Anda di halaman 1dari 21

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang

asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari
sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak
sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak
bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai
penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah
belerang yang rendah pelumas.

Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai
sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang
dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan
menggunakan infrastruktur zaman sekarang.

Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika Serikat,
dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar. Pertumbuhan
SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan juga pertumbuhan
kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.

Membuat biodiesel

Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas.
Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5 gram untuk minyak goreng bersih,
jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula
mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih banyak
dari soda. Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian dimasukan
kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit kemudian
dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian atas dengan
warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA, sisa methanol
yang tidak bereaksi dan glyserin sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada
bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari
cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk memperoleh gliserin yang
berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.
Buka menu utama

Wikipedia Cari

SuntingPantau halaman iniBaca dalam bahasa lain

Biodiesel

Masalah halaman

Bus yang menggunakan biodiesel kedelai.

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang
asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari
sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak
sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak
bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai
penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah
belerang yang rendah pelumas.

Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai
sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang
dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan
menggunakan infrastruktur zaman sekarang.

Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika Serikat,
dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar. Pertumbuhan
SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan juga pertumbuhan
kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.

Membuat biodiesel

Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng 1 liter yang baru atau bekas.
Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 3,5 gram untuk minyak goreng bersih,
jika minyak bekas diperlukan 4,5 gram atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula
mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4 kali lebih banyak
dari soda. Proses pembuatan; Soda api dilarutkan dalam Methanol dan kemudian dimasukan
kedalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC, diaduk dengan cepat selama 15-20 menit kemudian
dibiarkan dalam keadaan dingin semalam. Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian atas dengan
warna jernih kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA, sisa methanol
yang tidak bereaksi dan glyserin sekitar 79 ml. Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada
bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari
cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat dimurnikan untuk memperoleh gliserin yang
berharga mahal, juga sabun dan sisa methanol yang tidak bereaksi.

Manfaat dan Keunggulan Biodesel Sunting

Manfaat : Sunting

Mengurangi pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfur dan hujan
asam.

Bahan dasar nya adalah minyak goring bekas, dengan adanya pembuatan biodiesel ini dapat
menggurangi beban lingkungan karena sampah/limbah.

Tidak menambah jumlah gas karbon dioksida, karena minyak berasal dari tumbuhan/nabati.

Energi yang dihasilkan mesin diesel lebih sempurna dibandingkan solar hingga yang menggunakan
biodiesel tidak mengeluarkan asap hitam berupa karbon atau CO2, sedangkan mesin yang
menggunakan solar mengeluarkan asap hitam. Biodiesel mengeluarkan aroma khas seperti minyak
bekas menggoreng makanan.

Keunggulan : Sunting

Mengurangi emisi karbon monoksida dan SO2

Bahan baku biodiesel tidak hanya dari lemak hewan atau dari tanaman jarak pagar yang sudah
dikenal, tetapi juga dapat terbuat dari limbah penggorengan yang tidak sulit didapat memungkinkan
diproduksi dalam skala kecil menengah dan juga dapat membuka lapangan kerja baru.

Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung racun.

Tidak memerlukan teknologi tinggi dalam pembuatannya.

Limbah dari biodiesel ini merupakan Glyserin. Glyserin ini merupakan bahan dasar pembuatan
sabun, sehingga ramah lingkungan dan mengurangi polusi. Limbahnya pun bisa menjadi berguna.

Mengapa minyak bekas mengandung asam lemak bebas? Sunting


Ketika minyak digunakan untuk menggoreng terjadi peristiwa oksidasi, hidrolisis yang memecah
molekul minyak menjadi asam. Proses ini bertambah besar dengan pemanasan yang tinggi dan
waktu yang lama selama penggorengan makanan. Adanya asam lemak bebas dalam minyak goreng
tidak bagus pada kesehatan. FFA dapat pula menjadi ester jika bereaksi dengan methanol, sedang
jika bereaksi dengan soda akan mebentuk sabun. Produk biodiesel harus dimurnikan dari produk
samping, gliserin, sabun sisa methanol dan soda. Sisa soda yang ada pada biodiesel dapat
henghidrolisa dan memecah biodiesel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam biodiesel itu
sendiri. Kandungan FFA dalam biodiesel tidak bagus karena dapat menyumbat filter atau saringan
dengan endapan dan menjadi korosi pada logam mesin diesel.

Referensi Sunting

An Overview of Biodiesel and Petroleum Diesel Lifecycles, May 1998, Sheehan, et al. NREL (60pp pdf
file)

Business Management for Biodiesel Producers, January 2004, Jon Von Gerpen, Iowa State University
under contract with the National Renewable Energy Laboratory (NREL) (210pp pdf file)

Energy balances in the growth of oilseed rape for biodiesel and of wheat for bioethanol, June 2000,
I.R. Richards

Life Cycle Inventory of Biodiesel and Petroleum Diesel for Use in an Urban Bus, 1998, Sheehan, et al.
NREL (314pp pdf file)

Algae - like a breath mint for smokestacks, January 11, 2006, Mark Clayton, Christian Science
Monitor

Tyson, R.L. "2006 Biodiesel Handling and Use Guide Third Edition" (PDF).

Biodiesel's Bright Future from the July–August issue of THE FUTURIST magazine.

Pranala luar

Terakhir disunting 11 bulan yang lalu oleh Nugie zv

Wikipedia

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.

PrivasiTampilan PC

METODE PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN DUA TAHAP TRANSESTERIFIKASI


Bidang Teknik Invensi

Invensi ini berhubungan dengan metode pembuatan biodiesel (metil ester), lebih khusus lagi invensi
ini berhubungan dengan metode pembuatan metil ester berkualitas tinggi dari minyak jarak pagar
menggunakan dua tahap transesterifikasi.

Latar Belakang Invensi

Reaksi transesterifikasi banyak dikenal secara komersial dalam reaksi organik industri. Dalam reaksi
ini, suatu ester dikonversi menjadi ester lain dengan mempertukarkan gugus asam atau gugus
alkoholik. Apabila transesterifikasi mempertukarkan gugus alkoholik, maka disebut reaksi alkoholisis.
Dalam alkoholisis, alkohol diberikan berlebih untuk memperoleh yield yang tinggi dari ester yang
diinginkan. Akhir-akhir ini, produksi alkil ester, secara khusus metil ester, dari minyak tumbuhan
(seperti minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar) menjadi sangat populer dalam proses pembuatan
biodiesel dari bahan baku terbarukan.

Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan yang biasanya dilakukan secara sederhana
dengan mencampurkan reaktan-reaktan. Reaksi ini berjalan sangat lambat sehingga diperlukan
katalis untuk mempercepat reaksi agar dapat digunakan secara komersial. Penggunaan katalis hanya
mempercepat terjadinya kesetimbangan tetapi tidak dapat menggeser posisi kesetimbangan. Asam
kuat dan basa kuat banyak digunakan sebagai katalis. Untuk meningkatkan konversi reaksi, perlu
diperhatikan beberapa aspek seperti perubahan konsentrasi pereaksi maupun hasil reaksi, volume,
tekanan dan temperatur.

Perbandingan stoikhiometri antara metanol dan trigliserida berdasarkan persamaan reaksi adalah
3:1. Feedman, et al (1984) mendapatkan kadar metil ester hanya 80% pada reaksi transesterifikasi
selama 60 menit pada temperatur 600C dengan perbandingan tersebut. Upaya menggeser
kesetimbangan dilakukan dengan penambahan konsentrasi pereaksi metanol menjadi 6:1 terhadap
trigliserida. Hasilnya menunjukkan kenaikan kadar metil ester mencapai sekitar 98%. Beberapa
peneliti lainnya, seperti Supranto (2002), Darnoko, et al (2000), Chitra, et al (2005) melakukan
penelitian serupa dengan bahan baku berbeda dan menghasilkan kecenderungan yang sama.

