maka banyak digunakan membuat peralatan seperti :
hair dryer, korek api gas, telepon, intercom, body dan komponen mesin ketik
elektronik maupun mekanik, mesin hitung, dll.
- Otomotif
Karena sifatnya yang ringan, tidak berkarat, tahan minyak bumi, maka ABS
digunakan untuk radiator grill, rumah-rumah lampu, emblem, horn grill, tempat kaca
spion, dll.
- Barang-barang tahan lama :
 ABS dengan grade tahan nyala api digunakan untuk cabinet TV, kotak penutup
video, dll.
 Grade tahan pukul pada suhu rendah dan tahan fluorocarbon dapat digunakan untuk
 pintu dan body kulkas.
 Penggunaan lain : komponen AC, kotak kamera, dudukan kipas angina meja, dll.
- Bangunan dan perumahan : dudukan kloset, bak air, frame kaca, cabinet, kran air,
gantungan handuk, saringan, dll.
- Elektroplated ABS : regulator knob, pegangan pintu kulkas, pegangan paying,
spareparts kendaraan bermotor, tutup botol, dll.

4. POLYVINYL CHLORIDE (PVC) merupakan hasil polimerisasi monomer vinil


klorida dengan bantuan katalis. Pemilihan katalis tergantung pada jenis proses
polimerisasi yang digunakan.

Untuk mendapatkan produk-produk dari PVC digunakan beberapa proses pengolahan yaitu :
- Calendering
Produk akhir : sheet, film, leather cloth dan floor covering.
- Ekstrusi
Merupakan carapengolahan PVC yang banyak digunakan karena dengan proses ini
dapat dihasilkan bermacam-macam produk. ‘Extruder head’ dapat diganti dengan
bermacam bentuk untuk menghasilkan :
 pipa, tube, building profile, sheet, floor covering dan monofilament.
 Isolasi kabel listrik dan telepon.
 Barang berongga dan blown film
.
- Cetak injeksi
Produk yang diperoleh adalah :
 sol sepatu, sepatu, sepatu boot
 container, sleeve (penguat leher baju), valve.
 Fitting, electrical and engineering parts.

5. POLYACETAL ATAU POLYOXYMETHYLENE (POM) merupakan salah satu


engineering plastic yang penting yang banyak digunakan di bidang teletronik, bangunan
dan sector alat-alat tehnik. Ada 2 tipe poliasetal yaitu homopolimer dan kopolimer. Asetal
homopolimer merupakan polimer kristalin yang dibuat dari formaldehida Resin ini secara
tehnis disebut polioksi metilena (POM). Asetal homopolimer dapat dicampur daengan
aditif seperti : antioksidan, lubrikan, filler, pewarna, UV stabilizer, dll. Resin ini aslinya
berwarna putih buram.

Sifat-sifat umum resin asetat adalah:


- Strength
Tanpa adanya modifikasi, resin ini mempunyai kekuatan tarik, kekuatan kompresi dan
ketahanan gesek yang tinggi. Resin ini halus dan deformasinya rendah jika diberi
beban. Resin ini mempunyai batas lelah bengkukan (flexural fatique) yang tinggi
sehingga baik digunakan sebagai bahan baku pegas.
- Toughness
Resin ini umumnya liat, tahan pukul meskipun pada suhu rendah, kemulurannya pada
suhu kamar mencapai 12% dan pada suhu yang lebih tinggi mencapai 18%.
- Thermal
Titik leleh homopolimer asetal lebih rendah daripada engineering thermoplastic
lainnya.
- Elektrikal
Sifat elektrikalnya dipengaruhi oleh kandungan uap air. Konstanta dielektrikalnya
bervariasi dari frekwensi 102-106 Hz, dan dielectric strength-nya tinggi.
- Chemical
Tahan terhadap bermacam-macam pelarut, eter, minyak pelumas, minyak, bensin,
bahan baker dari methanol, dll.
- Friksi/umur pakai
Sifat pakai dan friksi baik karena permukaannya lebih keras dan koefisien gesekannya
rendah.
- Flameability
Resin asetal homopolimer ini merupakan material yang terbakar pelan-pelan dan
berasap sedikit.
- Stabiliants dimensi
Karena asetal menyerap sangat sedikit uap air, maka perubahan dimensinyapun sangat
kecil.

