Anda di halaman 1dari 44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KD 3. 7 “Menentukan Orde Reaksi Dan Tetapan Laju Reaksi Berdasarkan Data


Hasil Percobaan”

DI SUSUN OLEH :

1. AYU RIZKI MUJIANTI (E1M016005)


2. NURUL HAZNIKA ABIDIN (E1M016051)
3. SRI NURSAKINAH (E1M016067)
4. YUSUF IDRUS (E1M016071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas
1. Sekolah : SMA Negeri 1 Mataram
2. Mata Pelajaran : Kimia
3. Kelas/Semester : XI / Ganjil
4. Materi Pokok : Hukum Laju Reaksi dan Penentuan Laju Reaksi
5. Alokasi Waktu : 1 Minggu x 3 jp (3 X 45 menit)

B. Kompetensi Inti (KI)

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.7 Menentukan orde reaksi dan 3.7.1 Menjelaskan pengertian laju reaksi
tetapan laju reaksi berdasarkan 3.7.2 Menjelaskan faktor-faktor yang
data mempengaruhi laju reaksi
hasil percobaan 3.7.3 Menentukan orde reaksi berdasarkan
analisis data melalui data hasil percobaan

4.7 Merancang, melakukan dan 4.7.1 Merancang percobaan dengan metode


menyimpulkan serta meyajikan demonstrasi tentang faktor- faktor yang
hasil percobaan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ( suhu dan
mempengaruhi laju reaksi dan konsentrasi)
orde reaksi 4.7.2 Melakukan percobaan dengan metode
demonstrasi tentang tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
( suhu dan konsentrasi)
4.7.3 Menyajikan data pecobaan tentang laju
reaksi untuk menentukan orde reaksi

D. Tujuan Pembelajaran
7.1 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat mengetahui pengertian laju
reaksi secara tepat.
7.2 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan diskusi siswa dapat menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
7.3 Setelah mengikuti kegiatan diskusi siswa dapat menentukan orde reaksi
berdasarkan analisis data melalui data hasil percobaan.
7.4 Setelah melakukan kegiatan percobaan dengan demonstrasi siswa dapat merancang
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu dan konsentrasi).
7.5 Setelah melakukan kegiatan percobaan dengan demonstrasi siswa dapat melakukan
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu dan konsentrasi).
7.6 Setelah melakukan kegiatan diskusi siswa dapat menenukan orde reaksi dari data
hasil percobaan.

E. Materi Pembelajaran
Faktual:
 Suatu padatan akan lebih mudah larut pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan
suhu yang rendah.
 Suaru benda akan cepat bereaksi dengan larutan berkonsentrasi tinggi dibandingkan
konsentrasi rendah.
Konseptual:
 Semakin tinggi suhu laju reaksi semakin cepat karena makin tinggi suhu energi
kinetik partikel meningkat dan energi aktivasi menurun.
 Semakin tinggi konsentrasi maka tumbukan akan sering terjadi sehingga semakin
cepatnya laju reaksi.
Prosedural:
 Melakukan demonstarasi untuk membuktikan pengaruh suhu dan konsentrasi
terhadap laju reaksi.
(Materi pembelajaran terlampir)*

F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran: Saintifik
Model Pembelajaran: Inkuiri
Metode Pembelajaran: Demonstrasi, penugasan dan diskusi.

G. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


Media: Lembar kerja, lembar penilaian
Alat Pembelajaran : Spidol, penggaris, papan tulis, LCD, penghapus, laptop, gelas
plastik, Termos.
Bahan Pembelajaran: Glowstick, Betadine, air panas dan biasa, dan tablet vitacimin.

H. Sumber Belajar
1. Wulandari, dkk. 2013. Buku LKS kimia SMA Kelas XI Semester I. Jakarta : Intan Pariwara.
2. Internet :
http://rizkiemail.blogspot.com/2012/10/laju-reaksi-dan-orde-reaksi.html
3. Lembar kerja peserta didik (LKPD)

I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3JP)

No Tahap Kegiatan Karakter Waktu


1. Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan Religius 10
Orientasi masalah dengan salam pembuka serta guru menit
mengkondisikan peserta didik
untuk siap belajar dengan diawali
berdoa bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik
 Guru memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin
 Guru menyiapkan fisik dan psikis
peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran memahami
hukum laju reaksi dan penentuan
laju reaksi.
 Guru menyampaikan kompetensi
dan tujuan yang akan dicapai
berkaitan dengan hukum laju
reaksi dan penentuan laju reaksi.
7.1 Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran siswa dapat
mengetahui pengertian laju
reaksi secara tepat.
7.2 Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dan diskusi
siswa dapat menjelaskan
faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
7.3 Setelah mengikuti kegiatan
diskusi siswa dapat
menentukan orde reaksi
berdasarkan analisis data
melalui data hasil percobaan.
7.4 Setelah melakukan kegiatan
percobaan dengan demonstrasi
siswa dapat merancang
percobaan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
(suhu dan konsentrasi).
7.5 Setelah melakukan kegiatan
percobaan dengan demonstrasi
siswa dapat melakukan
percobaan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
(suhu dan konsentrasi).
7.6 Setelah melakukan kegiatan
diskusi siswa dapat menenukan
orde reaksi dari data
hasil percobaan.
 Guru menyampaikan mekanisme
pelaksanaan belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran
yang akan digunakan saat
membahas materi hukum laju
reaksi dan penentuan laju reaksi.
yang diperlukan dalam
pembelajaran.

