Anda di halaman 1dari 10

POLIMER

Pengertian Polimer

Pengertian polimer adalah suatu makromolekul atau molekul raksasa yang


tersusun atas beberapa monomer (molekul-molukul kecil yang sederhana).
Molekul kecil atau monomer yang menyusun polimer dapat berupa senyawa
berikatan rangkap maupun senyawa yang memiliki gugus fungsional.

Sifat-Sifat Polimer

Polimer merupakan makromolekul yang terdiri atas banyak kelas material alami
dan sintetik dan memiliki sifat yang berbeda beda. Perbedaan kedua material
tersebut terletak pada mudah tidaknya sebuah polimer didegradasi atau
dirombak oleh mikroba.

Berikut adalah perbedaan sifat sifat yang dipengaruhi oleh struktur polimernya,
antara lain:

 Panjang Rantai Polimer


 Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya
semakin tinggi.
 Gaya Antar Molekul
 Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan
menjadi kuat dan sukar (sulit) meleleh.
 Percabangan
 Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan
mudah meleleh.
 Ikatan Silang Antar Rantai Polimer
 Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh
sehingga mudah patah. Hal tersebut dikarenakan Ikatan silang antar rantai
polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk
bahan yang keras.
 Sifat Kristalinitas rantai polimer
 Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih
tahan terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang memiliki
sifat kristalinitas tinggi adalah polimer dengan struktur teratur, sedangkan
polimer berstruktur tidak teratur cenderung memiliki kristanilitas rendah
dan bersifat amorf (tidak keras).

Sifat Polimer

Secara umum polimer memiliki sifat sifat sebagai berikut:

 Sifat Termal
 Polimer sebagai isolator memiliki sifat termal yang baik meskipun
polimer bukan merupakan konduktor. Jika ditinjau dari jenisnya, polimer
yang dipanaskan ada yang menjadi lunak namun ada juga yang menjadi
keras. Perubahan ini penting untuk bahan komponen tertentu.
 Sifat Kelenturan
 Karena bersifat lentur, polimer mudah diolah menjadi produk yang
diinginkan. Namun, polimer alam lebih diolah sesuai dengan keinginan
dibandingkan polimer sintetis.
 Sifat Ketahanan Terhadap Organisme
 Sifat ini biasanya dimiliki oleh polimer sintetis. Sedangkan polimer alam
seperti sutra, wol, dan polimer alam lainnya tidak tahan terhadap
mikroorganisme.
 Lalu Polimer juga bersifat Ringan, Tahan terhadap Korosi dan
Dimensinya Stabil.
Klasifikasi dan Struktur Polimer

Struktur polimer dapat dibedakan berdasarkan penggolongannya.


Penggolongan polimer terdiri dari:

1. Berdasarkan Asalnya

Polimer berdasarkan asalnya dibedakan menjadi 2 yaitu dari alam dan


sintetik

 Polimer alam adalah senyawa yang jumlahnya terbatas dan


dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. Polimer alam
bersifat kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena
pemanasan dan sukar dibentuk.
 Contohnya dapat berupa protein, amilum, glikogen, selulosa, karet
alam (poliisoprena), asam nukleat.
 Polimer sintetik adalah polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi
disintesis dari monomer-monomernya. Polimer ini sengaja dibuat di
untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier manusia.
 Contoh polimer sintetik berupa polietena, polivinilklorida,
polipropilena, tetrafloroetilena.

2. Berdasarkan Jenis Monomernya

Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan menjadi dua macam


yaitu:

 Monopolimer
 Monopolimer adalah polimer yang terdiri dari monomer-monomer
sejenis dengan struktur A – A – A – A – A.
 Contohnya dapt berupa polietilena, polistirena, polipropilena, PVC,
amilum, teflon, selulosa dan poliisoprena.
 Kopolimer
 Kopolimer adalah polimer yang terdiri dari dua atau lebih monomer
yang tidak sejenis dengan struktur A – B – A – B – A – B. Polimer jenis
ini sendiri terdiri atas 4 jenis, yaitu:
1. Kopolimer bergantian adalah kopolimer yang memiliki
beberapa kesatuan ulang yang berbeda berselang-seling
adanya dalam rantai polimer. Strukturnya meliputi A-B-A-B-A.
2. Kopolimer balok adalah kopolimer yang memiliki suatu
kesatuan berulang berselang-seling dengan kesatuan berulang
lainnya dalam rantai polimer. Strukturnya berupa A-A-AA-B-B-
B-B-A-A-A-A.
3. Kopolimer tidak beraturan adalahpolimer dengan jumlah
satuan berulang yang berbeda dan tersusunsecara acak dalam
rantai polimer. Strukturnya berupa A-B-A-A-B-B-A-A.
4. Kopolimer tempel atau grafit adalah kopolimer yang memiliki
satu macam kesatuan berulang menempel pada polimer tulang
punggung lurus yang mengandung hanya satu maca kesatuan
berulang dari satu jenis monomer. Strukturnya yaitu A-A-A-A-
A-A.

3. Berdasarkan Sifat Kekekalannya

Berdasarkan sifat kekekalannya, polimer dibedakan menjadi 2 macam,


yaitu:

1. Polimer Termoplastik adalah polimer yang tidak tahan panas


sehingga akan meliat jika dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai
dengan keinginan.
2. Polimer Termoset adalah polimer tahan panas yang tidak akan meliat
(melelleh) jika dipanaskan.
3. Berbeda dengan polimer termoplastik, polimer ini sangah mudah
dibentuk sesuai keinginan.

4. Berdasarkan Susunan Rantainya

Berdasarkan susunan rantainya, polimer dibedakan menjadi 3 macam,


yaitu:

1. Polimer Linier adalah polimer yang tersusun satu sama lain melalui
unit ulang yang sama sehingga membentuk rantai polimer yang
panjang. Polimer linier biasanya bersifat padat pada temperatur
normal dan dapat larut dalam beberapa pelarut. Contohnya PVC,
polietelena, nylon 66, dsb.
2. Polimer Bercabang adalah polimer yang terbentuk jika polimer linier
membentuk cabang.
3. Polimer Berikatan Silang (Cross-linking) adalah polimer yang
terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu
sama lain pada rantai utamanya. Jika sambungan silang polimer
terjadi dengan ikatan kimia antara rantainya akan terbentuk
sambung silang tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan tiga
dimensi (three-dimension network).

Pembentukan Polimer

Pembentukan polimer adalah penggabungan beberapa monomer hingga


terbentuk suatu molekul raksasa atau makromolekul (polimer). Reaksi
pembentukan ini disebut dengan polimerasi. Berdasarkan jenis reaksi yang
terjadi, polimerasi ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu Polimerasi
Adhisi dan Polimerasi Kondensasi.

1. Polimerasi Adhisi

Pengertian Polimerasi adhisi adalah suatu reaksi pemebentukan polimer


dengan prinsip pemutusan ikatan rangkap (tidak jenuh) diikuti oleh adhisi
(penggabungan) dari monomer-monomernya yang membentuk ikatan
tunggal.

Pada reaksi ini, molekul molekul H₂O atau NH₃ sebagai hasil sampingan
tidak terbentuk. Pada prinsipnya, polimerasi adhisi ini melibatkan reaksi
rangkap seperti berikut:

1. Tahap Inisiasi adalah tahap pembentukan pusat-pusat aktif.


2. Tahap Propagasi adalah tahap pembentukan rantai lewat adisi
monomer secara berkelanjutan.
3. Tahap Terminasi adalah tahap deaktivasi pusat aktif.
Contoh polimerasi adhisi yaitu pembentukan polietilena.
Sehingga dapat kita smpulkan bahwa pada reaksi adhisi, monomer-monomer
yang mengandung ikatan rangkap akan bergabung, tiap monomer akan masuk ke
monomer yang lain hingga membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan
dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal.

