Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA

tentang
“Termoplastik”

DISUSUN OLEH:

DEDI
FAHMI RIZKI F.S

KELAS X TEKNIK MESIN


SMK BMW REJOMULYO

TP. 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1 1 Latar Belakang

Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara aplikatif. Kertas, plastik, ban,
serat-seratalamiah, merupakan produk-produk polimer. Plastik merupakan salah satu bahan yang
paling umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan gelas,
kayu dan logam. Hal ini disebabkan bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: ringan,
kuat dan mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi
listrik yang tinggi, dapat dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah.
Namun begitu daya guna plastik juga terbatas karena kekuatannya yang rendah, tidak tahan panas
mudah rusak pada suhu yang rendah. Keanekaragaman jenis plastic memberikan banyak pilihan
dalam penggunaannya dan cara pembuatannya. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai
sifat-sifat unik dan luar biasa.

Rekayasa polimer meliputi bahan alami seperti karet dan bahan sintetis seperti plastik dan
elastomer. Polimer merupakan bahan yang sangat berguna karenastruktur mereka dapat diubah dan
disesuaikan untuk menghasilkan bahan dengan berbagai sifat mekanik dan dalam spektrum yang
luas dari warna serta dengan sifat-sifat transparan yang berbeda.

Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer Jika
monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya berbeda akan menghasilkan
kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain: selulosa, protein, karet alam dan
sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas
dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia
mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial
adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan
yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi,
kemasan kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industri lainnya.

Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: plastik thermoplast
dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang
dengan adanya panas. Yang termasuk plastic thermoplast antara lain: PE, PP, PS, ABS, SAN,
nylon, PET, BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan palstik thermoset adalah plastik yang
apabila telah mengalami kondisitertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya
berbentuk jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastic thermoset adalah: PU (Poly Urethene, UF
(UreaFormaldehyde), MF (Melamine Formal dehyde), polyester, epoksi dll. Untuk membuat
barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses
pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan atau aditif. Penggunaan
bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu
produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya, maka bahan tambahan atau bahan pembantu
proses dapat dikelompokkan menjadi: bahan pelunak (plasticizer), bahan penstabil (stabilizer),
bahan pelumas (lubricant), bahan pengisi (filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing
agent, flame retardant dsb.

2 2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan pada pembahasan makalah ini ialah :

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan polimer?

1.2.2 Bagaimana sifat, karakteristik dan klasifikasi polimer?

1.2.3 Perbedaan Polimer Termoplastik dan Termosetting?

1.2.4 Apa makna dari Kode yang terdapat pada plastik-plastik dalam kehidupan sehari-hari?

1.2.5 Bagaimana cara uji polimer Termoplastik menurut SNI?

3 3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :

1.3.1 Memberi penjelasan tentang polimer

1.3.2 Mengetahui perbedaan polimer thermosetting dan polimer termoplastik

1.3.3 Memperluas pengetahuan tentang polimer termoplastik dan karakteristiknya


BAB II

ISI

2.1 Definisi Polimer

Polimer disebut juga Polimer tinggi karena merupakan makromolekul. Makromolekul adalah
molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana atau
disebut monomer. Molekul-molekaul polimer umumnya mempunyai massa molekul yang sangat
besar, seperti polimer poli feniletena mempunyai harga rata-rata massa molekul mendekati
300.000. Molekul-molekul polimer seringkali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai
polimer. Panjang rantai molekul dinyatakan dalam derajat polimerisasi.Polimer (polymer) berasal
dari dua kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian – bagian).

2.2 Karakteristik Polimer

Karakteristik polimer secara umum yaitu sebagai berikut :

4 Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik.


5 Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa jenis polimer.
6 Ketahanan korosi yang tinggi.
7 Konduktivitas listrik dan panas yang rendah

2.3 Klasifikasi Polimer

Klasifikasi polimer dapat dibedakan berdasarkanasalnya (sumbernya), berdasarkan ketahanan


terhadap panas (termal), strukturnya dan reaksi pembentukannya.

2.3.1 Polimer berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer alam
telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra.
Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah
polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu
(selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam
pabrik.

2.3.2 Polimer berdasarkan ketahan terhadap panas


8 Polimer termoplastik, polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika polimer jenis
ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi
berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda
untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
9 Polimer termoseting, polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini
dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer
ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini
rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Contohnya Bakelit yang di pakai pada
asbak, fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, perekatplywood.

