OLEH:
NURFATIMAH
H031181028
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
membimbing saya dan telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
30000 jenis tanaman di mana 7000 spesies diantaranya memiliki khasiat obat.
Banyak penelitian yang membuktikan khasiat tanaman obat dari tumbuhan yang
ada di Indonesia namun banyak juga yang belum diketahui Salah satunya yaitu
diteliti dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan merupakan komoditas
dampak negatif bagi kesehatan. namun jika ditinjau dari sisi pengobatan justru
daun tembakau memiliki peluang besar untuk dijadikan sebagai salah satu Bahan
alternatif obat herbal. Hal ini terbukti dari beberapa penelitian bahwa tembakau
dapat digunakan sebagai bahan antimikroba dan antioksidan. Hal ini karena
kesehatan Seperti flavonoid Fenol alkaloid saponin dan minyak atsiri . Karena
Salah satu sifat bioaktif dari tembakau ini yaitu flavonoid maka pada penelitian
ini Digunakan sampel daun tembakau dengan pelarut methanol melalui ekstraksi
soxhletasi karena metanol adalah pelarut yang dapat melarutkan semua senywa
baik polar maupun non polar karena ukuran molekulnya kecil sehingga lebih
lebih besar. dari beberapa penelitian diketahui bahwa flavonoid itu memiliki
antioksidan yang mampu menghambat Radikal bebas .Di mana senyawa radikal
bebas ini merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan DNA yang dapat
berasal dari polusi udara alkohol rokok sinar ultraviolet obat-obatan makanan dan
lain-lain.Nah supaya radikal bebas ini tidak merajalela tubuh, secara spontan
tubuh akan memproduksi zat antioksidan yang akan bekerja sebagai inhibitor
yang menghambat proses oksidasi .Selain antioksidan yang diproduksi oleh tubuh
ada juga antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan misalnya dari makanan
Rahmani Prastiwi, Wranti Sri Rahayu, Dwi Hartanti pada tahun 2010 yang
pikrilhidrazil (DPPH)”, hasil dari penelitian ini yaitu uji antioksidan antara
ekstrak methanol daun tembakau dan rutin berbeda, dimana aktivitas antioksidan
ekstrak methanol daun tembakau lebih tinggi daripada aktivitas antioksidan Rutin.
Selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ayu Lisna Ningsih pada tahun
2018 yang berjudul “Aktivitas antioksidan dari ekstrak daun tembakau (Nicotiana
Tabacum L.) Yang berasal dari desa Cabbenge Kabupaten Soppeng” dengan hasil
penelitian yaitu Ekstrak n-Heksan, ekstrak Etil Asetat, ekstrak etanol 96% dan
ekstrak Air Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L.) memiliki aktivitas
antioksidan dan Nilai IC50 ekstrak n-Heksan 2,87 ppm. Ekstrak Etil asetat 2,28
ppm, ekstrak etanol 96% 2,96, ekstrak Air 3,96 ppm. Penelitian terkait ketiga
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Riria Hendarto Putri, Izzata Barid, Banun
Kusumawardani pada tahun 2015 yang berjudul “daya hambat ekstrak etanol daun
penelitian ini menunjukkan hasil bahwa ekstrak etanol daun tembakau memiliki
Konsentrasi ekstrak etanol daun tembakau yang paling efektif dalam menghambat
konsentrasi 80%.
tembakau ?
tabacum L.) ?
1.3. Tujuan
tembakau.
diketahui masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada tahun 1942, ketika mendarat di Pulau Guanakani (San Salvador). Ia telah
melihat orang-orang Indian mengisap rokok yang dibuat dari daun tembakau yang
kering dan digulung dengan kulit jagung (mais) dan gulungan-gulungan daun ini
secara pasti. Banyak dugaan bahwa tembakau digunakan oleh bangsa Portugis
kurang lebih tahun 1600, tetapi banyak pula yang mengatakan, bahwa tanaman
melalui Filipina tersebar meluas ke seluruh Asia, termasuk Indonesia. Tetapi pada
sudah dilihat dimana-mana juga di tempat-tempat yang sama sekali belum pernah
1. Sistematik
2006).
