Anda di halaman 1dari 31

MODUL KIMIA

Berbasis Problem Based Learning (PBL)

MATERI LAJU REAKSI

OLEH :
NANDA SALWA AULIA
(2110246907)

MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


PASCASARJANA
UNVERSTAS RIAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga “Modul
Kimia Laju Reaksi berbasis Problem Based Learning” ini dapat diselesaikan.

Modul ini disusun dan dibuat berdasarkan kompetensi dasar dan mater-
materi yang ada. Materi yang tersaji bertujuan untuk menambah pengatahuan
dan wawasan peserta didik dalam belajar mengenai Laju Reaksi. Serta peserta
didik juga dapat memahami nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir
dan bertindak.

Modul ini juga disusun berdasarkan sintak-sintak pembelajaran


berbasis masalah (Problem Based Learning). Pada modul ini disajikan
permasalahan yang sering dijumpai peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari. Modul ini diharapkan dapat meningkatkan minat peserta didik untuk
belajar kimia.

Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan modul ini

Pekanbaru, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PETA KONSEP
PENDAHULUAN
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Pembelajaran
Petunjuk Penggunaan Modul
Langkah Pembelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pengertian dan Pengukuran Lajur Reaksi
Teori Tumbukan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lajur Reaksi
Orde Reaksi
Hukum Laju Reaksi
Penentuan Laju Reaksi

KESIMPULAN
UJI KOMPETENSI
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN

KOMPETENSI DASAR
3.6 Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
menggunakan teori tumbukan.
4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara penga-tauran dan
penyimpanan bahan untuk mencegah peru-bahan fisika dan kimia yang
tak terkendali.
3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.6.1 Menjelaskan pengertian laju reaksi
3.6.2 Menjelaskan terjadinya reaksi kimia berdasarkan teori tumbukan
3.6.3 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3.6.4 Menelusuri informasi cara-cara pengaturan dan penyim-panan bahan
untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali kimia
yang tak terkendali.
3.7.1 Menentukan orde dari suatu reaksi hasil percobaaa
3.7.2 Menentukan hukum laju reaksi

TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui modul dengan berbasis model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), peserta didik dapat menjelaskan pengertian laju reaksi dan
proses terjadinya reaksi kimia ber-dasarkan teori tumbukan serta memiliki
sikap ingin tahu, ber-tanggung jawab, bekerja sama dan jujur.

iii
PENDAHULUAN

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dan proses belajar

berjalan dengan lancer maka langkah-langkah pem-belajaran yang perlu

dilaksanakan sebagai berikut :

1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian ma-teri pada setiap

kegiatan pembelajaran. Bila ada yang kurang jelas, anda dapat bertanya

pada guru.

2. Kerjakan setiap tugas untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang

telah anda miliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap

kegiatan pembelajaran.

3. Untuk memudahkan anda mengingat kembali uraian materi, maka bacalah

rangkuman pada stiap kegiatan pembelajaran.

4. Akhiri kegiatan dengan mengisi penilaian diri dengan jujur dan ulangi

kembali pada bagian yang masih belum dipahami. kimia yang tak

terkendali.

iv
PENDAHULUAN

LANGKAH PEMBELAJARAN

Modul laju reaksi disusun berdasarkan model pembelajaran


Problem Based Learning dengan harapan dapat meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam berpikir kreatif. Modul memiliki
tahapan sebagai berikut :
 Orientasi terhadap masalah
Pada modul disajikan masalah yang dapat membantu peser-ta didik
untuk menemukan konsep yang diinginkan
 Organisasi siswa
Berdasarkan masalah yang disajikan peserta didik di-instruksikan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara individu atau
kelompok
 Membimbing penyelidikan secara individu atau kelompok
Peserta didik diinstruksikan untuk mengumpulkan data atau
informasi terkait permasalahan yang disajikan untuk memecahkan
permasalahan tersebut
 Mengembangkan dan menyajikan pekerjaan
Peserta didik difasilitasi untuk melaporkan hasil diskusinya
 Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Hasil diskusi masing-masing kelompok dianalisis dan dievaluasi
bersama kemudian peserta didik digiring untuk membuat kesimpulan
dari pembelajaran

v
PETA KONSEP

vi
KEGIATAN BELAJAR

LAJU REAKSI

vii
ORIENTASI MASALAH

Gambar 1 Besi berkarat dan Ledakan Bom


Sumber:https://www.google.com/search?q=contoh+gambar+proses+pemasakan+buah+
terhadap+laju+reaksi&tbm=isch&ved=2ahUKEwiK2-aFzP3wAhUJoUsFHdBTCLcQ2-
cCegQIABAA&oq
Pernahkah kamu melihat besi yang berkarat? Tentu ini sudah tidak asing
lagi bagi kamu. Misalnya pagar besi yang berkarat, paku, rantai, dan lainnya. Untuk
dapat terjadinya proses perkaratan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Gambar berikutnya menunjukkan ledakan sebuah bom. Berbeda dengan besi yang
berkarat, ledakan bom dapat terjadi dengan sangat cepat bahkan dalam hitungan
detik sekalipun. Dua peristiwa ini merupakan salah satu dari contoh laju reaksi.
Dari dua peristiwa tersebut terlihat bahwa suatu reaksi itu dapat
berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan dapat berlangsung dalam waktu
yang cukup cepat. Lalu apa itu laju reaksi? Bagaimana suatu reaksi dapat terjadi?
Kenapa ada reaksi yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung lambat?

MENGORGANISASI PESERTA DIDIK

Sebelum kamu menjawab pertanyaan-pertanyaan pada paragraf kedua di


atas, bacalah terlebih dahulu uraian materi berkut ini.

A. Pengertian Laju Reaksi


Laju reaksi secara kuantitatif diungkapkan melalui besarnya perubahan
reaktan atau produk terhadap waktu. Laju dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya konsentrasi pereaksi atau laju bertambahkan konsentrasi produk
persatuan waktu. Perhatikan reaksi berikut.

1
Reaktan Produk
Pada awal reaksi, jumlah reaktan dalam keadaan maksimm sedangkan
produk ada dalam keadaan minimal. Setelah terjadinya reaksi, maka akan mulai
terbentuk produk. Semakin lama reaksi berlangsung maka produk yang terbentuk
akan semakin banyak dan reaktannya akan semakin berkurang. Pertahikan gambar
2 berikut ini.

Gambar 2 Grafik laju reaksi perubahan konsentrasi produk dan reaktan

Dari gambar 2 tersebut dapat kita lihat bahwa konsentrasi reaktan (pereaksi)
seiring waktu menurun sampai tercapainya harga kesetimbangan dan konsentrasi
produk (hasil reaksi) meningkat dari yang awalnya nol sampai terciptanya keadaan
setimbang. Garis datar untuk reaktan dan produk menunjukkan reaksi sudah
selesai, meski waktu berjalan terus, jumlah reaktan dan produk tidak berubah lagi.
Untuk reaksi umum

pA + qB rC + sD
Laju reaksinya dapat dirumuskan sebagai :

Berdasarkan penggambaran berkurangnya reaktan dan bertambahnya


produk reaksi, maka laju reaksi dimakna sebagai laju penurunan reaktan (pereaksi)
atau laju bertambahnya produk (hasil reaksi). Secara umum, laju reaksi diartikan
sebagai besarnya perubahan reaksi persatuan waktu. Reaksi dalam larutan, besarnya
perubahan dihitung dalam satuan molaritas (M) dan waktu dalam detik atau sekon
(s). Satuan laju reaksi dalam larutan adalah M.s-1. (Rusman, 2019: Hal. 2-4)

