Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami. Shalawat serta
salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami
sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Indralaya, 4 Oktober 2018
 

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 3

BAB 15
KARAKTERISTIK, APLIKASI, DAN PENGOLAHAN POLIMER
15.15 Plastik……………………………………………………………………….. 4
15.16 Elastomer…………………………………………………………………… 11
15.17 Serat…………………………………………………………………… 13
15.18 Bermacam-macam Aplikasi…………………………………………. 14
15.19 Bahan Advanced Polimetrik………………………………………………. 16
15.20 Polimerisasi…………………………………………………………………. 19
15.21. Polymer Additives………………………………………………………… 21
15.22. Teknik Pembentukan Plastik…………………………………………….. 22
15.23. Fabrikasi Elastomer………………………………………………………..
23
15.23. Fabrikasi Serat dan Film………………………………………………….. 25
BAB 15
KARAKTERISTIK, APLIKASI, DAN PENGOLAHAN POLIMER

15.15 Plastik

Plastik adalah polimer rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang atau monomer. Kemungkinan jumlah terbesar dari
perbedaan bahan polimer berasal di klasifikasi plastik. Plastik adalah bahan yang memiliki
beberapa struktur kekakuan berdasarkan beban, dan digunakan dalam aplikasi tujuan umum.
Polietilena, polipropilena, poli (vinil klorida), polystyrene, dan fluorocarbons, epoxies,
fenolat, dan poliester semua dapat diklasifikasikan sebagai plastik. Mereka memiliki berbagai
macam sifat kombinasi. Beberapa plastik sangat kaku dan rapuh. Lainnya adalah fleksibel,
menunjukkan deformasi baik elastis dan plastik saat stres, dan kadang-kadang mengalami
deformasi yang cukup sebelum fraktur.
Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen,
chlorine atau belerang di tulang belakang. Tulang belakang adalah bagian dari rantai di jalur
utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti
plastik grup molekuler berlainan bergantung dari tulang belakang (biasanya digantung
sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk
membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup pendant telah membuat plastik menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan pada kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti
dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet,
shellac) sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami,
nitrocellulose) dan akhirnya ke molekul buatan manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride,
polyethylene).
Plastik dibagi menjadi dua klasifikasi utama berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
ekonomis dan kegunaannya plastik komoditi dan plastik teknik. Plastik-plastik komoditi
dicirikan oleh volumenya yang tinggi dan harga yang murah. Plastik ini bisa diperbandingkan
dengan baja dan aluminium dalam industri logam. Mereka sering dipakai dalam bentuk
barang yang bersifat pakai-buang (disposable) seperti lapisan pengemas, namun ditemukan
juga pemakaiannya dalam barang-barang yang tahan lama. Plastik teknik lebih mahal
harganya dan volumenya lebih rendah, tetapi memiliki sifat mekanik yang unggul dan daya
tahan yang lebih baik. Mereka bersaing dengan logam, keramik dan gelas dalam berbagai
aplikasi.
Plastik juga dapat digolongkan berdasarkan:
1. Sifat fisikanya
a. Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan
proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat
(PC).

b. Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.


Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin
epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida.

2. Kinerja dan penggunaanya


a. Plastik komoditas
- Sifat mekanik tidak terlalu bagus

- Tidak tahan panas

- Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN

- Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol


minuman
b. Plastik teknik
- Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C

- Sifat mekanik bagus

- Contohnya: PA, POM, PC, PBT

- Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik


c. Plastik teknik khusus
- Temperatur operasi di atas 150 °C

- Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)

- Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR

- Aplikasi: komponen pesawat


3. Berdasarkan sumbernya
a. Polimer alami: kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
b. Polimer sintetis:
- Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
- Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis

- Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya


dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga
kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya).
Polimer yang termasuk dalam klasifikasi ini mungkin memiliki tingkat derajat
kristalinitas, dan semua struktur molekul dan konfigurasi (linear, bercabang, isotaktik, dll)
yang mungkin. Bahan plastik dapat berupa termoplastik atau termoset; pada kenyataannya,
ini adalah cara di mana mereka biasanya di subkalsifikasikan. Namun,yang harus
dipertimbangkan dari plastik, linier atau polimer bercabang harus digunakan di bawah suhu
transisi gelas (jika amorf) atau di bawah suhu leleh (jika semicrystalline), atau harus
disilangkan dengan cukup untuk mempertahankan bentuknya. Nama dagang, karakteristik,
dan aplikasi khas untuk sejumlah plastic diberikan dalam Tabel 15.3.
Beberapa plastik menunjukkan sifat khususnya . Untuk aplikasi di mana transparansi
optic sangat penting, polystyrene dan poli (metil metakrilat) sangat cocok; Namun, sangat
penting bahwa materi menjadi sangat amorf atau jika semicrystalline, memiliki kristal yang
sangat kecil. The fluorocarbons memiliki koefisien gesek yang rendah dan sangat tahan
terhadap serangan oleh sejumlah bahan kimia, bahkan pada suhu yang relatif tinggi. Mereka
digunakan sebagai pelapis pada peralatan masak antilengket, di bantalan dan bushing, dan
untuk komponen elektronik suhu tinggi.
15.16 Elastomer
Elastomer merupakan bagian dari polimer. Elastomer memiliki sifat umum seperti
tingkat elastisitas yang tinggi, viscoelasticity, dan glass temperature yang jauh di bawah suhu
kamar. Material elastomer dapat menahan regangan yang besar dari tegangan dan dapat
kembali kebentuk semula ketika tegangan dikurangi.
Secara umum karet dikategorikan sebagai elastomer karena sifat hyperelastic-nya.
Karet adalah senyawa macromolecular yang terdiri dari banyak makromolecule. Setiap
macromolecule adalah rantai panjang macromolecular yang dibentuk dari beberapa unit
struktur kimia yang terikat oleh ikatan kovalen. Sebagai contoh, rantai molecular karet alam
terdiri dari 1000 hingga 5000 unit struktur kimia isoprene. Struktur dari rantai
macromolecular tunggal memiliki 3 bentuk dasar yaitu linear macromolecular (rantai lurus),
branched macromolecular (rantai bercabang), crosslinked macromolecular.
Jenis – Jenis Karet
a. Karet Alam
Karet alam diperoleh dari getah karet (lateks) beberapa jenis pohon karet seperti
Hevea Brasiliensis dan Parthenia Argentatum yang diproses dengan koagulasi, pengeringan,
koagulasi elektrik, dan proses lainnya. Getah karet yang diekstrak dari kulit pohon Hevea
adalah sistem polydispersed (ukuran partikel yang tidak seragam walaupun beda satu fasa /
jenis) koloid dari partiker karet dalam fasa cair. Dengan lateks Hevea kandungan karet kering
bervariasi dari 28 hingga 40%., dan dapat meningkat hingga 40-50% setelah non-tapping
dalam waktu lama. Karet yang diperoleh dari getah karet mengandung hydrocarbon, protein
dalam jumlah kecil, carbohydrates, substansi seperti resin, garam mineral, asam lemak. Oleh
karena keteraturan struktural yang tinggi, karet alam cenderung untuk mengkristal pada suhu
yang rendah atau ketika meregang. Kristalisasi pada suhu rendah menyebabkan kekakuan
pada karet, namun dapat dengan mudah dikembalikan melalui pemanasan. Kristalisasi saat
peregangan memberikan ketahanan yang baik, fleksibilitas, kekuatan tarik dan sobek,
ketahanan panas, dan abrasi. Karet mengandung protein yang dapat menyebabkan alergi pada
sebagian kecil populasi. Penggunaan terbesar karet adalah ban, lebih dari 70%. Selain itu
karet juga diganakan untuk belt, selang, footwear, antivibrasi, dan sebagainya.