6. POLYCARBONATE (PC) merupakan engineering plastic yang dibuat dari reaksi


kondensasi bisphenol A dengan fosgen (phosgene) dalam media alkali. Polikarbonat
mempunyai sifat-sifat : jernih seperti air, impact strengthnya sangat bagus, ketahanan
terhadap pengaruh cuaca bagus, suhu penggunaannya tinggi, mudah diproses,
flameabilitasnya rendah. Untuk menghasilkan produk–produknya melalui proses dengan
tehnik pengolahan thermoplastic pada umumnya, yaitu: cetak injeksi, ekstruksi, cetak tiup,
dan structural foam moulding. Sheet polikarbonat dapat diproses dengan tehnik
thermoforming menggunakan tekanan maupun vakum. PC juga dapat dikenai proses
finishing meliputi pelarut dan adhesive bonding, pengecatan, printing, hot-stamping,
ultrasonic welding, dll.

Penggunaan PC di berbagai sektor sangat luas, antara lain:


1.Sektor otomotif. PC memberi performance tinggi pada lensa lampu depan/belakang. PC
‘opaque grade’ digunakan untuk rumah lampu dan komponen elektrik. ‘Glass reinforced
grade’ digunakan untuk grill.
2.Sektor makanan, PC digunakan untuk tempat minuman, mangkuk pengolah makanan, alat
makan/minum, alat masak microvwave, dll, khususnya yang memerlukan produk yang
jernih.
3. Bidang medis : filter housing, tubing connector, peralatan operasi yang harus
disterilisasai.
4. Industri elektrikal. PC digunakan untuk membuat konektor, pemutus arus, tutup baterai,
‘light concentrating panels’ untuk display kristal cair, dll
5. Alat/mesin bisnis. PC dapat digunakan untuk membuat : rumah dan komponen bagian
dalam dari printer, mesin fotokopi, konektor telepon, dll.
7. POLIAMIDA (NYLON) merupakan istilah yang digunakan terhadap poliamida yang
mempunyai sifat-sifat dapat dibentuk serat, film dan plastic. Struktur nylon ditunjukkan
oleh gugus amida yang berkaitan dengan unit hidrokarbon ulangan yang panjangnya
berbeda-beda dalam suatu polimer.

Sifat-sifat nylon :
1. Secara umum nylon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya.
2. Berat molekul nylon bervariasi dari 11.000-34.000
3. Nylon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570 Of. Titik leleh erat
kaitannya dengan jumlah atom karbon. Jumlah atom karbon makin besar, kosentrasi amida
makin kecil, titik lelehnyapun menurun.
4. Sedikit higroskopis : oleh karena itu perlu dikeringkan sebelum dipakai, karena sifat
mekanis maupun elektriknya dipengaruhi juga oleh kelembaban relative dari admosfir.
5. Tahan terhadap solvent organic seperti alcohol, eter, aseton, petroleum eter, benzene, CCl4
maupun xylene.
6. Dapat bereaksi dengan phenol, formaldehida, alcohol, benzene panas dan nitrobenzene
panas.
7. Nylon relative tidak dipengaruhi oleh waktu simpan yang lama pada suhu kamar. Tetapi
pada suhu yang lebih tinggi akan teroksidasi menjadi berwarna kuning dan rapuh.
Demikian juga sinar matahari yang kuat akan kurang baik terhadap sifat mekanikalnya.
8. Penambahan aditif dalam nylon dimaksud untuk memperbaiki sifat-sifat nylon.