2
B. Hukum Laju Reaksi
Salah satu cara untuk mengkaji pengaruh konsentrasi reaktan laju reaksi
adalah dengan menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi
awal. Pada umumnya, ya pengaruh konsentrasi reaktan laju reaksi adalah dengan
menentukan bagaimana laju awal bergantung pada konsentrasi awal. Pada
umumnya, yang lebih disukai adalah mengukur laju awal karena sewaktu reaksi
berlangsung, konsentrasi reaktan menurun dan akan menjadi sulit untuk mengukur
perubahannya secara akurat. Selain itu,mungkin saja terjadi reaksi balik seperti
Produk Reaktan
Yang akan menimbulkan galat (erros) dalam pengukuran laju.
Suku k ialah konstanta laju (rate constant), yaitu konstanta kesebandingan
(proporsionalitas) antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Persamaan ini disebut
hukum laju (rate law), persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan konstanta
laju dan konsentrasi reaktan. Dari konsentrasi reaktan dan laju awal, kita juga dapat
menghitung konstanta laju. Untuk reaksi umum dengan jenis :
aA + bB cC + dD
hukum lajunya berbentuk
laju (r) = k[A]x [B]y
Jika kita mengetahui nilai k, x dan y, serta konsentrasi A dan B, kita dapat
menggunakan hukum laju untuk menghitung laju reaksi. (Raymond Chang. 2005:
Hal. 33-34)

C. Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari) konsentrasi dalam
persamaan laju. (Charles W. Keenan. 1980: Hal. 531)
 Reaksi Orde nol
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan
laju reaksinya ditulis r = k[A]0

3
Gambar 3 Grafik Orde nol
Sumber :kemendikbud
 Reaksi Orde Pertama
Reaksi orde pertama (first order reaction) ialah reaksi yang lajunya
bergantung pada konsentrasi reaktan dipangkatkab dengan satu. Dari hukum
laju, kita juga mengetahui bahwa:
r = k[A]
Kita dapat menentukan satuan dari konstanta laju k orde pertama dengan :

( )

Gambar 4 Grafik Orde Pertama


Sumber : Kemendikbud

 Reaksi Orde Kedua


Reaksi orde kedua (second order reaction) ialah reaksi yang lajunya bergantung
pada konsentrasi salah satu reaktan dipangkatkan dua atau pada konsentrasi
dua reaktan berbeda yang masing-masingnya dipangkatkan satu dan hukum
lajunya adalah:
v = k[A][B]
Perhitungan k untuk reaksi orde kedua

( )

(Raymond Chang. 2005: Hal. 37-40)

Gambar 5 Grafik Orde Kedua


Sumber :Kemendikbud

4
5
D. Teori Tumbukan
Agar suatu reaksi kimia dapat terjadi, molekul-molekul yang bereaksi
tersebut harus saling bertumbukan satu sama lain. Teori tumbukan adalah suatu
teori yang diusulkan oleh Max Trautz pada tahun 1916 dan William Leweis pada
tahun 1918, yang secara kuantitatif menjelaskan bagaiman reaksi kimia terjadi dan
bagaimana laju reaksi berbeda bagi reaksi yang berbeda pula. (Rusman. 2019.
Hal.70). Teori tumbukan dari laju reaksi adalah suatu model yang mengasumsikan
bahwa agar reaksi terjadi, molekul pereaksi harus bertumbukan dengan energi yang
lebih besar daripada nilai minimum yang ada, dan dengan orientasi yang tepat
(searah sumbu utama). (Yayan Sunarya. 2013: Hal.220)
Semakin banyak jumlah tumbukan yang terjadi makin cepar reaksi itu
berlangsung. Tidak semua tumbukan dapat menyebabkan terjadinya reaksi, hanya
fraksi tumbukan yang efektif yang dapat menghasilkan reaksi. Syarat terjadinya
tumbukan efektif adalah molekul yang bertumbukan harus mempunyai total energi
kinetik sama atau lebih besar daripada energi aktivasi, yaitu jumlah energi minimal
yang diperlukan untuk terjadinya reaksi.

Gambar 6 Orentasi tumbukan antar partikel


Sumber :Suchocki, 2007

Selain itu, orientasi atau arah tumbukan juga merupakan salah satu syarat
terjadinya tumbukan efektif. Dimana molekul-molekul pereaksi harus saling
bertumbukan dengan arah yang tepat barulah dapat terjadi reaksi kimia. Jika arah
orientasi tumbukannya tidak tepat maka tidak dapat terbentuk produk atau reaksi
kimia tidak berlangsung.
Sebelum terjadinya suatu tumbukan, partikel-partikel tersebut
membutuhkan suatu energi minimum yang disebut dengan energi aktivasi atau

6
energi pengaktifan (Ea). Energi aktivasi adalah energi minimal yang dibutuhkan
untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi.

