OLEH :
NANDA SALWA AULIA
(2110246907)
Modul ini disusun dan dibuat berdasarkan kompetensi dasar dan mater-
materi yang ada. Materi yang tersaji bertujuan untuk menambah pengatahuan
dan wawasan peserta didik dalam belajar mengenai Laju Reaksi. Serta peserta
didik juga dapat memahami nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir
dan bertindak.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan modul ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Penggunaan Modul
Langkah Pembelajaran
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengertian dan Pengukuran Lajur Reaksi
Teori Tumbukan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lajur Reaksi
Orde Reaksi
Hukum Laju Reaksi
Penentuan Laju Reaksi
KESIMPULAN
UJI KOMPETENSI
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
ii
PENDAHULUAN
KOMPETENSI DASAR
3.6 Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
menggunakan teori tumbukan.
4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara penga-tauran dan
penyimpanan bahan untuk mencegah peru-bahan fisika dan kimia yang
tak terkendali.
3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui modul dengan berbasis model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), peserta didik dapat menjelaskan pengertian laju reaksi dan
proses terjadinya reaksi kimia ber-dasarkan teori tumbukan serta memiliki
sikap ingin tahu, ber-tanggung jawab, bekerja sama dan jujur.
iii
PENDAHULUAN
kegiatan pembelajaran. Bila ada yang kurang jelas, anda dapat bertanya
pada guru.
kegiatan pembelajaran.
4. Akhiri kegiatan dengan mengisi penilaian diri dengan jujur dan ulangi
kembali pada bagian yang masih belum dipahami. kimia yang tak
terkendali.
iv
PENDAHULUAN
LANGKAH PEMBELAJARAN
v
PETA KONSEP
vi
KEGIATAN BELAJAR
LAJU REAKSI
vii
ORIENTASI MASALAH
1
Reaktan Produk
Pada awal reaksi, jumlah reaktan dalam keadaan maksimm sedangkan
produk ada dalam keadaan minimal. Setelah terjadinya reaksi, maka akan mulai
terbentuk produk. Semakin lama reaksi berlangsung maka produk yang terbentuk
akan semakin banyak dan reaktannya akan semakin berkurang. Pertahikan gambar
2 berikut ini.
Dari gambar 2 tersebut dapat kita lihat bahwa konsentrasi reaktan (pereaksi)
seiring waktu menurun sampai tercapainya harga kesetimbangan dan konsentrasi
produk (hasil reaksi) meningkat dari yang awalnya nol sampai terciptanya keadaan
setimbang. Garis datar untuk reaktan dan produk menunjukkan reaksi sudah
selesai, meski waktu berjalan terus, jumlah reaktan dan produk tidak berubah lagi.
Untuk reaksi umum
pA + qB rC + sD
Laju reaksinya dapat dirumuskan sebagai :
2
B. Hukum Laju Reaksi
Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh konsentrasi reaktan laju reaksi
adalah dengan menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi
awal. Pada umumnya, ya pengaruh konsentrasi reaktan laju reaksi adalah dengan
menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi awal. Pada
umumnya, yang lebih disukai adalah mengukur laju awal karena sewaktu reaksi
berlangsung, konsentrasi reaktan menurun dan akan menjadi sulit untuk mengukur
perubahannya secara akurat. Selain itu,mungkin saja terjadi reaksi balik seperti
Produk Reaktan
Yang akan menimbulkan galat (erros) dalam pengukuran laju.
Suku k ialah konstanta laju (rate constant), yaitu konstanta kesebandingan
(proporsionalitas) antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Persamaan ini disebut
hukum laju (rate law), persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan konstanta
laju dan konsentrasi reaktan. Dari konsentrasi reaktan dan laju awal, kita juga dapat
menghitung konstanta laju. Untuk reaksi umum dengan jenis :
aA + bB cC + dD
hukum lajunya berbentuk
laju (r) = k[A]x [B]y
Jika kita mengetahui nilai k, x dan y, serta konsentrasi A dan B, kita dapat
menggunakan hukum laju untuk menghitung laju reaksi. (Raymond Chang. 2005:
Hal. 33-34)
C. Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari) konsentrasi dalam
persamaan laju. (Charles W. Keenan. 1980: Hal. 531)
Reaksi Orde nol
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan
laju reaksinya ditulis r = k[A]0
3
Gambar 3 Grafik Orde nol
Sumber :kemendikbud
Reaksi Orde Pertama
Reaksi orde pertama (first order reaction) ialah reaksi yang lajunya
bergantung pada konsentrasi reaktan dipangkatkab dengan satu. Dari hukum
laju, kita juga mengetahui bahwa:
r = k[A]
Kita dapat menentukan satuan dari konstanta laju k orde pertama dengan :
( )
( )
4
5
D. Teori Tumbukan
Agar suatu reaksi kimia dapat terjadi, molekul-molekul yang bereaksi
tersebut harus saling bertumbukan satu sama lain. Teori tumbukan adalah suatu
teori yang diusulkan oleh Max Trautz pada tahun 1916 dan William Leweis pada
tahun 1918, yang secara kuantitatif menjelaskan bagaiman reaksi kimia terjadi dan
bagaimana laju reaksi berbeda bagi reaksi yang berbeda pula. (Rusman. 2019.
Hal.70). Teori tumbukan dari laju reaksi adalah suatu model yang mengasumsikan
bahwa agar reaksi terjadi, molekul pereaksi harus bertumbukan dengan energi yang
lebih besar daripada nilai minimum yang ada, dan dengan orientasi yang tepat
(searah sumbu utama). (Yayan Sunarya. 2013: Hal.220)
Semakin banyak jumlah tumbukan yang terjadi makin cepar reaksi itu
berlangsung. Tidak semua tumbukan dapat menyebabkan terjadinya reaksi, hanya
fraksi tumbukan yang efektif yang dapat menghasilkan reaksi. Syarat terjadinya
tumbukan efektif adalah molekul yang bertumbukan harus mempunyai total energi
kinetik sama atau lebih besar daripada energi aktivasi, yaitu jumlah energi minimal
yang diperlukan untuk terjadinya reaksi.
Selain itu, orientasi atau arah tumbukan juga merupakan salah satu syarat
terjadinya tumbukan efektif. Dimana molekul-molekul pereaksi harus saling
bertumbukan dengan arah yang tepat barulah dapat terjadi reaksi kimia. Jika arah
orientasi tumbukannya tidak tepat maka tidak dapat terbentuk produk atau reaksi
kimia tidak berlangsung.
Sebelum terjadinya suatu tumbukan, partikel-partikel tersebut
membutuhkan suatu energi minimum yang disebut dengan energi aktivasi atau
6
energi pengaktifan (Ea). Energi aktivasi adalah energi minimal yang dibutuhkan
untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi.
Gambar 7 Energi aktivasi untuk reaksi pembentukan air (H2O) sumber : Suchocki, 2007
More Info
7
PENYELIDIKAN INDIVIDU/KELOMPOK
Setelah kamu membaca uraian materi yang telah disajikan, tuliskan kembali
pemahamanmu mengenai pengertian laju reaki dan teori tumbukan dengan
menggunakan bahasamu sendiri di dalam buku catatan.
Untuk menguji sejauh mana pemahamanmu terhadap materi tersebut,
cobalah jawab pertanyaan pada kotak di bawah ini (assesment concept 1). Tuliskan
jawaban pada buku latihan.
ASSESMENT CONCEPT 1
8
ORIENTASI MASALAH
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu, konsentrasi, luas
permukaan, temperatur dan katalis. Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, lakukanlah percobaan berikut ini.
9
PENYELIDIKAN INDIVIDU/KELOMPOK
Laboratory Experiment
1. Konsentrasi
Pada umumya, reaksi kimia akan berlangung lebih cepat jika konsentrasi
pereaksinya dinaikkan.
Alat dan bahan
3 buah tabung reaksi
3 buah pita magnesium (Mg) dengan panjang 5 cm
10 ml larutan HCl dengan konsentrasi masing-masing 1 M, 2 M dan 3 M.
Cara Kerja
Masukkan larutan HCl 1 M, 2 M, 3 M ke dalam tabung reaksi sesuai dengan
label yang sudah diberi.
Siapkan stopwatch. Masukkan pita Mg ke dalam tabung pertama (1M)
Catat waktu yang dibutuhkan, dimulai dari dimasukkannya pita Mg ke
dalam tabung reaksi, sampai pita Mg habis bereaksi dengan HCl.
Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel yang telah disediakan.
Ulangi langkah kedua sampai ke 4 dengan menggunakan HCl 2M dan HCl 3
M.
Buat kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan dan tulis pada
kolom yang telah disediakan.
Tabel Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi Pita Mg (cm) Molaritas HCl (M) Waktu (detik)
1 5 1M
2 5 2M
3 5 3M
10
KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Luas Permukaan
Alat dan Bahan
3 buah tabung reaksi
3 macam batu pualam (CaCO3) dalam bentuk serbuk, butiran dan kepingan
masing-masing 1 gram.
30 mL larutan HCl 2 M.
Cara Kerja
Masukkan batu pualam ke dalam masing-masing tabung reaksi.
Masukkan 10 mL HCl ke dalam tiap tabung reaksi dan nyalakan stipwatch
saat memasukkan larutan HCl.
Catat waktu yang dibutuhkan dimulai dari HCl dimasukkan sampai CaCO 3
habis bereaksi dengan HCl.
Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel yang telah disediakan.
Tuliskan kesimpulan dari percobaan kamu pada kolom yang telah dsediakan.
Tabel Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi CaCO3 (1 gr) Molaritas HCl (M) Waktu (detik)
1 Serbuk 2M
2 Butiran 2M
3 Kepingan 2M
KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
11
3. Temperatur (Suhu)
Alat dan Bahan
Pemanas spiritus dan kaki tiga
Termometer
Gelas kimia 3 buah
Kertas putih yang diberi tanda silang besar
Larutan atrium thiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M
Larutan HCl 2 M
Cara Kerja :
Masukkan 20 mL larutan Na2S2O3 ke dalam gelas kimia 1 2 dan 3.
Panaskan masing-masing gelas kimia di atas spiritus sampa suhu masing-
masing gelas 25oC, 35oC dan 45oC.
Letakkan gelas kimia yang sudah dipanaskan di atas kertas putih yang sudah
diberi tanda silang.
Masukkan 10 mL larutan HCl ke dalam masing-masing gelas kimia berisi
larutan Na2S2O3 yang sudah dipanskan.
Nyalakan stopwatch saat larutan HCl dimasukkan ke dalam gelas kimia dan
matikan ketika tanda silang pada kertas tidak terlihat lagi.
Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel hasil pengamatan yang telah
disediakan.
Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan berdasarkan
hasil pengamatan yang kamu dapatkan.
Tabel Hasil Pengamatan
Percobaan ke Suhu (oC) Molaritas Molaritas Waktu
HCl (M) Na2S2O3 (M) (detik)
1 5 2M 0,2 M
2 5 2M 0,2 M
3 5 2M 0,2 M
12
KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Katalis
Alat dan Bahan
Gelas kimia
Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 5 %
Larutan natrium klorida (NaCl) 0,1 M
Larutan besi klorida (FeCl3) 0,1 M
Pipet tetes
Cara Kerja :
Masukkan masing-masing 50 mL larutan H2O2 5 % ke dalam 3 gelas kimia.
Tambahkan 20 tetes NaCl ke dalam gelas kedua dan tambahkan 20 tetes FeCl3
ke dalam gelas ketiga.
Perhatikan perubahan yang terjadi pada masing-masing gelas kimia.
Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel yang telah disediakan.
Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan pada kolom
yang sudah disediakan.
Tabel Hasil Pengamatan
Percobaan Larutan H2O2 Larutan yang Gejala yang
5 % (mL) Ditambahkan Diamati
1 5 -
2 5 20 tetes NaCl
3 5 20 tetes FeCl3
13
KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
1. Konsentrasi
Karena molekul reaktan harus bertumbukan agar reaksi dapat terjadi,
laju reaksi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah tumbukan. Efektif
Cara untuk meningkatkan jumlah tumbukan adalah dengan meningkatkan
konsentrasi reaktan. Gambar menunjukkan bahwa dengan konsentrasi yang
lebih tinggi, ada lebih banyak molekul dalam volume tertentu, yang membuat
tumbukan antar molekul lebih mungkin terjadi.
konsentrasi pereaksi ada kaitannya dengan banyaknya partikel yang
mengalami tumbukan efektif. Pereaksi dengan konsentrasi besar mengandung
lebih banyak jumlah partikel ketimbang pereaksi dengan konsetrasi kecil.
Semakin banyak jumlah partikel memungkinkan tumbukan efektif yang terjadi
semakin banyak pula. Pada umumnya laju reaksi akan bertambah naik seiring
dengan bertambahnya konsentrasi dari pereaksi dan akan semakin menurun
dengan berkurangnya konsentrasi dari pereaksi itu sendiri (Suchocki, 2007).
14
Gambar 9 Tumbukan antar partikel
Sumber : Suchocki, 2007
2. Luas Permukaan
Pengaruh luas permukaan sentuh terkait dengan mudah atau tidaknya
partikel-partikel pereaksi untuk bertemu. Apabila luas permukaan sentuh
bertambah, maka partikel-partikel lebih mudah bertemu sehingga jumlah
tumbukan efektif akan meningkat, sehingga laju reaksi juga meningkat. (Elvy
Rahmi Mawarnis. 2021: Hal.123-124)
3. Temperatur
Suhu yang tinggi dapat mempercepat reaksi dan begitu pula sebaliknya,
suhu yang rendah dapat memperlambat reaksi. Misalnya saat memasak nasi
dengan menggunakan api yang besar, maka nasi akan lebih cepat matang
dibandingkan dengan menggunakan api yang kecil. Contoh lainnya, makanan
(seperti ikan) akan lebih bertahan lama jika dismpan di dalam lemari es, ha ini
dikarenakan pada suhu rendah reaksi pembusukan dapat diperlambat. (Syukri
S.1999: Hal. 495)
15
Semakin tinggi suhu, maka molekul-molekulnya akan semakin cepat
bergerak dan semakin kuat tumbukan yang terjadi di antara mereka. Oleh
karena itu, suhu yang tinggi dapat meningkatkan laju dari suatu reaksi.
16
Gambar 12 model Lock-and-Key enzim
17
RANGKUMAN
1. Laju reaksi secara kuantitatif diungkapkan melalui besarnya perubahan
reaktan atau produknya terhadap waktu.
2. Reaksi kimia ada yang berjalan cepat dan lambat.
3. Cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung dapat dinyatakan dengan laju
reaksi.
4. Teori tumbukan dari laju reaksi adalah suatu model yang mengasumsikan
bahwa agar reaksi terjadi, molekul pereaksi harus bertumbukan dengan
energi yang lebih besar daripada nilai minimum yang ada, dan dengan
orientasi yang tepat (searah sumbu utama).
5. Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi adalah tumbukan efektif.
6. Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu konsentrasi, luas
permukaan, temperatur dan katalis.
18
SOAL EVALUASI
Sesuai data tersebut, percobaan yang paling cepat bereaksi adalah nomor
….
3. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, karena .…
4. Zat yang dapat memper besar laju reaksi, tetap tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zatter sebut
dapat diperoleh kembali disebut….
5. Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap laju reaksi …
6. Data percobaan laju reaksi 2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)
9. Jika [Q] dan [T] masing-masing diubah menjadi 0,5 M maka harga laju reaksi
(v) saat itu adalah … M/det.
19
Gambar 13 Contoh aplikasi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
Tau gak sih, ternyata ada banyak manfaat loh kita mempelajari ilmu kimia,
terutama pada materi laju reaksi. Kamu sudah tau apa itu laju reaksi dan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut. Tahu kah kamu, bahwa ada banyak
manfaat yang kamu dapatkan setelah mempelajari laju reaksi. Misalnya saja buah
nanas, yang ternyata bisa diguanakan untuk mengempukkan daging. Untuk
mengempukkan daging agar tidak keras saat dikonsumsi, biasanya ibu-ibu rumah
tangga merebusnya dengan air hingga berjam-jam.
Hal ini akan memakan waktu cukup lama, juga menimbulkan beberapa
dampak seperti pemborosan air dan gas akibat proses perebusan, pencemaran
lingkungan lebih tinggi akibat limbah air rebusan daging, dan protein dalam daging
lebih cepat terdenaturasi akibat proses pemanasan.
Dikutip dari Science Howstuffworks, kemampuan nanas membuat daging
menjadi empuk karena kandungan bromealin yang merupakan campuran alami
dari dua protease yang ada dalam nanas. Kemampuan bromealin dalam
melembutkan daging ini tidak terlepasdari kemampuannya memecah asam amino.
Senyawa ini berfungsi membentuk ikatan peptida yang kemudian membentuk
protein. Protein ini yang melakukan berbagai fungsi, termasuk membentuk sel dan
jaringan.
Saat dicampur ke daging, kandungan bromealin akan menyebabkan ikatan
peptida terpecah sehingga kolagen pada daging kehilangan kekencangannya. Hal
20
ini lah yang menyebabkan daging dapat menjadi lebih empuk ketika diberi
potongan buah nanas.
Kamu tau gak sih, temperatur atau suhu juga berpengaruh terhadap laju
reaksi. Nah, masih tentang daging juga nih. Jika kamu mempunyai banyak daging
dan tidak sempat untuk mengolahnya dalam waktu dekat, maka daging tersebut
tentunya harus kamu simpang ya. Tentu kamu akan menyimpan daging tersebut ke
dalam lemari pendingin (freezer). Kenapa ? Ya hal ini tentunya juga masih berkaitan
dengan laju reaksi.
Pada suhu rendah, bakteri yang dapat menyebabkan daging membusuk
tidak dapat hidup, hal ini dapat memperlambat reaksi pembusukan pada daging,
sehingga daging yang kita simpan akan tetap aman dan segar sampai kita akan
mengolahnya nanti. Nah, ini juga merupakan salah satu peranan laju reaksi dalam
kehidupan sehari-hari. Yaitu sebagai fungsi penyimpanan bahan
Masih ada banyak lagi peranan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Mau tau? Ayo lebih giat lagi membacanya.
Simple Experiment
Alat dan bahan yang diperlukan adalah 1 buah sendok makan, 2 buah gelas
plastik, kertas label, aquades (air aqua kemasan) asam cuka dan cangkang telur.
Ikuti langkah-langkah berikut.
Beri label gelas 1 (100%) dan gelas 2 (50%)
Masukkan 8 sendok makan cuka ke dalam gelas 1
Masukkan 4 sendok makan cuka dan 4 sendok makan aquades ke dalam gelas
2
Masukkan remahan cangkang telur ke dalam kedua gelas tersebut.
Amatilah perubahan yang terjadi.
21
Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut.
Catatlah pengamatanmu pada tabel berikut.
Percobaan Perubahan yang Terjadi
Gelas 1
Gelas 2
22
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga.
Suchocki, John. 2007. Conceptual Chemistry. St. San Francisco : Pearson Benjamin
Cummins
23