Anda di halaman 1dari 13

KOLOID

KELOMPOK 2

ELSA AVRELIA WULANDARI


GISKA AMIRAH
M.ANDRE BINTANG KURNIAWAN
SRI GUSTIANTY
PENGERTIAN KOLOID

K O L O I D A D A L A H C A M P U R A N H E T E R O G E N D A R I D U A Z AT ATA U L E B I H D I M A N A PA RT I K E L -
PA RT I K E L Z AT B E R U K U R A N A N TA R A 1 S A M PA I 1 0 0 0 N M T E R D I S P E R S I ( T E R S E B A R )
M E R ATA D A L A M M E D I U M Z AT L A I N . Z AT YA N G T E R D I S P E R S I S E B A G A I PA RT I K E L D I S E B U T
FA S E T E R D I S P E R S I , S E D A N G K A N Z AT YA N G M E N J A D I M E D I U M M E N D I S P E R S I K A N
PA RT I K E L D I S E B U T M E D I U M P E N D I S P E R S I
SIFAT-SIFAT KOLOID
EFEK TYNDALL

Ketika seberkas cahaya diarahkan kepada larutan,cahaya


akan diteruskan. Namun, ketika berkas cahaya diarahkan
kepada system koloid, cahaya akan dihamburkan. Efek
penghamburan cahaya oleh partikel koloid ini disebut efek
Tyndall. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan
system koloid dari larutan. Penghamburan cahaya ini terjadi
karena ukuran partikel koloid hamper sama dengam panjang
gelombang cahaya
GERAK BROWN

Secara mikroskopis,partikel-partikel koloid bergerak


secara acak dengan jalur patah-patah(zig-zag) dalam
medium pendispersi. Gerakan ini disebabkan oleh
terjadinya tumbukan antara pertikel koloid dengan
medium pendispersi. Gerakan acak partikel partikel
koloid ini disebut gerak brown. Gerak Brown membantu
menstabilkan partikel koloid sehingga tidak terjadi
pemisahan antara partikel terdispersi dan medium
pendispersi oleh pengaruh gaya gravitas.
ADSORPSI

Partikel koloid dapat menyerap partikel


partikel lain yang bermuatan maupun tidak
bermuatan pada bagian permukaannya.
Peristiwa penyerapan partikel-partikel pada
permukaan zat ini disebut adsorpsi. Adsorpsi
adalah peristiwa penyerapan partikel atau ion
atau senyawa lain pada permukaan partikel
koloid yang disebabkan oleh luasnya
permukaan partikel. Penyerapan partikel atau
ion oleh permukaan koloid atau yang disebut
peristiwa adsorpsi ini dapat menyebabkan
koloid menjadi bermuatan listrik
KOAGULASI

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi pada koloid terjadi karena tidak
stabilnya system koloid. Sistem koloid disebut stabil jika system koloid bermuatan negative dan bermuatan positif. Jika
system koloid di netralkan muatannya,maka system koloid tersebut tidak stabil sehingga terkoagulasi(menggumpal).
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik
seperti pemanasan,pendinginan,dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran
koloid yang berbeda muatan.
PEMBUATAN KOLOID
DISPERSI

a. Dispersi langsung (mekanik)

Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke dalam medium pendispersi. Ukuran partikel dapat
diperkecil dengan menggiling atau menggerus partikel sampai ukuran tertentu. Sebagai contoh adalah pembuatan sol belerang dalam air,
serbuk belerang dihaluskan terlebih dahulu dengan menggerus bersama kristal gula secara berulang – ulang. Campuran semen dengan air
dapat membentuk koloid secara langsung karena partikel – partikel semen sudah digiling sedemikian rupa sehingga ukuran partikelnya
menjadi ukuran koloid
b. Homogenisasi

Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air di dalam mesin
homogenisasi sehingga partikel – partikel susu berubah menjadi seukuran partikel koloid. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan
proses homogenisasi mengunakan mesin homogenisasi.
c. Peptisasi

Proses peptisasi dilakukan  dengan cara memecah partikel – partikel besar, misalnya suspensi, gumpalan, atau endapan dengan
menambahkan zat pemecah tertentu. Sebagai contoh, endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan AlCl3 ke
dalamnya. Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan larutan NH3 secukupnya. Contoh lain, karet bisa dipeptisasi
oleh bensin, agar – agar oleh air, nitroselulosa oleh aseton. Endapan NiS dapat dipeptisasi oleh H 2S.
d. Busur Bredig

Busur Bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk koloid logam. Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan
logam yang akan dikoloidkan pada kedua ujung elektrode dan kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga
api listrik. Suhu tinggi akibat adanya loncatan bunga api listrik mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutnya terdispersi ke dalam
air membentuk suatu koloid logam.
KONDENSASI

Pembuatan koloid secara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan menjadi koloid. Proses ini umumnya
melibatkan reaksi – reaksi kimia yang menghasilkan zat yang menjadi partikel – partikel terdispersi.

a. Reaksi hidrolisis

Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid – koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air).

Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3.

FeCl(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)


b. Reaksi Redoks

Reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.

Contoh:

Pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.

2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(s)


c. Pertukaran Ion

Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat – zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi
kimia.

Contoh:

Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3.

3H2S(g) + As2O3(aq) → As2S3(s) + 3H2O(l)

Selain dengan cara – cara di atas, koloid ada yang terbentuk secara alamiah, misalnya lumpur, getah karet, dan getah pohon nangka.

Anda mungkin juga menyukai