b. Polyisoprene
Struktur dan sifat Polyisoprene sintesis dibuat mirip dengan karet alam. Polyisoprene
sintesis digunakan untuk berbagai macam industri yang membutuhkan kekuatan tarik yang
tinggi, ketahanan yang baik, kemampuan melekat yang baik.
c. Karet Styrene-Butadienene
Karet styrene-butadiene (SBR) adalaah kopolimer dari styrene dan butadiene. SBR
merupakan jenis karet sintetis yang tingkat konsumsinya paling tinggi. Penggunaan utama
dari SBR adalah di bidang otomotif dan industri ban yaitu sebesar 70%. Kebanyakan SBR
yang diproduksi dari emulsi (E-SBR) mengandung 24% styrene, beberapa kualitas E-SBR
mengandung 40-46% styrene dan memiliki sifat yang lebih kaku. Polemerisasi emulsi
dilakukan dalam dua macam kondisi yaitu panas (25-50ºC) atau dingin (5-25ºC). SBR yang
di polemeriasasi dalam kondisi dingin secara umum memiliki berat molecular yang lebih
besar dan ikatan antar molekul yang lebih padat dibandingkan pada kondisi panas, sehingga
memiliki ketahanan abrasi yang lebih baik dan ketahanan aus serta kekuatan tarik yang lebih
besar. Proses pembuatan kompon SBR secara prosedur dan penggunaan aditif mirip dengan
karet alam.
d. Karet Polybutadiene
Pada awalnya Polybutadiene rubber (BR) dibuat dengan polimerisasi emulsi dengan
hasil yang buruk karena sulit untuk diproses dan diekstrusi. Karet jenis ini berhasil
dikomersialkan sejak pembuatannya dengan cara polimerisasi menggunakan stereospesifik
katalis Ziegar-Nata. Proses tersebut memberikan hasil polimer dengan konfigurasi 90% cis
1,4-polubutadiene. Struktur ini mengeras pada suhu yang lebih rendah daripada karet alam
dan jenis karet komersial lainnya. Hal tersebut memberikan fleksibilitas suhu rendah dan
ketahanan yang lebih tinggi. Ketahanan yang dimaksud adalah berkurangnya peningkatan
panas saat deformasi kontinyu yang dinamis. Penggunaan terbesar BR adalah industri ban
yaitu sebesar 70%. Pencampuran BR dengan SBR atau karet alam akan meningkatkan
hysteresis (ketahanan terhadap peningkatan panas), ketahanan abrasi
e. Karet Nitril
Karet Acrylonitrile butadiene (NBR) merupakan kopolimer dari acrylonitrile dan
butadiene. Sifat khusus mereka adalah ketahanan terhadap pelarut non polar, lemah, minyak,
dan pelumas mesin. Sifat NBR tergantung pada kadar acrylonitrile yang dimilikinya.
Ketahanan terhadap pelarut non polar akan meningkat seiring dengan meningkatnya
kandungan acrylonitrile. Pada saat yang sama glass transition temperature dan brittle
temperature akan meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan elastisitas dan fleksibilitas
menurun pada suhu rendah, namun meningkatkan proses kompon NBR karena meningkatnya
thermoplastilitas. Karet yang sering diproduksi memiliki kadar acrylonitrile 18 – 51%.
f. Karet Ethylene-Propylene
Karet Ethylene-propylene merupakan salah satu jenis karet dengan penggunaan
terluas. Ethylene-propylene bernilai karena sifatnya yang baik dalam ketahanan terhadap
panas, oksidasi, ozon dan cuaca. Sebagai karet non polar, ethylene-propylene memiliki daya
hambat listrik yang baik, ketahanan yang baik terhadap pelarut polar seperti air, asam, alkali,
phosphate ester, dan alkohol.
Tabel 15.4 daftar sifat dan aplikasi elastomer umum; sifat ini khas dan, tentu saja,
tergantung pada tingkat vulkanisasi dan apakah penguatan digunakan. karet alam masih
digunakan untuk banyak keperluan karena memiliki kombinasi yang baik dari sifat yang
diinginkan. Namun, elastomer sintetis yang paling penting adalah SBR, yang digunakan
terutama di ban mobil, diperkuat dengan karbon hitam. NBR, yang sangat tahan terhadap
degradasi dan pembengkakan, adalah elastomer sintetis lain yang umum.
15.17 Serat
Polimer serat mampu atau dapat ditarik menjadi filamen panjang yang memiliki
setidaknya rasio panjang-ke-diameter 100: 1. Sebagian besar polimer serat komersial
digunakan dalam industri tekstil, yang biasa digunakan untuk ditenun atau dirajut menjadi
kain. Selain itu, serat yang digunakan dalam pembuatan bahan tekstil harus memiliki serat
polimer yang sejumlah atau serangkaian sifat fisik dan kimia nya agak kuat. Karena saat
digunakan, serat dapat mengalami berbagai deformasi — peregangan mekanis, pemutara,
pergeseran, dan goresan. Akibatnya, serat polimer harus memiliki kekuatan tarik yang tinggi
(pada rentang temperatur yang relatif lebar), elastisitas yang tinggi, serta ketahanan abrasi.
Berat molekul bahan serat harus relatif tinggi atau material cair akan terlalu lemah
dan akan pecah atau rusak selama proses penarikan. Juga, karena kekuatan tarik meningkat
dalam derajat kristalinitas, oleh karena itu struktur dan konfigurasi dari rantai harus
memungkinkan memproduksi polimer dengan kristalin tinggi. Itu diterjemahkan menjadi
persyaratan untuk rantai linear dan rantai tidak bercabang yang simetris dan memiliki unit
pengulangan teratur. Polar kelompok dalam polimer juga meningkat sifat-sifat pembentuk
serat dengan meningkatkan baik kristalinitas dan intermolekul kekuatan antar rantai.
Selanjutnya, polimer serat harus memiliki stabilitas kimia yang lebih baik untuk
berbagai macam lingkungan, termasuk asam, basa, pemutih, larutan pembersih kering, dan
sinar matahari. Selain itu, mereka harus relatif tidak mudah terbakar dan dapat mengering.

15.18 Bermacam-macam Aplikasi

 Pelapis
Berfungsi sebagai berikut :
1. Untuk melindungi bahan dari lingkungan yang dapat mengakibatkan reaksi korosif
2. Untuk meningkatkan tampilan item atau penampilan bahan,
3. Untuk menyediakan atau memberikan isolasi listrik.
Banyak bahan dalam bahan pelapis polimer, yang sebagian besar berasal dari bahan
organik. Pelapis organik terdapat beberapa klasifikasi yang berbeda yaitu cat, pernis, enamel,
lak, dan selak. Banyak pelapis umum adalah lateks. Lateks adalah suspensi yang stabil
partikel kecil polimer yang tidak larut terdispersi dalam air. Bahan-bahan ini telah menjadi
semakin populer karena tidak mengandung pelarut organik dalam jumlah besar yang
dipancarkan ke lingkungan.
 Perekat
Perekat adalah zat yang digunakan untuk mengikat permukaan dari dua bahan padat.
Ada dua jenis mekanisme ikatan: mekanik dan kimia. Dalam mekanik terdapat penetrasi yang
sebenarnya sebagai perekat ke pori-pori permukaan dan celah-celah. Dalam kimia melibatkan
gaya antarmolekul antara perekat dan adherend, dimana kekuatan yang mungkin kovalen
dan / atau van der Waals. Meskipun perekat alami (lem hewan, kasein, pati, dan damar)
masih digunakan untuk banyak aplikasi, sejumlah bahan perekat baru berdasarkan polimer
sintetis telah dikembangkan; ini termasuk poliuretan, polysiloxanes (silikon), epoxy,
polimida, akrilik, dan bahan karet.
Dalam pilihan perekat yang digunakan tergantung dalam faktor-faktor seperti :
1. Bahan yang akan terikat dan porositas
2. Sifat perekat yang dibutuhkan (yaitu, apakah ikatan itu bersifat sementara atau
permanen)
3. Maksimum / minimum suhu paparan
4. Kondisi pemrosesan.
Untuk semua kecuali perekat peka tekanan, bahan perekat diaplikasikan sebagai
cairan viskositas rendah, sehingga dapat menutupi secara merata dan sempurna permukaan
adherend, dan memungkinkan interaksi ikatan maksimum. Ikatan yang sebenarnya dalam
bentuk ruas sebagai perekat mengalami transisi cair-ke-padat (atau obat), yang dapat dicapai
melalui proses fisik (misalnya, kristalisasi, penguapan pelarut) atau proses kimia [misalnya,
penambahan polimerisasi, kondensasi polimerisasi. Karakteristik ruas harus mencakup
kekuatan geser, peel, dan patah yang tinggi.
Ikatan perekat menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan teknologi
penggabungan lainnya (misalnya, memukau, mengunci, dan pengelasan) termasuk bobot
yang lebih ringan, kemampuan untuk bergabung dengan bahan dan komponen tipis,
ketahanan aus yang lebih baik, dan manufaktur yang lebih rendah biaya.
Kelas khusus dari kelompok bahan ini adalah perekat yang peka terhadap tekanan
(atau bahan perekat diri), seperti yang ditemukan pada kaset self-stick, label, dan perangko.
Bahan-bahan ini dirancang untuk melekat pada permukaan apa pun dengan membuatnya
kontak dan dengan penerapan sedikit tekanan. Berbeda dengan perekat yang dijelaskan di
atas, tindakan ikatan tidak dihasilkan dari transformasi fisik atau kimia reaksi. Sebaliknya,
bahan-bahan ini mengandung resin pengemulsi polimer; selama detasemen dari dua
permukaan ikatan, bentuk fibril kecil yang melekat pada permukaan dan cenderung menahan
mereka bersama. Polimer yang digunakan untuk perekat peka tekanan termasuk akrilik,
kopolimer blok styrenic, dan karet alam.
 Film
Bahan-bahan polimerik telah banyak digunakan dalam bentuk film. Film memiliki
ketebalan antara 0,025 dan 0,125 mm yang dibuat dan digunakan secara luas sebagai tas
untuk mengemas produk makanan dan barang dagangan lainnya, sebagai produk tekstil, dan
sejumlah penggunaan lainnya. Karakteristik penting dari bahan yang akan diproduksi dan
digunakan sebagai film antara lain memiliki kepadatan rendah, tingkat fleksibilitas yang
tinggi, kekuatan tarik dan robek yang tinggi, resistensi terhadap serangan oleh kelembaban
dan bahan kimia lainnya, dan permeabilitas rendah untuk beberapa gas, terutama uap air.
Beberapa polimer yang memenuhi kriteria ini dan diproduksi dalam bentuk film adalah
polyethylene, polypropylene, cellophane, dan cellulose acetate.
 Busa
Busa adalah bahan plastik yang mengandung persentase volume yang relatif tinggi kecil,
pori-pori kecil, dan memiliki gelembung gas yang terperangkap. Kedua bahan termoplastik
dan thermosetting adalah bahan yang digunakan sebagai busa; ini termasuk poliuretan, karet,
polistirena, dan poli (vinil klorida). Busa biasanya digunakan sebagai bantal di mobil dan
furnitur juga seperti dalam kemasan dan isolasi termal. Proses foaming sering dilakukan
dengan cara memasukkan ke dalam batch dari zat tiup, setelah pemanasan, akan terurai
dengan adanya pembebasan gas. Gelembung gas dihasilkan di seluruh massa yang sekarang
berbentuk cair, yang tetap dalam padatan setelah pendinginan dan menimbulkan struktur
seperti spons. Efek yang sama dihasilkan dengan melarutkan gas lembam menjadi larutan
polimer di bawah tekanan tinggi. Ketika tekanan berkurang dengan cepat, gas keluar dan
membentuk gelembung-gelembung dan pori-pori yang tetap menjadi solid saat mendingin.
15.19 Bahan Advanced Polimetrik
Sejumlah polimer baru memiliki kombinasi yang unik dan diinginkan properti telah
dikembangkan selama beberapa tahun terakhir; banyak telah menemukan ceruk dalam
teknologi baru dan telah memuaskan diganti bahan lain. Beberapa di antaranya polietilen
ultrahigh berat molekul, polimer kristal cair, dan elastomer termoplastik.
1. Ultrahigh Berat Molekul Polyethylene
Ultrahigh berat molekul polietilen adalah linier polietilen yang memiliki berat
molekul yang sangat tinggi, yang merupakan urutan besarnya (yaitu, faktor sepuluh) lebih
besar dari high density polyethylene. Dalam bentuk serat, UHMWPE sangat selaras dan
memiliki nama dagang Spectra TM.
Karakteristik UHMWPE :
1. Sebuah ketahanan dampak yang sangat tinggi
2. ketahanan yang luar biasa untuk memakai dan abrasi
3. Sebuah koefisien yang sangat rendah gesekan
4. Sebuah diri pelumas dan permukaan antilengket
5. ketahanan kimia yang sangat baik untuk pelarut biasanya ditemui
6. sifat suhu rendah yang sangat baik
7. redaman suara yang luar biasa dan karakteristik penyerapan energi
8. Elektrik isolasi dan sifat dielektrik yang sangat baik
Namun, karena bahan ini memiliki suhu leleh yang relatif rendah, sifat mekanik
berkurang pesat dengan meningkatnya suhu. Kombinasi ini tidak biasa sifat
menyebabkan banyak dan beragam aplikasi untuk bahan ini, termasuk peluru-bukti
rompi, helm militer komposit, pancing, permukaan ski-bawah, core bola golf, bowling
dan ice skating permukaan es, prostesis biomedis, filter darah, menandai ujung pena,
curah peralatan material handling (batu bara, biji-bijian, semen, kerikil, dll), bushing,
impeller pompa, dan gasket katup.
2. Liquid Crystal Polimer
Polimer kristal cair ( LCP s) adalah kelompok bahan kimia yang kompleks dan
struktural yang berbeda yang memiliki sifat unik dan digunakan dalam aplikasi yang
beragam. Diskusi kimia bahan-bahan ini adalah di luar cakupan buku ini. Cukuplah untuk
mengatakan bahwa LCP terdiri dari diperpanjang, berbentuk batang, dan kaku molekul.
Dalam hal susunan molekul, bahan ini tidak termasuk dalam salah cair konvensional,
amorf, kristal, atau klasifikasi semicrystalline, tapi dapat dianggap sebagai negara baru
materi-negara kristal cair, yang tidak kristal atau cair.
Dalam kondisi meleleh (atau cair), sedangkan molekul polimer lain berorientasi
secara acak, molekul LCP dapat menjadi selaras dalam konfigurasi yang sangat
memerintahkan. Sebagai padatan, keselarasan molekul ini tetap, dan, di samping itu,
molekul membentuk struktur domain memiliki karakteristik antarmolekul spacings.A
skema perbandingan kristal cair, polimer amorf, dan polimer semicrystallin di kedua
mencair dan negara-negara. Selain itu, ada tiga jenis kristal cair, berdasarkan orientasi
dan posisi memesan-smectic, nematic, dan cholesteric; perbedaan antara jenis ini juga di
luar cakupan diskusi ini. Penggunaan utama dari polimer kristal cair dalam liquid crystal
display pada jam tangan digital, layar datar monitor komputer dan televisi, dan
menampilkan digital lainnya.
Beberapa jenis nematic polimer kristal cair merupakan padatan kaku pada suhu
kamar dan, atas dasar kombinasi yang luar biasa dari sifat dan karakteristik pengolahan,
telah menemukan digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi komersial. Misalnya,
bahan-bahan ini menunjukkan perilaku berikut:

1. stabilitas termal yang sangat baik; mereka dapat digunakan untuk suhu setinggi
2. Kaku dan kuat; modulus tarik mereka berkisar antara 10 dan 24 GPa
sementara kekuatan tarik yang 125-255 MPa (18.000 untuk 37.000 psi).
3. kekuatan dampak tinggi, yang ditahan pada pendinginan untuk relatif rendah suhu.
4. inertness kimia untuk berbagai asam, pelarut, pemutih, dll
5. resistensi dan pembakaran api yang melekat produk yang relatif tidak beracun.
Stabilitas termal dan inertness kimia dari bahan-bahan ini dijelaskan oleh interaksi
antarmolekul yang sangat tinggi.
Berikut ini dapat dikatakan tentang pengolahan dan fabrikasi karakteristik mereka:
1. Semua teknik pengolahan konvensional tersedia untuk bahan termoplastik
dapat digunakan.
2. Sangat penyusutan rendah dan melenting berlangsung selama molding.
3. pengulangan dimensi yang luar biasa dari bagian ke bagian.
4. Rendah mencair viskositas, yang memungkinkan pencetakan bagian tipis dan bentuk
kompleks..
5. memanaskan rendah fusi; hasil ini dalam pencairan dan pendinginan berikutnya,
yang memperpendek waktu siklus molding.
6. Anisotropic selesai-bagian sifat; efek orientasi molekul yang proteknya dari aliran
lelehan selama pencetakan.
Bahan-bahan ini digunakan secara luas oleh industri elektronik (perangkat
interkoneksi, relay dan kapasitor perumahan, kurung, dll), oleh industri peralatan medis
(dalam komponen yang akan berulang kali disterilkan), dan mesin fotokopi dan
komponen serat optik.
3. Termoplastik Elastomer
Termoplastik elastomer adalah jenis bahan polimer itu, pada kondisi ambient,
menunjukkan perilaku elastomer (atau karet), namun adalah termoplastik di alam.
Dengan cara Sebaliknya, kebanyakan elastomer sampai sekarang yang dibahas adalah
termoset, karena mereka adalah silang selama vulkanisasi. Dari beberapa varietas
TPEs, salah satu yang paling dikenal dan banyak digunakan adalah kopolimer blok
yang terdiri dari segmen blok dari termoplastik keras dan kaku (umumnya styrene
[S]), yang bergantian dengan segmen blok dari bahan elastis lembut dan fleksibel
( sering butadiena [B] atau isoprena [I]). Untuk TPE umum, segmen polimerisasi
keras terletak di ujung rantai, sedangkan masing-masing wilayah tengah lembut terdiri
dari dipolimerisasi butadiena atau isoprena unit.
Untuk kopolimer blok styrenic kisaran ini adalah antara sekitar dan Selain
kopolimer blok styrenic, ada jenis lain dari TPEs, termasuk olefin termoplastik,
Kopoliester, termoplastik poliuretan, dan poliamida elastomer.
Keuntungan utama dari TPEs atas elastomer termoset adalah bahwa setelah
pemanasan di atas dari fase keras, mereka mencair (yaitu, silang fisik disappir) karena
itu, mereka dapat diproses oleh termoplastik membentuk teknik konvensional
misalnya, blow molding, injeksi.
Polimer termoset tidak mengalami leleh, dan, akibatnya, membentuk biasanya
lebih sulit. Selain itu, karena proses peleburan-solidifikasi adalah reversibel dan
berulang untuk elastomer termoplastik, bagian TPE dapat direformasi menjadi bentuk
lain. Dengan kata lain, mereka dapat didaur ulang; elastomer termoset yang, untuk
tingkat besar, nonrecyclable. Memo yang dihasilkan selama prosedur pembentukan
juga dapat didaur ulang, yang mengakibatkan biaya produksi yang lebih rendah
daripada dengan termoset.
15.20 Polimerisasi
Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut reaksi polimerisasi. Reaksi
polimerisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi umumnya terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan
rangkap. Polimerisasi adisi terjadi dalam tiga tahap, yaitu pemicuan, perambatan, dan
pengakhiran. Oleh karena pembawa rantai dapat berupa ion atau radikal bebas maka
polimerisasi adisi digolongkan ke dalam polimerisasi radikal bebas dan polimerisasi ion.
Jika radikal bebas dinyatakan dengan R• dan molekul monomer dinyatakan
dengan CH2=CHX maka tahap pemicuan dapat digambarkan sebagai berikut.
R• + H2C = CHX → R – CH2 – CHX•
Tahap perambatan adalah perpanjangan (elongasi) radikal bebas yang terbentuk
pada tahap pemicuan dengan monomer – monomer lain:
R – CH2 – CHX• + CH2=CHX → R – CH2 – CHX – CH2 – CHX•

Tahap pengakhiran dapat terjadi dengan cara berikut.

atau melalui reaksi disproporsionasi:

Contoh reaksi polimerisasi adisi:


a. Pembentukan polietilena (PE) dari etena

b. Pembentukan PVC dari vinil klorida

c. Pembentukan poliisoprena dari isoprena


2. Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi kondensasi merupakan penggabungan monomer dengan
reaksi kimia yang terjadi antara dua gugus fungsi berbeda dari masing – masing
monomer. Namun jika setiap molekul pereaksi mengandung dua atau lebih gugus
fungsional maka reaksi berikutnya boleh jadi terbentuk. Misalnya, reaksi antara
dua monomer asam heksanadioat (asam adipat) dan etana–1,2–diol (etilen glikol).

Dapat dilihat bahwa hasil reaksi masih mengandung dua gugus fungsional.
Oleh karenanya, reaksi berikutnya dengan monomer dapat terjadi, baik pada ujung
hidroksil maupun pada ujung karboksil.
Pada polimerisasi kondensasi tidak terjadi pengakhiran. Polimerisasi
berlangsung terus sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang dapat membentuk
polimer. Namun demikian, reaksi polimerisasi dapat dikendalikan dengan
mengubah suhu. Misalnya, reaksi dapat dihentikan dengan cara didinginkan, tetapi
polimerisasi dapat mulai lagi jika suhu dinaikkan.

Contoh reaksi polimerisasi kondensasi:


a. Pembentukan poliester: PET dari dimetil tereftalat dan etilena glikol

b. Pembentukan poliamida:
nilon 66 dari asam adipat dan heksametilendiamina
15.21. Polymer Additives
Komponen aditif dapat didefinisikan sebagai komponen yang apabila ditambahkan
dalam jumlah yang sedikit dapat memodifikasi sifat mekanik dan kimia dari suatu material.
Polymer additives dapat diartikan sebagai komponen yang ditambahkan secara sengaja agar
polimer tersebut memiliki sifat sesuai dengan yang diinginkan.
1) Filler
Filler digunakan untuk meningkatkan kekuatan mekanik, sifat termal, dan beberapa
sifat lainnya. Material yang digunakan antara lain serbuk kayu, pasir silika, batu
kapur, dan bahkan beberapa polimer sintetis. Filler akan mengisi ruang kosong pada
produk akhir yang diinginkan.
2) Plasticizer
Plasticizer dtambahkan untuk menambah fleksibilitas dari polimer, umumnya
berbentuk liquid yang memiliki tekanan uap serta berat molekul yang rendah.
Plasticizer digunakan pada polimer yang bersifat brittle pada suhu kamar, misalnya
poli(vinil klorida).
3) Stabilizer
Stabilizer merupakan komponen yang dapat menjaga karakteristik dari suatu polimer
agar tidak mengalami penurunan kualitas. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas ialah sinar UV dan oksigen.
4) Colorant
Colorant memberikan warna tertentu ke suatu polimer, dapat bersifat larut maupun
tersuspensi ke dalam polimer.
5) Flame Retardant
Komponen flame retardant bertujuan untuk mengurangi sifat flammability yang ada
pada polimer, dengan menginisiasi mekanisme reaksi pembakaran yang dapat
mengurangi panas yang terbentuk.
15.22. Teknik Pembentukan Plastik
Pemilihan teknik fabrikasi dapat didasarkan oleh beberapa faktor yaitu: jenis polimer
(thermoplastic atau thermosetting), temperatur, stabilitas pada keadaan atmosferik, dan
geometri serta ukuran dari polimer yang akan dibentuk.
Pada polimer thermoplastic, temperatur dan tekanan memegang peranan penting,
sedangkan pada polimer thermosetting, polimer dibentuk dalam dua tahap, yaitu
pembentukan polimer linier dan pembentukan crosslink pada polimer dengan tekanan tinggi.
1) Compression dan Transfer Molding
Pada proses compression molding, polimer diletakkan di antara cetakan. Cetakan
ditutup, kemudian polimer diberi perlakuan panas dan tekanan yang menyebabkan
plastik menjadi viscous dan mengikuti bentuk cetakan. Preheat pada bahan baku
bertujuan untuk mengurangi waktu pencetakan dan membuat produk akhir menjadi
lebih seragam.
Pada transfer molding, polimer dilelehkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam cetakan dan diberi perlakuan tekanan.
2) Injection Molding
Teknik ini pada umumnya digunakan pada proses pembuatan polimer thermoplastic.
Feed berupa polimer berbentuk pellet, kemudian diumpankan menuju ruang pemanas.
Polimer menjadi cairan viscous, selanjutnya diinjeksikan ke cetakan melalui nozzle
sampai polimer tersebut memadat.
3) Extrusion
Proses ekstrusi diawali dengan bahan baku yang dipindahkan ke ruang pemanas
dengan menggunakan mechanical screw, kemudian lelehan polimer yang terbentuk
dialirkan menuju lubang kecil berbentuk kotak. Teknik ini dapat digunakan untuk
membuat produk yang memiliki dimensi yang panjang, serta cross-sectional geometri
yang konstan.
4) Blow Molding
Teknik ini pada dasarnya hamper sama seperti teknik blow molding pada pembuatan
gelas. Bahan baku diekstrusi terlebih dahulu, kemudian diletakkan pada cetakan
berlubang dan udara bertekanan diinjeksikan melalui lubang tersebut untuk
membentuk polimer dan mengikuti bentuk cetakan yang telah tersedia.
5) Casting
Seperti logam, material polimer juga dapat dicetak. Lelehan plastik dituang pada
cetakan dan dibiarkan memadat. Baik polimer thermoplastic maupun thermosetting
dapat dibuat menggunakan teknik ini.
15.23. Fabrikasi Elastomer
Elastomer mengacu kepada materi yang tersusun atas molekul berukuran panjang,
atau polimer, yang mampu kembali ke bentuk yang semula setelah ditarik dan direntangkan
ke ukuran yang relatif panjang dibandingkan dengan ukuran awalnya. Oleh karena itu,
elastomer juga merupakan singkatan dari "elasticpolymer" (polimer elastis). Pada kondisi
normal, molekul materi elastomer membentuk semacam pilinan. Kemudian jika
direntangkan, lilitan molekul terbentang, menjadi lurus, dan memanjang kearah gaya
diberikan. Ketika elastomer dilepaskan, secara spontan, molekul akan kembali ke bentuk
asalnya, yaitu untaian molekul yang terpilin dan terlilit. Teknik yang digunakan dalam
fabrikasi karet pada dasarnya sama dengan yang dibahas, sedangkan untuk plastik sepert
yang dijelaskan di atas yaitu, compression moulding, ekstrusi, dan sebagainya. Selain itu,
sebagian bahan karet divulkanisir dan beberapa diperkuat dengan karbon hitam yang
bertujuan agar bahan karet tersebut terlindungi atau lebih kuat. Compression moulding adalah
teknik yang terutama digunakan untuk thermoset moulding di mana senyawa cetakan
ditempatkan di dalam rongga cetakan terbuka. Panas dan tekanan diterapkan sampai material
tersebut membentuk produk dengan sempurna. Compression moulding sering digunakan
untuk mencetak plastik yang diperkuat glass fibre. Ekstrusi adalah proses untuk membuat
benda dengan penampang tetap. Keuntungan dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda
dengan penampang yang rumit, bisa memproses bahan yang rapuh karena pada proses
ekstrusi hanya bekerja tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik tidak ada sama sekali.
Vulkanisir adalah proses di mana ban yang sudah usang atau gundul dipasang kembali
dengan kembang baru agar bisa digunakan kembali.
Adapun tahapan pembuatan karet yaitu:
1. Polymerization
polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada tahap
ini ada tiga motode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and suspension
polymerization. proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas du
pont, dow, ge, ausimont, daikin and dyneon.
2. Isolation
pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. setelah
tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder.
3. Compounding(mixing)
tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan
dari suatu polimer/karet. karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya
untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. pengalaman dan
pengetahuan compounder pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material
yang berkualitas.
4. Extrusion/forming/premolding
setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi
menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding
nantinya. misalnya untuk o-ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel
panjang.
5. Molding
proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir. dengan
kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir yang
sempurna.
6. Flash removal
setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material
yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk
akhir yang sesusai dengan cetakan.
7. Post curing
terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan
sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.
8. Finishing & inspection
setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan
pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
9. Cleaning
semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka
produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada
proses produksi sebelumnya.
10. Packaging
setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya
dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.
15.24. Fabrikasi Serat dan Film
- Serat
Proses pembuatan serat terbentuk dari bahan polimer massal disebut
pemintalan. Biasanya, serat yang berputar dari keadaan cair dalam proses disebut
ekstrusi rotasi. Teknik ekstrusi rotasi merupakan teknik yang diadaptasi dari teknik
melt spinning. Teknik ekstrusi rotasi berbeda dari teknik yang lain. Teknik ekstrusi
rotasi melibatkan gaya sentripetal pada proses pembuatannya. Pembuatan fiber dengan
teknik ekstrusi rotasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan biaya yang
murah. Teknik ekstrusi rotasi ini dilakukan dengan cara memutar lelehan polimer
dengan kecepatan sudut tertentu dan melewatkannya pada sebuah filter, hingga lelehan
polimer berubah fasa menjadi padatan dan membentuk fiber.Bahan yang akan berputar
pertama dipanaskan membentuk cairan yang relatif kental. Berikutnya dipompa
melalui piring yang disebut pemintal yang berisi banyak lubang kecil. Lalu, bahan cair
melewati setiap lubang ini dan serat tunggal terbentuk, selanjutnya dilakukan proses
pendinginan menggunakan blower udara yang bertujuan untuk mengubah sifat serat
menjadi padat.
Kristalinitas serat berputar akan tergantung pada laju pendinginan selama
berputar. Kekuatan serat ditingkatkan dengan proses postforming disebut
menggambar. Selama proses ini rantai molekul menjadi berorientasi ke arah gambar,
sehingga kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan ketangguhan ditingkatkan.
Penampang lelehan dilakukan secara berputar dan sambil ditarik secara melingkar.Dua
teknik lain yang melibatkan produksi serat yaitu polimer terlarut yang berputar kering
dan berputar basah. Untuk pemintalan kering polimer dilarutkan dalam pelarut yang
mudah menguap. Larutan. polimer-pelarut kemudian dipompa melalui pemintal dan
dipanaskan; disini serat memantapkan sebagai penguap pelarut. Dalam berputar basah,
serat terbentuk dengan melewati sebuah solusi polimer-pelarut melalui spinneret
langsung ke pelarut kedua yang menyebabkan serat polimer untuk keluar dari senyawa
terlarut. Untuk kedua teknik ini, kulit bentuk pertama pada permukaan
serat.Selanjutnya, beberapa penyusutan terjadi sehingga serat mengecil; ini mengarah
ke profil penampang sangat tidak teratur, yang menyebabkan serat menjadi kaku
(modulus elastisitas tinggi).
- Film
Pemasangan kaca film bertujuan untuk mengurangi cahaya matahari yang
masuk ke kabin kendaraan. Namun seiring berkembangnya jaman, kaca film
digunakan juga sebagai pelindung dari kejahatan, misalnya penodongan yang berusaha
memecahkan kaca mobil. Hal lain, ada kalanya seseorang melapisi kaca mobil dengan
kaca film yang cukup gelap, kondisi ini akan mengurangi daya pandang pengemudi
dan penumpang ke sekeliling kendaraan terutama pada malam hari. Sebaiknya
kegelapan kaca film tidak terlampau ekstrim, agar ketika kita berada di daerah yang
penerangannya kurang, pandangan kita tetap jelas dan tidak memaksa mata kita untuk
bekerja lebih keras. Banyak film hanya diekstrusi melalui celah die tipis. Hal ini dapat
dilakukan secara bergantian atau menggambar operasi yang berfungsi untuk
mengurangi ketebalan dan meningkatkan kekuatan.Film dapat ditiup pada tubing terus
menerus dan diekstrusi melalui die annular kemudian, dengan mempertahankan
tekanan gas positif dilakukan pengontrolan secara perlahan di dalam tabung dan
dengan menggambar film secara aksial karena muncul pada akhir, materi mengembang
di sekitar seperti gelembung udara atau balon. Akibatnya ketebalan dinding terus
berkurang untuk menghasilkan sebuah film silinder tipis yang dapat disegel pada akhir
untuk membuat kantong sampah, atau yang dapat dipotong dan diletakkan datar untuk
membuat film. Ini disebut proses menggambar biaksial dan menghasilkan film-film
yang kuat di kedua arah peregangan.

Anda mungkin juga menyukai