DI SUSUN OLEH :
UNIVERSITAS MATARAM
2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Identitas
1. Sekolah : SMA Negeri 1 Mataram
2. Mata Pelajaran : Kimia
3. Kelas/Semester : XI / Ganjil
4. Materi Pokok : Hukum Laju Reaksi dan Penentuan Laju Reaksi
5. Alokasi Waktu : 1 Minggu x 3 jp (3 X 45 menit)
D. Tujuan Pembelajaran
7.1 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat mengetahui pengertian laju
reaksi secara tepat.
7.2 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan diskusi siswa dapat menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
7.3 Setelah mengikuti kegiatan diskusi siswa dapat menentukan orde reaksi
berdasarkan analisis data melalui data hasil percobaan.
7.4 Setelah melakukan kegiatan percobaan dengan demonstrasi siswa dapat merancang
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu dan konsentrasi).
7.5 Setelah melakukan kegiatan percobaan dengan demonstrasi siswa dapat melakukan
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu dan konsentrasi).
7.6 Setelah melakukan kegiatan diskusi siswa dapat menenukan orde reaksi dari data
hasil percobaan.
E. Materi Pembelajaran
Faktual:
Suatu padatan akan lebih mudah larut pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan
suhu yang rendah.
Suaru benda akan cepat bereaksi dengan larutan berkonsentrasi tinggi dibandingkan
konsentrasi rendah.
Konseptual:
Semakin tinggi suhu laju reaksi semakin cepat karena makin tinggi suhu energi
kinetik partikel meningkat dan energi aktivasi menurun.
Semakin tinggi konsentrasi maka tumbukan akan sering terjadi sehingga semakin
cepatnya laju reaksi.
Prosedural:
Melakukan demonstarasi untuk membuktikan pengaruh suhu dan konsentrasi
terhadap laju reaksi.
(Materi pembelajaran terlampir)*
F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran: Saintifik
Model Pembelajaran: Inkuiri
Metode Pembelajaran: Demonstrasi, penugasan dan diskusi.
H. Sumber Belajar
1. Wulandari, dkk. 2013. Buku LKS kimia SMA Kelas XI Semester I. Jakarta : Intan Pariwara.
2. Internet :
http://rizkiemail.blogspot.com/2012/10/laju-reaksi-dan-orde-reaksi.html
3. Lembar kerja peserta didik (LKPD)
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3JP)
(Merumuskan
Guru mengarahkan masing-masing
kesimpulan) Mandiri,
kelompok untuk merumuskan kerjasama
kesimpulan dengan fenomena yang
dibahas berdasarkan data hasil
percobaan melalu demonstrasi.
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan.
b. Penilaian Pengetahuan : Soal diskusi dan Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Demonstrasi
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian penyamapain hasil diskusi kelompok
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
2. (Merumuskan hipotesis)
a. Bacalah literatur dari handout yang telah dibagikan tiap kelompok!
b. Buatlah jawaban sementara dari rumusan masalah pada kolom di bawah ini!
3. (Mengumpulkan data)
a. Melalui kajian literatur
- Bacalah materi hukum laju reaksi dan penentuan laju reaksi pada buku paket dan
handout yang telah dibagikan.
b. Melalui percobaan dengan demonstrasi
1. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
a. Alat
1. Gelas kaca
2. Termos
3. Gelas plastic
4. Sendok
b. Bahan
1. Kertas label
2. Air panas
3. Air biasa
4. Glowstick
5. Kardus
6. Betadine
7. Tablet vitacimin
2. Prosedur Kerja
1 Glowstick dimasukkan
dalam air panas
2 Glowstick dimasukkan
dalam air biasa
a. Tentukan orde reaksi terhadap NO, terhadap Cl2, dan orde reaksi
total!
b. Tulis rumus laju reaksi.
c. Hitung harga k.
Tentukan :
a. Orde reaksi terhadap S2O82–
b. Orde reaksi terhadap I–
c. Orde reaksi total
Soal :
1. Tentukan orde reaksi NO dan Br2!
2. Tuliskan persamaan laju reaksinya!
3. Tentukan harga dan satuan tetapan jenis reaksi (k)!
4. Tentukan laju reaksi jika konsentrasi NO dan Br2 masing-masing
0,4 M!
4. Menguji Hipotesis
Bandingkan jawaban sementara ( hipotesis ) yang anda buat
terhadap rumusan masalah dengan literatur dan hasil demonstrasi yang
telah dilakukan
5. Membuat kesimpulan
1. Kelompok :
2. Anggota KelompoK : 1.
2.
3.
4.
5.
LAMPIRAN JAWABAN DISKUSI
1. Pada glowingstick terjadi interaksi antara dua cairan kimia sehingga disebut
chemiluminescence. Jenis kimia yang ada dalam glowingstick itu disebut sebagai
cyalume dimana terdiri dari hydrogen peroxide dan fluourescent dye. Ketika dua
cairan dalam glowingstick bereaksi maka tidak dapat dihentikan lagi samapai massa
reaksi kimia tersebut selesai.
