Anda di halaman 1dari 5

PEMBUATAN SISTEM KOLOID

Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam
medium pendispersi. Selain itu, dpat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid
atau dengan mengubah larutan menjadi koloid.
(Sudarmo, 2014)
Ukuran partikel koloid terletak antar partikel larutan sejati dengan partikel-partikel
suspensi. Oleh karena itu, pembuatan sistemkoloid dapat dilakikan dengan dua cara, yaitu
cara kondensasi dan cara dispersi.
Kondensasi Dispersi
Larutan Koloid Suspensi

(Kuswati. Dkk, )
Cara dispersi adalah memperkecil partikel. Cara ini melibatkan pengubahan ukuran
pertikel besar (mmisalnya suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel koloid. Sementwra
tu, cara kondensasi adalah memperbesar ukuran partikel. Pada umumnya, dari larutan diubah
menjadi koloid. Secara skematis, kedua proses tersebut dapat digambarkan sebagai proses
yang berlawanan, di mana sistem koloid berada diantara dua sistem dispersi yang lain.
1. Cara Dispersi
Cara diskpersi adalah cara pembuatan sistem koloid dengan menghaluskan butir-butir
zat yang bersifat mikroskopis (halus), sesuai dengan ukuran partikel koloid. Cara ini dapat
dilakukan sebagai berikut :
(Kuswati. Dkk, )
a. Cara Mekanik (Disperi Langsung)
Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke
dalam medium pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggiling atau
menggerus partikel sampai ukuran tertentu.
(Sudarmo, 2014)
Partikel-partikel yang besar tau kasar digerus sampai halus sekali, kemudian
dicampur dengan medium pendispersi dan dikocok-kocok.
Contoh :
- Sol belerang dapat dibuat dengan cara menumbuk dan menggerus butir-butir
belerang yang dicampur dengan kristal gula pasir. Serbuk belerang dan serbuk
gula yang halus tersebut dicampur dengan air sebagai medium pendispersi.
- Pembuatan cincau dari daun cincau. Daun cincau yang berwarna hijau tua
dihancurkan bersama air hingga halus, kemudian di saring. Filtrat yang diperah
didiamkan maka akan didapatkan koloid cincau.
b. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan
butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid. Isitilah peptisasi dikaitakn dengan
peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang di katalis oleh
enzim pepsin.
Contoh :
- agar-agar dipeptisasi oleh air
- nitroselulosa dipeptisasi oleh aseton
- karet dipeptisasi oleh bensin
- endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
- endapaan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3
c. Cara Busur Bredig
Busur Bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk koloid
logam. Cara busur Bredig digunakan sebagai elektrode yang didcelupkan dalam
medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-
mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut
mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini
merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
(Kuswati. Dkk, )
d. Cara Homogenisasi
Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan
serbuk susu skim ke dalam air di dalam mesin homogenisasi sehingga partikel-
partikel susu berubah menjadi seukuran partikel koloid. Emulsi obat pada pabrik
obat dilakukan dengan proses homogenisasi menggunakan mesin homogenisasi.
(Sudarmo, 2014)
2. Cara Kondensasi
Cara kondensasi adalah pembuatan sistem koloid dengan menggabungkan ion-ion,
atom-atom, molekul-molekul, atau partikel yang lebih halus membentuk partikel yang
lebih besar dan sesuai dengan ukuran partikel koloid. Proses ini umumnya melibatkan
reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan zat yang menjadi partikel-partikel terdispersi.
Cara kondensasi dapat dilakukan dengan beberapa cara.
a. Reaksi Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan untuk
membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan
air).
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3 H2O(l)  Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Larutan Koloid
b. Reaksi Redoks
Reaksi reoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi unsur-
unsur yang terlibat dalam reaksi.
Contoh :
- Pembuatan sol belerang (S) dengan mengalirkan hidrogen sulfida (H2S) ke
dalam larutan belerang dioksida (SO2).
2 H2S(G) + SO2(aq)  2 H2O(l) + 2S(s)
Koloid
- Pembuatan sol emas (Au) dengan mereaksikan fosfor (P) dengan larutan emas
klorida (AuCl3).
5 AuCl3(aq) + 3 P(s) + 12 H2O(l)  5 Au(s) + 3 H3PO4(aq) + 15 Hcl(aq)
Koloid
c. Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang
sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh :
- Belerang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol.
Untuk membuat sol belerang dengan medium pendispersi air, belerang
dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol sampai jenuh. Setelah itu larutan
belerang etanol ditambah air sedikit demi sedikit sambil diaduk, sehingga
belerang akan menggumpal menjadi partikel koloid.
- Kalium asetat jenuh dlam air dicampur dengan alkohol maka akan terbentuk
koloid berupa gel.
d. Dekomposisi rangkap
Contoh :
- Sola As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq)  As2S3(s) + 6 H2O(l)
Koloid
- Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan
larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq)  AgCl(s) + HNO3(aq)
Koloid
PERANAN KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN INDUSTRI
Sistem koloid banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Produk-produk industri
banyakk yang merupakan sistem koloid atau menggunakan koloid dalam pembuatannya.
Mengapa sistemm koloid banyak digunakan dalam produk industri? Salah saatu ciri khas
koloid, yaitu partikel padat dari suatu zat dapat tersuspensi dalam zat lain, terutama dalam
bentuk cairan. Hal ini merupakan dasar dari berbagaii hasil industri yang dibutuhkan
manusia.
Penggunaan koloid juga dapat mengahsilkan campuran hasil industri tanpa saling
melarutkan secara homogen. Di samping itu juga bersifat stabil, sehingga dapat digunakan
dalam waktu yang realtif lama. Koloid yang dapat menstabilkan hasil industri ini dinamakan
koloid pelindung.
Dalam industri makanan banyak sekali ditemukan koloid, seperti susu, amyones,
amrgarun dan jeli. Mayones adalah suatu emulsi lemak cari, spserti minyak zaitu atau minyak
jagung dalam air. Kuning telur dalam mayones berfungsi sebagai bahan penstabl emulsi.
Susu juga merupakan suat emulsi butieran lemak adalam air. Pada pembuatan es krim
digunakan gelatin, yang merupakan koloid pelindung, yang tujuannya supaya es kerim tidak
mengkristal dan tidak cepat meleleh.
Di bidang industri farmasi, koloid digunakan dlam produks obat. Obat-obat yang
berfungsi sebagai obat luar diproduksi dalam bentuk salep dan krim. Selain itu, ada beberapa
obat antasida yang juga diproduksi dlam bentuk cair sebagai koloid. Salep, krim dan sirop
antasida tergolong koloid jenus emulsi. Darah mengandung koloid protein yang muatan
negatif. Jika terdapat luka kecil, untuk stypic pencil, yaitu alat yang mengandung ion Al3+ dan
Fe3. Ion-ion ini akan menetralkan partikel-paertikel koloid protein, sehingga darah menjadi
menggumpal.
Dalam industri kosmetik banyak dihasilkan produk-produk yang merupakan koloid.
Beberapa tipe koloid yang digunakann dalam kosmetik sebgai berikut.
a. Sol padat, contohnya lipstik, mascara, dan pensil alis.
b. Sol, contohnya cat kuku, susu pembersih muka dan kulit, serta cairan mascara.
c. Emulsi, contohnya pembersih muka.
d. Aerosol, contohnya parfum semperot, hair spray, dan penyegar mulut bentuk
semprot.
e. Buih, contohnya sabun cukur.
f. Gel, contohnya minyak rambut.

Anda mungkin juga menyukai