Teknik pengolahan nylon yang utama adalah cetak injeksi dan ekstrusi. Tehnik lain seperti
cetak tiup, rotational moulding, reaction injection moulding (RIM) . Adapun penggunaannya
adalah sebagai berikut :
- Industri listrik dan elektronika.
Nylon 6, baik yang diberi pengisi maupun tidak, mempunyai sifat-sifat yang cocok
untuk industri, elektronika maupun telekomunikasi, antara lain yaitu :
 tahan suhu tinggi pada pengoperasian yang kontinu.
 Bersifat isolasi
 Ketahanan pukulnya tinggi

- Mobil
Nylon 6 dapat digunakan untuk membuat : pelampung tangki bahan baker, blok
bantalan, komponen motor, speedometer, gear, pengisi udara karburator, kerangka
kaca, penutup tangki bahan baker, reflector lampu depan, penutup stir, dop roda mobil,
dll.
- Tekstil
Di industri tekstil, nylon 6 digunakan untuk membuat : bobbin (gelondong benang),
perkakas tenun, ring yang dapat dipindah-pindah, gear, dll.
- Peralatan rumah tangga
Nylon digunakan untuk furniture, peralatan dapur, folding door, komponen mesin
jahit, kancing, pegangan pisau, kerangka pencukur elektrik.
- Mesin- mesin industri
Mesin- mesin yang dibuat dari nylon 6 antara lain : gear, bantalan (bearing), pulley,
impeller pompa motor, sprocket, rol, tabung, alat pengukur pada pompa bensin.
- Kemasan
Dapat digunakan untuk mengemas makanan seperti : ikan, daging, saus, keju, coklat,
kopi, dll.
8. POLYETHYLENE PEREPHTALATE (PET)
dibuat dari glikol (EG) dan terephtalic acid (TPA) atau dimetyl ester atau asam
terepthalat (DMT)
Sifat-sifat PET :
PET merupakan keluarga polyester seperti halnya PC. Polymer PET dapat diberi penguat
fiber glass, atau filler mineral. PET film bersifat jernih, kuat, liat, dimensinya stabil, tahan
nyala api, tidak beracun, permeabilitas terhadap gas, aroma maupun air rendah.
PET engineer resin mempunyai kombinasi sifat-sifat: kekuatan (strength)-nya tinggi, kaku
(stiffness), dimensinya stabil, tahan bahan kimia dan panas, serta mempunyai sifat elektrikal
yang baik. PET memiliki daya serap uap air yang rendah, demikian juga daya serap terhadap
air. PET dapat diproses dengan proses ekstrusi pada suhu tinggi 518-608 Of, selain itu juga
dapat diproses dengan tehnik cetak injeksi maupun cetak tiup.
Sebelum dicetak sebaiknya resin PET dikeringkan lebih dahulu (maksimum kandungan
uap air 0,02 %) untuk mencegah terjadinya proses hidrolisa selama pencetakan.
Penggunaan PET sangat luas antara lain : botol-botol untuk air mineral, soft drink,
kemasan sirup, saus, selai, minyak makan.
2.5.b. BAHAN TAMBAH (ADITIF)
- Penstabil (Stabillizer)
Stabilizer berfungsi untuk mempertahankan produk plastik dari kerusakan, baik
selama proses, dalam penyimpanan maupun aplikasi produk. Ada 3 jenis bahan penstabil
yaitu : penstabil panas (heat stabilizer) penstabil terhadap sinar ultra violet (UV Stabilizer)
dan antioksidan.
- UV stabilizer
UV stabilizer berfungsi mencegah kerusakan barang plastic akibat pengaruh sinar matahari.
Hal ini dikarenakan sinar matahari mengandung sinar ultra violet dengan panjang
gelombang 3000-4000A yang mampu memecah sebagian besar senyawa kimia terutama
senyawa organik.
- Antioksidan
Antioksidan berfungsi mencegah atau mengurangi kerusakan produk plastk karena
pengaruh oksidasi yang dapat menyebabkan pemutusan rantai polimer. Tanda-tanda yang
terlihat apabila produk plastik rusak adalah :
-polimer menjadi rapuh
-kecepatan alir polimer tidak stabil dan cenderung menjadi lebih tinggi.
-Sifat kuat tariknya berkurang
-Terjadi retak-retak pada permukaan produk
-Terjadi perubahan warna

