Anda di halaman 1dari 9

A.

JUDUL PRAKTIKUM

1. Memperagakan pembuatan koloid


2. Mengamati efek Tyndall
3. Mengenal system koloid

B.

TUJUAN PRAKITKUM :1. Memperagakan pembuatan koloid


I.1 Untuk mengetahui cara pembuatan
koloid

I.2Untuk membedakan serta memahami


pembuatan
koloid secara disperse dan kondensasi
I.3Untuk mengetahui cara pembuatan sol
besi(III) Hidroksida dan sol belerang
2. Mengamati efek Tyndall
2.1
Untuk mempelajari sifat koloid, yaitu
efek tyndall
3. Mengenal Sistem Koloid
3.1
Untuk mengenal macam-macam
3.2

disperse koloid
Untuk mengenal larutan sejati,

3.3

suspensi kasar, dan koloid


Untuk mengenal koloid dan contohnya

C. LANDASAN TEORI
Koloid merupakan campuran dan disperse kasar dengan disperse halus
dengan partikel-partikelnya antara 10-7 dan 10-5 cm. Dalam system koloid,
terdapat dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Walaupun

Nampak sebagai Dispersi homogeny, namun koloid merupakan Dispersi


Heterogen
Adapun, pemuatan koloid dapat dilakukan dengan cara :
a. Cara Dispersi
Secara prinsip cara disperse adalah pembuatan koloid dari partikel
yang lebih besar .
1. Dispersi mekanik : partikel besar digerus menjadi patikel koloid
2. Dispersi elektrolitik : Sol platina emas atau perak dibuat dengan
cara mencelupkan dua kawat ke dalam air , dan diberi potensial
tinggi. Suhu yang tinggi menyebabkan uap logam mengkondensasi
dan membentuk partikel koloid.
3. Peptisasi : partikel kasar diubah menjadi partikel koloid dengan
penambahan zat seperti air atau zat yang lain yang disebut zat
untuk peptisasi
b. Cara kondensasi
Secar prinsip, cara kondensasi adalah pembuatan koloid dari partikel
yang lebih halus ( larutan)
1. Dengan reaksi kimia
- Cara reduksi (pembuatan sol emas)
- Cara oksidasi ( pembuatan sol belerang)
- Cara hidrolisis ( pembuatan sol feri hidroksida)
- Dekomposisi rangkap (koloid AS2S3)
2. Pembuatan pelarut atau penurunan kelarutan
Contoh : menuangkan larutan penuh belerang dalam alkohol ke dalam
air (Belerang lebih larut dalam alkohol, sedangkan dalam air bisa
membentuk koloid)
3. Pendinginan berlebih
Koloid es dapat dibuat dengan mendinginkan campuran pelarut
organic seperti eter atau kloroform dengan air.
Salah satu sifat koloid adalah efek Tyndall
Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid,
peristiwa dimana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena

partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan . Sifat


penghamburan cahaya oleh koloid ditemukan oleh John Tyndall, oleh
karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan
untuk membedakan system koloid dari larutan sejati. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari dapat diamati dari langit yang tampak
berwarna biru atau terkadang merah/orange. Debu dalam ruangan
akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
Efek Tyndall juga dapat menerangkan mengapa langit pada siang
hari berwarna biru, sedangkan ketika matahari terbenam di ufuk
barat berwarna jingga atau merah. Hal tersebut dikarenakan
penghamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel koloid di
angkasa dan tidak semua frekuensi sinar matahari dihamburkan
dengan intensitas yang sama

D. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Gelas kimia
2. Senter Baterai
3. Bunsen, kaki tiga dan kawat kasa
4. Tabung reaksi
5. Gelas ukur
6. Mortar dan Pestle
7. Pipet
8. Spatula
9. Batang Pengaduk
B. Bahan
1. Larutan FeCL3 jenuh

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Beleran padat
Larutan gula padat
Susu
Agar-agar bubuk
Solar
Sabun (Sunlight)
Cuka
Aquades

