Kelas : 2D-D3/21
NIM : 1831410011
Pertemuan 1 : Pengantar Teknologi Polimer
Pengertian Polimer
Panjang rantai polimer diukur dari jumlah unit ulang yang terdapat pada rantai, umumnya
dikenal sebagai derajat polimerisasi (DPn). Panjang rantai dari suatu polimer berbedabeda.
Oleh karena itu, berat molekul suatu polimer tidak dapat ditentukan secara pasti. Berat
molekul polimer biasanya diambil berdasarkan rata-rata berat molekul (Mw ) atau berat
molekul ratarata jumlah ( Mn ). Berat molekul polimer yang biasa digunakan sebagai
plastik, karet atau serat berkisar antara 10.000 sampai 1.000.000 (Billmeyer,1971).
Sejarah Polimer
Kimiawan Swedia Berzelius pada tahun 1833 untuk pertama kalinya menggunakan kata
polimer. Beberapa puluh tahun terakhir ini industri polimer (polimer sintetik) baru
dikembangkan. Perkembangan industri polimer diawali ketika vulkanisasi berhasil
ditemukan pada tahun 1839 oleh Charles Goodyear berasal dari Amerika Serikat. Sejak saat
itu mulai dikembangkan bermacam-macam modifikasi terhadap polimer, antara lain
dikembangkan selulosa yang dimodifikasi dengan asam nitrat (1870), damar fenolik (1907),
polifenol etena atau polistirena (1930), polietena atau polietilena (1933)
Aplikasi Polimer
Pertemuan 2 : Penamaan, Struktur, dan Sifat Polimer
Struktur Polimer
Dengan adanya struktur polimer yang sangat besar dituntut adanya sistem tata nama yang
sistematis. Seperti contohnya tata cara pemberian nama pada polimer vinil berdasarkan dari
nama monomernya, taktisitasnya dan isomernya.
Nama monomer satu kata : Diawali dengan kata poli untuk nama monomernya.
Nama monomer lebih dari satu kata atau diawali dengan satu huruf (simbol) atau
angka Diawali kata poli pada nama monomer yang diletakkan dalam kurung
Contoh : trans-1,4-poli(1,3-butadiena)
IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar, atau
unit ulang konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit) :
Penamaan Polimer Non Vinil
Tata nama polimer kondensasi (polimer non vinil) umumnya lebih rumit daripada polimer
vinil. Gugus fungsional dari unit ulangan atau monomer mula-mula, penamaan polimernya
akan disesuaikan. Misalnya pada nilon, yang CH CH2 Sekilas Tentang Polimer 33 sering
dinamai dengan nilon-6,6 (66 atau 6/6), secara deskriptif dikatakan poli (heksametilen
adipamida) yang menjelaskan poliamidasi heksametilendiamin atau 1,6-heksandiamin dan
asam adipat, seperti dijelaskan dalam reaksi di bawah ini
Identitas Monomer
Kopolimer = Polimer yang berasal dari lebih dari satu jenis monomer
Rantai polimer
Polimer linear tersusun atas satu rantai panjang yang kontinu, tanpa adanya
percabangan dari rantai tersebut.
Branched Polymer
Branched polymer terdiri atas satu rantai utama yang mempunyai rantai molekul
lebih kecil sebagai cabang.
Cross-linking
Cross-linking dalam polymer terjadi ketika ikatan valensi primer terbentuk antara
moleku-molekul rantai polymer yang terpisah. Selain ikatan dimana monomer
membentuk rantai polymer, ikatan polymer yang lain terbentuk diantara polymer
tetangganya
Ukuran Rantai (Chain Size)
Sifat jenuh polimer sangat bergantung pada ukuran dari rantai polimer. Seperti
kebanyakan molekul, ukuran molekul polimer dapat digambarkan melalui berat
molekul. Berat molekul dapat digambarkan oleh derajat polimerisasi,yaitu jumlah
monomer yang membentuk polimer.