Gambar 7 Energi aktivasi untuk reaksi pembentukan air (H2O) sumber : Suchocki, 2007

Gambar 4 menunjukkan reaksi antara hidrogen (H2) dengan oksigen (O2)


menghasilkan air (H2O). Ketika reaksi sedang berlangsung maka akan terbentuk zat
kompleks yang teraktivasi. Zat kompleks yang teraktivasi ini berada pada puncak
energi. Jika reaksinya berhasil, maka zat kompleks yang teraktivasi akan terurai dan
menjadi zat hasil reaksi.
Secara kualitatif teori tumbukan telah termasuk didalam empat faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, yaitu:
1. Sifat alamiah pereaksi karena energi aktivasi tiap reaksi berbeda beda
2. Konsentrasi pereaksi, karena jumlah tumbukan bertambah jika konsentrasinya
makin besar
3. Suhu, karena kenaikan suhu mengakibatkan molekul bergerak lebih cepat
4. Katalisator, karena katalisator menyebabkan tumbukan menjadi lebih efektif
atau menghasilkan spesi yang lebih rendah aktivitasnya. ( Heni Ekawati
Haryono. 2019: Hal. 102).

More Info

7
PENYELIDIKAN INDIVIDU/KELOMPOK

Setelah kamu membaca uraian materi yang telah disajikan, tuliskan kembali
pemahamanmu mengenai pengertian laju reaki dan teori tumbukan dengan
menggunakan bahasamu sendiri di dalam buku catatan.
Untuk menguji sejauh mana pemahamanmu terhadap materi tersebut,
cobalah jawab pertanyaan pada kotak di bawah ini (assesment concept 1). Tuliskan
jawaban pada buku latihan.

ASSESMENT CONCEPT 1

Pada reaksi gas nitrogen dan hidrogen dalam pembentukan gas


amonia, berapakah laju relatif berkurangnya kedua reaktan?
Bagaimana hubungan laju pembentukan produk dengan laju
berkurangnya reaktan?

PENGEMBANGAN & PENYAJIAN HASIL

Presentasikan jawaban kamu di depan kelas untuk dievaluasi bersama


teman-teman dan gurumu.

ANALISIS & EVALUASI

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi bersama teman dan gurumu


pada buku catatan.

8
ORIENTASI MASALAH

Perhatikan gambar berikut .

Gambar 8 Contoh reaksi cepat dan reaksi lambat


Sumber:https://www.google.com/search?q=contoh+gambar+proses+pemasakan+buah+terhadap+laju+re
aksi&tbm=isch&ved=2ahUKEwiK2-aFzP3wAhUJoUsFHdBTCLcQ2-cCegQIABAA&oq

Gambar 8 menunjukkan beberapa contoh proses reaksi kimia dalam


kehidupan sehari-hari. Ada reaksi yang berlangsung secara cepat ada pula reaksi
yang berlangsung secara lambat. Menurutmu apa yang menyebabkan suatu reaksi
dapat berlangsung secara cepat dan ada pula yang berlangsung secara lambat? Hal
ini tentunya karena ada faktor yang mempengaruhi suatu reaksi tersebut. Lalu,
faktor apakah yang mempengaruhi laju suatu reaksi?

MENGORGANISASI PESERTA DIDIK

Sebelum kamu menjawab pertanyaan-pertanyaan pada paragraf kedua di


atas, lakukanlah percobaan berikut ini secara berkelompok.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu, konsentrasi, luas
permukaan, temperatur dan katalis. Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, lakukanlah percobaan berikut ini.