Invensi sebelumnya yang dikemukakan oleh Tanaka, et al (US Patent 4,303,590) adalah pembuatan
alkil ester asam lemak dari minyak atau lemak dan alkohol rendah, yang menghasilkan produk
berkualitas tinggi yang mengandung sejumlah kecil impurities berwarna. Metode invensi yang
dilakukan adalah prinsip transesterifikasi dua tahap. Produk yang dihasilkan dari transesterifikasi
tahap pertama dipisahkan dari produk samping yang berupa gliserol, kemudian dimasukkan ke
dalam transesterifikasi tahap dua. Hasilnya dicuci dengan air untuk memindahkan impurities ke
dalam air. Penambahan metanol (2,8-10,2 berbanding 1 terhadap minyak) dan katalis alkali (0,3-
1,5%) dilakukan pada tahap satu dan dua dengan waktu reaksi total 35-180 menit dan temperatur
60-700C untuk menghasilkan produk dengan kadar ester 98-99,5%.

Invensi ini menyediakan pembuatan alkil ester asam lemak dari minyak jarak pagar dan metanol,
yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan kandungan metil ester mencapai 99%,
menggunakan transesterifikasi dua tahap dengan beberapa perubahan. Transesterifikasi dilakukan
pada temperatur 300C sehingga tidak memerlukan pemanasan seperti dikemukakan invensi
sebelumnya, penambahan metanol dan katalis dilakukan hanya pada transesterifikasi pertama, dan
kesetimbangan tercapai dalam waktu 20 menit.

Uraian Singkat Invensi

Obyek yang dihasilkan invensi ini menyediakan metode yang lebih baik untuk menghasilkan
biodiesel berkualitas tinggi menggunakan dua tahap transesterifikasi yang berjalan pada temperatur
kamar (300C) dalam waktu yang lebih singkat.

Metode pembuatan biodiesel (metil ester asam lemak) berkualitas tinggi dari minyak jarak pagar
menggunakan dua tahap transesterifikasi, meliputi langkah-langkah berikut :

esterifikasi asam lemak bebas menggunakan metanol dan asam sulfat;

memisahkan lapisan bawah (minyak dan metil ester) dan lapisan atas (metanol sisa dan asam sulfat)
pada akhir proses esterifikasi;

transesterifikasi minyak hasil esterifikasi dengan reaksi alkoholisis tahap pertama menggunakan
metanol dan katalis alkali pada temperatur 300C selama 10 menit, untuk membentuk produk
mentah biodiesel pertama dan gliserol;

memisahkan gliserol dari produk mentah biodiesel pertama;

transesterifikasi produk mentah biodiesel pertama dengan reaksi alkoholisis tahap kedua tanpa
penambahan metanol dan katalis alkali pada temperatur 300C selama 10 menit, untuk membentuk
produk biodiesel kedua;

memisahkan gliserol dari produk mentah biodiesel kedua;

mencuci produk mentah biodiesel kedua dengan air sebanyak tiga kali.

memisahkan biodiesel pada lapisan atas dan air pencuci pada lapisan bawah.

Uraian Lengkap Invensi

Bahan baku yang yang digunakan adalah biji jarak pagar kering yang diperoleh dari perkebunan di
Malang Selatan. Biji jarak kering dengan kulitnya dihancurkan menjadi serbuk, kemudian dikukus
untuk membuka pori-pori agar memudahkan difusi minyak. Setelah didinginkan, serbuk biji jarak
ditekan menggunakan pengepres dengan tekanan dongkrak hidrolik 20 ton. Randemen minyak yang
dihasilkan berkisar antara 10-20%. Minyak mentah yang dihasilkan diendapkan sampai semua
kotoran padat mengendap, selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memisahkan dari padatan yang
belum mengendap. Untuk memisahkan gum yang kemungkinan terkandung dalam minyak jarak
mentah, dilakukan proses degumming. Proses ini dilakukan dengan penambahan asam fosfat pekat
sebanyak 0,1% dari berat minyak. Proses ini dilakukan pada temperatur 800C dengan pengadukan
sedang menggunakan pengaduk magnetik selama 30 menit. Selanjutnya minyak hasil degumming
diendapkan selama 48 jam untuk mengendapkan gum dan disaring. Hasil pengamatan menunjukkan
adanya endapan pada bagian dasar minyak dan minyak menjadi lebih jernih dan berwarna lebih
muda.