Stereo Polimer
Gaya tarik menarik antara rantai polimer memainkan peranan yang besar
terhadap sifat polimer.
Karena rantai polimer sangat panjang, gaya antar rantai menjadi berlipat ganda
dibandingkan tarik menarik antara molekul biasa.
Gugus samping yang berbeda dapat mengakibatkan polimer berikatan ion atau
ikatan hidrogen pada rantai yang sama.
Semakin kuat gaya akan berakibat naiknya kuat tarik, titik leleh, dan tingkat
kristalinitas
Kekuatan dan titik leleh naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer.
Gaya antarmolekul
Jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer akan menjadi kuat dan
sukar meleleh.
Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan mudah
meleleh
Ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan
membentuk bahan yang keras. Jika ikatan silang semakin banyak maka polimer
semakin kaku dan mudah patah.
Kekuatan (Strength):
Elongation
Modulus
Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah pengukuran sebenarnya dari energi yang dapat diserap oleh suatu
material sebelum material tersebut patah
Koefisien pemuaian panjang pada film dan serat sering terjadi penyusutan karena
panas, karena apabila temperature itu naik, cara pengumpulan molekul berubah oleh
pergerakan termal dari molekul.
Panas jenis
Panas jenis bahan polimer kira-kira 0,25 - 0,55 cal/g/oC yang lebih besar dibandingkan
dengan bahan logam, juga lebih besar dibandingkan dengan keramik. Hal ini
disebabkan karena panas jenis adalah panas yang digunakan untuk pergerakan termal
dari molekul-molekul dalam struktur-strukturnya.
Koefisien hantaran termal adalah harga yang penting bagi bahan polimer sehubungan
dengan panas pencetakan dan penggunaan produknya.
Tg adalah suhu transisi polimer amorft yang ditandai dengan polimer berubah menjadi
keras seperti gelas pada saat dibawah sushu tersebut, kemudian polimer menjadi lunak
jika diatas suhu tersebut. Jika polimer didinginkan dibawah Tg, maka polimer akan
menjadi keras dan rapuh seperti gelas.
Perbedaan Tm dan Tg
Terjadi pada polimer bersifat kristal Terjadi pada polimer bersifat amorf
First order transition, karena melibatkan Second order transition, karena melibatkan
perubahan kapasitas panas dan panas laten perubahan kapasitas panas tetapi tidak ada panas
laten
Berat molekul rata-rata jumlah adalah bilangan atau ukuran jumlah molekul dari setiap
berat dalam sampel uji. Sehingga, berat total dari suatu sampel uji polimer, W = jumlah
berat dari setiap bagian molekul polimer.
Degradasi polimer
Degradasi polimer merupakan perubahan sifat polimer dengan ditandai putusnya rantai
utama atau putusnya ikatan-ikatan pada gugus cabang.
Degradasi polimer menyebabkan terjadinya perubahan dalam sifat kekuatan tarik, warna,
dan bentuk dari suatu polimer
Pada polimer linier, reaksi tersebut mengurangi massa molekul atau panjang rantainya
Penyebab Degradasi
Degrdasi secara kimia terjadi karena adanya reaksi polimer dengan polimer di dekatnya,
sehingga menyebabkan terjadinya pemecahan suatu makromolekul menjadi molekul yang
lebih kecil.
Degradasi Fluoroelastomer
Pada temperatur tinggi, suatu polimer dengan komponen rantai utama yang panjang
akan mengalami peruraian atau degradasi dan bereaksi antara satu dengan lainnya
sehingga polimer mengalami perubahan kimia
Fotodegradasi ialah reaksi pemisahan senyawa karena cahaya. Pada proses ini
membutuhkan suatu fotokatalis berupa bahan semikonduktor.
