Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………… 2

2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………… 2

3. Tujuan……………………………………………………………………………………………….. 2

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Pengertian Polimer……………………………………………………………………………. 3

2. Jenis Polimer……………………………………………………………………………………… 3

3. Sifat Polimer……………………………………………………………………………………….3

4. Contoh Polimer…………………………………………………………………………………..4

5. Kegunaan Polimer……………………………………………………………………………… 9

6. Proses Pembuatan…………………………………………………………………………….. 10

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA

Halaman. 1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Sebagian besar dari
masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak
digunakan didalam kehidupan sehari-hari memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat
namun, membutuhkan waktu lama.

Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak digunakan
dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan
nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein,
dan asam nukleat, juga merupakan polimer.

1.2 Rumusan Masalah

1). Apa yang dimaksud dengan pengertian polimer?

2). Apa saja jenis-jenis polimer?

3). Bagaimana sifat polimer?

4). Apa saja kegunaan polimer?

5). Bagaimana membuat polimer?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu,

1). Untuk mengetahui apa itu polimer.

2). Untuk mengetahui jenis-jenis polimer.

3). Untuk mengetahui sifat polimer.

4). Untuk mengetahui kegunaan polimer.

5). Untuk mengetahui cara pembuatan polimer.

Halaman. 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Polimer

Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa
molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan organik, ada juga banyak
polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA. Polimer adalah suatu
makromolekul yang terbentuk dari bergabungnya molekul- molekul sederhana yang disebut dengan
monomer melalui proses yang disebut polimerisasi.

2.2 Jenis polimer

Berdasarkan asalnya, polimer dapat dapat di bedakan atas polimer alam dan polimer sintetis:

A. Berdasarkan asalnya, polimer digolongkan atas:


• Polimer alam, yaitu polimer yang terbentuk secara alami (terdapat di alam). Contoh : amilum,
protein, selulosa dan karet alam.
• Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat di industri (tidak terdapat di alam).
Contoh : polietena, polivinilklorida (PVC), polipropilena, politetrafluoroetana (teflon), dan
polistirena.
B. Berdasarkan jenis monomer pembentuknya, polimer digolongkan :
• Homopolimer yaitu polimer yang dibentuk oleh monomer yang sejenis. Contoh : polietena,
polivinilklorida (PVC), polipropilena, polistirena.
• Kopolimer adalah polimer yang dibentuk oleh monomer yang berbeda
(lebih dari satu jenis monomer pembentuknya). Contoh : nylon-66 dan dakron.
c. Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer digolongkan atas:
• Polimer termoplast, polimer akan melunak bila dipanaskan (dapat didaur
ulang). Contoh : polietena, PVC, polipropilena.
• Polimer termoseting yaitu polimer akan melunak bila dipanaskan (dapat didaur ulang). Contoh
: bakelit (plastik banyak digunakan sebagai peralatan listrik) dan melamin.

2.3 Sifat Polimer

Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik polimer sebagai berikut.


a. Panjang rata-rata rantai polimer, kekuatan dan titik leleh naik dengan bertambah panjangnya rantai
polimer.

b. Gaya antarmolekul, jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer akan menjadi
kuat dan sukar meleleh.
c. Percabangan, rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan mudah

Halaman. 3
meleleh.
d. Ikatan silang antar rantai polimer, ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya jaringan
yang kaku dan membentuk bahan yang keras. Jika ikatan silang semakin banyak maka polimer semakin
kaku dan mudah patah.
e. Sifat kristalinitas rantai polimer, polimer berstruktur tidak teratur memilki kristanilitas rendah dan
bersifat amorf (tidak keras). Sedangkan polimer dengan struktur teratur mempunyai kristanilita tinggi
sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim.

2.4 Contoh Polimer

Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan polimer karena material ini juga sangat
berpotensi untuk menggantikan penggunaan material konvensional seperti besi, kayu, dan lain
sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh polimer dalam kehidupan sehari-hari.

1). Polietilena

Polietilena merupakan jenis polimer kimia yang mungkin paling banyak kita temui di kehidupan
sehari-hari. Bahkan saat ini polimer jenis ini telah menjadi masalah global yakni pencemaran lingkungan.
Polietilena merupakan plastik yang banyak kita gunakan setiap hari. Polimer ini menjadi bahan utama
pembuatan kantong plastik, botol shampo, mainan anak anak, dan lain lain.

Polietilena memiliki struktur kimia yang sangat sederhana dimana molekul polietilena hanya
tersusun oleh atom karbon dan hidrogen yang berikatan dan memanjang membentuk rantai karbon.
Oleh karena itu polietilena ini menjadi polimer yang paling sederhana dibandingkan dengan jenis
polimer lainnya.

Secara umum terdapat dua jenis polietilen yaitu low density polyethylene (LDPE) dan high density
polyethylene (HDPE). Faktor yang membedakan kedua jenis polimer tersebut adalah struktur yang linier
untuk LDPE dan struktur bercabang untuk HDPE sehingga menghasilkan polimer dengan densitas lebih
tinggi dan sifat kekuatan yang lebih keras.

Halaman. 4
2). Teflon

Tentu kita tidak asing dengan istilah teflon yang sering digunakan di dapur sebagai alat memasak.
Tefon atau memiliki nama politetrafluoroetilena (PTFE) merupakan jenis lain dari polimer kimia yang
digunakan dalam lapisan utama panci anti lengket.

Polimer teflon ini tersusun dari monomer yakni tetrafluoroetilena yang saling bergabung menjadi
suatu rantai polimer panjang. Berbeda dengan polietilena, PTFE tersusun atas rantai karbon yang
mengikat dua atom fluorin bukan dua atom hidrogen. Fluorin menjadi unsur yang penting dalam
polimer ini karena mampu menghasilkan sifat teflon yang diinginkan. Sifat anti lengket yang dimliki oleh
teflon menjadi keistimewaan polimer ini.

3). Poliester

Poliester merupakan contoh polimer yang berasal dari serat fiber. Polimer ini banyak digunakan
dalam pembuatan kain untuk memproduksi pakaian. Kain berbahan poliester ini dinilai memiliki harga
yang lebih ekonomis.

Poliester memiliki struktur kimia yakni rantai hidrokarbon sebagai bagian utama yang memiliki
gugus ester sebagai penghubung antar monomernya. Adanya gugus ester tersebut yang membuat
senyawa ini disebut dengan poli-ester. Monomer yang menyusun polimer ini yaitu terephthalic acid
bisethylene glycol ester.

Selain sebagai bahan kain, poliester juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan plastik seperti
botol anti pecah, kemudian pada balon, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai film poliester.

Halaman. 5
4). Polivinilklorida (PVC)

Polivinilklorida atau yang kita ketahui sebagai PVC merupakan sebuah material pipa yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita dapat dengan mudah menemukan material PVC ini di rumah kita dalam aliran air. PVC
digunakan sebagai bahan pipa karena sifatnya yang tahan air, kuat, dan juga tahan api karena adanya
kandungan klorin dalam polimer tersebut.

kita membakar PVC, maka atom klorin akan dilepaskan dan mencegah terjadinya pembakaran.
Secara struktur kimia, PVC memiliki struktur yang hampir sama dengan polietilena dengan satu atom
hidrogen yang digantikan oleh satu atom klorin.

5). Metakrilat (PMMA)

PMMA merupakan polimer plastik bening yang banyak digunakan sebagai bahan anti pecah sebagai
pengganti gelas. Sifatnya yang memiliki warna bening merupakan kelebihan dari polimer PMMA ini.
Selain sebagai gelas, PMMA juga banyak digunakan sebagai pengganti kaca transparan untuk jendela
ataupun akuarium. PMMA juga digunakan pada zat warna untuk melukis.

Struktur PMMA tersusun dari monomer yakni metil metakrilat dimana jika dibandingkan dengan
polimer seperti polietilena, PMMA memiliki struktur yang lebih kompleks. PMMA menjadi bagian dari
resin yang umum digunakan. Propilena dan benzena bereaksi untuk membentuk senyawa isopropil
benzena yang kemudian akan dioksidasi menjadi cumene hydroperoxide yang merupakan senyawa
intermediet.

Selanjutnya senyawa tersebut akan dilakukan treatment dengan asam untuk membentuk aseton
dan dapat dikonversi menjadi metil metakrilat yang merupakan monomer PMMA.

Halaman. 6
6). Polistirena

Jika kita sering menggunakan gabus sebagai pembungkus makanan, maka itu adalah jenis polimer
yakni polistirena. Polimer jenis ini tersusun dari monomer stirena yang mampu menghasilkan material
yang murah sebagai pengganti plastik.

Secara struktur kimia, polistirena memiliki struktur yang hampir sama dengan polietilena dimana
satu atom hidrogen digantikan oleh satu gugus benzena. Adanya gugus benzena dalam polistirena
menyebabkan ukuran molekul yang cukup besar. Molekul polistirena tersusun dari monomer stirena
yang mengalami polimerisasi.

7). Polikarbonat

Polikarbonat merupakan plastik bening yang banyak digunakan sebagai jendela anti pecah, lensa
kacamata, dan sebagainya. Berbeda dengan PMMA, polikarbonat memiliki tingkat bening yang lebih
tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pengganti lensa pada kacamata.

Halaman. 7
Polimer polikarbonat tersusun dari monomer grup karbonat yang saling berikatan secara ikat silang
(crosslink) antar polimer sehingga menghasilkan material polimer yang sangat kuat. Maka dari itu
material ini digunakan sebagai bahan anti pecah pengganti kaca.

Polikarbonat dibedakan menjadi dua jenis yakni polikarbonat yang bersifat termoplastik atau tidak
tahan panas dan juga polikarbonat termoset atau tahan panas. Dalam aplikasinya sebagai kaca mata,
digunakan polikarbonat yang bersifat termoset sehingga akan tahan terhadap api.

8). Nilon

Nilon adalah jenis polimer yang banyak digunakan sebagai fiber. Nilon banyak digunakan dalam
kain atau pakaian saat ini. Sifat nilon sangat mirip seperti polimer fiber alami sehingga hal ini
mendukung penggunaan nilon sebagai bahan kain yang tentunya memiliki harga lebih murah.

Dalam struktur nilon, terdapat gugus amida yang menjadi penghubung monomer dalam plimer.
Maka dari itu, polimer ini juga disebut sebagai poliamida. Gugus amida dalam polimer ini bersifat polar
dan dapat membentuk ikatan hidrogen dengan lainnya. Hal ini menyebabkan nilon menjadi fiber yang
sangat baik dengan sifat kristalinitasnya yang tinggi.

9). Silikon

Silikon juga menjadi salah satu polimer yang sangat banyak digunakan dalam kehidupan kita. Silikon
diaplikasikan sebagai elastomer dan sebagai pelumas. Silikon juga digunakan sebagai penahan panas
karena sifatnya yang tahan panas.

Berbeda dengan polimer lain yang telah dibahas sebelumnya, silikon merupakan jenis polimer
anorganik karena struktur penyusun utamanya bukanlah dari rantai karbon melainkan tersusun oleh
atom silikon yang berikatan dengan oksigen dan membentuk rantai polimer panjang.

Halaman. 8
Atom silikon tersebut juga mengikat gugus alkil ataupun gugus lain yang dapat menjadi penentu
sifat akhir dari polimer. Sebagai contoh, jika silikon mengikat metil maka polimer akan disebut sebagai
polidimetilsiloksan yang merupakan salah satu jenis polimer silikon.

10).Polibutadiena

Polibutadiena merupakan jenis karet sintetik yang banyak digunakan dalam kehidupan kita.
Onderdil mobil seperti sabuk pengaman dan selang dibuat dari karet sintetik butadiena. Hal itu karena
material ini memiliki ketahanan dalam suhu rendah dibandingkan elastomer yang lain dan sifat ini
sangat bermanfaat jika digunakan dalam area yang memiliki cuaca ekstrim.

Polibutadiena tersusun oleh monomer 1,3 butadiena yang memiliki empat atom karbon dan enam
atom hidrogen. Dalam monomer ini juga terdapat dua buah ikatan rangkap yang nantinya akan terbuka
ketika mengalami proses polimerisasi.

Adanya ikatan rangkap tentunya mempermudah proses polimerisasi. Ketika membentuk polimer,
ikatan rangkap akan berpindah ke tengah menjadi hanya satu ikatan rangkap.

Demikian artikel tentang contoh polimer yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya masih banyak jenis yang lainnya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca dan
memberi manfaat terutama yang sedang mencari materinya.

2.5 Kegunaan Polimer

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali produk yang berbahan dasar polimer sintetis, mulai
dari tas belanja plastik, kemasan plastik makanan dan minuman, kemasan plastik, peralatan listrik,
peralatan rumah tangga, dan perangkat elektronik. Setiap kali kita berbelanja dalam jumlah kecil, seperti
di toko, kita akan selalu memiliki kemasan untuk mengirimkan barang kita dalam bentuk plastik atau
kantong plastik (keresek).

Produknya adalah polimer sintetis yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Akibatnya, unsur-
unsur tersebut akan terakumulasi sebagai limbah yang tidak dapat terurai secara hayati. Akibatnya akan
menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir. Limbah polimer sintetis tidak boleh dibakar karena
akan menghasilkan senyawa dioksin. Senyawa dioksin merupakan senyawa gas yang sangat beracun dan
karsinogenik (karsinogenik).

Halaman. 9
2.6 Proses Pembuatan

Proses atau reaksi pembentukan polimer biasa juga disebut sebagai reaksi polimerisasi. Untuk
pembagiannya, berdasarkan jenis monomernya, ada dua cara pembentukan polimer, yaitu cara adisi
dan kondensasi. Nach untuk lebih jelasnya mengenai kedua cara pembuatan polimer tersebut serta
mengetahui perbedaan keduanya, berikut ulasannya.

1. Reaksi Polimerisasi Adisi (Pembuatan Polimer dengan Cara Adisi)

Pada reaksi polimerisasi ini, monomernya merupakan senyawa alkena, yaitu hidrokarbon takjenuh
yang berikatan rangkap dua. Reaksi polimerisasi adisi dari alkena membentuk polialkena. Secara umum,
reaksi polimerisasi adisi dapat dirumuskan sebagai berikut.

yang terbentuk melalui reaksi polimerisasi adisi antara lain polietena (PE), polivinil klorida (PVC),
karet alam, teflon, dan polipropena. Bagaimanakah persamaan reaksinya? Perhatikan tabel berikut.

2. Reaksi Polimerisasi Kondensasi (Pembuatan Polimer dengan Cara Kondensasi)

Ciri khas reaksi polimerisasi kondensasi adalah monomernya mengandung gugus fungsi dan
dihasilkannya produk samping, seperti H2O, HCl, NH3, dan CH3COOH. Produk samping ini merupakan
gabungan dari gugus fungsi setiap monomer.

Secara umum, reaksi polimerisasi kondensasi dituliskan sebagai berikut:

Halaman. 10
yang terbentuk melalui reaksi polimerisasi kondensasi, di antaranya protein, nilon, dan plastik
polietilentereftalat (PET). Perhatikanlah tabel berikut untuk mengetahui reaksi polimerisasi senyawa-
senyawa tersebut.

Sebagai pengingat untuk sahabat, bahwa polimer dapat diartikan sebagai senyawa besar yang
terbentuk dari penggabungan unit-unit molekul kecil yang disebut monomer (mono = satu).

Halaman. 11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Polimer adalah molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana yang bergabung
dengan ikatan kovalen. adalah sinonim dari polimer, sedangkan monomer merupakan bahan baku
pembuatan polimer. adalah molekul raksa (giant) yang tersusun paling sedikit seribu atom terikat
bersama oleh ikatan kovalen. adalah zat yang dapat diubah menjadi suatu polimer. Etilena adalah
monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena. polimer penting, yaitu polietena, polipropena,
polivinil klorida (PVC), teflon, polistirena, polivinil alkohol, dakron, nilon 66, bakelit, flexiglass, orlon dan
karet alam.

Halaman. 12
3.2 Daftar Pustaka

https://www.pakarkimia.com/contoh-polimer/

https://www.pakarkimia.com/contoh-polimer/

https://www.gramedia.com/literasi/polimer/

https://www.inirumahpintar.com/2016/12/pengertian-reaksi-pembentukan-penggolongan-
polimer.html?m=1

https://erwinmakalah.blogspot.com/2017/10/polimer.html?m=1

https://www.rumuskimia.net/2017/02/pembuatan-polimer.html

https://drive.google.com/file/d/15BMDip-xwZF95w95NqJuKH50ZN1qKef7/view?usp=drivesdk

Halaman. 13

Anda mungkin juga menyukai