Minyak jarak yang dihasilkan mempunyai kadar asam lemak bebas (FFA) 7,3% sehingga tidak
memungkinkan dilakukan transesterifikasi secara langsung. Menurut Gerpen, et al (2004), bahan
baku dengan kadar FFA tinggi (> 2%) seperti ini perlu diesterifikasi terlebih dahulu untuk
mengkonversi asam lemak bebas menjadi metil ester. Proses esterifikasi ini memerlukan 2,25 gram
metanol dan 0,05 gram asam sulfat pekat tiap gram FFA yang terkandung dalam minyak. Waktu
reaksi yang diperlukan 1 jam dengan pengadukan pada temperatur 60-650C. Tahapan ini
menurunkan FFA sampai 2,1%. Pada perpanjangan waktu reaksi esterifikasi menjadi 2 jam, kadar
FFA menjadi 1,5 %. Minyak hasil esterifikasi inilah yang digunakan sebagai bahan baku reaksi
transesterifikasi.

Minyak jarak hasil esterifikasi dimasukkan dalam transesterifikasi pertama yang dilakukan dalam
labu leher dua yang dilengkapi dengan pengaduk magnetik dan kondensor berpendingin air.
Pengadukan dilakukan agar terjadi kontak yang baik antara minyak dan metanol. Kondensor
berpendingin air digunakan untuk pmencegah penguapan metanol selama proses berlangsung. Pada
tahap ini, dilakukan penambahan metanol dengan rasio terhadap minyak 6:1 dan katalis KOH
sebanyak 1% dari berat minyak. Metanol dan katalis KOH dicampurkan terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam labu, agar dapat membentuk K-metoksida yang merupakan katalis yang lebih
kuat. Setelah 10 menit, pengadukan dihentikan dan didiamkan selama 20 menit pada temperatur
kamar untuk memisahkan gliserol yang terbentuk. Biodiesel hasil transesterifikasi pertama, yang
masih mengandung metanol dan katalis sisa, diproses kembali dalam transesterifikasi kedua untuk
mereaksikan minyak yang belum bereaksi. Gliserol yang masih terbentuk setelah transesterifikasi
kedua, dipisahkan kembali. Biodiesel yang dihasilkan memiliki kadar metil ester di atas 99%

Penelitian pendukung menggunakan minyak jarak pagar sebagai bahan baku. Dengan dua tahap
transesterifikasi dengan variasi waktu reaksi (2, 4, 8, 20, 40, 60, 80 menit), temperatur reaksi (30, 45,
600C).. Bahan baku yang digunakan adalah minyak jarak pagar. Metanol sebanyak 0,9 mol dan
katalis KOH sebanyak 1% dari berat minyak ditambahkan pada transesterifikasi pertama (rasio
molar metanol dan minyak sebesar 6:1). Campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reaktor
yang berisi minyak jarak. Setelah waktu reaksi tercapai, hasil reaksi diendapkan selama 20 menit.
Biodiesel yang dihasilkan direaksikan lagi dalam transesterifikasi kedua. Hasilnya diuji kadar metil
esternya seperti tertera pada tabel berikut :

Dalam kisaran waktu reaksi total 20 sampai 80 menit. Kadar ester yang dihasilkan semua produk
cenderung konstan sekitar 99% pada semua temperatur
Klaim

Metode pembuatan biodiesel (metil ester asam lemak) berkualitas tinggi menggunakan dua tahap
transesterifikasi, yang meliputi langkah-langkah berikut: :

transesterifikasi asam lemak bebas menggunakan metanol dan asam sulfat

memisahkan lapisan bawah (minyak dan metil ester) dan lapisan atas (metanol sisa dan asam sulfat)
pada akhir proses esterifikasi

transesterifikasi minyak hasil esterifikasi dengan reaksi alkoholisis tahap pertama menggunakan
metanol dan katalis alkali pada temperatur 300C selama 10 menit, untuk membentuk produk
mentah biodiesel pertama dan gliserol.

memisahkan gliserol dari produk mentah biodiesel pertama.

transesterifikasi produk mentah biodiesel pertama dengan reaksi alkoholisis tahap kedua tanpa
penambahan metanol dan katalis alkali pada temperatur 300C selama 10 menit, untuk membentuk
produk biodiesel kedua.

memisahkan gliserol dari produk mentah biodiesel kedua.

2. Metode sesuai dengan klaim 1, dimana produk yang dihasilkan mengandung metil ester di atas
99%.

Abstrak

METODE PEMBUATAN BIODIESEL BERKUALITAS TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN DUA TAHAP


TRANSESTERIFIKASI

Invensi ini berhubungan dengan metode pembuatan biodiesel (metil ester asam lemak) berkualitas
tinggi menggunakan dua tahap transesterifikasi, yang meliputi langkah-langkah berikut:

esterifikasi asam lemak bebas menggunakan metanol dan asam sulfat

memisahkan lapisan bawah (minyak dan metil ester) dan lapisan atas (metanol sisa dan asam sulfat)
pada akhir proses esterifikasi

transesterifikasi minyak hasil esterifikasi dengan reaksi alkoholisis tahap pertama menggunakan
metanol dan katalis alkali pada temperatur 300C selama 10 menit, untuk membentuk produk
mentah biodiesel pertama dan gliserol.
memisahkan gliserol dari produk mentah biodiesel pertama.

transesterifikasi produk mentah biodiesel pertama dengan reaksi alkoholisis tahap kedua tanpa
penambahan metanol dan katalis alkali pada temperatur 300C selama 10 menit, untuk membentuk
produk biodiesel kedua.

memisahkan gliserol dari produk mentah biodiesel kedua.

Dengan proses perwujudan invensi ini, dihasilkan biodiesel dengan kadar metil ester di atas 99%.

MAKALAH KIMIA MATERIAL

“ARGENTITE”

OLEH : KELOMPOK 6

ANGGOTA :

1. LISA PURNAMA

2. DESSY RIZKY AMELIA


3. RIFKA ANNISA

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS JAMBI 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T , karena atas berkat rahmat

dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah kimia

meterial yang membahas tentang mineral Argentit.

Adapun kumpulan materi dalam makalah ini diperoleh dari literatur yang ada,

sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya kami mengharapkan

kritik dan saran yang membangun baik mengenai isi maupun penulisan didalam

makalah ini. semoga isi dari makalah ini dapat memperluas wawasan para pembaca

sekalian. Amin.

Jambi, 14 september 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

BAB II MATERI

I. Definisi Mineral Argentite.................................................................................


II. Sifat-Sifat Mineral Argentite..............................................................................
III. Sistem kristal mineral Argentite ........................................................................
IV. Kegunaan Mineral Argentite

KESIMPULAN ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, Yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana
atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral dapat kita
jumpai dimanamana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang
diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai
nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan
untuk ditambang seperti emas dan perak.
Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya
memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai
bentukbentuk yang teratur yang dikenal sebagai kristal. Dengan demikian, kristal secara
umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola
internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat,
bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut Mineralogi,
didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang Kristal yang merupakan unsur utama
dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya
dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasar-dasar geologi atau .Geologi Fisik.,
dimana batuan, yang terdiri dari mineral, merupakan topik utama yang akan dibahas.
Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis
batuan sebagai bahan yang membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal
mineral-mineral yang membentuk batuan tersebut. Salah satu mineral adalah Argentit.
Sehingga didalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai mineral argentit.

Rumusan masalah :
1. Apa definisi dari mineral argentite?
2. Bagaimana sifat-sifat mineral argentite?
3. Bagaimana sistem kristal mineral argentite
4. Apa kegunaan mineral argentite?

Tujuan penulisan :

1. Menjelaskan definisi mineral argentit


2. Menjelaskan sifat –sifat mineral argentit
3. Menjelaskan sistem kristal argentit
4. Mengetahui kegunaan
BAB II

MATERI

2.1 Definisi Mineral Argentite

Dalam mineralogi, Argentite berasal dari bahasa yunani “akanta” artinya “anak
panah”, dalam bahasa latin artinya “perak” adalah perak sulfida / perak kubik (Ag2S).
Argentite satabil diatas suhu 1790 C. Saat mendingin pada suhu biasa, berubah menjadi
acanthite. Argentite adalah salah satu mineral yang dikelompokan sulfida, dicirikan
dengan adanya anion S2-. Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau
semilogam dengan belerang (S). Bentuk argentite kadang-kadang ditemukan sebagai batu
dan oktahedral yang tidak rata, dengan warna abu-abu kehitaman dan kilau logam.
Argentite merupakan salah satu biji perak yang sangat penting. Argentite (Ag2S)
termasuk kedalam golongan mineral sulfida. Dimana beberapa penciri utama pada
kelompok mineral sulfida yaitu :

1. Adanya anion S2-.


2. Sebagian besar tersusun dari unsur logam.
3. Merupakan mineral pembentuk bijih (ores) sehingga memiliki nilai ekonomis yang
tinggi.
4. Memiliki kilap logam, berat jenis tinggi, dan memiliki tingkat kekerasan yang rendah.
5. Memiliki sistem Kristal isometrik, tetragonal, dan heksagonal.
6. Kebanyakan mineral Sulfida memiliki diafenitas opak, mineral sulfide non-opak
cenderung memiliki indeks bias yang besar dan meneruskan cahaya pada tepi yang
tipis.
7. Kebanyakan mineral sulfide bersifat lunak dan dapat menjadi konduktor listrik yang
baik, yang mencerminkan kehadiran ikatan logam di dalam strukturnya.

Adapun proses pembentukan mineral sulfida ada kaitannya proses hidrotermal atau
lokasi pembentukannya dekat dengan gunung api yang memiliki kandungan Sulfur yang
tinggi. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma,
kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya
biasanya terjadi di bawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut
biasanya dikenal sebagai alterasi mineral.

Mineral ini terbentuk pada suhu 177 oC dengan sistem kristal isometrik, sedangkan
Archantite adalah mineral sulfida dengan komposisi yang sama tetapi berbeda struktur
kristalnya (monoklin). Argentite merupakan mineral penghasil perak yang sangat penting,
ia sering ditemukan bersamaan dengan ruby silver (pyrargyrite dan proustite) dan native
silver pada endapan hidrotermal dengan suhu yang rendah. Argentite juga kadang-kadang
ditemukan dalam galena dengan ukuran mikro sehingga disebut argentifrouse
galena. Potensi mineral argenite ditemukan bersamaan dengan native silver seperti di
Gunung Harz, Jerman dan Kongsber, Norwegia.

2.2 Sifat-Sifat Argentite

Gambar 1. Sampel mineral argentite (Ag2S)

Adapun sifat-sifat argentite ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Sifat-sifat fisik argentite


Sifat Fisik Keterangan
Berat molekul 247.80 g/mol
Titik leleh 836 oC
Warna Silver abu-abu - Abu-abu hitam dan mengkilap
Berat Jenis 7,2-7,4
Derajat Kemurnian Kabur / transparan
Pecahan Sectile-gerusan atau kikiran lengkung yang dibuat oleh
mata pisau (knife blade) (cont graphite)
Bentuk Luar Arboresecent-percabangan sistem yang tubuh seperti
ranting (cont silver)
Sistem kristal Isometric & Masif, membutir
Kebiasaan kristal Argentite termasuk pseudo berbentuk kubus yang
jarang terbentuk: kubus, oktahedron dan
dodecahedron.
Kekerasan 2-2,5 Gypsum-Finger Nail
Luminasi Tidak ada
Kilap Metalik
Sifat Magnetik Non-magnetik

2.3 Sistem Kristal Argentite

Gambar 2 . Bentuk molekul mineral argentit (Ag2S)


Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sistem kristal argentit adalah isometrik.
Sumber lain menjelaskan lebih dalam, bahwa sistem kristal argentite adalah Isometric -
Hexoctahedral. Dimana Sistem isometrik ini juga disebut sistem kristal regular, atau
dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan
saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama
untuk masing-masing sumbunya.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Isometrik


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga ditarik garis
dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya
a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap
sumbu bˉ. Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas : Tetaoidal, Gyroida, Diploida,
Hextetrahedral, Hexoctahedral. Beberapa contoh lain mineral dengan system kristal
Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite.
Dimana perbedaan sistem kristal isometrik dan sistem kristal lainnya adalah

Tabel 2. Perbandingan Axial ratio dan sudut kristalografi tujuh sistem kristal
(a) (b)
Gambar 3. Axial configuration (a) isometrik dan Sistem isometrik (b)

Gambar 4. paper model sistem kristal isometrik-hexoctahedral

Gambar 5. Contoh simetri kelas isometrik - heksoktahedral


2.4 Kegunaan Argentite

Argentite (Ag2S) termasuk sumber utama bijh perak. Dimana Kegunaannya adalah
untuk perhiasan, cindera mata, logam campuran, dll. Perak yang lebih dikenal secara
komersial adalah senyawa seperti mineral tetrahedrite dan argentit (perak sulfida, Ag2S),
yang biasanya berhubungan dengan sulfida lainnya seperti timbal dan tembaga, serta
beberapa sulfida lain, beberapa di antaranya mengandung antimon juga.

Bersama dengan kelompok emas, dan logam platinum, perak adalah salah satu yang
disebut logam mulia. Karena kelangkaan, warna putih cemerlang, kelenturan, daktilitas,
dan ketahanan terhadap oksidasi atmosfer, perak telah lama digunakan dalam pembuatan
koin, ornamen, dan perhiasan. Perak memiliki konduktivitas listrik dan termal yang
dikenal tertinggi dari semua logam dan digunakan dalam fabrikasi sirkuit listrik dan
sebagai pelapis uap yang disimpan untuk konduktor elektronik; perak juga berpadu
dengan unsur-unsur seperti nikel atau paladium untuk digunakan dalam kontak listrik.
Perak juga digunakan sebagai katalis karena memiliki kemampuan unik untuk mengubah
etilen menjadi etilen oksida, yang merupakan prekursor dari banyak senyawa organik.
Perak adalah salah satu logam mulia. Perak merupakan unsur paling tidak reaktif
diantara elemen-elemen transisi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Argentite adalah salah satu mineral yang dikelompokan sulfida, dicirikan dengan
adanya anion S2-. Argentit memiliki titik leleh yang tinggi, yaitu lebih kurang 836oC.
Mineral ini terbentuk pada suhu 177 oC dengan sistem kristal isometrik. Argentite
(Ag2S) termasuk sumber utama bijh perak. Dimana Kegunaannya adalah untuk
perhiasan, cindera mata, logam campuran, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Berry L.G and Mason B. 1989. Mineralogy. Freeman W. and Co San Francisco

Bonewitz, Louis Ronald. 2005. Rocks & Minerals. A Penguin Company, London.

http://www.minerals.net/mineral/acanthite.aspx

http://webmineral.com/data/Argentite.shtml#.WbnKc_kjHIW

https://en.wikipedia.org/wiki/Argentite#/media/File:Argentite.jpg

https://id.wikipedia.org/wiki/Mineral_sulfida

https://universeater.wordpress.com/2016/08/27/golongan-mineral-sulfida-s-argentite-ag2s/

http://luirig.altervista.org

http://amirsarifuddin.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-perak-dan-kegunaannya-sebagai-
perhiasan.html

http://webmineral.com/crystal/Isometric-Hexoctahedral.shtml#list

Anda mungkin juga menyukai