Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENERAPAN MATERI

MODUL 4
KINETIKA

Nama : Silvi Nafidah


NIM : 4301021019
Materi Diskusi : Laju Reaksi

Deskripsi Materi : Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari dinamika
reaksi yang meliputi laju reaksi, orde reaksi yang diperoleh dari hasil
percobaan, hukum atau persamaan laju, konstanta laju dan mekanisme
reaksi. Untuk bisa memberikan gambaran konsep dasar materi laju reaksi
kita perlu memberikan ilustrasi kepada peserta didik dengan memberikan
contoh beberapa reaksi kimia yang ada disekitar seperti besi berkarat,
proses pematangan buah-buahan, susu menjadi asam, reaksi tubuh setelah
minum obat, kertas terbakar, pembakaran bensin dan lain-lain. Reaksi kimia
tersebut berlangsung pada berbagai kecepatan, ada reaksi yang berlangsung
lambat dan ada yang cepat.

Materi laju reaksi juga banyak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari,


dengan memahami konsep laju reaksi, kita dapat memanfaatkannya dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari misalnya pada proses pembusukan
bahan makanan seperti daging dan ikan segar. Biasanya kita akan
menyimpan daging dan ikan segar didalam frezeer. Bahan makanan
dibiarkan diudara terbuka akan lebih cepat mengalami pembusukan, untuk
memperlambat reaksi pembusukan ini biasanya kita harus menyimpannya
didalam freezer yang suhunya lebih rendah. Selain itu laju reaksi ini banyak
juga diterapkan dalam industri contohnya dalam pembuatan amoniak, asam
sulfat dan asam nitrat. Berdasarkan contoh diatas dapat kita ketahui bahwa
kecepatan reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu dan katalis
serta beberapa faktor lainnya.

Berdasarkan silabus mata pelajarn kimia SMA/MA kurikulum 2013 revisi


2018, materi laju reaksi termasuk materi pokok kimia yang diajarkan pada
kelas XI semester 1.
Pada Materi ini terdapat 6 materi pokok
 Konsep Laju Reaksi
 Hukum Laju dan Orde Reaksi
 Waktu paro
 Persamaan Laju Reaksi
 Pengaruh tumbukan terhadap laju reaksi
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Analisis Materi yang : HUKUM LAJU DAN ORDE REAKSI


sulit difahami dan Hukum laju merupakan persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan
berpotensi konstanta laju dan konsentrasi reaktan. Sedangkan jumlah dari pangkat-
menimbulkan pangkat konsentarasi reaktan yang ada dalam hukum laju disebut dengan
miskonsepsi orde reaksi keseluruhan.
Laju reaksi (r)
Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu
 Pengurangan konsentrasi reaktan
Dengan berjalannya waktu
 Penambahan konsentrasi produk
Secara matematis, untuk reaksi:
AB
Laju reaksi = r = -d[A]/dt = d[B]/dt

Laju reaksi akan dipengaruhi oleh setiap perubahan konsentrasi zat-zat yang
bereaksi. Sehingga pengaruh tersebut secara matematis ditunjukkan dalam
suatu persamaan laju reaksi. Untuk persamaan reaksi secara umum bisa kita
lihat sebagai berikut:

maka persamaan lajunya adalah:

r = k [A]m [B]n
Keterangan:
r = laju reaksi (M/s)
k = konstanta laju
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
m = orde reaksi terhadap A
n = orde reaksi terhadap B
m + n = orde total reaksi

persamaan laju reaksi bisa diketahui dengan menentukan terlebih dahulu


orde reaksinya. Orde reaksi ini hanya bisa ditentukan melalui data hasil
percobaan.
Adapun persamaan laju dan orde reaksi dapat ditentukan dengan cara:
 metoda integral
 metode grafik
 metode laju awal,
 metode waktu fraksi
namun, metode yang umum dipakai adalah metode laju awal dan waktu
fraksi.

WAKTU PARUH
Waktu paro dilambangkan dengan t1/2. waktu paro ini adalah
waktu yang dibutuhkan oleh reaktan untuk bereaksi sehingga
konsentrasi pereaksi menjadi sentengah.Untuk reaksi orde ke-n

Berdasarkan hasil diskusi kelompok, penentuan waktu paruh berpotensi


menyebabkan miskonsepsi karena pada mata pelajaran lain yaitu fisika
waktu paro ini juga diajarkan. Pada dasarnya konsep waktu paro baik di
fisika maupun di kimia adalah sama. Hanya saja pokok bahasan yang
berbeda dapat menyebabkan siswa kebingungan.
Analisis Materi HOTS : HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu
berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative),
kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja
sama (collaboration) dan kepercayaan diri (confidence).

Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi memiliki rangkaian


prosesproses yang menunjukkan kompleksitas kognitif dengan
menambahkan dimensi pengetahuan, seperti:
1. Pengetahuan faktual, Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar
yang harus diketahui para peserta didik jika mereka akan dikenalkan
dengan suatu disiplin atau untuk memecahkan masalah apapun di
dalamnya.
2. Pengetahuan konseptual, Pengetahuan konseptual meliputi skema-
skema, modelmodel mental, atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam
model -model psikologi kognitif yang berbeda.
3. Pengetahuan prosedural, "pengetahuan mengenai bagaimana"
melakukan sesuatu. Hal ini dapat berkisar dari melengkapi latihan-latihan
yang cukup rutin hingga memecahkan masalah-masalah baru.
Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari suatu rangkaian
langkah-langkah yang akan diikuti.
4. Pengetahuan metakognitif, Pengetahuan metakognitif adalah
pengetahuan mengenai kesadaran secara umum sama halnya dengan
kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang.
Penekanan kepada peserta didik untuk lebih sadar dan bertanggung
jawab untuk pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri.

Jika melihat pada penjelasan diatas, maka berdasarkan hasil diskusi, materi
yang bisa dibawa ke level HOTS adalah materi tentang menentukan factor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pada materi ini biasanya peserta didik
diminta untuk merancang percobaan sederhana. Dalam merancang
percobaan peserta didik harus betul-betul menguasai materi dasar dan
menggunakan pengetahuan awal mereka tentang laju reaksi serta
menggabungkan dengan pengetahuan baru untuk kemudian digunakan
dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah.
Seperti yang kita ketahui pula, bahwa materi laju reaksi adalah materi yang
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tipe materi seperti ini adalah
tipe materi yang dapat dikembangkan ke level HOTS karena sangat
kontekstual.
Kondisi lingkungan : SMA Al-Azhar merupakan sekolah swasta yang bernaungan pondok
belajar peserta didik pesantren. Terletak di wilayah perbatasan kota Surabaya dan 3 lingkaran
Sekolah Negeri yang letaknya cukup dekat. Berikut adalah deskripsi
lingkungan belajar peserta didik di SMA Al-Azhar Menganti.
1. Peserta didik kami memiliki level kognitif menengah kebawah. Untuk
materi laju reaksi, berdasarakan analisis hasil belajar, materi laju reaksi
adalah materi dengan tingkat ketidaktuntasan belajar yang relatif tinggi,
yaitu hampir 30%, utamanya pada saat perhitungan orde, persamaan
laju reaksi dan waktu paro. Dalam beberapa kasus, saya mendapati
peserta didik yang masih bingung mengoprasikan perkalian desimal.
2. Dilihat dari kemampuan ekonomi, 80% orang tua dari peserta didik
berasal dari keluarga menengah ke bawah.
3. Tingkat motivasi belajar peserta didik sangat heterogen. 60% siswa
memiliki motivasi belajar cukup tinggi, 25% sedang dan 15% sangat
rendah.
4. Tingkat literasi peserta didik sangat rendah.
5. Pada masa pandemic seperti sekarang ini, sekolah kami melaksanakan
pembelajaran secara daring. Kendala pembelajaran secara daring adalah
siswa kurang bisa memahami materi ajar. Siswa yang terbiasa dibimbing
betul-betul kesulitan jika harus melakukan pembelajaran mandiri.
6. Kendala pembelajaran online adalah godaan sosial media serta
minimnya pendampingan oleh orang tua.

Mengaitkan materi : Jika melihat deskripsi materi ajar, analisis materi HOTS dan kondisi
ajar dengan kondisi lingkungan belajar peserta didik, maka dalam pembelajaran materi Laju
lingkungan belajar Reaksi yang dilakukan secara daring sebaiknya disiapkan
peserta didik 1. Memberikan ilustrasi dasar apa itu laju reaksi. Misalnya dengan
memberikan contoh beberapa reaksi kimia yang ada disekitar seperti
besi berkarat, proses pematangan buah-buahan, susu menjadi asam,
reaksi tubuh setelah minum obat, kertas terbakar, pembakaran bensin
dan lain-lain. Reaksi kimia tersebut berlangsung pada berbagai
kecepatan, ada reaksi yang berlangsung lambat dan ada yang cepat.
Peserta didik diminta menebak dan atau memberikan contoh reaksi-
reaksi kimia yang berlangsung cepat dan berlangsung lambat.
2. Diberikan video atau artikel yang menambah pemahaman peserta didik.
3. Dikembangkan LKPD Discovery Learning. Sehingga peserta didik mampu
menemukan sendiri konsep laju reaksi. Penemuan konsep oleh peserta
didik akan membuat pemahaman semakin kuat.
4. Pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, sebaiknya
siswa diberikan pengalaman praktikum. Jika memang tidak dimungkinkan
melaksanakan praktikum, bisa melalui laboraturium virtual.
5. Untuk materi perhitungan matematis, sebaiknya peserta didik diberikan
latihan soal yang berjenjang.
6. Untuk materi yang berpotensi miskonsepsi seperti pada materi waktu
paro, hendaknya ada komunikasi anatar guru kimia dan guru fisika terkait
materi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai