Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KIMIA

MAKALAH POLIMER

DISUSUN OLEH :
M. TEGAR ISTIGHFAR AL BAHRI (20)
X – GEOMATIKA

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK


DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK NEGERI 1 NGANJUK
Jl. Dr. Soetomo No. 61C Telp. (0358) 321483 / 329358 Nganjuk
Website : www.smkn1nganjuk.sch.id E-mail : smknegeri1nganjuk@gmail.com

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


POLIMER

A. PENGERTIAN POLIMER
Polimer adalah suatu makromolekul atau disebut juga dengan molekul raksasa yang
tersusun atas beberapa monomer (molekul-molukul kecil yang sederhana). Polimer
merupakan molekul besar (makromolekul) yang terdiri atas susunan unit kimia berulang yang
kecil, sederhana, dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit berulang ini biasanya setara atau
hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer.
Contoh :
1. karbohidrat,
2. protein,
3. lemak, karet alam,
4. dan sejumlah plastik seperti polietilene (PE),
5. Plastik polipropilena PP,
6. plastik polietilen tereftalat PET,
7. plastik polivinil chloride PVC,
8. plastik polistirena PS,
9. teflon, dan nilon.

B. STRUKTUR POLIMER
 Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :
1. Polimer linear

Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom kerangka yang dapat mengikat gugus
substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat
pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur)
atau termoplastik seperti gelas). Contoh : Polietilena, polivinil klorida (PVC), polimetil
metakrilat (PMMA), Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan
nylon 66.

2. Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada
struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.

3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)

Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat
antara rantai. Bahan ini biasanya di-swell (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak
sampai larut. Ketidaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur
jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah
penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer
dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya
intan (diamond).

C. SIFAT POLIMER
Polimer yaitu makromolekul yang terdiri atas banyak kelas material alami dan sintetik
dengan sifat-sifat yang sangat beragam. Perbedaan kedua material tersebut terletak pada
mudah tidaknya sebuah polimer didegradasi atau dirombak oleh mikroba. Biasanya, polimer
bahan sintetik akan lebih sulit diuraikan oleh mikroorganisme dibanding polimer bahan
alami. Perbedaan sifat-sifat polimer tersebut dipengaruhi oleh struktur polimernya, yang
meliputi :

1. Panjang rantai polimer


Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya semakin
tinggi.

2. Gaya antar molekul


Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan menjadi kuat
dan sukar meleleh.

3. Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak mempunyai daya tegang rendah dan mudah
meleleh.

4. Ikatan silang antar rantai polimer


Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh sehingga mudah
patah. Hal tersebut dikarenakan adanya Ikatan silang antar rantai polimer
mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras.

5. Sifat kristalinitas rantai polimer


Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih tahan terhadap
bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang bersifat kristalinitas tinggi yaitu polimer
dengan struktur teratur, sedangkan polimer berstruktur tidak teratur cenderung
mempunyai kristanilitas rendah dan sifatnya amorf (tidak keras).

D. SIFAT POLIMER SECARA UMUM


1. Sifat Termal
Polimer sebagai isolator mempunyai sifat termal yang baik walaupun polimer bukanlah
konduktor. Bila ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan ada yang menjadi lunak
namun ada pulak yang menjadi keras. Perubahan ini penting untuk bahan komponen tertentu.

2. Sifat Kelenturan
Karena sifatnya lentur, polimer mudah diolah menjadi produk yang diinginkan. Tapi,
polimer alam lebih untuk diolah sesuai keinginan dibandingkan polimer sintetis.

3. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganism


Sifat ketahanan terhadap mikroorganisme ini biasanya dipunyai oleh polimer sintetis.
Sedangkan polimer alam seperti sutra, wol, dan polimer alam lainnya tidak tahan terhadap
mikroorganisme.

4. Sifat Lainnya
Sifat lain yang dipunyai polimer di antaranya, yakni sebagai berikut :

 Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil;


 Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif;
 Dimensinya stabil karena memiliki berat molekul besar; dan lainnya.

Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat termosetting, sedangkan polimer yang
tidak mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.

1. Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak bisa
lunak ketika dikenai panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali
yaitu pada saat pembuatannya. Jadi apabila setelah pecah tidak dapat
disambung kembali. Contoh polimer jenis ini adalah bakelit.

2. Termoplastik merupakan jenis polimer yang dapat melunak ketika


dikenai panas dan mengeras kembali setelah didinginkan. Artinya polimer
jenis ini dapat dipanaskan berulang-ulang. Contoh polimer yang masuk jenis
ini adalah jenis plastik seperti polietilena PE, plastik poliproilena PP, plastik
polietilen tereftalat, dan plastik polivinil chloride PVC.

E. PENGGOLONGAN POLIMER BERDASARKAN ASALNYA


 Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer
sintesis.
1. Polimer Alam

Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup.
Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini

No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh


1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu, daging, telur, wol, sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-


kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet
alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara.
Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga
wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air),
sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam
untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2. Polimer Sintesis

Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian
struktur molekul alam guna mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian
tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi
rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia.
Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan.

Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya


pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli
kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk
tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Polimer Monomer Terdapat pada


1. Polietena Etena Kantung, kabel plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung, botol
plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis
lantai
4. Polivinil Vinil alcohol Bak air
alcohol
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci anti
lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena glikol Pipa rekam magnetik,
kain atau tekstil (wol
sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan heksametilena Tekstil
diamin
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10. Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas
melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol Penyalut cat (cat epoksi)
sekunder

 Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya

Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi adalah


reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) membentuk molekul yang besar
(polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

1. Polimer adisi

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan
rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di dalam senyawa yang
terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-
monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh). Pada reaksi ini monomer membuka
ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer yang
berikatan tunggal (ikatan jenuh).
Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan karbon berikatan
rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Polimer adisi ini biasanya identik dengan
plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi adisi. Misalnya polietena,
polipropena, polivinil klorida, teflon dan poliisoprena.

Berikut beberapa contoh pembentukannya :

Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari nomor 1 dan C
nomor 3 terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C nomor 3 membentuk ikatan
rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada polimerisasi adisi
tidak terbentuk hasil samping dan monomernya harus mengandung ikatan rangkap. Contoh
polimer adisi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Monomer Polimer Nama polimer Kegunaan
Polietilena Tas plastik, botol,
mainan, isolasi listrik
Polipropilena Karpet plastik, botol
Polistirena Pernis kayu,
styrofoam, isolasi
plastik, gelas plastik,
mainan, bahan
pengepakkan
Polivinil klorida Pipa, genteng plastik
Polivinil dienklorida Plastik wrap
Politetraetilena Alat masak, isolasi
(teflon) listrik (penutup
kabel)
Poliakrilonitril Wig (rambut palsu),
cat, benang
Polivinilasetat Tekstil, gumresin, cat
Polimetilmetakrilat Bahan pembuat gelas,
pembuat bola
bowling

2. Polimer Kondensasi

Kondensasi merupakan reaksi penggabungan gugus-gugus fungsi antara kedua


monomernya. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya, senyawa polipeptida atau
protein dan polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi
polimerisasi kondensasi.

Polimerisasi kondensasi akan menghasilkan molekul kecil air dan monomernya


mempunyai gugus fungsi pada kedua ujung rantainya. Apabila dirumuskan, secara umum
reaksinya adalah sebagai berikut :

n monomer → 1 polimer + (n – 1) H2O

Berikut beberapa contoh pembentukan polimerisasi kondensasi :

Pembentukan nilon
Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace Hume Carothers di
tahun 1934 sewaktu bekerja di perusahaan Du Pont. Polimer nilon dibentuk dari
monomer asam 6-aminoheksanoat (HOOCCH2(CH2)3CH2NH2). Dalam polimerisasi
ini, gugus karboksil dari monomer berikatan dengan gugus amino dari monomer
tersebut.

Pembentukan polyester (polietilena tereftalat) atau dakron


Sama halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2 polimer
berlainan, yaitu dari etilena glikol (polialkohol) dengan dimetil tereftalat (senyawa
ester).
 Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya

Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan kopolimer.

1. Homopolimer

Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan protein.

(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n

Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk
polimer yang berikatan tunggal.

2. Kopolimer

Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak
sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan
polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun
tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan.

Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul
polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan 9produk polimerisasi
tanpa katalis) adalah sebagai berikut :

(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n

3. Kopolimer tidak beraturan

Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang
terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk polimerisasi
dengan katalis) adalah sebagai berikut :

Sistem blok :

(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n

Kopolimer blok Sistem berseling :

(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n

Kopolimer berseling

 Penggolongan Polimer Berdasarkan Sifatnya Terhadap Panas

Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer termoplas (tidak
tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti melamin).

1. Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila
dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur ulang).
Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.

2. Polimer termosting

Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan
tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan bakelit.

F. CONTOH POLIMER BUATAN

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan. Berikut ini
beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita:

1. Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli
kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat
perolehan kebutuhan tersebut. Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan
menggunakan bahan dasar monomer, seperti butadiene dan stirena dengan cara
kopolimerisasi.

2. Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat
(selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat
memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron). Dakron atau tetoron
merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur dan transparan.

3. Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini
merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol,
karpet, dan kaus kaki.

4. Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jenis monomernya, ada
beberapa jenis plastik yaitu sebagai berikut :

5. Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa jenis
rendah, lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara maupun
apabila terkena tanah Lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah plastik yang
banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk kantong plastik, pembungkus halaman,
ember, dsb.

6. Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik
ini juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih
tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga digunakan
untuk membuat botol plastik, karung, bak air, tali, dan kanel listrik (insulator).
7. PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa plastik,
pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.

8. Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap
bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis
tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.

9. Bakelit (Fenol Formaldehida)


Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu
fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan
api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi,
misalnya asbak dan fiting lampu listrik.

10. Flexiglass (Polimetil Metakrilat)


Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass.
Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat
(H2C = CH-COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer
ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.

G. KEGUNAAN POLIMER
1. Untuk Plastik Polietilentereftalat (PET)
2. Untuk Plastik Polietena/Polietilena (PE)
3. Untuk Polivinil Klorida (PVC)
4. Untuk Plastik Nilon
5. Untuk Karet Sintetik
6. Untuk Wol
7. Untuk Kapas

H. MANFAAT ATAU KEGUNAAN POLIMER DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI
1. Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan
dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh.
Dalam hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya
sekitar 72% sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET
merupakan poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti: sutera, wol
dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah
perawatannya.

2. Plastik Polietena/Polietilena (PE)


Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan
High Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung
plastik serta pembungkus makanan dan barang. Plastik HDPE banyak digunakan
sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api
gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.

3. Polivinil Klorida (PVC)


Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga
bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik
PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk fleksibel. Plastik bentuk kaku digunakan untuk
membuat konstruksi bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari,
piringan hitam, dan beberapa komponen mobil.
Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang
plastik dan isolasi listrik. Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan
ketiga dan sekitar 68% digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).

4. Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace
Carothers dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus
ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan
rumah tangga serta peralatan laboratorium.

5. Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR), suatu
polimer yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-butadiena.
Karet sintetik ini banyak digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki
kekuatan yang baik dan tidak mengembang apabila terkena minyak atau bensin.

6. Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur
protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-
kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena
itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak
mengerut pada saat pencucian.

7. Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak
digunakan (hampir 50% pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat
dari serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak
dipakai, dan mudah perawatannya.
NAMA : M. TEGAR ISTIGHFAR AL BAHRI
KELAS : X-GEOMATIKA
NO.ABS : 20

Anda mungkin juga menyukai