 Guru memberikan gambaran


tentang manfaat mempelajari
materi pelajaran hukum laju reaksi
dan penentuan laju reaksi. dalam
kehidupan sehari-hari.
 Guru menyampaikan teknik
penilaian yang akan digunakan
saat membahas materi hukum laju
reaksi dan penentuan laju reaksi
yang diperlukan dalam
pembelajaran.

2. Inti  Guru menyampaikan garis besar Rasa ingin 110


( Merumuskan cakupan materi hukum laju reaksi tahu dan menit
Masalah) dan penentuan laju reaksi yang jujur, kerja
diperlukan dalam pembelajaran sama
dan kegiatan yang akan dilakukan
 Guru memberikan fenomena
berupa vidio tentang faktor suhu
(pelarutan CDR dalam berbagai
variasi suhu) dan konsentrasi (
penambahan asam cuka dengan
konsentrasi yang berbeda pada
cangkang telur) terhadap laju
reaksi.
 Siswa mengamati fenomena yang
ditampilkan oleh guru.
 Siswa menentukan rumusan
masalah yang tepat dengan arahan
guru berdasarkan fenomena yang
telah disajikan.
 Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri
dari 4 siswa.
 Guru membagikan LKPD dan
handout berisi materi kepada
setiap kelompok dan meminta
setiap kelompok untuk menuliskan
rumusan masalah pada LKPD dari
fenomena yang ditampilkan

(Merumuskan  Guru meminta siswa untuk rasa ingin


hipotesis) membaca materi pada handout tahu, mandiri,
yang telah dibagikan oleh guru jujur, kerja
terlebih dahulu untuk menemukan sama
jawaban sementara (hipotesis
berdasarkan rumusan masalah yang
telah dituliskan sebelumnya)
 Guru membimbing siswa untuk
menentukan hipotesis berdasarkan
rumusan masalah yang telah
dibuat.
 Guru bersama siswa menentukan
hipotesis yang tepat sesuai dengan
yang diajukan siswa

(Mengumpulkan  Siswa dibimbing oleh guru untuk Gotong


data) merancang dan melakukan royong,

percobaan dengan melakukan mandiri dan

demonstrasi terkait dengan integritas

pengaruh suhu terhadap nyala


glowstick dan pengaruh
konsentrasi betadine dengan tablet
vitacimin.
 Siswa melakukan pengamatan
mengenai perbedaan nyala pada
glowstick yang telah diberi
perlakuan berbeda dan perubahan
larutan betadine saat ditambahkan
tablet vitacimin.
 Siswa diminta mencatat hasil
pengamatan pada kolom hasil
pengamtan di LKPD dan
mengerjakan soal orde reaksi
berdasarkan hasil percobaan.

(Menguji  Siswa mengolah data dan Mandiri,


hipotesis) menganalisis data hasil percobaan integritas dan
terkait pengaruh suhu dan kerjasama
konsentrasi terhadap laju reaksi
 Siswa dengan bimbingan guru
melakukan pengujian atau
pembuktian dari jawaban
sementara (hipotesis) dari berbagai
sumber informasi yang telah
dikumpulkan dan data hasil
percobaan demonstrasi serta setiap
kelompok mencatat hasil temuan
jawaban dari teman-teman anggota
kelompoknya

(Merumuskan
 Guru mengarahkan masing-masing
kesimpulan) Mandiri,
kelompok untuk merumuskan kerjasama
kesimpulan dengan fenomena yang
dibahas berdasarkan data hasil
percobaan melalu demonstrasi.

 Guru meminta masing-masing


perwakilan kelompok untuk
memyampaikan kesimpulan
dengan fenomena yang dibahas
berdasarkan data hasil percobaan
melalu demonstrasi.

3. Penutup  Siswa bersama dengan guru Religiositas, 15


merumuskan kesimpulan hasil kemandirian menit
belajar yang diperoleh selama dan integritas
proses pembelajaran, siswa
membuat kesimpulan hasil belajar
sebagai jawaban dari permasalahan
yang diajukan sebagai upaya
mencapai tujuan pembelajaran.
 Setiap kelompok mengumpulkan
LKPD.
 Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk mengerjakan latihan
soal yang ada pada buku LKS.
 Guru menutup palajaran dengan
salam penutup.

1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan.
b. Penilaian Pengetahuan : Soal diskusi dan Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Demonstrasi
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian penyamapain hasil diskusi kelompok
3. Instrumen Penilaian (terlampir)

Mataram, 12 Desember 2018


Mengetahui:
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

YUSUF IDRUS SRI NURSAKINAH


NIP E1M016075 NIP E1M016067
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )
HUKUM LAJU REAKSI DAN PENENTUAN LAJU REAKSI
PERTEMUAN PERTAMA

A. Identitas Peserta Didik


1. Kelompok :
2. Anggota KelompoK : 1.
2.
3.
4.
5.
3. Hari/Tanggal : Rabu, 12 Desember 2018

C. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


7.1 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa dapat mengetahui pengertian laju
reaksi secara tepat.
7.2 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan diskusi siswa dapat menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
7.3 Setelah mengikuti kegiatan diskusi siswa dapat menentukan orde reaksi
berdasarkan analisis data melalui data hasil percobaan.
7.4 Setelah melakukan kegiatan percobaan dengan demonstrasi siswa dapat merancang
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu dan konsentrasi).
7.5 Setelah melakukan kegiatan percobaan dengan demonstrasi siswa dapat melakukan
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (suhu dan konsentrasi).
7.6 Setelah melakukan kegiatan diskusi siswa dapat menenukan orde reaksi dari data
hasil percobaan.

D. Petunjuk Kegiatan Pembelajara


 Guru menyampaikan cakupan materi hukum laju reaksi dan penentuan laju reaksi
secara garis besar.
 Guru menyajikan fenomena berupa vidio yang terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan siswa mengamati fenomena tersebut.
 Siswa menuliskan rumusan masalah pada LKPD yang dibagikan guru pada setiap
kelompok.
 Siswa merumuskan hipotesis terkait rumusan masalah yang telah dibuat.
 Peserta didik melakukan demonstrasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
 Peserta didik berdikusi untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyan yang
terdapat pada LKPD.
 Siswa membuat kesimpulan dan perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan
kesimpulan yang telah dibuat.

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. ( Merumuskan Masalah)

Cuplikan gambar Video 1

Cuplikan gmbar Video 2


a. perhatikanlah vidio percobaan pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap laju
reaksi tersebut!
b. buatlah pertanyaan atas vidio yang kalian amati!
No. Pertanyaan
1.
2.
3.
4.

2. (Merumuskan hipotesis)
a. Bacalah literatur dari handout yang telah dibagikan tiap kelompok!
b. Buatlah jawaban sementara dari rumusan masalah pada kolom di bawah ini!

Hipotesis (jawaban sementara)

3. (Mengumpulkan data)
a. Melalui kajian literatur
- Bacalah materi hukum laju reaksi dan penentuan laju reaksi pada buku paket dan
handout yang telah dibagikan.
b. Melalui percobaan dengan demonstrasi
1. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
a. Alat
1. Gelas kaca
2. Termos
3. Gelas plastic
4. Sendok
b. Bahan
1. Kertas label
2. Air panas
3. Air biasa
4. Glowstick
5. Kardus
6. Betadine
7. Tablet vitacimin
2. Prosedur Kerja

a. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

1. Disiapkan 2 buah gelas kaca yang telah diberi label A dan B


2. Dimasukkan air panas ke dalam gelas yang diberi label A
3. Dimasukkan air biasa ke dalam gelas yang diberi label B
4. Dimasukkan glowstick ke dalam kedua gelas tersebut.
5. Diamati perubahan yang terjadi.
b. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
1. Disiapkan 2 buah gelas plastik dan diberi label 1 dan 2.
2. Dimasukkan air ke dalam masing-masing gelas plastik tersebut.
3. Ditambahkan larutan betadine dan masukkan 1 tablet vitamin c yang
masih utuh ke dalam gelas plastik 1.
4. Ditambahkan larutan betadine dan masukkan 1⁄2 tablet vitamin c ke
dalam gelas plastik 2.
5. Dimati perubahan yang terjadi.

3. Catatlah hasil percobaan dengan demonstrasi pada kolom hasil pengamatan

yang telah disediakan!