2.5.c. PEWARNA ( COLORANT )


Bahan pewarna berfungsi untuk meningkatkan penampilan dan memperbaiki sifat
tertentu dari bahan plastik. Pertimbangan yang perlu diambil dalam memilih warna yang
sesuai meliputi :
- Aspek yang berkaitan dengan penampilan bahan plastik selama pembuatan produk
warna, meliputi daya gabung, pengaruh sifat alir apada system dan daya tahan
terhadap panas serta bahan kimia.
- Aspek yang berkaitan dengan produk akhir, antara lain meliputi ketahanan
terhadap cuaca, bahan kimia dan solvent.
Colorant dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu :
- Dyes

Bahan ini larut dalam bahan plastik sehingga menjadi satu system dan terdispersi
secara merata setelah melalui proses pencampuran. Dyes mempunyai light fastness
dan ketahanan panas kurang baik dan dapat mengalami migrasi (bergerak ke
permukaan) sehingga mengurangi daya tarik dan kadang-kadang dapat meracuni kulit.
Penggunaan dyes dalam plastik jumlahnya terbatas.

- Pigment
Bahan ini tidak larut dalam bahan plastik tetapi hanya terdispersi diantara rantai
molekul bahan plastik tersebut. Pencampuran bahan tersebut dengan bahan plastik
kadang-kadang memerlukan tehnologi dan peralatan khusus. Derajat disperse pigmen
dalam bahan plastik tergantung pada suhu, waktu pencampuran dan alat pencampur
serta ukuran partikel pigmen dan berat molekul bahan plastik.
Pigmen dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu pigmen anorganik dan pigmen
organik. Pigmen anorganik mempunyai molekul yang lebih besar dan luas
permukaanya lebih kecil, permukaannya buram karena menyebarkan sinar. Contoh
pigment anorganik : titanium dioksida yang memberi warna putih, besi oksida
memberi warna kuning, coklat, merah dan hitam, cadmium yang memberi warna
kuning terang dan merah, dll. Pigmen organik ukuran partikelnya lebih kecil, warna
lebih kuat, dan dispersinya lebih mudah namun harganya lebih mahal.

Contoh polimer plastik yang diklasifikasikan berdasarkan bahan bakunya:


1. Polietilena (PE), misalnya botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa
saluran, isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.
2. Polivinilklorida (PVC), misalnya pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis,
ubin plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol
detergen.
3. Polipropena (PP),misalnya karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi
plastik, alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.
4. Polistirena, misalnya insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.
2.6. Polimer Termosetting
Polimer termosetting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Polimer termosetting memiliki ikatan-ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini menyebabkan polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan
silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan
untuk kedua kalinya maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer.

Sifat polimer termosetting sebagai berikut.


 Keras dan kaku (tidak fleksibel)
 Jika dipanaskan akan mengeras
 Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang)
 Tidak dapat larut dalam pelarut apapun
 Jika dipanaskan akan meleleh
 Tahan terhadap asam basa
 Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul
Contoh plastik termosetting adalah bakelit, asbak, fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan
fotografi, radio, dan perekat plywood.

2.7. Proses Pembuatan Polimer

2.7.a. Polimer Adisi

Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen disebut


reaksi adisi. Perhatikan gambar 2.8 yang menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung
ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.
Gambar: Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan
sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron ekstra dari ikatan
rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan untuk membentuk suatu ikatan baru
menjadi monomer yang lain

Menurut jenis reaksi adisi ini monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap
dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain membentuk rantai
panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari
monomer awal. Berdasarkan gambar diatas, yang dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer
yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti
oleh adisi dari monomermonomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak
disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.

2.7.b. Polimer Kondensasi

Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama
atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan
terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl. Di dalam jenis reaksi polimerisasi
yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun
demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu
molekul kecil, seperti air. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua
gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai
tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.

Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
-
bergabung dengan gugus OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Reaksi
kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan pada gambar.
Gambar: Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 diaminoheksana dan
asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut
jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini ada enam atom karbon di
setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.

2.8. Penggolongan Polimer

2.8.a. Homopolimer

Polimer ini terbenuk dari monomer-monomer yang sejenis.

M + M + ….→ - [M-M-M-M] -

monomer polimer

2.8.b. Kopolimer

Polimer ini terbentuk dari monomer-monomer yang jenisnya berbeda dan susunan monomer
yang bergabung.

Kopolimer dibagi lagi menjadi:

1. Kopolimer statistik: kopolimer dengan susunan monomer yang terbentuk tidak beraturan.

- [A – B – B – A – A – A – B – A – A – B – B – B] -

2. Kopolimer blok: susunan monomer yang terbentuk secara teratur dengan jumlah tertentu.

- [A – A – B – B – A – A – B – B – A – A – B – B] -

3. Kopolimer bergantian: susunan monomer yang terbentuk secara bergantian.

- [A – B – A – B – A – B – A – B – A – B – A – B] –

4. Kopolimer bercabang: susunan monomer yang merupakan cabang.


2.7. Manfaat Polimer
Manfaat polimer antara lain:
1. Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan alat-alat kesehatan seperti:
termometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan alat transfusi darah.
2. Dalam bidang pertanian: dengan adanya mekanisasi pertanian.
3. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan seperti peralatan pesawat.
4. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat pelengkap mobil.

2.8. Aplikasi dan Dampak Polimer


Berdasarkan aplikasinya dibagi 3 kelompok yaitu:
- Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis dengan biaya murah dan diproduksi
secara besar - besaran. Polimer komersial pada prinsipnya terdiri dari 4 jenis polimer
utama yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil klorida), dan Polisterena. Polietilena
dibagi menjadi produk massa jenis rendah (< 0,94 g/cm3), dan produk massa jenis tinggi
(> 0,94 g/cm3). Perbedaan dalam massa jenis ini timbul dari strukturnya yakni:
polietilena massa jenis tinggi secara esensial merupakan polimer linier dan polietilena
massa jenis rendah bercabang. Plastik - plastik komoditi mewakili sekitar 90% dari
seluruh produksi termoplastik dan sisanya terbagi diantara kopolimer stirena – butadiena,
kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena (ABS), poliamida dan poliester. Contoh
plastik-plastik komoditi dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel 4.
Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul tetapi harganya mahal.
Konsumsi plastik teknik kimia hingga akhir tahun 1980-an mencapai kira - kira 1,5 x 109
kg/tahun diantaranya poliamida, polikarbonat, asetal, poli(fenilena oksida) dan poliester
mewakili sekitar 99% dari pemasaran. Yang tidak diperhatikan adalah bahan - bahan
berkualitas teknik dari kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena, berbagai polimer
terfluorinasi dan sejumlah kopolimer serta bahan paduan polimer yang meningkat
jumlahnya. Ada banyak kesamaan dalam pasaran plastik - plastik teknik tetapi plastik -
plastik ini dipakai terutama dalam bidang transportasi seperti (mobil, truk, pesawat udara),
konstruksi (perumahan, instalasi pipa ledeng, perangkat keras), barang - barang listrik dan
elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin - mesin industri dan barang- barang konsumsi.
Selain polimer - polimer yang telah diperlihatkan, kopolimer dan paduan polimer
teristimewa yang disesuaikan untuk memperbaiki sifat (mutu) semakin bertambah
jumlahnya. Pemasaran plastik - plastik teknik tumbuh dengan cepat dengan proyeksi
pemakaian yang meningkat hingga 10% per tahun.
Contoh Polimer teknik yang utama dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut:

- Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat spesifik yang
unggul dan dibuat untuk keperluan khusus. Contoh: alat-alat kesehatan seperti
termometer/timbangan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Polimer merupakan molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit
ulangan kimia yang kecil, sederhana, dan terikat oleh ikatan kovalen.
 Penggunaan suatu polimer tergantung pada sifat polimer, sedangkan sifat polimer
ditentukan oleh struktur polimer itu sendiri, maka sangat penting untuk mempelajari
hubungan antara struktur dan sifat polimer.
 Sifat polimer yaitu sifat termal, sifat kelenturan, ketahanan terhadap mikroorganime, dan
sifat lainnya.
 Stress merupakan tegangan, dan strain merupakan regangan.
 Berdasarkan jenis bahan, ukuran dan geometri objek, dan kekuatan yang diterapkan,
deformasi terdiri atas 2 jenis yaitu deformasi elastis dan deformasi plastik.
 Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas.
 Polimer termosetting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas.
Contoh Soal & Pembahasannya

1. Beberapa polimer berikut yang tidak termasuk polimer alam adalah….


a. tetoron
b. selulosa
c. amilum
d. protein
e. enzim
Jawab : B. selulosa
2. Komponen penyusun polimer disebut….
a. rantai karbon
b.  makromolekul
c. monomer
d. molekul
e. unsur
Jawab: D. Molekul
3. Polimer berikut yang tergolong polimer alam adalah….
a. Polietena
b. Polyester
c. Poliisoprena
d. Butadiene stirena
e. Polivinil klorida
Jawab : C. Poliisoprena
4. Terdapat beberapa berikut
1. Polyester
2. Polivinilklorida
3. Bakelit
4. Melanin
5. Nilon
Dari data di atas yang tergolong polimer jenis termoplastik adalah….
a. 1 dan 5
b. 2 dan 5
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
e. 4 dan 5
Jawab: D. 1 dan 3
5. Berikut merupakan jenis polimer berdasarkan susunan monomer, kecuali….
a. Statistic
b. Rangkap
c. Bergantian
d. Blok
e. Bercabang
Jawab: D. Blok
6. Monomer dari nilon adalah….
a. Asam adipat dan 1,6-diaminoheptana
b. Asam metanoat dan 2,5-diaminheksana
c. Asam adipat dan 1,6-diaminoheksana
d. Asam tereftalat dan etilen glikol
e. Asam tereftalat dan 1,6-diaminoheksana
Jawab: E. Asam tereftalat dan 1,6-diaminoheksana
7. Polimer yang dibentuk dari penggabungan monomer asam dan alcohol adalah….
a. Tetoron
b. Nilon
c. Dacron
d. Karet
e. Teflon
Jawab: E Teflon
8. Karet alam merupakan polimer yang terbentuk dari monomer….
a. Etena
b. Propena
c. Asam adipat
d. Vinilklorida
e. Isoprene
Jawab: B. Propena
9. Polimer berikut yang terbentuk melalui polimerisasi kondensasi adalah….
a. Karet buatan
b. PVC
c. Polipropilena
d. Nilon
e. Polietilena
Jawab : C. Polipropilena
10. Perhatikan tabel dibawah ini
No Polimer Reaksi Polimerisasi
Polyester Adisi
1.  
Protein Adisi
2.  
Polivinilklorida Kondensasi
3.  
Dacron Kondensasi
4.  
Nilon Adisi
5.  
Berdasarkan data pada tabel di atas, pasangan antara polimer dan reaksi
pembentukannya yang tepat adalah….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Jawab: C. 3
11. Semua polimer berikut terbentuk sebagai hasil polimerisasi kondensasi, kecuali….
a. Nilon
b. Dacron
c. Tetoron
d. Protein
e. Teflon
Jawab: E. Teflon
12. Molekul lain yang dihasilkan pada reaksi polimerisasi Dacron adalah….
a. HCl
b. HF
c. H2O
d. H2SO4
e. CH3OH
Jawab : B. HF
13. Hal-hal berikut yang tidak benar sehubungan dengan polimerisasi kondensasi adalah….
a. Monomer tidak harus mempunyai ikatan rangkap
b. Paling tidak ada dua monomer yang berbeda
c. Meghasilkan molekul yang lain selain polimer
d. Mr polimer kelipatan dari Mr monomer
e. Monomer mempunyai gugus fungsi pada kedua ujungnya
Jawab : B. Paling tidak ada dua monomer yang berbeda
14. Polimer berikut yang tidak bisa digunakan sebagai bahan plastic adalah….
a. Polietena
b. Nilon
c. Polipropilena
d. Poliamida
e. Politetrafluoroetana
Jawab: B. Nilon
15. Salah satu sifat polimer sintetik yang menjadikan sebagai produk yang kurang ramah
lingkungan adalah….
a. Jika dibakar menghasilkan gas metana
b. Tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
c. Dapat teroksidasi oleh udara sekelilingnya
d. Mudah berkarat
e. Tidak bisa didaur ulang
Jawab: D. Mudah Berkarat

16. Polimer berikut yang berguna untuk membuat peralatan masak adalah ….
A. poliisoprena
B. poliester
C. polivinilklorida
D. politetrafluoroetana
E. Polipropilena
Jawab : A. Poliisoprena
17.  Berikut ini yang merupakan pasingan poimer sintetik adalah…
A.  PVC dan Protein
B.  PVC dan nilon
C.  Karet dan amilum
D.  poliester dan isoprena
E.  Isoprena dan polistirena
Jawaban : B. PVC dan Nilon
18.  Polimer berikut termasuk polimer termoplas, KECUALI…
A.  Darkon                           D.  Bakelit
B.  Paralon                           E.  Nilon
C.  Poliester
Jawaban : D. Bakelit
19.  Polimer dibawah ini yang tersusun dari monomer vinilklorida adalah…
A.  protein                            D.  nilon
B.  PVC                                  E.  darkon
C.  Polipropilen
Jawaban : B. PVC
20.Berikut tabel data polimer dan monomer pembentuknya
No Polimer Monomer
.
1. Polietilena Etena
2. Protein Asam amino
3. Karet alam Isoprena
4. PVC Vinilklorida
5. Amilum Glukosa
Pasangan polimer yang terbentuk melalui proses kondensasi adalah...
A.  1 dan 2                            D.  2 dan 5
B.  1 dan 3                            E.  4 dan 5
C.  2 dan 3
Jawaban : D. 2 dan 5

21. Di bawah ini yang tidak tergolong protein globular adalah ….


A. albumin                               D. timin
B. globulin                               E. protamin
C. histidin
Jawab : B. Globulin
  22. Senyawa di bawah ini termasuk asam amino nonesensial adalah ….
A. alanin                                  D. Leusin
B. arginin                                 E. Metionin
C. glisin
Jawab:C. Glisin
23. Adanya gugus amino dan asam karboksilat menyebabkan asam amino memiliki dua
muatan.Keadaan demikian dinamakan ….
A. amfoter                               D. metaloid
B. zwitter ion                           E. atom netral
C. amfiprotik
Jawab : A. Amfoter
24. Polimer berikut yang termasuk polimer sintetis adalah ….
A. poliisoprena, asam nukleat
B. neoprena, amilum
C. selulosa, protein
D. polivinil klorida
E. protein
Jawab: A. Poliisoprena, asam Nukleat
25. Istilah lain dari bayangan cermin adalah ….
A. enantiomer                             D. polimer
B. stereomer                           E. monomer
C. stereoisomer
Jawab: D. Polimer
Essay:
1. Berilah contoh polimer alam dan polimer sintetis masing-masing lima!
Jawab:
Contoh polimer alam adalah karbohidrat, protein, karet alam, asam
nukleat, dan ensim.
Contoh polimer sintetis adalah plastik, SBR, saran, dan polibuladiena.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ‘Polimer’ !
Jawab:
Suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan
ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer (poly =
banyak; mer = bagian).
3. Sebutkan dan gambarkan strukur beberapa monomer !
Jawab:
vinil klorida : , propena, tetra-fluoroetilena, dan stirena