9
PENYELIDIKAN INDIVIDU/KELOMPOK

Laboratory Experiment

1. Konsentrasi
Pada umumya, reaksi kimia akan berlangung lebih cepat jika konsentrasi
pereaksinya dinaikkan.
Alat dan bahan
 3 buah tabung reaksi
 3 buah pita magnesium (Mg) dengan panjang 5 cm
 10 ml larutan HCl dengan konsentrasi masing-masing 1 M, 2 M dan 3 M.
Cara Kerja
 Masukkan larutan HCl 1 M, 2 M, 3 M ke dalam tabung reaksi sesuai dengan
label yang sudah diberi.
 Siapkan stopwatch. Masukkan pita Mg ke dalam tabung pertama (1M)
 Catat waktu yang dibutuhkan, dimulai dari dimasukkannya pita Mg ke
dalam tabung reaksi, sampai pita Mg habis bereaksi dengan HCl.
 Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel yang telah disediakan.
 Ulangi langkah kedua sampai ke 4 dengan menggunakan HCl 2M dan HCl 3
M.
 Buat kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan dan tulis pada
kolom yang telah disediakan.
Tabel Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi Pita Mg (cm) Molaritas HCl (M) Waktu (detik)
1 5 1M
2 5 2M
3 5 3M

10
KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

2. Luas Permukaan
Alat dan Bahan
 3 buah tabung reaksi
 3 macam batu pualam (CaCO3) dalam bentuk serbuk, butiran dan kepingan
masing-masing 1 gram.
 30 mL larutan HCl 2 M.
Cara Kerja
 Masukkan batu pualam ke dalam masing-masing tabung reaksi.
 Masukkan 10 mL HCl ke dalam tiap tabung reaksi dan nyalakan stipwatch
saat memasukkan larutan HCl.
 Catat waktu yang dibutuhkan dimulai dari HCl dimasukkan sampai CaCO 3
habis bereaksi dengan HCl.
 Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel yang telah disediakan.
 Tuliskan kesimpulan dari percobaan kamu pada kolom yang telah dsediakan.
Tabel Hasil Pengamatan
Tabung Reaksi CaCO3 (1 gr) Molaritas HCl (M) Waktu (detik)
1 Serbuk 2M
2 Butiran 2M
3 Kepingan 2M

KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

11
3. Temperatur (Suhu)
Alat dan Bahan
 Pemanas spiritus dan kaki tiga
 Termometer
 Gelas kimia 3 buah
 Kertas putih yang diberi tanda silang besar
 Larutan atrium thiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M
 Larutan HCl 2 M
Cara Kerja :
 Masukkan 20 mL larutan Na2S2O3 ke dalam gelas kimia 1 2 dan 3.
 Panaskan masing-masing gelas kimia di atas spiritus sampa suhu masing-
masing gelas 25oC, 35oC dan 45oC.
 Letakkan gelas kimia yang sudah dipanaskan di atas kertas putih yang sudah
diberi tanda silang.
 Masukkan 10 mL larutan HCl ke dalam masing-masing gelas kimia berisi
larutan Na2S2O3 yang sudah dipanskan.
 Nyalakan stopwatch saat larutan HCl dimasukkan ke dalam gelas kimia dan
matikan ketika tanda silang pada kertas tidak terlihat lagi.
 Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel hasil pengamatan yang telah
disediakan.
 Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan berdasarkan
hasil pengamatan yang kamu dapatkan.
Tabel Hasil Pengamatan
Percobaan ke Suhu (oC) Molaritas Molaritas Waktu
HCl (M) Na2S2O3 (M) (detik)
1 5 2M 0,2 M
2 5 2M 0,2 M
3 5 2M 0,2 M

12
KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

4. Katalis
Alat dan Bahan
 Gelas kimia
 Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 5 %
 Larutan natrium klorida (NaCl) 0,1 M
 Larutan besi klorida (FeCl3) 0,1 M
 Pipet tetes
Cara Kerja :
 Masukkan masing-masing 50 mL larutan H2O2 5 % ke dalam 3 gelas kimia.
 Tambahkan 20 tetes NaCl ke dalam gelas kedua dan tambahkan 20 tetes FeCl3
ke dalam gelas ketiga.
 Perhatikan perubahan yang terjadi pada masing-masing gelas kimia.
 Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel yang telah disediakan.
 Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan pada kolom
yang sudah disediakan.
Tabel Hasil Pengamatan
Percobaan Larutan H2O2 Larutan yang Gejala yang
5 % (mL) Ditambahkan Diamati
1 5 -
2 5 20 tetes NaCl
3 5 20 tetes FeCl3

13
KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

PENGEMBANGAN & PENYAJIAN HASIL

Kamu dapat mengkonfirmasi kesimpulan dan hasil pengamatan yang kamu


peroleh dengan uraian materi yang telah disediakan pada modul ini, pada bagian
nomor 3 (faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi) berikut ini.

1. Konsentrasi
Karena molekul reaktan harus bertumbukan agar reaksi dapat terjadi,
laju reaksi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah tumbukan. Efektif
Cara untuk meningkatkan jumlah tumbukan adalah dengan meningkatkan
konsentrasi reaktan. Gambar menunjukkan bahwa dengan konsentrasi yang
lebih tinggi, ada lebih banyak molekul dalam volume tertentu, yang membuat
tumbukan antar molekul lebih mungkin terjadi.
konsentrasi pereaksi ada kaitannya dengan banyaknya partikel yang
mengalami tumbukan efektif. Pereaksi dengan konsentrasi besar mengandung
lebih banyak jumlah partikel ketimbang pereaksi dengan konsetrasi kecil.
Semakin banyak jumlah partikel memungkinkan tumbukan efektif yang terjadi
semakin banyak pula. Pada umumnya laju reaksi akan bertambah naik seiring
dengan bertambahnya konsentrasi dari pereaksi dan akan semakin menurun
dengan berkurangnya konsentrasi dari pereaksi itu sendiri (Suchocki, 2007).

14
Gambar 9 Tumbukan antar partikel
Sumber : Suchocki, 2007

2. Luas Permukaan
Pengaruh luas permukaan sentuh terkait dengan mudah atau tidaknya
partikel-partikel pereaksi untuk bertemu. Apabila luas permukaan sentuh
bertambah, maka partikel-partikel lebih mudah bertemu sehingga jumlah
tumbukan efektif akan meningkat, sehingga laju reaksi juga meningkat. (Elvy
Rahmi Mawarnis. 2021: Hal.123-124)

Gambar 10 Tumbukan antar partikel terhadap luas permukaan


Sumber:https://www.google.com/search?q=contoh+gambar+pengaruh+suhu+terhadap+laju+
reaksi&safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ALeKk03570iiZmYEe4Bo2KB9DOP_stQUuA:1622795037211&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=2ahUKEwi0svHNxv3wAhXkIbcAHRgECCEQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1366&
bih=654

3. Temperatur
Suhu yang tinggi dapat mempercepat reaksi dan begitu pula sebaliknya,
suhu yang rendah dapat memperlambat reaksi. Misalnya saat memasak nasi
dengan menggunakan api yang besar, maka nasi akan lebih cepat matang
dibandingkan dengan menggunakan api yang kecil. Contoh lainnya, makanan
(seperti ikan) akan lebih bertahan lama jika dismpan di dalam lemari es, ha ini
dikarenakan pada suhu rendah reaksi pembusukan dapat diperlambat. (Syukri
S.1999: Hal. 495)

15
Semakin tinggi suhu, maka molekul-molekulnya akan semakin cepat
bergerak dan semakin kuat tumbukan yang terjadi di antara mereka. Oleh
karena itu, suhu yang tinggi dapat meningkatkan laju dari suatu reaksi.