 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi


No Percobaan Hasil

1 Glowstick dimasukkan
dalam air panas

2 Glowstick dimasukkan
dalam air biasa

 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi


No Percobaan Hasil

1 Larutan betadine yang


ditambahkan dengan satu
tablet vitacimin

2 Larutan betadine yang


ditambahkan dengan
setengah tablet vitacimin

Kerjakanlah soal diskusi berikut :

1. Apa komponen yang terkandung dalam glowstick yang menyebabkan


glowstick dapat menyala ? ( SKOR : 10 )
2. Mengapa glowstick dapat menyala terang pada air panas dibandingkan
air biasa? ( SKOR : 5 )
3. Mengapa larutan betadine yang ditambahkan dengan satu tablet
vitacimin lebih cepat berubah warna menjadi bening dibandingkan
larutan betadine yang ditambahkan dengan setengah tablet vitacimin?
( SKOR : 5 )
4. Apabila tablet vitacimin dalam bentuk serbuk dan tablet dimasukkan ke
dalam dua gelas larutan betadine, gelas manakah yang paling cepat
menghilangkan warna betadine? Dan faktor apa yang mempengaruhi
laju reaksi tersebut? ( SKOR : 10 )
5. Untuk reaksi N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g). Jika konsentrasi gas N2
mula-mula = 1 mol L–1 setelah selang waktu 5 menit ternyata
konsentrasi N2 tersisa 0,5 mol/L, tentukan laju reaksi untuk: N2, H2, dan
NH3. ( SKOR : 10 )
6. Gas nitrogen oksida dan gas klor bereaksi pada suhu 300 K menurut
persamaan 2NO(g) + Cl2(g) 2 NOCl(g) Laju reaksi diikuti
dengan mengukur pertambahan konsentrasi NOCl dan diperoleh data
sebagai berikut. ( SKOR : 20 )
Perc. [NO] M [Cl2] M Laju reaksi (M/s)
1 0,1 0,1 0,001
2 0,1 0,2 0,004
3 0,1 0,3 0,009
4 0,2 0,1 0,002
5 0,3 0,1 0,003

a. Tentukan orde reaksi terhadap NO, terhadap Cl2, dan orde reaksi
total!
b. Tulis rumus laju reaksi.
c. Hitung harga k.

7. Untuk reaksi : S2O82- + 3I - → 2SO42- + I3- , diperoleh data

sebagai berikut. ( SKOR : 20 )


Percobaan Konsentrasi Laju reaksi
S2O82- (M) I – (M) (v)
M det-1
1 0,038 0,060 1,4 x 10-5
2 0,076 0,060 2,8 x 10-5
3 0,076 0,030 1,4 x 10-5

Tentukan :
a. Orde reaksi terhadap S2O82–
b. Orde reaksi terhadap I–
c. Orde reaksi total

8. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!

Gas nitrogen oksida dan gas bromine bereaksi menurut persamaan


berikut:
2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)

Percobaan [NO] (M) [Br2] (M) Laju awal


pembentukan
NOBr(M/det)
1 0,1 0,1 12
2 0,1 0,2 24
3 0,2 0,1 48
4 0,3 0,1 108

Soal :
1. Tentukan orde reaksi NO dan Br2!
2. Tuliskan persamaan laju reaksinya!
3. Tentukan harga dan satuan tetapan jenis reaksi (k)!
4. Tentukan laju reaksi jika konsentrasi NO dan Br2 masing-masing
0,4 M!
4. Menguji Hipotesis
Bandingkan jawaban sementara ( hipotesis ) yang anda buat
terhadap rumusan masalah dengan literatur dan hasil demonstrasi yang
telah dilakukan
5. Membuat kesimpulan

Simpulkan hasil diskusi dan hasil demonstrasi tentang hukum


laju reaksi dan penentuan laju reaksi.
Lembar jawaban diskusi

1. Kelompok :
2. Anggota KelompoK : 1.
2.
3.
4.
5.
LAMPIRAN JAWABAN DISKUSI

1. Pada glowingstick terjadi interaksi antara dua cairan kimia sehingga disebut
chemiluminescence. Jenis kimia yang ada dalam glowingstick itu disebut sebagai
cyalume dimana terdiri dari hydrogen peroxide dan fluourescent dye. Ketika dua
cairan dalam glowingstick bereaksi maka tidak dapat dihentikan lagi samapai massa
reaksi kimia tersebut selesai.
2. Adapun temperatur mempengaruhi kerja dari glowingstick tersebut dimana suhu
yang rendah akan melambatkan proses reaksi kimia sehingga nyala glowingstick
berkurang dan apabila disuhu yang tinggi maka glowingstick akan menyala lebih
terang. semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi energi kinetik dari partikel
reaktan sehingga frekuensi tumbukan dan energi tumbukan meningkat. Oleh karena
itu, semakin tinggi temperatur laju reaksi juga semakin cepat. Sebagai contoh pada
reaksi glowingstick menyala (reaksi chemiluminescence) dimana glowingstick
menyala lebih cepat dan terang didalam air panas lebih terang dibandingkan air
dingin.

3. Percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Pada percobaan
ini gelas yang diberi 1 vitacimin untuk lebih cepat mengubah warna larutan menjadi
bening dibandingkan dengan gelas yang diberi setengah tablet vitacimin.Berarti
besarnya konsentrasi pada larutan berpengaaruh dalam proses laju reaksi. Karena itu
semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya
tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung semakin cepat.
4. Adapun gelas yang ditambahkan vitacimin dalam bentuk serbuk akan lebih cepat
menghilangkan warna betadine dikarenakan pengaruh luas permukaan. Dimana
semakin luas permukaan suatu zat, maka bindang sentuhnya semakin banyak dan
tumbukan makin sering terjdi.
5. [N2] = [N2]sisa – [N2] mula-mula
= 0,5 mol L–1 – 1 mol L–1
= -0,5 mol L–1
t = 5 x 60 detik = 300 detik
(− 0,5 𝑚𝑜𝑙/𝐿)
 Laju reaksi pengurangan N2 : r = - 300 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 1,67.10–3 mol L–1detik–1


Dalam stoikiometri, perbandingan mol berbanding lurus dengan perbandingan
koefisien reaksi dapat dikatakan berbanding lurus dengan laju pengurangan dan
penambahan zat reaksi.
 Laju pengurangan H2 = 3 x laju pengurangan N2
= 3 x 1,67.10–3 mol L–1 detik–1 = 5.10–3 mol L–1 detik–1
 Laju pertambahan NH3 = 2 x laju pengurangan N2
= 2 x 1,67.10-3 mol L–1detik–1 = 3,34.10–3 mol L–1 detik–1
6. Misal persamaan laju reaksi; r = k [NO]m[Cl2]n
a. Untuk menentukan tingkat reaksi terhadap NO digunakan [Cl2] yang sama, yaitu
percobaan 1 dan 4.
𝑟1 [𝑁𝑂]𝑚
=
𝑟4 [𝑁𝑂]𝑚

0,001 0,1
= (0,2) .𝑚
0,002

m=1
Tingkat reaksi terhadap NO = 1
 Untuk menentukan tingkat reaksi terhadap Cl2 digunakan [NO] yang sama,
yaitu percobaan 1 dan 2.
𝑟1 [𝐵𝑟]𝑛
=
𝑟2 [𝐵𝑟]𝑛

0,001 0,1
= (0,2) .𝑛
0,004

n=2
Tingkat reaksi terhadap Cl2 = 2
 Tingkat reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
b. Persamaan reaksi:
r = k [NO]m .[Cl2]n
r = k [NO]1 [Cl2]2
c. Untuk menentukan harga k, dapat diambil salah satu data hasil percobaan,
misalnya data percobaan 1.
r1 = k [NO] 1 [Cl2]21
1 𝑟 0,001 𝑚𝑜𝑙.𝐿−1 𝑠−1
k = [NO] 1 [Cl2]21 = (0,1)(0,1)2
k = 1,0 x 10-1 L2mol-2s-1.

7. Dari data percobaan dapat dilihat bahwa [I –] tetap, sedangkan [S2O82-] dinaikkan dua
kali, ternyata laju reaksi juga naik sebesar dua kali jadi
[I –]2 = [I–]1 , [S2O82–]2 = 2 x [S2O82-]1 dan V2 = 2 x V1 data ini menunjukkan x
=1
Atau dapat dilakukan dengan cara :
y
 (S 2 O 8 2 ) II   (I  ) II 
x
v2 k
= 2 . 2  x   
v1 k1  (S 2 O 8 ) I   (I ) I 

2,8 x 10 5 k 2 0,076 X 0,060 y


= X [ ] x [ ]
1,4 x 10 5 k1 0,038 0,060
2 = 2x . 1Y X = 1 Jadi reaksi merupakan orde pertama
terhadap (S2O82-)
Untuk menentukan orde reaksi terhadap I- dapat dilakukan dengan
membandingkan percobaan 2 terhadap 3, dimana [S2O82-] tetap, [I-]2 = 2 x [I-
]3,dan v2 =2 x v3 maka y = 1
Atau dapat dilakukan dengan cara :
y
v 2 k 2  (S 2 O 8 ) II   (I ) II 
2 x 

= .  .   
v3 k 3  (S 2 O 8 2 ) III   (I ) III 

2,8 x10 5 k 2  (0,076)  x  (0,060)  y


=
1,4 x10 5 k 3  (0,076)   (0,030) 
2 = 1x . 2 y ↔ y = 1
Orde reaksi total (x + y ) adalah : ( 1 + 1 ) = 2