4. Jelaskan pembagian polimer berdasarkan asalnya beserta contohnya !


Jawab:
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer
buatan. Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum,
selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer
regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang
dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu
(selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana
(monomer) dalam pabrik.
5. Sebutkan perbedaan plastik termoplas dengan plastic termoset !
Jawab:
Plastik termoplas : plastik yang memiliki sifat-sifat khusus, antara lain
lebih mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi
akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau
bercabang tanpa ikatan silang antar rantai.
Plastik termoset :plastik yang mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut
dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam
dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan
struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai.
6. Sebutkan dan jelaskan mekanisme reaksi polimerisasi adisi !
Jawab:
Tahap Inisiasi : yaitu tahap penguraian inisiator dan adisi molekul
monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk.
Tahap Propagasi : terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal
monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi.
Tahap Terminasi : reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh
dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator atau antara radikal
polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan
membentuk polimer dengan berat molekul tinggi
7. Apa perbedaan polimerisasi adisi dengan polimerisasi kondensasi !
Jawab:
Polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi
disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-
monomernya yang membentuk ikatan tunggal.
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer
yang sama atau monomer yang berbeda.
8. Sebut dan jelaskan polimer berdasarkan ketahanannya terhadap panas!
Jawab:

Berdasarkan ketahanannya terhadap panas, senyawa polimer dibedakan menjadi :

a) Polimer Termoplas

Polimer termoplas adalah polimer yang dipanaskan akan menjadi lunak dan akan
menjadi keras bila didinginkan. Polimer ini bisa dibentuk sesuai pola yang diinginkan.
Jika pecah polimer ini bisa disambung lagi dengan cara dipanaskan. Struktur molekul
ini terdiri atas rantai lurus dan panjang tidak ada ikatan silang antarrantai. Contoh:
polietilena, polipropilena, dan PVC.

b) Polimer Termoseting

Polimer termoseting adalah polimer yang semula kenyl menjadi keras bila dipanaskan.
Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali pada saat pembuatannya. Apabila pecah
tidak dapat disambung lagi dengan pemanasan ataupun dicetak ulang dengan
pemanasan. Polimer termoseting terdiri atas ikatan silang antarrantai sehingga
terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku. Contoh: Bakelit, polyester, melamin, dan
formika.

c) Polimer Elastomer

Polimer elastomer merupakan polimer yang menjadi lengket bila dipanaskan. Polimer
ini dapat diubah bentuknya bila diberi gaya, dan kembali seperti semula bila gaya
dihilangkan. Contoh: Karet alam, karet sintetis, dan spons.
9. Jelaskan dampak penggunaan plastik pada lingkungan dan berikan solusi untuk
mengatasinya.!
Jawab:
Plastik tidak dapat membusuk., sampah plastik jika dibakar membahayakan,
karena dapat menghasilkan senyawa dioksin. Solusi yang dapat ditempuh untuk
mengatasinya adalah dengan mengurangi pengguaan plastik, memisahkan sampah
plastik dari sampah organik, jika memungkinkan dapat didaur ulang; sampah plastik
jangandibuang sembarangan ataupun dibakar.
10. Sebutkan kegunaan senyawa berikut.
a. nilon
b. tetoron
c. PVC
Jawab :
Nilon: sebagai bahan pembuatan karpet, kayu imitasi, pralon, alat-alat listrik,
dan film; tetoron sebagai bahan benang dan tekstil, plastik, dan obyek cetakan; PVC
sebagai bahan pembuatan pita perekam magnetik dan serat tekstil.

Anda mungkin juga menyukai