Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH PETROLEUM DAN REFINERI

POLIMERISASI

Disusun oleh:
1. Dina Dwi Fitriyani Manik (062240412352)
2. Raden Muhammad Dika Andriansyah (062240412361)
Dosen pengampu : Zurohaina,.S.T.,M.T.

KELAS : 3EGB
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI DIV
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan.................................................................................................................1
B. Pengertian Polimerisasi.................................................................................................2
C. Jenis-jenis Polimerisasi .................................................................................................4
D. Manfaat polimer............................................................................................................5
E. Kesimpulan ...................................................................................................................8
A. Pendahuluan
Polimerisasi adalah suatu proses dimana molekul yang relatif kecil, disebut sebagai
monomer, menyatu secara kimiawi dan membentuk rantai atau struktur molekul yang
lebih kompleks, menjadi polimer. Jumlah tipe monomer pada proses polimerisasi akan
menentukan jenis polimer yang dihasilkan. Setidaknya, dibutuhkan 100 gabungan
monomer untuk membuat suatu produk polimerisasi yang memiliki sifat fisik tertentu,
misalnya elastis, padat, atau berserat. Hal tersebut yang membedakan polimer dengan zat
atau material lain yang terbentuk dari molekul yang lebih kecil dan sederhana. Ikatan
kovalen yang stabil antar monomer dalam proses polimerisasi menjadikan proses tersebut
berbeda dengan proses kimiawi lainnya, seperti kristalisasi. Pada proses kristalisasi,
molekul dalam jumlah besar berkumpul atau menyatu dalam pengaruh gaya antarmolekul
yang lemah. proses polimerisasi karbon dan hidrogen yaitu proses penggabungan
beberapa molekul sederhana menjadi molekul besar. Penggunaan plastik dalam berbagai
aktivitas di kehidupan seharihari cukup besar sehingga industri di Indonesia
membutuhkan bahan baku plastik ini. Salah satu bahan baku pembuatan plastik adalah
hasil distilasi minyak bumi jenis nafta dengan titik didih maksimal 36-270°C (Chang
2004).
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu termoplastik dan plastik
termoset. Termoplastik adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya
panas contonya antara lain polietilen, polipropilen, polistiren, nilon, dan polietilen
tereptalet. Sedangkan termoset adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi
tertentu tidak dapat dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga
dimensi, seperti poly urethane, urea formaldehyde, melamine formaldehyde, dan
polyester. Bahan baku plastik secarabertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam
yang disebabkan olehMbeberapa keunggulan, yaitu ringan, kuat, mudah dibentuk,
antikarat, tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dapat
dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses yang lebih murah. plastik yang
sering digunakan dan memiliki aplikasi penggunaan yang banyak adalah polietilen
(Julianti dan Nurminah 2006), Akan tetapi meningkatnya produksi limbah plastik menjadi
masalah global. Menemukan solusi untuk mengurangi limbah plastik dan mengelola
limbah plastik yang ada adalah tantangan utama, dalam hal ini riset terus berlanjut di
seluruh dunia untuk mengatasi tantangan dan memajukan teknologi polimer dengan cara
pengembangan polimer terbarukan atau polimer yang dapat terurai secara alami menjadi
fokus utama, inovasi di bidang ini akan memainkan peran penting dalam menghadapi isu-