Degradasi Radiasi
Pada degradasi dengan energi tinggi atau radiasi, contohnya sinar gamma, sinar X atau
partikel, semua unit molekul akan terkena dampaknya jika ada faktor pendukungnya
antara lain aditif, oksigen, kristalin atau pelarut tertentu
Degradasi Mekanis
Degradasi mekanis bisa berlangsung saat pemprosesan maupun ketika produk tersebut
digunakan yaitu dengan adanya gaya geser, dampak benturan, adanya tekanan dan
sebagainya
Biodegradasi adalah perombakan atau pemecahan bahan organik yang dilakukan oleh
mikroba hidup. Perombakan ini bertujuan untuk menghasilkan energi yang digunakan
untuk kelangsungan hidupnya. Perombakan bahan organik tertentu akan terjadi serangkaian
reaksi kimia enzimatik atau biokimia yang dilakukan oleh mikroba tertentu pula dan
keadaan yang sesuai untuk tmbuh kembangnya mikroorganisme tersebut.
Polietilen (PE)
Polietilen (PE) merupakan produk polimer plastik yang paling banyak dipakai
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari plastik tipis (film) yang lunak hingga rompi
anti peluru
Polipropilen
o Polipropilen mempunyai suhu pelelehan lebih tinggi daripada polietilen.
o Polipropilen bisa tahan sampai suhu dibawah 165oC.
o beberapa produk kerumah tangga seperti piring plastik (yang kadang
menerima panas dari nasi) dibuat dari polipropilen.
o Sebagai fiber polipropilen banyak dimanfaatkan untuk karpet dalam rumah
maupun sebagai rumput sintetis untuk pelatihan oleh raga golf
Polistiren (PS)
Beberapa produk seperti boneka, pengering rambut (hair drier) dan beberapa
peralatan dapur dari plastik rata-rata terbuat dari polistirine.
Polimetilmetakrilat (PMMA)
Epoksi (EP)
o Proses pembuatan epoksi resin pada dasarnya dilakukan melalui dua tahap.
Tahap pertama adalah membuat gugus diepoksi.
o Gugus diepoksi dibuat dengan mereaksikan bisfenol A dengan
epikhlorohidrin dalam suasana basa.
o Bila epoksi resin mempunyai struktur molekul raksasa maka produknya
berupa padatan yang teramat keras
Poliimida
Poliimida mempunyai strukrur dasar berupa gugus molekul imida seperti dibawah.
R, R’ dan R’’ merupakan hidrokarbon. Kebanyakan polimer poliimida merupakan
produk atau bahan dengan kekerasan yang tinggi.
Aramid
Produk aramid yang dikenal dengan nama dagang Kevlar dan Nomex
dimanfaatkan antara lain sebagai baju anti peluru, baju tahan panas dan
sebagainya.Polimer yang istimewa oleh karena ketangguhannya terhadap
panas dan juga kekerasannya yang luar biasa
Serat
Memiliki struktur yang seragam dan rapi yang mayoritas berbentuk kristalin
Memiliki kecenderungan ikatan menuju satu arah
Jika dilakukan peregangan ke arah tegak lurus dari arah serat akan mudah patah
Jika ditarik ke arah yang sama dengan alur, maka akan terasa kekuatan serat
Elastomer
Serat (Fiber)
1. Selulosa
polimer yang tergolong high performance fiber.Produk aramid yang dikenal dengan
nama dagang Kevlar dan Nomex sebagai bahan anti peluru.
3. Poliester
o Tg rendah
o Digunakan untuk botol air minuman dalam kemasan
o Digunakan sebagai di industri tekstil
o Tg tinggi
o Dapat digunakan sebagai kemasan makanan
Elastomer
1. Poliisopren
Karet alam,karet sintesis dari isoprena dengan katalisator Zieger-Natta [TiCl4 dan
Al(C2H5)3 ]
1. Polifenilen Sulfida
Polimer termoplastik rekayasa yang banyak dipakai oleh industri kimia seperti
sebagai komponen pompa. Tahan terhadap bebagai bahan kimia yang korosif,
selain juga tahan terhadap gesekan serta panas tinggi struktur kristal dengan suhu
lelehnya tinggi yaitu 285oC. sedikit menyulitkan dalam pemrosesan saat pencetakan
PPS umumnya dibentuk (dengan disuntikkan kedalam cetakan atau molding) pada
suhu diatas 300 oC.
2. Polietersulfon
Selain tahan panas tinggi PES juga sangat stabil bila terkena uap (steam) .PES
banyak dipergunakan dalam proses sterilisasi peralatan kedokteran.
3. Polifenilenoksida
Produk PPO mempunyai kekerasan yang cukup tinggi, namun mudah pecah (getas).
Oleh karenanya PPO umumnya dicampur dengan high impact polistirine (HIPS)
untuk menaikan performa lebih liat juga lebih mudah diproses.
4. Poliketon
Poliketon baru meleleh bila dipanaskan hingga suhu diatas 255 oC.
5. Polimer Fluoro
6. Polielektrolit
Produk polimer spesial dengan karakteristik dapat membentuk ion postif dan
negatif manakala berada dalam air sehingga terjadinya peruraian rantai polimer
dan polimer mengental
7. Polisilan
Produk polisilan berupa polidimetilsilan cukup keras, sulit larut dan tahan panas.
Polimer anorganik yang mengacu pada senyawa Germanium (Ge) dan Stanum (Sn).
Polimer anorganik yang memiliki aplikasi sebagai konduktor listrik
9. Polifosfazen
Rantai utama terdapat dua jenis atom yaitu atom P dan atom N
Polimer kristal cair (liquid crystal polymer, LCP). Diaplikasikan pada layar LCD
(liquid crystal display). Kreasi awal mengenai LCP ditemukannya poliester kristal
cair dengan nama dagang Vectra dan nama dagang Xydar.
11. Plastikbio
Bioplastik yaitu jenis plastik yang dapat diurai alam (biodegradable).terbuat dari
bahan dasar seperti hasil pertanian misalnya yang merupakan renewable resources .
Pembentukan polimer yang berdasarkan reaksi adisi, dan terjadi pada monomer
yang mempunyai ikatan rangkap yang ditandai dengan terbukanya ikatan rangkap
menjadi ikatan tunggal .
Mekanisme reaksi polimerisasis adisi dapat melalui radikal bebas:
Bersifat step reaction dimana rantai polimer yang sedang tumbuh (growing
chain) dapat saling bereaksi dan ada sisa atau hasil samping
Reaksinya lebih lambat
Reaksinya berhenti saat kehabisan gugus fungsional
Reaksinya satu per satu
Polimerisasi koordinasi banyak terdapat pada gugus olefin dimana dalam prosesnya
menggunakan kombinasi katalisator dan ko-katalisator. Katalisator yang dipakai
merupakan logam transisi dari grup IV s/d VIII, sedang ko-katalisator adalah
organometalik dari grup Is/d III.Kataliastor Ziegler-Natta merupakan campuran
katalisator dan ko-katalisator yang banyak dipakai dalam polimerisasi
koordinasi untuk memproduksi poliropilen dan polietilen. Salah satu contoh adalah
campuran antara TiCl3 dan AL(C2H5)2Cl atau TiCl4 dan AL(C2H5)3 .
Sumber Pustaka
F.W. BillMeyer, Textbook of Polimer Science, New York: John Wiley & Sons,
1984.
R. A.F. Siburian dkk., Polimer: Ilmu Material, Medan: USU Press, 2017.
Tao, C., Gao, M.-H., Yin, B.-H., Li, B., Huang, Y.-P., Xu, G., and Bao, J.-J.
(2017). A Promising TPU/PEO Blend Polymer Electrolyte for All-Solid-State
Lithium Ion Batteries. Electrochimica Acta, 257:31–39. DOI:
A.S. Seto dan A.M. Sari. (2013) Pembuatan Selulosa Asetat Berbahan Dasar
Nata De Soya, Konversi, Vol. 2 No. 2: hal 1-11.