2. Adapun temperatur mempengaruhi kerja dari glowingstick tersebut dimana suhu
yang rendah akan melambatkan proses reaksi kimia sehingga nyala glowingstick
berkurang dan apabila disuhu yang tinggi maka glowingstick akan menyala lebih
terang. semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi energi kinetik dari partikel
reaktan sehingga frekuensi tumbukan dan energi tumbukan meningkat. Oleh karena
itu, semakin tinggi temperatur laju reaksi juga semakin cepat. Sebagai contoh pada
reaksi glowingstick menyala (reaksi chemiluminescence) dimana glowingstick
menyala lebih cepat dan terang didalam air panas lebih terang dibandingkan air
dingin.
3. Percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Pada percobaan
ini gelas yang diberi 1 vitacimin untuk lebih cepat mengubah warna larutan menjadi
bening dibandingkan dengan gelas yang diberi setengah tablet vitacimin.Berarti
besarnya konsentrasi pada larutan berpengaaruh dalam proses laju reaksi. Karena itu
semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya
tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
4. Adapun gelas yang ditambahkan vitacimin dalam bentuk serbuk akan lebih cepat
menghilangkan warna betadine dikarenakan pengaruh luas permukaan. Dimana
semakin luas permukaan suatu zat, maka bindang sentuhnya semakin banyak dan
tumbukan makin sering terjdi.
5. [N2] = [N2]sisa – [N2] mula-mula
= 0,5 mol L–1 – 1 mol L–1
= -0,5 mol L–1
t = 5 x 60 detik = 300 detik
(− 0,5 𝑚𝑜𝑙/𝐿)
Laju reaksi pengurangan N2 : r = - 300 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
0,001 0,1
= (0,2) .𝑚
0,002
m=1
Tingkat reaksi terhadap NO = 1
Untuk menentukan tingkat reaksi terhadap Cl2 digunakan [NO] yang sama,
yaitu percobaan 1 dan 2.
𝑟1 [𝐵𝑟]𝑛
=
𝑟2 [𝐵𝑟]𝑛
0,001 0,1
= (0,2) .𝑛
0,004
n=2
Tingkat reaksi terhadap Cl2 = 2
Tingkat reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
b. Persamaan reaksi:
r = k [NO]m .[Cl2]n
r = k [NO]1 [Cl2]2
c. Untuk menentukan harga k, dapat diambil salah satu data hasil percobaan,
misalnya data percobaan 1.
r1 = k [NO] 1 [Cl2]21
1 𝑟 0,001 𝑚𝑜𝑙.𝐿−1 𝑠−1
k = [NO] 1 [Cl2]21 = (0,1)(0,1)2
k = 1,0 x 10-1 L2mol-2s-1.
7. Dari data percobaan dapat dilihat bahwa [I –] tetap, sedangkan [S2O82-] dinaikkan dua
kali, ternyata laju reaksi juga naik sebesar dua kali jadi
[I –]2 = [I–]1 , [S2O82–]2 = 2 x [S2O82-]1 dan V2 = 2 x V1 data ini menunjukkan x
=1
Atau dapat dilakukan dengan cara :
y
(S 2 O 8 2 ) II (I ) II
x
v2 k
= 2 . 2 x
v1 k1 (S 2 O 8 ) I (I ) I
= . .
v3 k 3 (S 2 O 8 2 ) III (I ) III
8. Dari percobaan 1, 2 dan 3, [NO] dibuat tetap sedangkan [H2] diperbesar sebesar 2
kali dari semula, ternyata laju reaksi naik dua kali, berarti laju reaksi berbanding
lurus dengan [H2]
Jadi pada [NO] tetap, laju reaksi (V) ≈ k [H2]1
Pada percobaan 3, 4 dan 5, konsentrasi H2 dibuat tetap, sedangkan konsentrasi NO
diturunkan/diperkecil sebesar dua kali dari semula, ternyata laju reaksi turun sebesar
4 kali. Jadi pada [H2] tetap maka laju reaksi berbanding lurus dengan kwadrat [NO].
Jadi laju reaksi (V) ≈ k [NO]2
Maka untuk reaksi stoikhiometris ; 2 NO + 2 H2 → N2 + 2 H2O ungkapan
persamaan laju reaksi adalah :
V = k [NO]2 [H2]
k adalah tetapan laju reaksi yang dapat dihitung sebagai berikut :
V = k [NO]2 [H2]
3,2 x 10-5 = k (4 x 10-2)2 (1,5 x 10-2)
3,2 x 10-5 = k 2,4 x 10-6
3,2 x 10 5
k=
24 x 10 6
Pangkat dari kosentrasi pada ungkapan persamaan laju reaksi menunjukkan orde
(tingkat) reaksi. Jadi reaksi tersebut adalah orde 2 terhadap NO dan orde 1 terhadap
H2. Jadi orde (tingkat) reaksi total adalah (2 + 1) = 3.
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
a. Tentukan orde reaksi terhadap NO, terhadap Cl2, dan orde reaksi
total!
b. Tulis rumus laju reaksi.
c. Hitung harga k.