8. Dari percobaan 1, 2 dan 3, [NO] dibuat tetap sedangkan [H2] diperbesar sebesar 2
kali dari semula, ternyata laju reaksi naik dua kali, berarti laju reaksi berbanding
lurus dengan [H2]
Jadi pada [NO] tetap, laju reaksi (V) ≈ k [H2]1
Pada percobaan 3, 4 dan 5, konsentrasi H2 dibuat tetap, sedangkan konsentrasi NO
diturunkan/diperkecil sebesar dua kali dari semula, ternyata laju reaksi turun sebesar
4 kali. Jadi pada [H2] tetap maka laju reaksi berbanding lurus dengan kwadrat [NO].
Jadi laju reaksi (V) ≈ k [NO]2
Maka untuk reaksi stoikhiometris ; 2 NO + 2 H2 → N2 + 2 H2O ungkapan
persamaan laju reaksi adalah :
V = k [NO]2 [H2]
k adalah tetapan laju reaksi yang dapat dihitung sebagai berikut :
V = k [NO]2 [H2]
3,2 x 10-5 = k (4 x 10-2)2 (1,5 x 10-2)
3,2 x 10-5 = k 2,4 x 10-6
3,2 x 10 5
k=
24 x 10 6
Pangkat dari kosentrasi pada ungkapan persamaan laju reaksi menunjukkan orde
(tingkat) reaksi. Jadi reaksi tersebut adalah orde 2 terhadap NO dan orde 1 terhadap
H2. Jadi orde (tingkat) reaksi total adalah (2 + 1) = 3.
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Lampiran Penilaian Kognitif Diskusi Kelompok


 Pedoman Penilaian Kognitif Siswa (KI 3)
1. Apa komponen yang terkandung dalam glowstick yang menyebabkan
glowstick dapat menyala ? ( SKOR : 10 )
2. Mengapa glowstick dapat menyala terang pada air panas dibandingkan air
biasa? ( SKOR : 5 )
3. Mengapa larutan betadine yang ditambahkan dengan satu tablet vitacimin
lebih cepat berubah warna menjadi bening dibandingkan larutan betadine
yang ditambahkan dengan setengah tablet vitacimin? ( SKOR : 5 )
4. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi antara larutan betadine dan vitacimin
c ? ( SKOR : 10 )
5. Untuk reaksi N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g). Jika konsentrasi gas N2
mula-mula = 1 mol L–1 setelah selang waktu 5 menit ternyata konsentrasi N2
tersisa 0,5 mol/L, tentukan laju reaksi untuk: N2, H2, dan NH3.
( SKOR : 10 )
6. Gas nitrogen oksida dan gas klor bereaksi pada suhu 300 K menurut
persamaan 2NO(g) + Cl2(g) 2 NOCl(g) Laju reaksi diikuti dengan
mengukur pertambahan konsentrasi NOCl dan diperoleh data sebagai
berikut. ( SKOR : 20 )
Perc. [NO] M [Cl2] M Laju reaksi (M/s)
1 0,1 0,1 0,001
2 0,1 0,2 0,004
3 0,1 0,3 0,009
4 0,2 0,1 0,002
5 0,3 0,1 0,003

a. Tentukan orde reaksi terhadap NO, terhadap Cl2, dan orde reaksi
total!
b. Tulis rumus laju reaksi.
c. Hitung harga k.
7. Untuk reaksi : S2O82- + 3I - → 2SO42- + I3- , diperoleh data

sebagai berikut. ( SKOR : 20 )

Percobaan Konsentrasi Laju reaksi


S2O82- (M) I – (M) (v)
M det-1
1 0,038 0,060 1,4 x 10-5
2 0,076 0,060 2,8 x 10-5
3 0,076 0,030 1,4 x 10-5

Tentukan :
a. Orde reaksi terhadap S2O82–
b. Orde reaksi terhadap I–
c. Orde reaksi total

8. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! ( SKOR : 20 )

Gas nitrogen oksida dan gas bromine bereaksi menurut persamaan


berikut:
2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)

Percobaan [NO] (M) [Br2] (M) Laju awal


pembentukan
NOBr(M/det)
1 0,1 0,1 12
2 0,1 0,2 24
3 0,2 0,1 48
4 0,3 0,1 108

Soal :
1. Tentukan orde reaksi NO dan Br2!
2. Tuliskan persamaan laju reaksinya!
3. Tentukan harga dan satuan tetapan jenis reaksi (k)!
4. Tentukan laju reaksi jika konsentrasi NO dan Br2 masing-masing
0,4 M!

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai Akhir = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

 Lampiran Penilaian sikap


Pedoman Penilaian sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran (KI 2)
Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/I
Materi : Hukum laju reaksi dan penentuan laju reaksi

Aspek yang Dinilai

Responsif dan
Bertanggung

Komunikatif

Lingkungan
No Nama
Kerjasama

Proaktif
Jawab

Peduli
Jujur

1.
2.
3.
4.
5.

Kriteria penilaian:
Nilai : 4 jika 3 indikator terpenuhi
3 jika 2 indikator terpenuhi
2 jika 1 indikator terpenuhi
1 jika tidak ada indikator tepenuhi
Nilai akhir = nilai yang diambil dari nilai yang terbanyak muncul (Modus)
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR

Pedoman Penilaian Psikomotor Siswa (KI 4)


Format Penilaian Keterampilan (KI 4)
Mengerjakan Soal Diskusi di Depan Kelas

N Aspek yang dinilai


O Kemampuan siswa
Nama Kemampuan siswa dalam
dalam Jawaban hasil
Siswa mempresentasikan hasil
menyampaikan/ diskusi
diskusi
menanggapi argumen
4 3 2 1 4 3 2 1 1 2 3 4

Rubrik penilaian psikomotorik

NO Aspek yang Dinilai Rubrik


1 Kemampuan siswa dalam 1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan
mempresentasikan hasil tidak jelas dan kurang lengkap
diskusi 2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan
cukup dan kurang lengkap
3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan
jelas dan kurang lengkap
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan
jelas dan lengkap
2 Kemampuan siswa dalam 1. Kurang mampu menyampaikan argument dengan
menyampaikan/ menanggapi baik dan tidak disertai dengan bukti
argumen 2. Cukup mampu menyampaikan argument dengan
baik dan tidak disertai dengan bukti
3. Baik dalam menyampaikan argument tetapi bukti
yang dipaparkan kurang lengkap
4. Baik dalam menyampaikan argument dan disertai
dengan data atau bukti yang bagus
3 Jawaban hasil diskusi 1. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dengan
kurang lengkap dan tidak tepat waktu
2. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dengan
kurang lengkap tetapi tepat waktu
3. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dengan
lengkap tetapi kurang waktu
4. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dengan
lengkap dan tepat waktu
LAMPIRAN MATERI TUGAS
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN

A. Faktor-faktor yang menentukan laju reaksi.


1. Konsentrasi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang
lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi
berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan,
akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung
semakin cepat. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju
reaksinya.
2. Luas permukaan sentuh
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada
pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung
pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas
permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng
atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan
kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan.
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik)
partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi
kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea). Kenaikan suhu akan memperbesar laju
reaksi.
Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhunya berubah. Berdasarkan
hasil percobaan, laju reaksi akan menjadi 2 kali lebih besar untuk setiap kenaikan
suhu 10oC.
4. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali.
Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi aktivasi
(Ea). Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi ia tidak
mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata lain,
penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
B. Teori Laju Reaksi: Teori Tumbukan Dan Hubungannya Dengan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Teori tumbukan menggambarkan pertemuan partikel-partikel pereaksi
sebagai suatu tumbukan. Tumbukan yang dapat menghasilkan partikel-partikel
produk reaksi disebut tumbukan efektif.
Ada dua faktor yang menentukan terjadinya suatu tumbukan efektif, yaitu
orientasi arah partikel dan energi kinetik partikel.
a. Orientasi atau arah partikel yang bertumbukan
Suatu tumbukan efektif dapat terjadi jika partikel-partikel pereaksi juga
mempunyai orientasi yang tepat pada saat bertumbukan. Perhatikan contoh
reaksi berikut.
A2(g) + B2(g) → 2AB(g)
Menurut teori tumbukan, selama tumbukan antara
molekul A2 dan B2 (dianggap) ikatan A–A dan B–B putus dan terbentuk
ikatan A–B.

Tumbukan molekul dan reaksi kimia (a) Tumbukan yang tidak


memungkinkan terjadinya reaksi. (b) Tumbukan yang memungkinkan
terjadinya reaksi.

Jadi, tumbukan efektif tidak terjadi jika yang bertumbukan adalah atom
yang sejenis.
b. Energi kinetik partikel
Suatu tumbukan efektif dapat terjadi jika partikel-partikel pereaksi
memiliki energi kinetic yang cukup untuk mengatasi gaya tolak-menolak
sewaktu kedua partikel mendekat. Energi aktivasi (Ea) merupakan energi
minimal agar terjadi suatu reaksi. Semua proses reaksi kimia harus melalui
tahap ini, jika energi aktivasi tidak terlampaui, maka reaksi kimia tidak akan
terjadi. Energi aktivasi merupakan syarat minimal terjadinya suatu reaksi dan
dapat digambarkan sebagai berikut.