Gambar 11 Tumbukan antar partikel yang disebabkan kenaikan suhu


Sumber:https://www.google.com/search?q=contoh+gambar+pengaruh+suhu+terhadap+laj
u+reaksi&safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ALeKk03570iiZmYEe4Bo2KB9DOP_stQUuA:1622795037211&source=lnms&tbm=isc
h&sa=X&ved=2ahUKEwi0svHNxv3wAhXkIbcAHRgECCEQ_AUoAXoECAEQAw&biw=136
6&bih=654
4. Katalis
Sebuah katalis adalah suatu zat yang meningkatkan kecepatan suatu
reaksi kimia tanpa dirinya mengalami perubahan kimia yang permanen. Proses
ini disebut katalisis. (Charles W. Keenan. 1980. Hal. 521)
Katalis, yaitu zat apa pun yang meningkatkan laju reaksi kimia dengan
menurunkan energi aktivasinya. Katalis dapat berpartisipasi sebagai reaktan,
tetapi kemudian diregenerasi sebagai produk dan dengan demikian tersedia
untuk mengkatalisis reaksi selanjutnya (Suchocki, 2007).
Katalis terbagi menjadi dua, yaitu katalis homogen dan katalis
heterogen. Suatu katalis dikatakan katalis homogen apabila seluruh komponen
dalam reaksi tersebut yaitu reaktan dan produknya merupakan larutan atau
campuran yang homogen. Katalis heterogen adalah katalis yang memiliki fase
yang berbeda dengan reaktan dan produk dalam suatu reaksi (Pettruci, 1972)

Enzim Sebagai Katalis


Tidak seperti platinum, yang mengkatalisis berbagai macam reaksi, aksi
katalitik dari protein bermassa molar tinggi yang dikenal sebagai enzim sangat
spesifik. Misalnya, dalam pencernaan susu, laktosa, gula yang lebih kompleks,
dipecah menjadi dua yang lebih sederhana, glukosa dan galaktosa. Ini terjadi
dengan adanya enzim laktase.

16
Gambar 12 model Lock-and-Key enzim

Ahli biokimia menggambarkan aktivitas enzim dengan model "kunci-dan-


kunci" (Gambar 9). Zat yang bereaksi, substrat (S), menempel pada enzim (E) pada
titik tertentu yang disebut situs aktif untuk membentuk kompleks enzim-substrat
(ES). Kompleks terurai untuk membentuk produk (P) dan meregenerasi enzim
(Pettruci, 1972).

ANALISIS & EVALUASI

Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan berdasarkan


hasil evaluasi bersama teman dan gurumu pada buku catatan.

17
RANGKUMAN
1. Laju reaksi secara kuantitatif diungkapkan melalui besarnya perubahan
reaktan atau produknya terhadap waktu.
2. Reaksi kimia ada yang berjalan cepat dan lambat.
3. Cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung dapat dinyatakan dengan laju
reaksi.
4. Teori tumbukan dari laju reaksi adalah suatu model yang mengasumsikan
bahwa agar reaksi terjadi, molekul pereaksi harus bertumbukan dengan
energi yang lebih besar daripada nilai minimum yang ada, dan dengan
orientasi yang tepat (searah sumbu utama).
5. Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi adalah tumbukan efektif.
6. Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu konsentrasi, luas
permukaan, temperatur dan katalis.

18
SOAL EVALUASI

1. Laju reaksi A + B –> AB dapat dinyatakan sebagai penambahan


konsentrasi ….
2. Perhatikan tabel percobaan reaksi berikut!

Sesuai data tersebut, percobaan yang paling cepat bereaksi adalah nomor
….
3. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, karena .…
4. Zat yang dapat memper besar laju reaksi, tetap tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zatter sebut
dapat diperoleh kembali disebut….
5. Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap laju reaksi …
6. Data percobaan laju reaksi 2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)

7. Berdasarkan data di atas, orde reaksi total adalah ….


8. Berikut ini diberikan data percobaan laju reaksi Q (g) + 2T (g) → T2Q (g) pada
beberapa kondisi:

9. Jika [Q] dan [T] masing-masing diubah menjadi 0,5 M maka harga laju reaksi
(v) saat itu adalah … M/det.

19
Gambar 13 Contoh aplikasi laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari

Tau gak sih, ternyata ada banyak manfaat loh kita mempelajari ilmu kimia,
terutama pada materi laju reaksi. Kamu sudah tau apa itu laju reaksi dan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut. Tahu kah kamu, bahwa ada banyak
manfaat yang kamu dapatkan setelah mempelajari laju reaksi. Misalnya saja buah
nanas, yang ternyata bisa diguanakan untuk mengempukkan daging. Untuk
mengempukkan daging agar tidak keras saat dikonsumsi, biasanya ibu-ibu rumah
tangga merebusnya dengan air hingga berjam-jam.
Hal ini akan memakan waktu cukup lama, juga menimbulkan beberapa
dampak seperti pemborosan air dan gas akibat proses perebusan, pencemaran
lingkungan lebih tinggi akibat limbah air rebusan daging, dan protein dalam daging
lebih cepat terdenaturasi akibat proses pemanasan.
Dikutip dari Science Howstuffworks, kemampuan nanas membuat daging
menjadi empuk karena kandungan bromealin yang merupakan campuran alami
dari dua protease yang ada dalam nanas. Kemampuan bromealin dalam
melembutkan daging ini tidak terlepasdari kemampuannya memecah asam amino.
Senyawa ini berfungsi membentuk ikatan peptida yang kemudian membentuk
protein. Protein ini yang melakukan berbagai fungsi, termasuk membentuk sel dan
jaringan.
Saat dicampur ke daging, kandungan bromealin akan menyebabkan ikatan
peptida terpecah sehingga kolagen pada daging kehilangan kekencangannya. Hal

20
ini lah yang menyebabkan daging dapat menjadi lebih empuk ketika diberi
potongan buah nanas.
Kamu tau gak sih, temperatur atau suhu juga berpengaruh terhadap laju
reaksi. Nah, masih tentang daging juga nih. Jika kamu mempunyai banyak daging
dan tidak sempat untuk mengolahnya dalam waktu dekat, maka daging tersebut
tentunya harus kamu simpang ya. Tentu kamu akan menyimpan daging tersebut ke
dalam lemari pendingin (freezer). Kenapa ? Ya hal ini tentunya juga masih berkaitan
dengan laju reaksi.
Pada suhu rendah, bakteri yang dapat menyebabkan daging membusuk
tidak dapat hidup, hal ini dapat memperlambat reaksi pembusukan pada daging,
sehingga daging yang kita simpan akan tetap aman dan segar sampai kita akan
mengolahnya nanti. Nah, ini juga merupakan salah satu peranan laju reaksi dalam
kehidupan sehari-hari. Yaitu sebagai fungsi penyimpanan bahan
Masih ada banyak lagi peranan laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Mau tau? Ayo lebih giat lagi membacanya.

Simple Experiment

Asam Cuka dan Cangkan Telur

Alat dan bahan yang diperlukan adalah 1 buah sendok makan, 2 buah gelas
plastik, kertas label, aquades (air aqua kemasan) asam cuka dan cangkang telur.
Ikuti langkah-langkah berikut.
 Beri label gelas 1 (100%) dan gelas 2 (50%)
 Masukkan 8 sendok makan cuka ke dalam gelas 1
 Masukkan 4 sendok makan cuka dan 4 sendok makan aquades ke dalam gelas
2
 Masukkan remahan cangkang telur ke dalam kedua gelas tersebut.
 Amatilah perubahan yang terjadi.

21
 Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut.
 Catatlah pengamatanmu pada tabel berikut.
Percobaan Perubahan yang Terjadi
Gelas 1
Gelas 2

Carilah informasi mengenai produk yang dihasilkan dari reaksi tersebut.


Baik itu senyawanya, strukturnya ataupun kegunaannya. Berdasarkan hasil
pengamatan yang kamu dapatkan, bagaimana cara untuk meningkatkan hasil reaksi
tersebut? Tuliskan jawabanmu pada buku catatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1989. Asas dan Struktur. Jakarta: Erlangga.

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Mawarnis, Elvy Rahmi. 2021. Kimia Dasar II. Yogyakarta: Deepublish.

Suchocki, John. 2007. Conceptual Chemistry. St. San Francisco : Pearson Benjamin

Cummins

Sunarya, Yayan. 2013. Kimia Dasar I. Bandung: Yrama Widya.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB.

W. Keenan, Charles.1980. Ilmu Kimia Untuk Unirsitas. Jakarta: Erlangga.

23

Anda mungkin juga menyukai