isu global terkait lingkungan dan keberlanjutan.
B. Pengertian
Polimerisasi adalah proses kimia di mana molekul-molekul kecil yang disebut
monomer bergabung bersama untuk membentuk molekul besar yang disebut polimer.
Proses ini terjadi melalui reaksi kimia di mana ikatan kimia antara monomer-monomer
diputuskan dan diikat kembali untuk membentuk rantai atau jaringan polimer. Polimer
memiliki berbagai aplikasi luas dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pembuatan
plastik, serat tekstil, karet, dan banyak lagi. Keuntungan besar dari polimer adalah
kemampuannya untuk diubah bentuk dan sifat fisiknya melalui pengaturan komposisi
kimia dan struktur molekulnya.
1. Berdasarkan Asal
Pada pengelompokan berdasarkan asal, polimer dibagi menjadi dua, yaitu polimer
alam dan polimer sintetis. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
 Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang ditemukan di alam dan berasal dari organisme hidup.
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Misalnya, karet alam terkadang cepat
rusak, tidak elastis, dan beriak. Hal ini dapat terjadi karena karet alam tidak tahan
terhadap bensin atau minyak tanah dan terkena udara dalam jangka waktu yang lama.
Sebagai contoh lain, sutra dan wol adalah senyawa protein yang memberi makan bakteri,
sehingga wol dan sutra cepat rusak. Pada umumnya polimer alam bersifat hidrofilik
(seperti air), sulit dicairkan dan sulit dicetak, sehingga sulit untuk mengembangkan fungsi
polimer alam untuk penggunaan yang lebih luas dalam masyarakat sehari-hari.
 Polimer Sintetis
Polimer sintetis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak ada di alam dan harus
dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian
terhadap struktur molekul alami untuk mengembangkan polimer sintetis. polimer sintetis
yang dihasilkan dapat direkayasa sesuai dengan sifat-sifatnya, seperti suhu tinggi
rendahnya titik leleh, elastisitas dan kekakuan, serta ketahanan terhadap zat kimia.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan polimer sintetis yang berkinerja seperti yang
diharapkan.Polimer sintetis dikembangkan untuk tujuan komersial, seperti membentuk
serat untuk benang tekstil dan memproduksi ban elastis. Contoh polimer sintetik adalah
selulosa asetat, yang merupakan turunan selulosa yang diperoleh dengan dari asetilasi
selulosa dan digunakan untuk membuat kaca film.
2. Struktur Polimer
Struktur polimer dibuat dari proses polimerisasi. Metode ini merupakan pembuatan
polimer sintetis dengan mengombinasikan berbagai macam molekul kecil yang disebut
monomer. Secara keseluruhan, molekul-molekul kecil itu dikombinasikan hingga menjadi
satu rangkai molekul dengan ikatan kovalen. Terdapat reaksi kimia yang muncul di dalam
proses tertentu. Sebut saja saat pemanasan dan tekanan yang mampu mengubah ikatan
kimiawi dalam menyatukan seluruh monomer tersebut. Hasil dari proses ini adalah
polimer dengan struktur ikatan beragam. Tentunya tergantung dari bagaimana proses dan
molekul dasarnya. Rantai monomer dalam hasil proses polimerisasi disebut sebagai
makromolekul. Di dalam makromolekul bisa mengandung ratusan ribu monomer. Hasil
yang didapatkan juga pasti berkualitas tinggi dan layak untuk digunakan dalam industri.
a) Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan satu sama
lainnya membentuk rantai polimer yang panjang. Polimer ini biasanya dapat larut
dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer
ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti
gelas). Contoh polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga
dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau
creslan) dan nylon 66. Berikut contoh gambar polimer linear:

b) Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang
membentuk cabang pada rantai utama. Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai
polimer linear dengan percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai
utama. Struktur polimer bercabang diilustrasikan sebagai berikut :

c) Polimer Berikatan Silang (Cross–linking), yaitu polimer yang terbentuk karena


beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya. Jika
sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka akan terbentuk sambung silang tiga
dimensi yang sering disebut polimer jaringan. seperti digambarkan pada gambar
berikut. Bahan ini biasanya di”swell” (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak
sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan.
Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah
penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer
dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya
intan (diamond)
C. Sifat - sifat polimer yang karakteristik ini antara lain:
 Mudah diolah untuk berbagai macam produk pada suhu rendah dengan biaya
murah.
 Ringan; maksudnya rasio bobot/volumenya kecil.
 Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif.
 Bersifat isolator yang baik terhadap panas dan listrik. Berguna untuk bahan
komponen khusus karena sifatnya yang elastis dan plastis.
 Berat molekulnya besar sehingga kestabilan dimensinya tinggi.

D. Jenis-jenis polimerisasi
Ada dua jenis polimerisasi utama yaitu:
 Polimerisasi Adisi:
Polimerisasi adisi adalah proses bergabungnya monomer-monomer yang
mempunyai ikatan rangkap dalam kondisi jenuh. Dalam polimerisasi adisi, reaksi
rantai dilibatkan dengan pembawa rantai berupa spesies reaktif yang mengandung
radikal bebas atau beberapa ion. Ciri reaksi berantainya adalah reaksi hidrogen dan
klor. Pemicu reaksi adalah kondisi penyinaran molekul atom-atom klor oleh sinar
matahari yang kemudian ditambahkan ke dalam hidrogen, Pada proses ini, monomer-
monomer yang memiliki ikatan rangkap (gugus hidrokarbon dengan ikatan rangkap)
bergabung satu sama lain tanpa melepaskan molekul kecil tambahan. Polimerisasi
adisi biasanya terjadi pada unit monomer yang mempunyai ikatan rangkap reaksi adisi
mengakibatkan terbukanya ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal

Sebagai contoh etana yang merupakan mempunyai ikatan rangkap jika dipanaskan
dengan katalis tertentu akan menjadi polimer
 Polimerisasi adisi alami merupakan reaksi polimerisasi pada makhuk hidup.
contoh: pembentukan karet alam atau pollisoprena.
 Polimerisasi adisi sintetis merupakan reaksi polimerisasi yang sengaja
dilakukan di laboratorium atau industri. contoh: pembentukan polivinilklorida
(PCV) dari vinil klorida.

1. Polimerisasi Kondensasi: Dalam proses ini, monomer-monomer bereaksi dengan


melepaskan molekul kecil, seperti air atau metanol. Proses ini sering terjadi antara
monomer-monomer yang memiliki gugus fungsional yang dapat bereaksi, seperti
gugus hidroksil atau asam karboksilat. Contoh polimer yang terbentuk melalui
polimerisasi kondensasi adalah polietilen tereftalat (PET) yang digunakan dalam botol
plastik. Contoh polimerisasi kondensasi adalah pembentukan selulosa dari monomer
atau unit ulangan yaitu glukosa glukosa sebanyak n akan bergabung membentuk
rantai dan air dengan jumlah (n – 1) pada polimerisasi selulosa 2 monomer glukosa
bergabung dengan kondensasikan molekul air kemudian melepaskan atom oksigen
yang menghubungkan dua monomer proses ini terus berlanjut hingga membentuk
rantai

Contoh lain polimer kondensasi adalah poliester, polikarbonat, poliurea, nilon, aramid
dan poliuretan.
E. Proses Polimerisasi
1. Polimerisasi Termis metode untuk membentuk polimer dengan mengubah
monomer menjadi rantai polimer melalui reaksi kimia yang terpicu oleh panas
atau energi termal, terdiri dari perengkahan fasa uap senyawa propana dan butana
diikuti dengan perpanjangan waktu reaksi pada suhu 950-1100°F.
2. Polimerisasi Katalis proses sinambung dimana gas-gas olefin dikonversi dengan
katalis menjadi produk-produk cair hasil kondensasi. katalis yang digunakan pada
polimerisasi katalis adalah asam sulfat dan asam posfat dalam berbagai bentuk
Proses polimerisasi katalis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Polimerisasi tak selektif
2. Polimerisasi selektif
Polimerisasi tak selektif adalah polimerisasi campuran propilena-propilena dan
butilena-butilena ,sedangkan polimerisasi antara propilena-propilena saja atau
antara butilena-butilena saja disebut Polimrisasi Selektif.
Katalis yang digunakan pada polimerisasi katalis adalah asam sulfat dan asam
posfat dalam berbagai bentuk. Demikian juga siika, alumina,aluminum, khorida,
boro trifluorida dan bauksit aktif bayak digunakan sebagai katalis polimerisasi.

1. Polimerisasi tak selektif


Suatu proses polimerisasi yang terjadi pada suhu dan tekanan tinggi dengan
umpan berupa campuran hidrokarbon C3 dan C4menggunakan katalis asam
posfat.
Ada tiga modifikasi penggunaan asam posfat sebagai katalis yang banyak
dipakai,
adalah:
1.kuarsa yang dibasahi dengan larutan asam
2. pelet yang diresapi asam (asam pospat padat) yang diisikan didalam chamber
3.katalis padat berbentuk pelet yang dimuat dala tube yang dikelilingi oleh air
pendingin didalam reaktor yang menghasilkan produk yang hampir sama dengan
asam pospat dengan suhu reaksi yang lebih rendah.
1. Polimerisasi UOP
Polimerisasi katalis proses UOP adalah proses polimerisasi tak selektif
menggunakan katalis asam posfat yang dijenuhkan didalam kieseiguhr dan
berbentuk pelet. Katalis ditempatkan dalam tube, sedangkkan air pendingin
berada didalam shell. Diagram alir sederhana dari proses uop ini dapat dilihat
pada gambar dibawah ini
a. Seksi pembersihan/pemurniaan umpan
b. Seksi reaktor
c. Seksi pemisahan hasil-hasil reaksi

2. Polimerisasi selektif
Suatu proses polimerisasi yang menggunakan umpan fraksi C4 dan fraksi C3 saja
yang berlangsung pada suhu yang lebih rendah dibandingkan polimerisasi tak
selektif
F. Manfaat Polimer
Polimer merupakan salah satu bahan teknik yang penting untuk keperluan konstruksi atau
suku cadang, disamping bahan konvensional lainnya seperti logam dan keramik. Sebagai
polimer komoditas yaitu bahan polimer yang digunakan pada pembuatan barang
keperluan konsumen, misalnya untuk peralatan rumah tangga, mainan, alat kantor, dan
sebagainya,volume kebutuhannya semakin meningkat. Selain dari pada itu,bahan polimer
telah dimodifikasi secara fisiko-kimiawi menjadi bahan khusus dengan karakteristik
tertentu seperti untuk pembuatan peralatan kesehatan dan komponen elektronika. Bahan
polimer khusus termodifikasi ini, yang walaupun volume produksinya kecil, harganya
dapat mencapai puluhan kali harga polimer komoditas. Karena latar belakang kebutuhan
diatas, industri bahan polimer kini telah berkembang pesat mencapai
pertumbuhan sampai 7% per tahun. Sampai tahun 1980-an industri tersebut telah
memperkenalkan berbagai bahan polimer teknik, yang pada berbagai penggunaannya,
bahan polimer tersebut telah menggantikan peranan bahan-bahan lain. Sebagai salah satu
contoh, dalam dunia industri pipa distribusi air dan gas, bahan baja, besi, tembaga dan
keramik telah digantikan oleh polipropilena dan polivinil klorida yang lebih murah dan
mudah diperoleh (Wirjosentono, 1998).
Proses Pembuatan Polimer dari Minyak Bumi. Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi
atau polimerisasi merupakan tahap awal dari pemanfaatan senyawa (zat kimia) yang
berasal dari minyak bumi. Minyak bumi mengandung banyak senyawa. kimia dan hasil
isolasi senyawa ini dapat dimanfaatkan oleh industri. Bahan kimia ini disebut sebagai
bahan petrokimia. Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi-reaksi polimerisasi
(perpanjangan rantai), reaksi perengkahan(perpendekan rantai) reaksi pengubahan
(paduan dengan senyawa lain), maupun pembentukan senyawa pendek dari senyawa
panjang minyak bumi (pembentukan gas, alkilasi,perpendekan rantai atom karbon).
Perpendekan rantai minyak bumi menghasilkan senyawa yang ekonomis dan bermanfaat.
Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk minyak bumi adalah alkaloid,
terpena, steroid, asam amino, dan lipid.Senyawa-senyawa ini terkubur bersama tumbuhan
dan hewan. Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar
ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut;
a) Reaksi Perengkahan (cracking)
b) Reaksi pengubahan (reforming)
c) Reaksi polimerisasi (perpanjangan rantai)
Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih
senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan
langsung. Contoh pemanasan Proses alami: Proses cracking atau alkilasi penting untuk
minyak bumi dalam mencari senyawa yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk
mendapatkan bensin lebih banyak dari minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak
diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10)
dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan. Reaksi pengubahan adalah reaksi dari
bahan petroleum menjadi bahan dasar industri dengan pemanfaatan bahan yang murah
menjadi material yang dibutuhkan sehingga bernilai ekonomis (murah). Proses ini
diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik). Reaksi polimerisasi (perpanjangan
rantai), reaksi ini terdiri dari tiga tahap yaitu pembentukan radikal bebas (inisiasi),
perpanjangan monomer (propagasi), dan terminasi (pemotongan atau penyetopan reaksi).
Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur yaitu
struktur beraturan (isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik), campuran (sindiotaktik)
 Aplikasi polimer

Tidak diragukan lagi, pengetahuan akan polimer telah memberikan pengaruh besar
terhadap cara hidup manusia. Sulit untuk menemukan satu aspek dalam kehidupan kita
yang tidak dipengaruhi oleh keberadaan polimer. Dengan pemutakhiran dalam hal
pemahaman akan polimer diikuti penelitian mengenai aplikasinya, tidak ada alasan bahwa
revolusi ini akan terhenti dimasa yang akan datang. Pada bagian ini, akan disajikan
aplikasi dari beberapa golongan polimer. Dilihat dari kegunaannya, ada tiga kelompok
besar dari polimer sebagai berikut:

1. elastomer,

2. plastik,

3. serat
F .Kesimpulan

Dalam makalah ini, telah dijelaskan secara mendalam mengenai proses polimerisasi, yaitu
reaksi kimia di mana monomer-monomer bergabung untuk membentuk molekul-molekul
polimer yang panjang. Terdapat dua jenis utama dari polimerisasi yaitu: adisi dan kondensasi.
Polimerisasi adisi terjadi ketika monomer-monomer dengan ikatan rangkap bergabung,
sementara polimerisasi kondensasi melibatkan reaksi dengan pelepasan molekul kecil
tambahan.

Beberapa contoh polimerisasi adisi termasuk pembentukan polietilena, polipropilena,


polistirena, polikloroprena, dan polietilena tereftalat (PET). Masing-masing dari polimer ini
memiliki aplikasi yang penting dalam berbagai industri, seperti industri plastik, karet, tekstil,
otomotif, elektronik, dan lain-lain. Penting untuk diingat bahwa sifat dan karakteristik dari
polimer dapat diatur melalui pengontrolan kondisi reaksi dan komposisi kimia monomer. Hal
ini membuat polimer menjadi bahan yang sangat serbaguna dan penting dalam berbagai
aplikasi industri dan kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman mendalam tentang
polimerisasi dan aplikasinya, kita dapat lebih menghargai kontribusi yang diberikan oleh
polimer dalam berbagai aspek kehidupan modern. Lebih lanjut lagi, penelitian dan
pengembangan terus berlanjut untuk memperluas potensi dan meningkatkan kinerja dari
bahan polimer dalam berbagai aplikasi masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
8ffad0a5ccff31f14f934e1bad254493.pdf
2. https://www.gramedia.com/literasi/polimer/
3. https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEKI442302-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai