Jawab
A. Hubungan selaras adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis
batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak
terdapat selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di
lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau
hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.
B. Ketidak selarasan batuan adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan
lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak
menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam
geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu :
b.Semua ketebalan lapisan batuan atau singkapan batuan diukur dengan tongk
at tersebut. Oleh sebab itu, maka tongkat diberi cat berwarna selang-seling
merah-putih, setiap selang10 cm. Salah satu ujung tongkat dibuat kunci gagar
mudah dalam menancapkan ketanah, dan ujung yang lain untuk menempatkan
clinometer.
5.Lakukan hal yang sama untuk urutan berikutnya, sampai sasaran titik akhir
selesai.
6.Ketebalan keseluruhan penyusun kolom lithologi adalah merupakan jumlah
ketebalan masing-masing segmen.
•Metode ini mempergunakan alat yang sangat sederhana, hanya dengan seutas
tali yang panjangnya tidak lebih dari 5 meter saja.
•Panjang tali dibagi menjadi segmen-segmen, yang masing-masing segmen
mempunyai ukuran panjang 10 cm.
•Hal khusus tersebut antara lain pada bentang alam atau morfologi yang datar,
tidak ada singkapan batuan yang masih segar (sudah mengalami pelapukan),
tertutup oleh soil yang cukup tebal.
6. Cara pembuatan peta geologi yaitu:
Pada dasarnya tahapan kerja pemetaan geologi lapangan dapat dibagi menjadi 4
(empat) tahap yaitu:
1). Tahap Persiapan;
2). Tahap Penelitian Lapangan;
3). Tahap Kegiatan Studio dan
4). Tahap Pelaporan.
Pada gambar 12-1 diperlihatkan bagan diagram alir dari kegiatan pemetaan
geologi, yaitu dimulai dari kegiatan persiapan yang meliputi penafsiran citra
indraja/potret udara, analisa peta topografi, pola aliran sungai, mempersiapkan
perlengkapan lapangan dan studi literatur. Pada tahap ini akan menghasilkan
Peta Interpretasi Citra Indraja/Potret Udara, Peta Dasar Kerja Lapangan dan
Perlengkapan lapangan yang sesuai dengan kondisi medan. Tahap penelitian
lapangan terdiri dari pengamatan geologi disepanjang sungai atau jalan setapak
dimana singkapan-singkapan batuan tersingkap, melakukan pengumpulan dan
perekaman data geologi, pengambilan contoh dan pengeplotan pada peta dasar.
Pada tahap ini akan dihasilkan Peta Geologi Sementara, Peta Lokasi Data, Peta
Lokasi Contoh dan Contoh Batuan. Tahap kegiatan studio meliputi penelitian
laboratorium terhadap contoh batuan yaitu petrologi, sedimentologi, geokimia,
paleontologi, pentarikhan radiometri, analisa struktur geologi dan verifikasi
hasil penafsiran citra dengan data lapangan. Hasil dari kegiatan studio berupa
database yang sudah diverifikasi. Tahap pelaporan menghasilkan peta geologi
dengan penjelasannya.
7. Ciri-ciri sesar dilapangan yaitu:
Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong tiba-tiba)
Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
Kenampakan khas pada bidang sesar seperti cermin sesar, gores garis
Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar,
horses, atau slices, milonit
Silisifikasi dan mineralisasi sepangjang zona sesar
Perbedaan fasies sedimen
Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp),
triangular facet, dan terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan
structural.
8. Hukum “V” adalah hukum yang menjelaskanhubungan antara lapisan
yang mempunyai kemiringan dengan topografi ber-relief dan
kenampakannya dari udara. Hukum V sangatmembantu para geologist
untuk mengetahui penyebaran batuan. Berikut gambar beserta
penjelasan dari aturan hukum V:
Tugas Pendahuluan
Fieldtrip Stratigrafi
Oleh:
Husni Rahim
R1C116069
Kendari
2018