2.3.3 Polimer berdasarkan strukturnya

1. Polimer linear

Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat gugus
substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat pada
temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau
termoplastik seperti gelas). Rantai utama linear. Contoh nya yaitu Polietilena, poli(vinil klorida)
atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex),
poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66

2. Polimer bercabang

Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada struktur
dasar yang sama sebagai rantai utama.

3. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)

Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai,
seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya di”swell” (digembungkan) oleh
pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur
jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah
penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi
kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).

Di lihat dari ikatan kimianya polimer berdasarkan strukturnya memiliki sifat yang berbeda-beda.
Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :

1. Lentur

2. Berat Molekul relatif kecil

3. Termoplastik

2.3.4 Polimer berdasarkan Reaksi Pembentukannya


10 Polimerisasi adisi, melibatkan reaksi rantai dan terdiri dari 3 tahap yakni, pemicuan, perambatan
dan pengakhiran.

I 2R·

kemudian

R· + CH2 == CHX R CH2 CHX

Tahap perambatan

R -CH2 – CHX + CH2 == CHX → R – CH2 – CHX – CH2 – CHX dst

Tahap pengakhiran

CH2 – CHX + CHX – CH2 CH2 – CHX – CHX – CH2

Polimerisasi adisi khusus terjadi pada senyawa-senyawa yang memilki ikatan rangkap, misalnya;
etena dan turunan-turunannya.

2. Polimerisasi kondensasi, terjadi reaksi antara dua molekul bergugus fungsi banyak (molekul
yang mengandung dua gugus fungsi atau lebih yang dapat bereaksi.

CH3COOH + C2H5OH CH3.COOC2H5 + H2O

Pada reaksi tersebut menunjukkan campuran etanol (etil alcohol) dan asam etanoat (etil asetat)
dipanasi bersama sedikit asam sulfat pekat, etil ester etanoat (etil asetat) dihasilkan, disertai
penyingkiran air.

Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu
polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer
kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan
selama berlangsungnya proses polimerisasi.

2.3.5 Polimer berdasarkan Jenis Monomernya

1. Homopolimer, terbentuk dari sejenis monomer

2. Kopolimer, terbentuk lebih dari sejenis monomer.

Terdapat beberapa jenis kopolimer yaitu kopolimer acak, kopolimer berselang-seling, kopolimer
balok, dan kopolimer cangkuk.
─ A─ B─ B─A─ B─A─A─A─ B─A─

(a)

─ A ─ B ─ A─ B ─ A ─ B ─ A ─ B ─ A ─ B ─

(b)

─ A─A─A─A─ B─ B─ B─ B─A─A─

(c)

│ │

B B

│ │

B B

│ │

─ A─A─A─A─A─A─A─A─A─A─

(d)

Gambar 7.2 Diagram kopolimer (a) acak, (b) berselang-seling, (c) balok, (d) cangkuk,

A dan B menggambarkan kesatuan berulang yang berbeda

2.4 Bentuk dan Sifat Khusus Polimer termoplastik


Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika
polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses
tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui
cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru.

Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak
memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau
bercabang.

Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.

Bentuk struktur bercabang termoplastik.

Sifat Khusus Termoplastik

Sifat khusus yang dimiliki oleh polimer termoplastik yaitu :

- Berat molekul kecil

- Tidak tahan terhadap panas.

- Jika dipanaskan akan melunak.

- Jika didinginkan akan mengeras.

- Mudah untuk diregangkan.

- Fleksibel.

- Titik leleh rendah.

- Dapat dibentuk ulang (daur ulang).

- Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.

- Memiliki struktur molekul linear/bercabang.

Terdapat perbedaan sifat antara termoplastik dan termosetting yaitu :


2.5 Macam-macam Bahan dari jenis Termoplastik

Resin untuk penggunaan umum, yaitu meliputi

2.5.1 Polietilen

Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan memberi
hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilaen. Polimerisasi
etilen ditunjukkan pada reaksi di bawah.

Reaksi:

Berdasarkan tekanan pada polimerisasinya, polietielen dibagi menjadi :

11 Polietilen massa jenis rendah (LDPE) , massa jenis 0,910-0,926


12 Polietilen massa jenis medium (MDPE), massa jenis 0,926-0,940
13 Polietien massa jenis medium (HDPE), massa jenis 0,941-0,965.

Polietielen dengan berat molekulnya rendah, 1.000-12.000 dan polietilen dengan berat molekul
sangat tinggi (1-4 juta) demikian pula polietilen yang kopolimerkan dan pada berbagai jenis rantai.

Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi. Karena sifat-
sifatnya serupa dengan paraffin, terbakar kalau dinyalakan dan menjadi cair, menjadi rata kalau
dijatuhkan di atas air.

Polietilen untuk keperluan khusus dapat dibedakan atas:

a). Polietilen berberat molekul rendah ( 1.000-12.000)

Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas dan bahan dengan titik cair 100 oC tergantung
dari massa jenis dan berat molekulnya. Dipakai untuk memperbaiki mampu cetak dengan
mencampur atau dipakai untuk membuat kertas tahan air dan kain tanpa tenunan, pelapis dll.

b). Polietilen Berberat molekul tinggi (1-4 juta)

Bahan ini sukar diolah karena kecairannnya yang buruk, walaupun agak lunak dengan
meningkatnya temperatur. Tetapi juga memiliki ketahanan impak yang baik, abrasi yang sangat
baik, sifat mekanik yang sangat baik, pemelaran yang kecil pada temperatur sekitar 100 oC.

c). Polietilen berikatan silang

Jika antar molekul diikat silangkan melalui penyinaran radioaktif energi tinggi seperti;
sinar beta atau sinar gamma dll, maka kekuatan tarik, ketahanan retak tegangan menjadi lebih baik
dan titik lunaknya meningkat.
d). Polietilen busa

Kalau polietilen diikat silangkan dan dibusakan, maka bahan ini dapat dipergunakan untuk
isolasi. Jika sebagai bahan busa rendah dapat dipakai sebagai pengganti bahan kayu.

Penggunaan :

Pada temperature rendah bersifat fleksibel tahan impak dan tahan bahan kimia. Karena itu dipakai
untuk keperluan berbagai alat dapur, isolator kabel listrik, serat, kantong tempat, botol plastik,
mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran, kantong plastik dan jas hujan.

2.5.2 Polipropilen

Bahan baku polipropilen diperoleh dengan menguraikan petroleum (nafta) dengan metode
yang sama dengan etilen.

Reaksi :

Sifat-sifat:

Sifat-sifat polipropilen serupa dengan sifat-sifat polietilen. Massa jenisnya rendah(0.9-0.92), dan
termsuk jenis yang paling ringan diantara bahan polimer. Dapat terbakar, dan jika dibandingkan
dengan polietilen yang bermassa jenis tinggi, polimer ini memiliki titik lunak, kekuatan tarik,
kekuatan lentur dan kekakuannya lebih tinggi, tetapi ketahanan impaknya rendah terutama pada
suhu rendah.

Sifat tembus cahaya polipropilen jauh lebih baik daripada polietilen, sehingga digunakan sebagai
bahan pembuatan film.

Penggunaan :

Polipropilen banyak dipakai sebagai bahan dalam produksi peralatanrumah tangga, peralatan
listrik, dan komponen mobil. Hal ini disebabkan karena sifat polimer ini yang mengkilap,
permukaan yang licin, mampu cetak yang baik dan tembus cahaya serta dapat di buat menjadi
karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik, alat-alat rumah sakit, komponen
mesin cuci, pembungkus tekstil, dan permadani.

2.5.3 Polistiren

Bahan yang khusus di gunakan untuk injeksi dan ekstruksi. Ciri-ciri khasnyaialah berat jenis yang
rendah (1.07), daya tahan terhadap air dan zat kimia, stabilitas dimensi dan kemampuan isolasi
(pengganti karet yang baik untuk isolasi listrik)

Reaksi :
Monomer stiren dibuat dari benzen dan etilen dipolimerisasikan oleh panas, cahaya dan katalis

Sifat-sifat :

Polistiren tidak bewarna dan merupakan resin transparan yang dapat diwarnai secara
bening. Memiliki sifat listrik yang baik terutama pada frekuensi tinggi. Polistiren dapat larut
dalam keton, ester dan pelarut hidrokarbon aromatic.

Jenis-jenis :

a. Polistiren keperluan umum (GP)

b. Polistiren dengan ketahanan impak tinggi

c. Polistiren tahan cahaya

d. Polistiren busa

Penggunaan :

Polistiren busa dapat dipakai sebagai bahan isolasi panas, resin stiren dapat di cetak menjadi kotak
baterai, piring, bagian dari radio, roda gigi, pola untuk pengecoran, kotak es, kemasan, gelas,
insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju, ubin tembok dan bahan pengepakan. Bahan ini
dapat di cetak injeksi, diekstruksi atau dibentuk dalam cetakan.

2.5.4 Polimetil Metaklirat

Reaksi :

Sifat-sifat :

Resin ini memiliki sifat tembus cahaya yang sangat baik, kekuatan impak 10 kali lebih baik dari
gelas dan tahan terhadap cuaca.

Penggunaan :

Polistiren dengan kekerasan permukaan yang dimodifikasikan dapat menggantikan gelas sebagai
lensa optic. Bahan ini mudah dibentuk menjadi permukaan yang melengkung yang dapat dipakai
untuk kaca pelindung pada pesawat terbang atau sepeda motor.

2.5.5 Polivinil Klorida


Reaksi :

Sifat-sifat :

Dalam bentuk serbuk atau tepung putih memiliki daya tahan yang baik terhadap air,asam, alkali,
tidak beracun, tidak menyala, isolator yang baik dan tidak mudah larut pada beberapa larutan.

Penggunaan:

Lapisan kabel listrik, boneka, sarung tangan tahan air, pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit
sintetis, ubin plastik, piringan hitam, bungkus makanan, sol sepatu, sarung tangan dan botol
detergen.

2.5.6 Klorida Poliviniliden

Reaksi :

Sifat-sifat:

Klorida poliviniliden sangat stabil terhadap bahan kimia, tidak dapat menyala dan tidak mudah
larut.

Penggunaan :

a. Kopolimer vinil klorida sebagai jaring ikan, penutup jok mobil, dan kasa serangga.

b. Lateks sebagai bahan cat, bahan tahan air dan lembab.

2.5.7 Polivinil Asetat (PVAC), Polivinil Alkohol

a. Polivinil Asetat

Reaksi :

Sifat-sifat:

Polivinil asetat mempunyai gugus asetat yang besar dalam rantai samping dan tidak
pernahmengkristal.Resin vinil asetat memiliki kekuatan mekanik rendah, ketahanan panas yang
rendah, lebih mahal dari resin vinil klorida, dan ketahanan kimianya rendah.
Penggunaan :

Digunakan untuk perekat dan bahan dasar permen karet., dll.

b. Polivinil Alkohol (PVA)

Dibuat dengan penyabunan polivinil asetat

Reaksi :

Sifat-sifat:

Sifat kelarutannya dalam air dingin dan air panas tergantung pada derajat penyabunannya.

Penggunaan :

Bahan ini dipergunakan untuk membuat serat tiruan. Saat ini dipakai pada benang ban mobil, ban
mesin dan bahan industri lainnya.

Polimer Asetal

Bahan ini diperoleh dengan proses kondensasi (asetalasi ) dari polivinil alcohol dan aldehida.

Reaksi :

Sifat-sifat

Kalau formaldehid (formalasi) dan butyl aldehid (butiralasasi) dipakai, polivinil formaldehid
(PVF) dan polivinil butiral (PVB) masing-masing terbentuk. Sifat-sifat dari PVB dan PVF dapat
berubah tergantung dari derajat polimerisasi, jenis bahan aldehid, derajat asetalasi dan jumlah
kelompok sisa. PVB larut baik dalam alcohol , keton, ester dan larutan organic lainnya. Kelebihan
dari PVB adalah dapat dicampur dengan resin lain, seperti; dapat bercampur baik dengan resin
fenol, resin melamin, resin urea dll.

Penggunaan :

PVF dapat sebagai isolasi listrik yang baik dan perekat untuk logam-logam. Selain itu dapat dibuat
spon untuk keperluan kosmetik, saringan untuk makanan dsb.

PVB dipakai untuk lapisan antara kaca mobil, perekat kaca mobil, kaca pesawat terbang dan kaca
tahan peluru. Sebagai perekat dapat diaplikasikan untuk berbagai bahan.
2.5.8 Resin kopolimer

a. Resin EVA (Etilen-Vinil Asetat kopolimer)

Kopolimer dari etilen dan vinil asetat. Sifat-sifatnya berubah tergantung pada kadar dan berat
molekul dari vinil asetat. Resin ini bersifat elastis sehingga mudah dibengkokkan seperti kaert.
Bahan ini mudah dicetak, tahan cuaca, tahan retak karena tegangan.

b. Resin ABS

Resin ini adalah jenis termoplastik dengan harga impak tinggi yang terdiri dari akrilonitril,
butadiena dan stiren. Disebut resin ABS karena singkatan dari ketiga penyusun resin ini.

Sifat dari resin ini dapat berubah-ubah berdasarkan cara produksi, komponen resin, berat molekul,
jenis dan komponen karet, ukuran partikel, derajat ikatan silang, perbandingan cangkokan, dan
perbandingan resin dan karet.

2.5.9 Turunan Selulosa

Selulosa memiliki kelarutan yang jelek, dan jenis pelarut yang dapat digunakan terbatas. Namun
demikian, dengan mengesterifikasi atau mengesterifikasi gugus hidroksil dari alkoholnya, bahan
tersebut dapat dilebur dan dapat larut.

2.5.10 Nitroselulosa (seluloid)

Nitroselulosa adalah resin yang telah lama dikenal dengan mencampurkan nitroselulosa,
kamper, alcohol dan zat pewarna, dan menghilangkan pelarut. Bahan ini kuat, dan daya serap
airnya rendah, baik dalam ketelitian dimensi dan kemampuan pemprosesan secara mekanik,
melunak pada suhu air panas dan mudah dicetak. Namun demikian memiliki sifat yang kurang
menguntungkan yaitu; sangat mudah terbakar dan berbahaya dalam penggunaannya.

Gambar 7.3 Rumus struktur dari plastic selulosa

Selain nitroselulosa ada juga turunan selulosa yang lain seperti; asetil selulosa, selulosa
asetat butirat, etil selulosa, dll.

Plastik Industri

2.5.11 Poliamid (Nylon)


Poliamid adalah resin dengan ikatan amida –NH-CO-, dan dari strukturnya dapat dibagi menjadi (-
NH-R-NHCO-R’-CO-)n dan (-NH-R-CO-)n.

Tabel 7.1 Jenis Poliamid

Penggunaan poliamid kebanyakan dalam bentuk serat industri untuk pembuatan tambang,
benang ban mobil, jaring ikan dll.

2.5.12 Poliasetal

Bahan ini adalah resin termoplastik yang kristalin dengan struktur polieter yang terdiri dari
rantai molekuler gugus metilen –(CH 2)__ dan oksigen –(O)_ yang berulang. Formaldehid
dipolimerisasikan dengan berbagai katalis menjadi homopolimer molecular yang tinggi (Delrin).

Penggunaan bahan ini secara luas karena memiliki keunggulan dari kekuatan, ketahanan lelah,
ketahanan melar dan ketahanan abrasi. Sehingga banyak dipakai untuk roda gigi, bantalan, roda
ban, sekrup , penguat dan komponen-komponen mesin.

2.5.13 Polikarbonat Aromatik

Ini adalah resin termoplastik dengan ikatan polikarbonat aromatic

Rantai molekul mempunyai gugus aromatic, adalah kaku lebih kristalin dan terikat kuat . Karena
terikat dengan ikatan ester, maka ketahanan alkalinya lemah. Bahan ini tidak berwarna, tembus
cahaya dengan massa jenis 1,2 dan dan dapat padam sendiri bila terbakar. Dalam pemanfaatannya,
polkarbonat dipergunakan luas untuk komponen elektronik dan listrik.

2.5.14 Resin polyester termoplastik jenuh

Resin ini berantai lurus dengan ikatan ester -O-C- dalam rantai utama

Selain itu dikenal pula polibutilen tereftalat (PBT) sebagai resin untuk penggunaan
umum.PETmemiliki permukaan yang halus mengkilat, titik leleh relative tinggi, kekakuan tinggi,
kekuatan mekanik yang unggul seperti; ketahanan impak, ketahanan abrasi, koefisien gesek,
ketahanan melar, ketahanan retak tegangan, dan ketahanan cuaca juga baik. Sifat-sifat tersebut
tampaknya seimbang dengan baik.Penggunaan bahan ini, kebanyakan untuk serat , film maupun
botol

2.5.15 Polisulfon
Bahan ini diperoleh secara polikondensasi dan disebut polisulfon karena

mengandung gugus –S–

Penggunaan untuk komponen listrik, komponen mekanik dan komponen mobil, karena sangat
cocok pada kondisi termal yang sangat berat. Sebagai plastic teknik, bahan ini memiliki sifat-sifat
mekanik , listrik dan kimia yang unggul, bahan digunakan secar luas.

2.5.16 Polifenilen oksida (PPO)

PPO unggul dalam kekuatan, ketahanan panas, bahan kimia, air dan sifat listrik, tapi tak
begitu baik dalam kemampuan cetaknya. Bahan memiliki massa jenis rendah sekitar 1,06, bersifat
dapat padam sendiri, tak tembus cahaya, dan temperature cetak 290-350 oC

Polimer lain

2.5.17 Floropolimer

a). Politetrafluoroetilen (PTFE)

Ketahanan listrik baik sekali, unggul dalam ketahanan panas, ketahanan dingin, dan ketahanan
kimia, maka bahan ini digunakan untuk gasket, pembungkus, selang, pipa bahkan sebagai material
vital sepert; pembuluh darah buatan.

b). Kopolimer fluoroplastik

Zat ini memiliki sifat yang sama dengan PTFE dalam ketahanan mekanik, tetapi jelek dalam
ketahanan panas dan sifat listriknya. Disamping itu zat ini relative tahan terhadap bahan kimia
baik organik maupun anorganik.

c). Poliklorotrifluoroetilen (PCTFE)

Bahan ini memiliki sifat mekaniknya sama dari FTPE tetapi lebih baik dalam hal sifat
tembuscahaya.dan isolasi listrik.

d). Poliviniliden Fluorida (PVDF)


n. CH2 = CF2 ─► ─(CH2 – CF2)─n

Bahan ini umumnya transparan dan unggul terhadap ketahanan cuaca, tahan terhadap penyinaran
dan mudah diproses menjadi film.

2.5.18 Resin Silikon

Bahan ini merupakan polimer organic yang didasarkan pada ikatan silicon

Bergantung dengan banyaknya, gugus –OH, maka dapat dibuat polimer berantai lurus
dengan struktur jaringan yang memiliki berbagai sifat yang menyerupai resin, menyerupai minyak
dan menyerupai karet. Silikon mempunyai kestabilan termal yang sangat baik dan tak dapat
dicapai oleh bahan organik lain baik sebagai cairan, padatan kenyal atau padatan resin.

2.6 Proses Pembuatan Termoplastik

Bahan setiap plastik berbeda-beda, maka prosesnyapun berbeda-beda, meskipun umumnya


hampir sama. Bahan baku umumnya berbentuk serbuk atau butiran dan sering memerlukan operasi
persiapan.

Proses ke-1. Pencampuran dan Pra-pembentukan

Bahan termoplastik dipasarkan dalam bentuk butiran, oleh karena itu dicampurkan dengan
zat-zat tertentu dalam keadaan kering untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu, sebalik nya bahan
termoseting dalam bentuk cairan atau dalam keadaan terpolimerisasi sebagian, sehingga perlu
untuk di sesuaikan. Kedalam mesin pencampur, dimasukkan resin, stabilisator, zat pewarna,
plastisiser, ter-masuk bahan pengisi. Bahan yang telah tercampur ini, ada kalanya masih berbentuk
lelehan, dimasukkan kedalam mesin injeksi, ekstrusi atau mesin giling. Pada periode ini, berat
jenis dan bobot nya sama, sehingga dihemat bahan dan proses produksi dipercepat.

Proses ke-2. Cetak – Tekan

Sejumlah bahan dimasukkan ke dalam cetakan logam yang sudah lebih dahulu dipanaskan,
sehingga pada waktu cetakan ditutup, bahan lunak ini tertekan-mengalir mengisi rongga cetakan,
sementara itu, bahan yang digunakan, bisa berbentuk serbuk atau tablet prabentuk. Tekanan kerja
mesin berkisar 0,7 sampai 55 Mpa (tergantung bahan dan bentuk produk), suhunya antara 120
hingga 205 °C. Untuk resin termoseting, panas sangat penting, untuk plastisasi, polimerisasi atau
pengerasan. Setelah proses selesai, cetakan harus didinginkan dengan baik, untuk menghindarkan
cacat produk.

Proses ke-3. Cetak – Transfer

Pada proses ini, serbuk termoseting (benda prabentuk), diletakkan pada tempat tersendiri
atau diatas rongga cetakan. Setelah bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan, bahan
diinjeksikan kedalam rongga cetakan, kemudian bahan akan mengalami periode pengerasan.
Keunggulan cetak transfer yaitu mampu membuat benda berbentuk rumit serta berpenampang
besar. Kekurangannya yaitu ada kehilangan bahan pada saluran pengalir dan harga cetakan relatif
mahal.

Proses ke-4. Cetak – Injeksi

Bahan butiran dicairkan lalu diinjeksikan kedalam rongga cetak untuk kemudian membeku
(cetakan didinginkan dengan air). Karena kemampuannya berubah (padat-cair atau sebalik nya),
tanpa merubah susunan kimianya, maka bahan ini sangat sesuai untuk pemrosesan
yangcepat.Gaya tekan mesin antara 0,4 sampai 22 MN dengan banyak bahan yang dapat diolah
maksimum 9 kg. Plastik mengalami praplastisisasi didalam mesin hingga 180 kg/jam sebelum
diinjeksikan dengan laju debit 0,01 , dimana suhu berkisar 120 hingga 260 °C. Mesin ini dapat
memproduksi: panel mobil, keranjang, bagian-bagian kulkas, perabotan rumah tangga dan tempat-
tempat sampah.

Proses ke-5. Ekstrusi

Bahan-bahan termoplastik, seperti: derivat selulosa, resin vinil, polistiren, polietilen, polipropilen
dan nilon, dapat diproses dengan ekstrusi untuk dijadikan berbagai bentuk dan berbagai panjang.
Produk dari proses ini adalah: pipa panjang, profil tertentu, pipa listrik dan pipa-pipa untuk
mengalirkan zat-zat kimia. Bahan termoseting kurang cocok, karena terlalu cepat mengeras.

Butiran atau serbuk bahan dimasukkan ke dalam pengumpan dan digerakkan kedalam ruang
pemanas oleh sekrup spiral. Di ruang pemanas, bahan menjadi viskos (kental), kemudian ditekan
kedalam cetakan. Setelah keluar dari cetakan, benda didinginkan (air atau udara bebas), sementara
pengerasan terjadi, benda diletakkan pada conveyer.

Proses ke-6. Pengkodean jenis plastik

Sebagai konsumen, kita pantas mendapat perlindungan kualitas. Tetapi kita juga patut melakukan
identifikasi sendiri terhadap jenis bahan plastik yang digunakan. Setiap perusahaan umumnya
telah memiliki standar perlindungan konsumen dengan mencantumkan jenis bahan plastik yang
digunakan pada wadah makanan atau minuman yang diproduksinya. Standar ini telah
dikembangkan oleh asosiasi industri plastik di Amerika Serikat dengan melakukan pengkodean
jenis plastik. Kode yang mengacu standar AS ini biasanya ada di bagian bawah wadah plastik
berupa cetakan timbul bergambar panah yang membentuk segitiga dengan sebuah angka di
dalamnya. Angka ini menunjukkan jenis plastik dan penggunaannya.Di bawah panah yang
membentuk segitiga itu, kadang dicantumkan inisial kandungan kimianya. Mari kita perhatikan
jenis palstik dan penggunaannya:

Kode 1. bertuliskan PET atau PETE


PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) sering digunakan sebagai botol minuman,
minyak goreng, kecap, sambal, obat, maupun kosmetik. Plastik jenis ini tidak boleh digunakan
berulang-ulang atau hanya sekali pakai. Habiskan segera isinya, jika tutup wadah telah dibuka.
Semakin lama wadah terbuka, maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak.

Kode 2. Bertuliskan HDPE

HDPE atau High Density Polyethylene banyak, ditemukan sebagai kemasan makanan dan obat
yang tidak tembus pandang. Plastik jenis ini digunakan untuk botol kosmetik, obat, minuman,
tutup plastik, jeriken pelumas, dan cairan kimia.

Kode 3. Bertuliskan PVC

PVC atau Polyvinyl Chloride (PVC) sering digunakan pada mainan anak, bahan bangunan, dan
kemasan untuk produk bukan makanan. PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling
berbahaya. Beberapa negara Eropa bahkan sudah melarang penggunaan PVC untuk bahan mainan
anak di bawah tiga tahun.

Kode 4. Bertuliskan LDPE

LDPE atau Low Density Polyethylene (LDPE) sering digunakan untuk membungkus, misalnya
sayuran, daging beku, kantong/tas kresek

Kode 5. Bertuliskan PP
PP atau Polypropylene sering digunakan sebagai kemasan makanan, minuman, dan botol bayi
menggunakan plastik jenis ini.

Kode 6. Bertuliskan PS

PS atau Polystyrene termasuk kemasan sekali pakai. Contohnya gelas dan pakai makanan
styrofoam, sendok, dan garpu plastik, yang biasa ada pada kotak makanan. Kotak CD juga
mengandung Polystyrene. Kandungan bahan kimia plastik jenis ini berbahaya bagi kesehatan. Jika
makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini, styrene dari kemasan langsung berpindah ke
makanan.

Kode 7. Bertuliskan PC

PC atau Polycarbonate digunakan untuk botol galon air minum, botol susu bayi, melamin untuk
gelas, piring, mangkuk alat makanan. Salah satu bahan perlengkapan makanan dan minuman yang
sering digunakan adalah melamin yang tergolong jenis plastik termoset. Plastik jenis ini tergolong
dalam “food grade” dan dapat digunakan sampai 140º C.

Saat ini beredar perlengkapan makanan melamin palsu yang biasanya dijual dengan harga 10 ribu
3, dibuat dari bahan urea formaldehyde yang mengandung formalin kadar tinggi, yang tidak tahan
panas dan dapat mengeluarkan formalin yang dapat mengkontaminasi makanan.

Untuk membedakan melamin palsu dengan yang asli dapat dilihat dari tekstur permukaannya di
bawah cahaya lampu, yang palsu biasanya bergelombang sedangkan yang asli tidak dan jika
direbus yang palsu akan berubah bentuk dan warnanya menjadi kekuningan.

Kategori 8 untuk jenis lainnya

Kategori ini mencakup semua jenis plastik yang tidak termasuk dalam keenam kategori di atas.
Namun, bukan berarti plastik jenis ini aman sebagai wadah makanan, karena di dalam kategori ini
termasuk polycarbonate yang dapat melepaskan BPA.

Di dalam kategori ini juga ada bioplastik yang terbuat dari tepung jagung, kentang, atau tebu.
Bioplastik aman sebagai kemasan makanan dan ia pun dapat terurai secara biologis. Untuk jenis
ini, pastikan bahannya tidak mengandung Polycarbonate.

Jika dalam mengkonsumsi makanan dari kemasan plastik berkode 1,3,6,dan 8 yang kita tidak
yakin kandungannya, maka gunakan sesuai anjuran. Misalnya tidak menggunakan botol PET yang
dibuat sekali pakai atau memanaskan makanan di wadah plastik yang tidak untuk keperluan itu.

Hampir di semua Negara, pemakian material plastik untuk kebutuhan manusia mengacu pada
standar, seperti di Indonesia standar yang digunakan adalah SNI (Standar Nasional Indonesia).
Beberapa produk plastik yang sudah memiliki SNI yaitu PVC, botol untuk air dalam kemasan.

2.7 Pengujian polimer Termoplastik dengan SNI

14 SNI 06-4894-1998
 Ketahanan karet vulkanisat atau karet termoplastik terhadap keretakan oleh ozon (uji
peregangan statik)

Potongan uji dalam keadaan teregang di dalam ruang tertutup pada suhu tertentu, dikenai udara
yang mengandung ozon dengan konsentrasi tertentu dan tetap. Potongan uji tersebut diamati
secara berkala untuk melihat timbulnya retak.

15 SNI 06-6314-2000
 Penentuan dimensi potongan uji dari karet vulkanisat, karet termoplastik dan barang jadi
karet untuk keperluan pengujian

Ada empat jenis metode standar untuk pengukuran dimensi potongan dari karet vulkanisat karet
termoplastik untuk keperluan pengujian. MEtode tersebut adalah metode A,B,C dan satu metode
tak langsung (metode D). Metode A untuk dimensi <30 mm, metode B untuk dimensi 30 mm –
100 mm, metode C untuk mdimensi > 100 mm dan metode D yaitu cara penentuan dimensi tak
langsung untuk berbagai ukuran. suhu dan kelembaban untuk pengkondisian berturut-tirit adalah
20 oC – 50 oC dan 27 oC – 65 oC. PEngukuran sekurang-kurangnya dilakukan tiga kali setiap
penentuan dimensi dan hasil dari nilai tengah yang dilaporkan.

16 SNI ISO 188:2010


 Pengujian Pengusangan yang di percepat dan ketahanan panas dari karet vulkanist atau
termoplastik

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Polimer tinggi (makromolekul) adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan
kimia yang kecil dan sederhana atau disebut monomer. Polimer tinggi terdapat di alam yaitu; pada
benda hidup, baik binatang maupun tumbuhan, mengandung sejumlah besar bahan polimer) dan
dapat juga disintesis (proses kimia). Polimer alam seperti; selulosa, pati dan protein telah lama
dikenal dan digunakan untuk keperluan hidup manusia. Sedangkan polimer sintesis dari proses
polimerisasinya dapat dibedakan menjadi polimer adisi dan polimer kondensasi.

Disamping itu, polimer juga dapat dikelompokkan menjadi polimer termoset dan polimer
termoplastik. Polimer termoplastik memiliki sifat lunak pada suhu yang lebih tinggi.dan kembali
seperti kondisi semula bila didinginkan. Jenis-jenis polimer termoplastik adalah ; polietilen,
polipropilen, polistiren, polimetil metaklirat, polivinil klorida, klorida poliviniliden dll. Polimer-
polimer termoplastik banyak digunakan untuk memproduksi barang-barang keperluan sehari-hari
sehingga diharapkan lebih mudah dicetak dan murah.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun.2012.BAHAN KONSTRUKSI KIMIA TK 081406. Politeknik Negeri


Sriwijaya.Palembang

http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/6931 [diunduh 30 November 2013]

http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_rekap_sni_ics/1/83/X9/1 [diunduh 30
November 2013]

http://www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/[diunduh 30
November 2013]

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/polimer-termoplastik-
dan-termosetting/[diunduh 30 November 2013]

Anda mungkin juga menyukai