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Sympetalae
Ordo : Pelemeniales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
2. Zat Kandungan
protein, minyak atsiri, enzim-enzim, klorofil dan pigmen lainnya (Tumbel, 2010).
dan senyawa-senyawa kimia, mulai dari golongan asam, alkohol, aldehid, keton,
asam amino, karbohidrat, ester, dan terpenoid. Kandungan utama dari tembakau
menjadikan efek racun bagi serangga (hama) tetapi tidak beracun bagi
tanaman tembakau itu sendiri. Oleh karena itu tembakau dapat digunakan
2.2 Flavonoid
bakteri. Pada studi pustaka ini akan dibahas aktivitas farmakologi potensial
antioksidan yang beragam pada berbagai jenis sereal, sayuran dan buahbuahan.
in vitro maupun in vivo, membuktikan pula adanya korelasi negatif antara asupan
yang terdapat dalam bahan alam baik dari tumbuhan, hewan, dan biota laut
Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang
akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan
terlebih dahulu. Ada be-berapa target ekstraksi, diantaranya (Sarker SD, dkk.,
2006): Senyawa bioaktif yang tidak diketahui; Senyawa yang diketahui ada pada
secara struktural.
Jenis-jenis ekstraksi :
1. Maserasi
sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Metode ini dilakukan dengan
memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang
tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel
dengan penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan
banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan
beberapa senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit
diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat
2. Perlokasi
Pada metode perlokasi, serbuk sampel dibasahi perlahan dalam sebuah perlokator.
Pelarut ditambahkan pada bagian atas sebuk sampel dan dibiarkan menetes
perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dri metode ini adalah sampel senantiasa
dialiri oleh pearut baru. Sedngkan kerugiannya yaitu jika smpel dalam perlokator
tidakhomogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu juga
3. Soxhletasi
selulos (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan diatas
suhu penagas diatur di bawah suhu refluks. Keuntungan metode ini adalah proses
ekstraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi
sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu.
ekstrak yang diperoleh terus menerus berada pada titik didih (Mukhriani, 2014).
4. Refuks
Embun turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan zat aktifnya dan kembali
ke labu. Cairan akan menguap berulang hingga pelarut jenuh (Anonim, 2000).
5. Destilasi Uap
Destilasi uap memiliki proses yang sama degan refluks dan biasanya digunakan
Selama pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang
tidak saling bercampr) ditampung dlam wadah yang terhubung dengan kondensor.
Kerugian dari metode ini adalah senyaaa yang bersifat termolabil dapat
tak stabil dan berasal polutan lingkungan dan dari gaya hidup masyarakat yang
tidak sehat sehingga menurunkan kualitas hidup dengan adanya berbagai penyakit
degeneratif dari penuaan dini, stroke, bahkan kanker. Dengan adanya senyawa
antioksidan, stress oksidatif yang dipicu oleh radikal bebas dapat distabilkan dan
dinetralkan sehingga dapat menurunkan risiko kerusakan pada sel tubuh. Dengan
Tc) menjadi beberapa sediaan radiofarmaka yang siap digunakan sebagai alat
deteksi dini adanya radikal bebas dalam tubuh manusia penyebab kanker
(Arnanda, 2019).
Sumber radikal bebas ada yang bersifat internal yaitu dari dlam tubuh an
banyak energi namun hasil samping dari reaksi pembentukan energi tersebut akan
organisme selalu diikuti oleh terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas terbentuk
saat proses sintesis energi oleh mitokondria atau proses detoksifikasi yang
Sumber radikal bebas eksternal dapat berasal dari :polusi udara, alkohol,
menggoreng atau memanggang dengan suhu yang terlalu tinggi, terutama pada
makanan hewani berkadar protein dan lemak tinggi sebaiknya jangan sering
memproduksi zat antioksidan. Zat antioksidan ini akan berperan sebagai inhibitor
bebas reaktif membentuk radikalbebas yang tidk reaktif yang relative stabil
sehingga dapat melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen yang
2.5 Antioksidan
bioaktif meliputi total fenolik, total flavonoid, total vitamin C dan aktivitas
antioksidan sari buah namnam. Hasil analisis menunjukkan bahwa sari buah
lipid. Senyawa t-butil hidroksi anisol (BHA) dan di-tbutil hidroksitoluen (BHT)
antioksidan alamiah mendapat perhatian besar beberapa tahun terakhir. Hal ini
Antioksidan alami selain dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas juga
spesies oksigen reaktif (ROS) terutama radikal hidroksil dan radikal superoksida.
buchner, pengaduk, rotary evaporator, labu erlenmayer, plat aluminium silika gel
F254, plat kaca, corong pisah, kolom gelas untuk kromatografi cair vakum
(sinterglass), pipet tetes, pipa kapiler dan lain-lain (Wahdaningsih dkk., 2011).
tubuhn sendiri dan antioksidan yang berasal dariluar tubuh. Antioksidan yang
diproduksi tubuh terdiri atas tiga enzim yaitu, super oksida dis mutase , glutation
peroksidase, katalase, serta non enzim, yaitu senyawa protein kecil glutathion
berperan dalam melawan radikal bebas pada mitokondria sitoplasma, dan bakteri
aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida. soda murni berupa
tidak Cina yang disebut agen anti peradangan titik antioksidan glutation
Antioksidan alami
suplemen sintesis atau suplemen Hasil produk manusia yang dijual di pasaran
dengan harga yang cukup mahal. antioksidan bisa dengan mudah kita dapatkan
dari makanan karena berbagai antioksidan telah terdapat secara alamiah terutama
METODOLOGI PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Alat soxhletasi, Tabung reaksi,
Rotavapor, Labu ukur,Pipet tetes, Gelas ukur, Gelas kimia, Pisau, incubator.
3.3.1 PengambilanSampel
tabacum L.). Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 10.00 WITA. Daun yang
digunakan adalah daun yang bagus, tidak rusak, tidak berjamur dan tidak
sampel dari kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya. Kemudian sampel dicuci
dengan air bersih untuk menghilangkan tanah atau pengotor lainnya yang melekat
pada daun. Setelah itu sampel dipotong kecil-kecil, lalu dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan, terlindung dari sinar matahari kemudian diserbukkan hingga
menjadi simplisia.
3.3.3 Ekstraksi
Menimbang 50 gram serbuk daun tembakau Puna dibungkus dengan kertas saring
dan kedua ujungnya diikat dengan benang kemudian Dimasukkan dalam alat
soxhltasi lalu disoxhletasi Dengan pelarut metanol sebanyak 300 mL. Ekstraksi
dilakukan sampai yang disari Terdapat pada tembakau habis, Ditandai dengan
a. Uji Tanin
dengan larutan FeCl3 1% sebanyak 2 tetes. Sampel positif mengandung tanin jika
b. Uji Alkaloid
c. Uji Flavonoid
dengan pereaksi H2SO4, jika larutan positik maka akan mengalami perubahan
d. Uji Steroid
Ekstrak dipipet sebanyak 3 tetes ke dalam plat tetes. Ekstrak ditambahkan
Larutan pereaksi adalah Larutan dpph dalam pelarut metanol yang dibuat
serapannya ada menit ke- 5; 10; 20; 30; 40; 50; 60. Kemudin ditentukan waktu
operating timenya
Adawiyah, Sukandar, D., dan Muawanah, A., 2015, Aktivitas Antioksidan dan
Kandungan Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam, Jurnal Kimia
Valensi: Jurnal penelitian dan pengembangan Ilmu Kimia, 1(2): 130-136.
Alfaridz, F., Amalia, R., 2016, Review Jurnal: Klasifikasi dan Aktivitas
Farmakologi Senyawa Aktif Flavonoid, Jurnal Farmaka, 16(3): 2-10.
Latief. Muh. Skrining Kandungan Kimia Ekstrak Etanol 80% Kulit Batang
Michelia Champata L. Jurusan Framasi. Universitas udanayan. 2015
Nurnasari, D., dan Subiyakto, 2018, Diversifikasi Produk Tembakau Non Rokok,
Jurnal Perspektif Kimia, 17(1): 40-51.
Prastiwati, R., Rahayu, W.S., dan Hartanti, D., 2010, Perbandingan Daya
Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L.)
Dengan Rutin terhadap Radikal Bebas DPPH, Jurnal Pharmacy, 7(1):
1693-3591.
Redha, A., 2010, Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidan dan Peranannya dalam
Sistem Biologis, Jurnal Pertanian, 3(8): 195-201.