E. CARA KERJA
Menyisipkan semua alat dan bahan yang digunakan
a. Pembuatan sol belerang
1. Mencampurkan 1 bagian gula dan 1 bagian belerang ke dalam pestle
2. Menggerus campuran tersebut hingga larut
3. Mengambil 1 bagian dari campuran tersebut, kemudian ditambahkan
dengan 1 bagian gula, lalu menggerus kembali hingga diperoleh bagian
yang lebih halus
4. Mengambil 1 bagian lagi dari campuran yang telah dihaluskan tersebut,
kemudian menambahkannya dengan 1 bagian gula, lalu digerus kembali
5. Memasukkan campuran tersebut ke dalam gelas ukur yang telah berisi
60 ml aquades
b. Pembuatan sol Fe(OH)3
1. Memasukkan 60 ml aquades ke dalam gelas ukur, kemudian
memanaskannya di atas Bunsen hingga mendidih
2. Menanmbahkan larutna FeCl3 jenuh
3. Memanaskan campuran tersebut sambil diaduk perlahan-lahan hingga
terbentuk larutan cokelat-kemerahan
c. Pembuatan Agar-Agar
- Pembuatan agar-agar tanpa proses pemanasan
Memasukkan 1 spatula Agar-agar bubuk ke dalam gelas ukur yang telah
-

berisi 60 ml aquades.
Pembuatan agar-agar disertai proses pemanasan

1. Memasukkan 1 spatula agar-agar ke dalam gelas ukur yang telah berisi


60 ml aquades
2. Memanaskan Bunsen, kemudian meletakkan gelas ukur tersebut
diatasnya hingga mendidih
d. Pencampuran air, solar dan sabun
1. Mencampurkan Air dengan solar
2. Memasukkan beberapa tetes sabun ( sunlight) ke dalam campuran
tersebut
e. Pencampuran susu dengan air
Menambahkan susu cair ke dalam gelas ukur yang berisi 60 ml aquades,
kemudian mengaduknya hingga tercampur merata
f. Pencampuran susu dengan cuka
Menambahkan larutan CH3COOH ke dalam campuran susu dengan air
( pada percobaan e), kemudian mengaduknya hingga tercampur merata
g. Pengamatan efek Tyndall
Melakukan pengamatan berkas cahaya pada percobaan a hingga
percobaan f dengan menggunakan cahaya senter
F. TABEL PENGAMATAN
PERCOBAAN

PENGAMATAN BERKAS

JENIS SISTEM

Pembuatan Sol

CAHAYA
Menghamburkan cahaya

Koloid

Belerang
Pembuatan sol

Menghamburkan cahaya

Koloid

Fe(OH)3
Pembuatan Agar-Agar

Menghamburkan cahaya

Koloid

pemanasan
Pembuatan Agar-agar Menghamburkan cahaya

Koloid

tanpa proses

disertai proses
pemanasan
Pencampurab Air

Menghamburkan cahaya

Koloid

dengan solar
Pencampuran susu

Menghamburkan cahaya

Koloid

dengan air
Pencampuran susu

Menghamburkan cahaya

Koloid

dengan cuka

Pembahasan
a. Pembuatan sol Belerang
Pada proses pembuatan sol Beerang, dilakukan penggerusan (penghalusan)
secara bertahap dan penambahan gula. Tujuan dari penggerusan
(penghalusan) dan penambahan gula tersebut adalah untuk memperoleh
tingkat kehalusan tertentu. Penambahan gula dimaksudkan sebagai
pemecah partikel Belerang sehingga dapat dilarutkan dalam air.
Berdasarkan uraian tersebut, pembuatan sol Belerang dilakukan dengan
cara Dispersi, yaitu cara mekanik dengan menggerus gula sebagai zat
Inert dari Belerang.
b. Pembuatan sol Fe(OH)3
Pada proses pembuatan sol Fe(OH)3, dilakukan proses pemanasan, yang
ditujukan untuk mempercepat proses pendispersian. Warna cokelatkemerahan menunjukkan bahwa sol Fe(OH)3 sudah terbentuk. Berdasarka
uraian tersebut, pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara kondensasi,
yaitu reaksi hidrolisis, karena koloid tersebut dibuat dengan
menambahkan air dan garam FeCl3
Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
FeCl3(aq) + 3H2O (l) Fe(OH)3 (s) + 3HCl (aq)

c. Pembuatan Agar-agar
Pada proses pembuatan agar-agar yang disertai denggan proses
pemanasan dimaksudkan agar butir-butir kasar endapan agar-agar dapat
menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi.
Berdasarkan hasil pengamatan maka, agar-agar tergolong jenis koloid
emulsi padat dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat.
Cara pembuatan agar-agar tersebut, termasuk cara disperse, yaitu cara
peptisasi, karena membutuhkan zat pemecah berupa air untuk mengubah
partikel kasar menjadi partikel koloid.
d. Pencampuran Air, Solar, dan sabun
Pada proses penambahan solar ke dalam air (aquades), akan membentuk

e. Pencampuran susu dengan air


Pencampuran susu dengan air tergolong pembuatan koloid dengan car
dispersi, yaitu dengan cara Homogenisasi, sehingga partikel-partikel susu
(lemak) akan berubah menjadi partikel koloid. Pada proses pencampuran
susu ke dalam air, susu akan larut, tetapi larutan tidak bening, melainkan
keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan tidak juga dapat
dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara
makroskopis, campuran susu tampak homogeny. Akan tetapi, secara
mikroskopis, partikel-partikelnya yang tersebar di dalam air masih dapat
dibedakan
f. Pencampuran susu dengan cuka
Bila susu (system koloid) dicampurkan dengan larutan cuka (larutan
elektrolit) maka ion-ion negatif dari larutan elektrolit tersebut akan
ditarik oleh partikel-partikel koloid positif, sehingga ukuran koloid

menjadi sangat besar, dan mengakibatkan koagulasi (penggumpalan).


Sebaliknya ion positif akan mengkoagulasi dan pembentukan endapan
koloid negative
g. Pengamatan efek tyndall
Pengamatan efek tyndall dilakukan dengan menggunakan senter. Bila
sampel yang diuji menghamburkan cahaya maka sampel tersebut tergolong
koloid.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktiku di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara Dispersi dan
Kondensasi.
Cara Dispersi adalah pemuatan koloid dari partikel-partikel kasar
menjadi partikel-partikel yang lebih halus (koloid), misalnya dengan
cara disperse mekanik, yaitu partikel besar digerus menjadi partikel
koloid
Contohnya pada pembuatan sol Belerang
Sedangkan cara kondensasi adalah pembuatan koloid dari partikelpartikel halus menjadi partikel-partikel yang lebih kasar melalui suatu
reaksi kimia, misalnya dengan cara hidrolisis.
Contohnya, pada pembuatan sol Fe(OH)3
2. Salah satu sifat koloid adalah efek tyndall.
Ketika larutan koloid diuji dengan mengunakan senter, maka partikel
koloid akan menghamburkan cahaya ke segala jurusan (arah), sehingga
jalannya sinar (berkas cahaya) dalam larutan koloid dapat terlihat ,
namun partikel terdispersinya tidak terlihat.

3. Sistem Dispersi koloid dapat terjadi dari dispersi zat padat, cair, atau
gas.
Gas ke dalam zat pendispersi dalam fase padat, cair, atau gas.
Gas yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid. Sistem
koloid diberi nama berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersinya.
Sistem koloid dari partikel padat yang wujudnya berada di antara
padat dan cair yang dapat terbentuk dari satu sol yang terdispersinya
mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak
padat disebut gel.
Sistem koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya zat
cair disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat
cair itu tidak saling melarutkan

Anda mungkin juga menyukai