Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN POLIMER

Polimer merupakan suatu makromolekul atau disebut juga molekul raksasa yang
tersusun atas beberapa monomer (molekul-molukul kecil yang sederhana). Molekul
kecil/monomer yang menyusun polimer dapat berupa senyawa berikatan rangkap
maupun senyawa yang  memiliki gugus fungsional.

SIFAT-SIFAT POLIMER

Polimer merupakan makromolekul yang terdiri atas banyak kelas material alami dan
sintetik dengan sifat-sifat yang sangat beragam. Perbedaan kedua material tersebut
terletak pada mudah tidaknya sebuah polimer didegradasi atau dirombak oleh
mikroba. Biasanya, polimer bahan sintetik akan lebih sulit diuraikan oleh
mikroorganisme dibanding polimer bahan alami. Perbedaan sifat-sifat polimer
tersebut dipengaruhi oleh struktur polimernya, yang meliputi:
a. Panjang rantai polimer
Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya semakin
tinggi.

b. Gaya antar molekul


Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan menjadi
kuat dan sukar meleleh.

c. Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan mudah
meleleh.

d. Ikatan silang antar rantai polimer


Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh sehingga
mudah patah. Hal tersebut dikarenakan Ikatan silang antar rantai polimer
menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras.
e. Sifat kristalinitas rantai polimer
Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih tahan
terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang memiliki sifat kristalinitas
tinggi ialah polimer dengan struktur teratur, sedangkan polimer berstruktur tidak
teratur cenderung memiliki kristanilitas rendah dan bersifat amorf (tidak keras).
e. Sifat kristalinitas rantai polimer
Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih tahan
terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang memiliki sifat kristalinitas
tinggi ialah polimer dengan struktur teratur, sedangkan polimer berstruktur tidak
teratur cenderung memiliki kristanilitas rendah dan bersifat amorf (tidak keras).
Secara umum polimer memiliki beberapa sifat seperti berikut:
a. Sifat Termal
Polimer sebagai isolator memiliki sifat termal yang baik meskipun polimer bukanlah
konduktor. Jika ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan ada yang menjadi
lunak namun ada pulak yang menjadi keras. Perubahan ini penting untuk bahan
komponen tertentu.

b. Sifat Kelenturan
Karena sifatnya lentur, polimer mudah diolah menjadi produk yang diinginkan.
Namun, polimer alam lebih untuk diolah sesuai keinginan dibandingkan polimer
sintetis.

c. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme


Sifat ketahanan terhadap mikroorganisme ini biasanya dimiliki oleh polimer sintetis.
Sedangkan polimer alam seperti sutra, wol, dan polimer alam lainnya tidak tahan
terhadap mikroorganisme.

d. Sifat Lainnya
Sifat lain yang dimiliki polimer di antaranya, yaitu:
 Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil;
 Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif;
 Dimensinya stabil karena memiliki berat molekul besar; dan lainnya.

KLASIFIKASI DAN STRUKTUR POLIMER


Struktur polimer dibedakan berdasarkan penggolongannya. Pada prinsipnya,
penggolongan polimer terdiri atas:

a. Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya


Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
 Polimer alam, merupakan senyawa yang jumlahnya terbatas dan dihasilkan
dari proses metabolisme mahluk hidup. Sifat polimer ini ialah  yang kurang
stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan dan sukar dibentuk.
Contohnya dapat berupa protein, amilum, glikogen, selulosa, karet alam
(poliisoprena), asam nukleat.
 Polimer sintetik, merupakan polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi
disintesis dari monomer-monomernya. Polimer ini sengaja dibuat  di  untuk
memenuhi kebutuhan sekender dan tersier manusia. Contohnya berupa polietena,
polivinilklorida, polipropilena, tetrafloroetilena.

b. Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya


Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
 Homopolimer, merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer sejenis
dengan struktur ———A – A – A – A – A ———. Contohnya dapt berupa
polietilena, polistirena, polipropilena, PVC, amilum, teflon, selulosa dan
poliisoprena.
 Kopolimer,merupakan polimer yang terdiri dari dua atau lebih monomer yang
tidak sejenis dengan struktur —A – B – A – B – A – B —. Polimer jenis ini sendiri
terdiri atas 4 jenis, yaitu:

1. Kopolimer bergantian, merupakan kopolimer yang memiliki beberapa

kesatuan ulang yang berbeda berselang-seling adanya dalam rantai polimer.

Strukturnya meliputi ...-A-B-A-B-A-...

2. Kopolimer balok, merupakan kopolimer yang memiliki suatu kesatuan

berulang berselang-seling dengan kesatuan berulang lainnya dalam rantai

polimer. Strukturnya berupa ...-A-A-AA-B-B-B-B-A-A-A-A-...


3. Kopolimer tidak beraturan, merupakan dengan jumlah satuan berulang

yang berbeda dan tersusunsecara acak dalam rantai polimer. Strukturnya

berupa ...-A-B-A-A-B-B-A-A...

4. Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang memiliki satu macam

kesatuan berulang menempel pada polimer tulang punggung lurus yang

mengandung hanya satu maca kesatuan berulang dari satu jenis monomer.

Strukturnya yakni ...A-A-A-A-A-A...


c. Penggolongan Polimer berdasarkan sifat kekenyalannya
Berdasarkan sifat kekenyalannya, polimer dibedakan menjadi:
 Polimer Termoplastik, yaitu polimer yang tidak tahan panas sehingga akan
meliat jika dipanaskan dan dapat dibentuk sesuai dengan keinginan.
 Polimer Termoset, yaitu polimer tahan panas yang tidak akan meliat (melelleh)
jika dipanaskan. Berbeda dengan polimer termoplastik, polimer ini sangah mudah
dibentuk sesuai keinginan.
d. Penggolongan Polimer berdasarkan bentuk susunan rantainya
Berdasarkan bentuk susunan rantainya, polimer dibedakan menjadi:
1. Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun satu sama lain melalui unit ulang
yang sama sehingga membentuk rantai polimer yang panjang. Polimer ini
biasanya bersifat padat pada temperatur normal dan dapat larut dalam beberapa
pelarut. Contohnya PVC, polietelena, nylon 66, dsb.
2. Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika polimer linier
membentuk cabang.
3. Polimer Berikatan Silang (Cross-linking), yaitu polimer yang terbentuk karena 
beberapa  rantai  polimer  saling  berikatan  satu  sama  lain  pada rantai
utamanya. Jika sambungan silang polimer terjadi dengan ikatan kimia antara
rantainya akan terbentuk sambung silang tiga dimensi yang sering disebut
polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network).

Anda mungkin juga menyukai