Kondisi transisi

Tumbukan tidak efektif jika energi kinetik pereaksi lebih rendah


dibandingkan energi pengaktifannya. Hal ini disebabkan Energi kinetic sudah
berubah semua menjadi energi potensial sebelum kelereng mencapai puncak.
Sedangkan tumbukan efektif akan terjadi jika energi kinetic lebih besar atau sama
dengan energi aktifasi. Hal ini dikarenakan pada keadaan transisi energi potensial
menjadi maksimum, lalu turun menuju sisi produk reaksi.
Perhatikan reaksi berikut:

Meski energi selalu diperlukan untuk mencapai kondisi transisi, reaksi dapat
bersifat endoterm dan eksoterm, tergantung dari selisih energi yang diperlukan
untuk mencapai kondisi transisi dan energi yang dilepas sewaktu produk reaski
terbentuk. Selisih energi ini adalah ∆H. Reaksi bersifat eksoterm jika energi
potensial dari reaktan lebih tinggi daripada energi potensial produk. Sebaliknya
reaksi bersifat endoterm jika energi potensial reaktan lebih rendah daripada energi
produk.

Perhatikan diagram reaksi endoterm dan eksoterm berikut:

a.
Diagram energi untuk Reaksi eksoterm b. Diagram energi untuk Reaksi endoterm
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa laju reaksi ditentukan oleh
banyak sedikitnya tumbukan efektif yang terjadi. Selanjutnya, berdasarkan teori
tumbukan ini akan dijelaskan bagaimana faktor konsentrasi, luas permukaan
sentuh, suhu, dan katalis yang dapat mempengaruhi laju reaksi.
1. Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi berkait dengan jumlah partikel yang terlibat dalam
tumbukan. Apabila konsentrasi pereaksi bertambah, maka jumlah partikel-
partikel akan meningkat. Dengan demikian, partikel tersebut malah menjadi
lebih dekat dan jumlah tumbukan efektif juga akan meningkat, sehingga akan
meningkatkan laju reaksi.
Konsentrasi pereaksi
mempengaruhi laju reaksi.
Semakin tinggi konsentrasi
pereaksi, semakin cepat
laju reaksi.

2. Luas permukaan sentuh


Pengaruh luas permukaan sentuh terkait dengan mudah tidaknya partikel-
partikel pereaksi untuk bertemu.
Apabila luas permukaan sentuh bertambah, maka partikel-partikel lebih
mudah bertemu sehingga jumlah tumbukan efektif akan meningkat, sehingga
laju reaksi juga meningkat.

Luas permukaan sentuh mempengaruhi laju reaksi. Semakin besar luas


permukaan sentuh, semakin cepat reaksi.
3. Suhu
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi terkait dengan nilai energi kinetik partikel.
Apabila suhu dinaikkan, maka energi kinetik partikel akan bertambah.
Dengan demikian, lebih banyak partikel yang akan memiliki energi kinetik
minimum ≥ Ea. Hal ini menyebabkan jumlah tumbukan efektif bertambah,
sehingga laju reaksi meningkat. Hal ini ditunjukkan paad gambar berikut:

4. Katalis
Peran katalis di dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi
pengaktifan reaksi, Ea. Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi
memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan nilai Ea yang lebih
rendah dibandingkan Ea reaksi tanpa katalis. Dengan Ea yang lebih rendah,
maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi halangan Ea yang rendah ini. hal ini menyebabkan jumlah
tumbukan efektif akan bertambah, sehingga laju reaksi juga akan meningkat.

Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi


Pada umumnya hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi zat-zat pereaksi
hanya diturunkan dari data eksperimen. Bilangan pangkat yang menyatakan
hubungan konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi disebut orde reaksi.

r = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter
[B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter
m = orde reaksi terhadap zat A
n = orde reaksi terhadap zat B
Beberapa contoh reaksi dan rumus laju reaksi yang diperoleh dari hasil eksperimen
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Contoh beberapa reaksi dan rumus laju reaksinya
Orde reaksi dapat ditentukan dari persamaan laju reaksi. Misalnya, pada reaksi

dengan persamaan laju reaksi

orde reaksi terhadap H2 = orde satu, orde reaksi terhadap NO = orde dua, dan
orde reaksi total adalah tiga. Untuk lebih memahami cara menentukan orde reaksi
dan rumus laju reaksi Orde reaksi dapat juga ditentukan melalui kecenderungan
dari data suatu percobaan yang digambarkan dengan grafik. Berikut ini dijelaskan
penentuan orde reaksi melalui grafik.
1. Grafik Orde Nol

Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan laju
reaksinya ditulis:

Bilangan dipangkatkan nol sama dengan satu sehingga persamaan laju reaksi
menjadi: r » k. Jadi, reaksi dengan laju tetap mempunyai orde reaksi nol.
Grafiknya digambarkan seperti Grafik diatas.
2. Grafik Orde Satu

Untuk orde satu, persamaan laju reaksi adalah :

Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier berarti laju reaksi
berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika konsentrasi
pereaksinya dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi akan menjadi 41 atau 4
kali lebih besar.
3. Grafik Orde Dua

Persamaan laju reaksi untuk reaksi orde dua adalah:

Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi
itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila
konsentrasi zat A dinaikkan misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan menjadi 22
atau 4 kali lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai