Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP DASAR REAKSI

POLIMERISASI

KELOMPOK 1

PETRI PRIYATNI (P2A817001)


CANDRA APRIYANTO (P2A817002)
RIFKA ANNISA (P2A817013)
Pengertian Polimer
Polimer merupakan molekul besar
Polimer yang terbentuk dari satuan berulang
sederhana.

Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani yaitu poly yang berarti
banyak dan meros yang berarti bagian atau satuan. Satuan
berulang tersebut dikenal sebagai monomer yang merupakan
bahan dasar dari pembuatan polimer sehingga unit berulang
dari suatu polimer biasanya berasal dari monomer yang sama,
namun tidak menutup kemungkinan polimer terbentuk dari dua
jenis monomer atau bahkan lebih
Pengertian Polimer

Berdasarkan jumlah satuan berulangnya, hasil polimerisasi


monomer dapat disebut dimer, trimer, tetramer dan seterusnya
sampai menghasilkan molekul polimer setelah melewati
serangkaian tahapan reaksi

contoh
Klasifikasi Polimer

Klasifikasi polimer
berdasarkansumbernya

Polimer Alam Polimer Sintetis


Klasifikasi Polimer

Polimer alam atau biopolimer merupakan


Polimer Alam polimer yang terbentuk melalui proses
alam. Contoh dari polimer ini yaitu, karet
alam, wol, sutera, protein dan
polisakarida

contoh
Klasifikasi Polimer

Polimer Sintetis
polimer yang biasanya dibuat oleh pabrik
melalui reaksi kimia dan tidak terdapat
dialam

contoh
Klasifikasi polimer berdasarkan
reaksipembentukannya
Polimerisasi Polimerisasi Adisi

Kondensasi
Tidak diperlukan inisiator, Mekanisme inisiasi dan
mekanisme reaksi secara propagasi berbeda.
keseluruhan sama.
Tidak ada tahap terminasi, Melibatkan tahap terminasi
gugus- gugus ujung rantai masih rantai.
reaktif.
Monomer dikonsumsi dengan Monomer dikonsumsi relatif
cepat sementara berat molekul lambat sedangkan berat molekul
bertambah secara perlahan. naik dengan cepat.
Pemanjangan rantai terjadi Pemanjangan rantai terjadi
diseluruh matriks melalui reaksi melalui penambahan unit
antar monomer, oligomer monomer secara berturut-turut
Klasifikasi polimer berdasarkan sifattermal

Polimer yang melunak jika dipanaskan,


TERMOPLAS
dan dapat dicetak kembali menjadi bentuk
lain.

TERMOSET Polimer yang memiliki bentuk permanen


dan tidak menjadi lunak jika dipanaskan

Polimer yang elastis; bentuknya dapat


ELASTOMER diregangkan, namun dapat kembali ke
bentuk semula setelah gaya tariknya
dihilangkan
Klasifikasi polimer berdasarkan struktur
rantainya

merupakan polimer yang tersusun


dengan satuan berulang yang
Polimer linear berikatan satu sama lainya
membentuk rantai polimer yang
panjang dan lurus.
Klasifikasi polimer berdasarkan struktur
rantainya

merupakan polimer yang terbentuk


Polimer bercabang apabila satuan berulang membentuk
cabang di bagian rantai utamanya.
Klasifikasi polimer berdasarkan struktur
rantainya

atau tiga dimensi ini terbentuk karena


Polimer jaringan beberapa rantai polimer berikatan satu
sama lain pada rantai utamanya
Klasifikasi polimer berdasarkan
fasanya

bergantung pada suhu dan strukturnya, polimer


Fasa amorf, amorf memberikan perbedaan yang besar dalam
sifat fisik dan pola perilaku mekaniknya
Klasifikasi polimer berdasarkan
fasanya
keadaan kristalin suatu polimer dapat ditentukan
Fasa kristalin, dengan X-ray Diffraction dan menghadirkan keadaan
transisi yang disebut transisi leleh
Tahapan-tahapan dalam polimerisasi

terbentuk pusat aktif oleh sutu inisiator. Secara


Pada tahap inisiasi iradiasi, inisiasinya ialah radikal yang diperoleh
dari proses iradiasi polimer induk.
Tahapan-tahapan dalam polimerisasi
Pada tahap propagasi pusat aktif berinteraksi
dengan monomer secara adisi kontinu pada
Tahap Propagasi
rantai radikal yang sedang mengalami
pemanjangan rantai.
Tahapan-tahapan dalam polimerisasi

terjadinya titik pemberhentian seluruh proses


Pada tahap polimerisasi. Dua rantai polimer yang tumbuh dan
terminasi mempunyai radikal pada tiap rantainya dapat
mengalami reaksi dismutasi dan kombinasi
Pembentukan polietilena (PE) dari etena
Pembentukan PVC dari vinil klorida
Pembentukan poliisoprena dari isoprena
Pembentukan poliester
Pembentukan poliamida
Aplikasi Polimer Sintetis

Poli(vinil klorida) (PVC) yang bersifat lunak digunakan untuk


PVC selang air, jas hujan, dan insulasi listrik. Sedangkan, PVC
yang bersifat kaku digunakan untuk pipa dan pelapis lantai.

Polistirena yang berbentuk kaku dan mudah pecah


digunakan untuk kotak kaset, peralatan makan—sendok,
Polistirena
garpu, dan pisau—plastik. Polistirena berbentuk foam,
yakni styrofoam, memiliki sifat insulator panas yang baik.
Oleh karena itu, styrofoam banyak digunakan untuk
wadah makanan/minuman dan juga gabus penahan
benturan dalam kemasan alat elektronik.
Aplikasi Polimer Sintetis

Polietilena (PE)

memiliki beragam bentuk. HDPE (high-density


polyethylene) adalah polietilena dengan sifat lebih
kuat dan kaku yang banyak digunakan untuk botol
plastik dan mainan. LDPE (low-density
polyethylene) adalah polietilena dengan sifat lebih
plastis dan titik leleh lebih rendah dibanding HDPE.
LDPE banyak digunakan untuk plastik lembaran,
Polipropilena (PP)kantong plastik, dan pembungkus kabel.

digunakan untuk botol plastik, tali, karung plastik,


karpet, peralatan laboratorium, dan mainan.
Aplikasi Polimer Sintetis

Politetrafluoroetilena (PTFE)

Politetrafluoroetilena (PTFE) yang dikenal juga


dengan nama dagang Teflon, memiliki sifat kuat, tidak
reaktif, dan tahan panas. PTFE digunakan sebagai
gasket, pelapis tangki bahan kimia, dan pelapis panci
anti lengket.
Poli(metil metakrilat)

Poli(metil metakrilat) (PMMA) yang dikenal juga


dengan nama dagang Plexiglas atau Lucite atau
Perspex, memiliki sifat kuat, keras, ringan, dan
transparan. PMMA digunakan untuk alat optik, kaca
jendela pesawat terbang, furnitur, dan glove box.
Aplikasi Polimer Sintetis

Poli(etilena tereftalat)
Poli(etilena tereftalat) (PET) yang dikenal juga dengan
nama dagang Dacron atau Terylene, banyak digunakan
sebagai serat tekstil

Anda mungkin juga menyukai