7. Untuk reaksi : S2O82- + 3I - → 2SO42- + I3- , diperoleh data
Tentukan :
a. Orde reaksi terhadap S2O82–
b. Orde reaksi terhadap I–
c. Orde reaksi total
Soal :
1. Tentukan orde reaksi NO dan Br2!
2. Tuliskan persamaan laju reaksinya!
3. Tentukan harga dan satuan tetapan jenis reaksi (k)!
4. Tentukan laju reaksi jika konsentrasi NO dan Br2 masing-masing
0,4 M!
Kelas/Semester : XI/I
Materi : Hukum laju reaksi dan penentuan laju reaksi
Responsif dan
Bertanggung
Komunikatif
Lingkungan
No Nama
Kerjasama
Proaktif
Jawab
Peduli
Jujur
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian:
Nilai : 4 jika 3 indikator terpenuhi
3 jika 2 indikator terpenuhi
2 jika 1 indikator terpenuhi
1 jika tidak ada indikator tepenuhi
Nilai akhir = nilai yang diambil dari nilai yang terbanyak muncul (Modus)
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR
Jadi, tumbukan efektif tidak terjadi jika yang bertumbukan adalah atom
yang sejenis.
b. Energi kinetik partikel
Suatu tumbukan efektif dapat terjadi jika partikel-partikel pereaksi
memiliki energi kinetic yang cukup untuk mengatasi gaya tolak-menolak
sewaktu kedua partikel mendekat. Energi aktivasi (Ea) merupakan energi
minimal agar terjadi suatu reaksi. Semua proses reaksi kimia harus melalui
tahap ini, jika energi aktivasi tidak terlampaui, maka reaksi kimia tidak akan
terjadi. Energi aktivasi merupakan syarat minimal terjadinya suatu reaksi dan
dapat digambarkan sebagai berikut.
Kondisi transisi
Meski energi selalu diperlukan untuk mencapai kondisi transisi, reaksi dapat
bersifat endoterm dan eksoterm, tergantung dari selisih energi yang diperlukan
untuk mencapai kondisi transisi dan energi yang dilepas sewaktu produk reaski
terbentuk. Selisih energi ini adalah ∆H. Reaksi bersifat eksoterm jika energi
potensial dari reaktan lebih tinggi daripada energi potensial produk. Sebaliknya
reaksi bersifat endoterm jika energi potensial reaktan lebih rendah daripada energi
produk.
a.
Diagram energi untuk Reaksi eksoterm b. Diagram energi untuk Reaksi endoterm
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa laju reaksi ditentukan oleh
banyak sedikitnya tumbukan efektif yang terjadi. Selanjutnya, berdasarkan teori
tumbukan ini akan dijelaskan bagaimana faktor konsentrasi, luas permukaan
sentuh, suhu, dan katalis yang dapat mempengaruhi laju reaksi.
1. Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi berkait dengan jumlah partikel yang terlibat dalam
tumbukan. Apabila konsentrasi pereaksi bertambah, maka jumlah partikel-
partikel akan meningkat. Dengan demikian, partikel tersebut malah menjadi
lebih dekat dan jumlah tumbukan efektif juga akan meningkat, sehingga akan
meningkatkan laju reaksi.
Konsentrasi pereaksi
mempengaruhi laju reaksi.
Semakin tinggi konsentrasi
pereaksi, semakin cepat
laju reaksi.
4. Katalis
Peran katalis di dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi
pengaktifan reaksi, Ea. Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi
memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan nilai Ea yang lebih
rendah dibandingkan Ea reaksi tanpa katalis. Dengan Ea yang lebih rendah,
maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi halangan Ea yang rendah ini. hal ini menyebabkan jumlah
tumbukan efektif akan bertambah, sehingga laju reaksi juga akan meningkat.
r = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter
[B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter
m = orde reaksi terhadap zat A
n = orde reaksi terhadap zat B
Beberapa contoh reaksi dan rumus laju reaksi yang diperoleh dari hasil eksperimen
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Contoh beberapa reaksi dan rumus laju reaksinya
Orde reaksi dapat ditentukan dari persamaan laju reaksi. Misalnya, pada reaksi
orde reaksi terhadap H2 = orde satu, orde reaksi terhadap NO = orde dua, dan
orde reaksi total adalah tiga. Untuk lebih memahami cara menentukan orde reaksi
dan rumus laju reaksi Orde reaksi dapat juga ditentukan melalui kecenderungan
dari data suatu percobaan yang digambarkan dengan grafik. Berikut ini dijelaskan
penentuan orde reaksi melalui grafik.
1. Grafik Orde Nol
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan laju
reaksinya ditulis:
Bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu sehingga persamaan laju reaksi
menjadi: r » k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde reaksi nol.
Grafiknya digambarkan seperti Grafik diatas.
2. Grafik Orde Satu
Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi
berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika konsentrasi
pereaksinya dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi akan menjadi 41 atau 4
kali lebih besar.
3. Grafik Orde Dua
Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi
itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila
konsentrasi zat A dinaikkan misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan menjadi 22
atau 4 kali lebih besar.