2. Polimerasi Kondensasi

Pengertian Polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari


monomer-monomer yang memiliki dua gugus fungsional baik pada monomer
yang sama ataupun berbeda, ataupun monomernya mempunyai gugus fungsi -
COOH,-OH,-NH2.

Apabila monomer-monomer tersebut berikatan, akan terjadi reduksi pada gugus


fungsionalnya sehingga terjadi pelepasan molekul-molekul kecil seperti H₂O atau
CH₃OH (metanol).

Contoh reaksi polimerasi kondensasi bisa kita pelajari pada pembentukan nylon
66 dari 1,6-diaminoheksana (heksametilen diamin) dengan asam 1,6-
heksanadioat (asam adipat). Untuk lebih memahami reaksi tersebut, anda dapat
perhatikan reaksi dibawah ini

Tatanama Polimer

Jika kita ditinjau dari strukturnya, jumlah polimer sangat banyak. Untuk
memudahkan dalam membedakan tiap-tiap polimer maka dibuatlah tata nama
polimer. Tata nama polimer dibedakan menjadi 2 yaitu polimer vinil dan polimer
non vinil.
Tata Nama Polimer Vinil

Tatanama polimer vinil didasarkan atas monomer (nama sumber atau umum),
taktisitas, dan isomer.

 Monomer
Penamaan monomer satu kata yakni dengan melekatkan awalan poli- pada
nama monomer. Contohnya polistirena dan polietilena. Penamaan
monomer lebih dari satu yaitu dengan didahului sebuah huruf atau angka,
kemudian diikuti nama monomer yang diletakkan dalam kurung.
Contohnya poli (asam akrilat), poli(1-pentena).
 Taksisitas
Dalam taksisitas, penamaan polimer diawali dengan huruf “i” untuk
isotaktik atau “s” untuk sindiotaktik sebelum poli.
Contohnya seperti, i-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas
isotaktik).
 Isomer
Isomer suatu polimer dapat ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis
atau trans dan 1,2- atau 1,4- sebelum poli.
Contohnya trans-1,4-poli (1,3 butadiena).

Menurut IUPAC tatanama polimer vinil dapat diturunkan dari struktur unit dasar
atau unit ulang konstitusi dan harus memenuhi tahapan berikut ini:

1. Pengidentifikasian unit struktural terkecil (CRU).


2. Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan
ditulis prioritasnya menurun dari kiri ke kanan.
3. Substituen-substituen diberi nomor dari kiri ke kanan.
4. Nama CRU (diletakkan dalam kurung biasa) dan diawali dengan poli.

Berikut dibawah ini adalah contoh tabel tatanama polimer menurut IUPAC:

Nama Sumber (Monomer) IUPAC


Polietilena Poli(metilena)
Politetrafluoroetilena Poli(difluorometilena)
Poli(asam akrilat) Poli(1-karboksilatoetilena)
Poli(1-pentena) Poli[1-(1-propil)etilena]

Tata Nama Polimer Non-Vinil

Tata nama polimer non-vinil cenderung lebih sulit. Adapun prinsip tatanama
polimer non-vinil adalah polimer-polimer ini biasanya dinamai sesuai dengan
monomer mula-mula.

Contonya seperti nylon, umumnya disebut nylon-6,6 dan akan lebih deskriptif
disebut poli(heksametilen adipamida) yang menunjukkan poliamidasi
heksametilendiamin (disebut juga 1,6-heksan diamin) dengan asam adipat.

Sedangkan untuk tatanama polimer yang diturunkan dari lebih satu jenis
monomer atau dikenal dengan istilah kopolimer dinamai sesuai dengan
rekomendasi dari IUPAC. Cara tersebut adaalah dengan menggabungkan istilah
konektif yang ditulis miring antara nama-nama monomer yang dimasukkan
dalam kurung atau antara dua atau lebih nama polimer.

Contohnya dapat dilihat dengan mengamati tabel dibawah ini

Jenis Kopolimer Konektif IUPAC

Tak dikhususkan -co- Poli[stirena-co-(metilmetakrilat)]

Statistik -stat- Poli(stirena-stat-butadiena)

Random/acak -ran- Poli[etilen-ran-(vinil asetat)

Alternating -alt- Poli(stirena-alt-(maleat anhidrida)]

Alternating -blok- Polistirena-blok-polibutadiena

Graft -graft- Polibutadiena-graft-poli


(cangkok/tempel)

Manfaat Polimer
Polimer ini sangat berguna bagi kehidupan manusia khususnya dalam kegiatan
sehari hari manusia. Adapun pemanfaatan polimer diantaranya, yaitu:

1. Polietilena

Pengertian monomer polietilena adalah etilena dengan rumus kimianya


CH2=CH2. Sifat polimer ini yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
beracun. Pemanfaatan polietilena dalam kehidupan sehari-hari adalah
digunakan sebagai pembuatan kantong palastik dan pembungkus kabel plastik
lembaran.

2. Poli Vinil chlorida (PVC)

Pengertian PVC adalah polimer yang bersifat kuat dan keras dengan monomer
Vinil klorida (CH2=CHCI).

PVC dimanfaatkan dalam pembuatan pipa, pelapis lantai, dan selang.

3. Nilon

Nilon memiliki monomer berupa asam adipat dan heksametilendianima.

Nilon bersifat kuat dan elastis dan banyak digunakan dalam pembuatan jala,
jas hujan, tenda, dan lainnya.

4. Polistirena

Polimer ini bersifat lebih kuat dan keras dibandingkan polimer lainnya.
Monomernya ialah stirena (C6H5-CH=CH2). Polimer ini banyak dimanfaatkan
dalam pembuatan gelas minuman ringan, kemasan makanan dan lainnya.

5. Serat Akrilat atau Orlon Sifat

Pengertian Serat Akrilat adalah akrilonitril (CH2=CH-CN). Karena sifat polimer


ini yang elastis dan kuat sehingga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan
baju wol, kaos kaki, karpet, dan lainnya.

6. Polipropilen
Polipropilen bersifat lebih kuat daripada polietilena. Monomer polimer ini
adalah propilena (CH2=CH-CH3). Kegunaan polipropilen adalah bahan baku
dalam pembuatan kantong plastik, tali, botol, dan lain sebagainya.

7. Teflon

Teflon banyak digunakan sebagai pelapis tangki di pabrik kimia, pelapis panci
anti lengket, dan masih banyak lagi. Teflon bersifat kuat, tidak lengket, dan
tahan panas. Monomer polimer teflon adalah tetrafloroeten (CF2=CF2).

8. Flexiglass atau Polimetilmetakrilat (PMMA)

Flexiglass bersifat bening, ringan dan keras dan banyak digunakan dalam
pembuatan kaca jendela pesawat terbang, lampu belakang mobil, dan lain
sebagainya. Monomer PMMA adalah metil metakrilat (CH2=CHCN).

Penggunaan polimer sintesis dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak


dibandingkan dengan penggunaan polimer alam. Adapun polimer sintesis yang
digunakan kebanyakan merupakan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme. Sehingga barang-barang tersebut menumpuk dalam
bentuk sampah yang tidak dapat membusuk yang akibatnya dapat
menyebabkan sumbatan pada saluran air yang berdampak dan memicu
terjadinya banjir. Selain itu, barang-barang dengan bahan baku polimer
sintesis tidak boleh dibakar karena akan menghasilkan senyawa dioksin, yaitu
suatu gas beracun yang bersifat karsiogenik sehingga meningkatkan faktor
resiko terjadinya kanker.

Anda mungkin juga menyukai