Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/ Semester : X/ 1
Materi Pokok : Materi dan Klasifikasinya, Struktur Atom, dan Sistem Periodik Unsur
Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran (@ 45 menit)
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Scientific dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar, dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan
dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
saran dan kritik, serta dapat menganalisis data hasil literasi dan diskusi serta dapat
mempresentasikan dan mengomunikasikan data hasil penelusuran informasi dan diskusi
Metode Ilmiah, Keselamatan dan Keamanan Bekerja di Laboratorium, Peran Kimia
dalam Kehidupan serta Sistem Periodik Unsur.
C. Materi Pembelajaran
Hakikat Ilmu Kimia, Materi dan Klasifikasinya
a. Ilmu Kimia dan Peranannya
b. Hakikat Ilmu Kimia
c. Metode Ilmiah
d. Bekerja di Laboratorium Kimia
e. Materi dan Klasifikasinya
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
a. Teori tentang Atom
b. Struktur Atom dan Perkembangan Model Atom
c. Tanda Atom
d. Model Atom Niels Bohr dan Konfigurasi Elektron
e. Teori Atom Mekanika Kuantum
f. Sistem Periodik Unsur
D. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Inkuiri terbimbing
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode Pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
E. Media/Alat Pembelajaran
1. Media Pembelajaran : PPT Pembelajaran, Buku, dan
Lembar Kerja Peserta Didik
2. Alat Pembelajaran :-
F. Sumber Belajar
1. Sudarmo, Unggul. 2016. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: Erlangga.
2. Bahan Ajar
3. