Anda di halaman 1dari 6

POLIMER

Polimer berasal dari bahasa Yunani Poly dan Meros. Poly berarti banyak dan Meros berarti unit
atau bagian. Menurut Jons Jacob Berzelius, polimer merupakan senyawa dengan rumus empiris
sama, tetapi massa molekulnya berbeda. Polimer didefinisikan sebagai senyawa dengan massa
molekul besar dan merupakan gabungan dari monomer-monomer pembentuknya. Polimer akan
terbentuk apabila 100 atau 1.000 unit monomer saling berikatan dalam suatu rantai.

Sebenarnya, polimer ini telah digunakan oleh manusia sejak abad-abad sebelumnya dalam
bentuk aspal, minyak, damar dan permen karet. Perindustrian polimer baru mulai berkembang
pada masa revolusi industri. Pada akhir tahun 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi
karet alami melalui proses vulkanisasi. Setelah 40 tahun kemudian, Celluloid berbentuk plastik
keras dari nitrocellulose berhasil dikomersialisasikan. Dan pada tahun 1930-an, diperkenalkan
vinyl, neoprene, polystyrene dan nilon.

Polimer berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

 Polimer alam, yaitu polimer yang terdapat di alam, contohnya :

Polimer Monomer Polimerisasi Sumber


Amilum Glukosa Kondensasi Beras, Gandum,
Ketela
Selulosa Glukosa Kondensasi Kayu, Tumbuhan
Protein Asam Amino Kondensasi Sutera, Wol
Asam Nukleat Nukleotida Kondensasi DNA, RNA
Karet Alam Isoprena Adisi Getah pohon karet

 Polimer sintetis (buatan), yaitu polimer yang dibuat di pabrik atau industri dan tidak terdapat
di alam. Contohnya :
Polimer Monomer Polimerisasi Sumber
Polietilena Etilena Adisi Plastik
PVC Vinil Klorida Adisi Pipa, Pelapis lantai
Polipropilena Propena Adisi Tali, Karung, Botol
plastic
Teflon Tetrafluoroetilena Adisi Panci antilengket,
Gasket

Karakteristik atau sifat polimer didasarkan pada empat hal, yaitu panjang rantai, gaya
antarmolekul, percabangan dan ikatan silang antarrantai.

Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya semakin tinggi.
Semakin besar gaya antarmolekul pada rantai polimernya, maka senyawa polimer akan semakin
kuat dan semakin sulit leleh.

Rantai polimer yang memiliki cabang banyak akan memiliki daya regang rendah yang disertai
mudahnya meleleh.

Ikatan silang antarmolekul menyebabkan jaringan menjadi kaku, sehingga bahan polimer
menjadi keras dan rapuh. Semakin banyak ikatan silang yang dimiliki oleh polimer, maka
polimer akan semakin mudah patah.

Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat termosetting, sedangkan polimer yang tidak
mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.

Termosetting merupakan jenis polimer yang tetap keras dan tidak bisa lunak ketika dikenai
panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu pada saat pembuatannya. Jadi apabila
setelah pecah tidak dapat disambung kembali. Contoh polimer jenis ini adalah bakelit.

Termoplastik merupakan jenis polimer yang dapat melunak ketika dikenai panas dan mengeras
kembali setelah didinginkan. Artinya polimer jenis ini dapat dipanaskan berulang-ulang. Contoh
polimer yang masuk jenis ini adalah jenis plastik seperti polietilena PE, plastik poliproilena PP,
plastik polietilen tereftalat, dan plastik polivinil chloride PVC.
Polimer banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yang paling mudah ditemui adalah
bahan/barang yang terbuat dari plastik.

Polimer jenis PE polietilena lebih banyak digunakan untuk plastik pembungkus, panci,
pembungkus makanan, dan kantung plastik.

Polimer jenis polietilen tereftalat PET dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan film, tas
plastik, dan jas hujan.

Polimer jenis politetrafluoretena, Teflon banyak digunakan sebagai pelapis karena tahan
tarhadap panas, dan permukaan licin. Contoh penggunaannya adalah untuk penggorengan karena
tidak lengket ketika dipakai untuk memasak.

Polimer jenis polivinil klorida banyak digunakan sebagai bahan pembuatan pipa dan karpet.

Nilon adalah jenis Polimer yang merupakan salah satu bahan serat sintetis yang cukup kuat dan
banyak digunakan sebagai bahan sandang, pakaian.

Karet alam atau poliisoprena merupakan jenis Polimer yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk pembuatan ban/roda kendaraan, sepatu, dan sarung tangan.

Sutra merupakan jenis Polimer yang diperoleh dari protein (fibroin) kepompong ulat sutra.
Polimer dari Jenis ini banyak digunakan sebagai bahan untuk pembuatan bahan sandang
karena memiliki serat yang bermutu sangat baik.

Kapas merupakan jenis Polimer selulosa yang banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat
kain katun. Katun dukenal sebagai bahan kain yang kuat dan nyaman dipakai dengan perawatan
yang mudah.

Bakelit merupakan jenis polimer yang banyak digunakan sebagi bahan untuk pembuatan alat-alat
listrik seperti stop kontak, saklar dan lainnya.
Reaksi terbentuknya polimer disebut reaksi polimerisasi dan reaksi ini terbagi menjadi 2 jenis
yaitu :

 Polimerisasi Adisi

Polimerisasi Adisi terbentuk dari berbagai monomer. Contohnya: Polisoprena (karet


alam), polietena (plastik), poliprepilena (plastik), polistirena (karet ban),
politetraflouroetena (karet ban)

 Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi Kondensasi, terbentuk dari pelepasan molekul-molekul kecil dari monomer-


monomer yang saling berkaitan. Contohnya: terbentuknya plastik stirofoam, terdiri dari
dua monomer yang berbeda, yaitu urea dan metanal. Dua molekul ini bergabung menjadi
satu, yang disebut dimer. Yang termasuk polimerisasi kondensasi adalah: poliester
(nilon), teteron, poliuretan, poliamida, dan bakelit.

Perbedaan antara polimerisasi adisi dan kondensasi adalah polimerisasi kondensasi


terjadi pelepasan molekul kecil, seperti: H2O dan NH3, sedangkan polimerisasi adisi
tidak ada terjadinya pelepasan molekul.

Adapun penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya dan contohnya yaitu :

 Homopolimer, terbentuk dari monomer yang sejenis. Contohnya: Selulosa, polisterina,


polipropilena, PVC, dan Teflon.
 Kopolimer, terbentuk dari monomer yang tidak sejenis. Contohnya: nilon, dakron, tetoron,
DNA (pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat), melamin (urea dan formaldehida), bakelit
(fenol dan formaldehida).

Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terdiri dari :


 Polimer Termoplas, polimer ini sifatnya melunak ketika dipanaskan dan bisa kembali ke
bentuk semula. Contoh: polietilena, polipropilena, PVC.
 Polimer thermosetting, polimer ini sifatnya tidak melunak, walaupun dipanaskan dan tidak
bisa kembali ke bentuk semula. Contoh: selulosa, melamin.

Manfaat polimer dalam kehidupan sehari hari antara lain :

 Polimer Nilon 66 banyak digunakan sebagai bahan pembuat parasut, jala, tenda dan tali.
 Polimer Dacron digunakan sebagai kemasan minuman.
 Polimer Orlon banyak dipakai sebagai bahan pembuat karpet dan pakaian.
 Polimer Neoprena berguna sebagai bahan pembuat sarung tangan dan selang karet.
 Polimer SBR berguna untuk bahan pembuat ban motor
 Polimer Teflon bermanfaat sebagai pelapis alat masak.
 Polimer Polimetil Metakrilat bermanfaat sebagai bahan pembuat kaca pesawat terbang.
 Polimer Polivinilklorida berguna sebagai bahan pembuat pipa paralon, mainan anak-anak dan
piringan hitam.

Polimer konduktif atau, lebih tepatnya, secara intrinsik melakukan polimer (ICPs) adalah
polimer organik yang menghantarkan listrik. Senyawa semacam itu mungkin memiliki
konduktivitas logam atau dapat berupa semikonduktor. Keuntungan terbesar dari polimer
konduktif adalah kemampuan prosesnya, terutama oleh dispersi. Polimer konduktif umumnya
bukan termoplastik, yaitu, mereka tidak thermoformable. Tapi, seperti polimer isolasi, mereka
adalah bahan organik. Mereka dapat menawarkan konduktivitas listrik yang tinggi tetapi tidak
menunjukkan sifat mekanik yang mirip dengan polimer komersial lain yang tersedia. Sifat listrik
dapat disesuaikan menggunakan metode sintesis organik dan dengan teknik dispersi tingkat
lanjut.

Karena kemampuan proses mereka yang buruk, polimer konduktif memiliki beberapa aplikasi
skala besar. Mereka memiliki janji dalam bahan antistatik dan mereka telah dimasukkan ke
dalam display komersial dan baterai, tetapi ada keterbatasan karena biaya produksi, inkonsistensi
material, toksisitas, kelarutan yang buruk dalam pelarut, dan ketidakmampuan untuk proses
meleleh secara langsung. Sastra menunjukkan bahwa mereka juga menjanjikan dalam sel surya
organik, mencetak sirkuit elektronik, dioda pemancar cahaya organik, aktuator, elektrokromisme,
superkapasitor, sensor kimia dan biosensor, display transparan fleksibel, perisai elektromagnetik
dan kemungkinan penggantian untuk konduktor timah hitam oksida transparan yang populer.
Penggunaan lain adalah untuk lapisan penyerap gelombang mikro, khususnya pelapisan radar-
pengisap pada pesawat siluman. Melakukan polimer dengan cepat mendapatkan daya tarik dalam
aplikasi baru dengan bahan yang semakin diproses dengan sifat listrik dan fisik yang lebih baik
dan biaya lebih rendah. Bentuk-bentuk baru dari polimer konduksi nano terutama, menambah
bidang ini dengan luas permukaan yang lebih tinggi dan dispersibilitas yang lebih baik. Laporan
penelitian menunjukkan bahwa polimer konduksi berstrukturnano dalam bentuk nanofibers dan
nanosponges, menunjukkan peningkatan nilai kapasitansi secara signifikan dibandingkan dengan
rekan-rekan non-nanostructured mereka.

Dengan ketersediaan dispersi yang stabil dan dapat direproduksi, PEDOT dan polianilin telah
mendapatkan beberapa aplikasi skala besar. Sementara PEDOT (poli (3,4-
ethylenedioxythiophene)) terutama digunakan dalam aplikasi antistatik dan sebagai lapisan
konduktif transparan dalam bentuk PEDOT: PSS dispersi (PSS = polystyrene sulfonic acid),
polianilin banyak digunakan untuk pembuatan papan sirkuit cetak - di hasil akhir, untuk
melindungi tembaga dari korosi dan mencegah solderabilitasnya. Selain itu, Polyindole juga
mulai mendapatkan perhatian untuk berbagai aplikasi karena aktivitas redoksnya yang tinggi,
stabilitas termal, dan sifat degradasi yang lambat dibandingkan pesaing polianilin dan polipirol.

Anda mungkin juga menyukai