Anda di halaman 1dari 25

POLIMER

Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul)


yang merupakan gabungan dari monomer-monomer.
polimer mempunyai massa molekul relatif yang
sangat besar, yaitu sekitar 500-10.000 kali berat
molekul unit ulangnya
SIFAT-SIFAT POLIMER
polimer bahan sintetik akan lebih
sulit diuraikan oleh mikroorganisme
dibanding polimer bahan alami.
Perbedaan sifat-sifat polimer
tersebut dipengaruhi oleh struktur
polimernya, yang meliputi:
a. Panjang rantai polimer
Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh
senyawanya semakin tinggi.
b. Gaya antar molekul
Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka
polimer akan menjadi kuat dan sukar meleleh.
c. Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang
rendah dan mudah meleleh.
d. Ikatan silang antar rantai polimer
Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku
dan rapuh sehingga mudah patah. Hal tersebut dikarenakan
Ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya
jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras.
e. Sifat kristalinitas rantai polimer
Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai
polimer akan lebih kuat dan lebih tahan
terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim.
Biasanya yang memiliki sifat kristalinitas tinggi
ialah polimer dengan struktur teratur,
sedangkan polimer berstruktur tidak teratur
cenderung memiliki kristanilitas rendah dan
bersifat amorf (tidak keras).
Secara umum polimer memiliki beberapa sifat
seperti berikut:
a. Sifat Termal
Polimer sebagai isolator memiliki sifat termal yang baik meskipun polimer
bukanlah konduktor. Jika ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan
ada yang menjadi lunak namun ada pulak yang menjadi keras. Perubahan
ini penting untuk bahan komponen tertentu.

b. Sifat Kelenturan
Karena sifatnya lentur, polimer mudah diolah menjadi produk yang
diinginkan. Namun, polimer alam lebih untuk diolah sesuai keinginan
dibandingkan polimer sintetis.

c. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme


Sifat ketahanan terhadap mikroorganisme ini biasanya dimiliki oleh
polimer sintetis. Sedangkan polimer alam seperti sutra, wol, dan polimer
alam lainnya tidak tahan terhadap mikroorganisme.
b. Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis
Monomernya

a. Homopolimer, merupakan polimer yang terdiri


dari monomer-monomer sejenis dengan struktur
A A A A A . Contohnya dapt
berupa polietilena, polistirena, polipropilena,
PVC, amilum, teflon, selulosa dan poliisoprena.
b. Kopolimer, merupakan polimer yang terdiri dari
dua atau lebih monomer yang tidak sejenis
dengan struktur A B A B A B .
Polimer jenis ini sendiri terdiri atas 4 jenis, yaitu:
Polimer jenis ini sendiri terdiri atas 4 jenis, yaitu:

a. Kopolimer bergantian, merupakan kopolimer yang


memiliki beberapa kesatuan ulang yang berbeda
berselang-seling adanya dalam rantai polimer. Strukturnya
meliputi ...-A-B-A-B-A-...
b. Kopolimer balok, merupakan kopolimer yang memiliki
suatu kesatuan berulang berselang-seling dengan kesatuan
berulang lainnya dalam rantai polimer. Strukturnya berupa
...-A-A-AA-B-B-B-B-A-A-A-A-...
c. Kopolimer tidak beraturan, merupakan dengan jumlah
satuan berulang yang berbeda dan tersusunsecara acak
dalam rantai polimer. Strukturnya berupa ...-A-B-A-A-B-B-
A-A...
d. Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang memiliki
satu macam kesatuan berulang menempel pada polimer
tulang punggung lurus yang
Penggolongan polimer berdasarkan asalnya :
1. polimer alam : yang berada dialam dan berasal
dari mahkluk hidup
2. polimer sintesis / buatan : polimer yang tidak
terdapat di alam dan harus dibuat terlebih
dahulu oleh manusia.

Reaksi pembentukan polimer disebut reaksi


polimerisasi
Dua jenis polimerisasi
1. Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk melalui reaksi adisi dari
berbagai monomer

Contoh
polistirena (karet ban),
polietena (plastik)
poliisoprena (karet alam),
politetraflouroetena (teflon),
PVC, dan poliprepilena (plastik).
2. Polimerisasi kondensasi
polimer yang terbentuk karena monomer-monomer saling
berikatan dengan melepaskan molekul kecil.

Contoh
pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer
berbeda yaitu urea dan metanal. Dua molekul metanal
bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul
disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit,
poliuretan, poliamida, (melamin), poliester (nilon), teteron, dan
protein.
Penggolongan polimer
Berdasarkan asal polimer:
Polimer alam:
polimer yang tersedia secara alami di alam.
Contoh: karet alam (dari monomer-monomer 2-
metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari
monomer-monomer glukosa), protein (dari
monomer-monomer asam amino), amilum
Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis
indukstri/pabrikan. Contoh: nilon (dari asam
adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil
klorida), polietilena, poliester (dari diasil klorida
dengan alkanadiol)
Berdasarkan jenis monomer:
Homopolimer : terbentuk dari monomer-
monomer sejenis.
Contoh : polisterina, polipropilena, selulosa, PVC,
teflon.
Kopolimer : terbentuk dari monomer-monomer
yang tak sejenis.
Contoh: nilon 66, tetoron, dakron, protein (dari
berbagai macam asam amino), DNA (dari
pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat),
bakelit (dari fenol dan formaldehida),
melamin (dari urea dan formaldehida)
Berdasarkan penggunaan polimer:
Serat : polimer yang dimanfaatkan sebagai
serat. Misalnya: untuk kain dan benang.
Contoh : poliester, nilon, dan dakron.
Plastik : polimer yang dimanfaatkan untuk
plastik.
Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polisterina,
dan polipropilena.
Berdasarkan sifatnya terhadap panas:
Polimer termoplas/termoplastis : polimer
yang melunak ketika dipanaskan dan dapat
kembali ke bentuk semula.
Contoh : PVC, polietilena, polipropilena
Polimer termosetting: polimer yang tidak
melunak ketika dipanaskan dan tidak dapat
kembali ke bentuk semula.
Contoh : melamin, selulosa

Anda mungkin juga menyukai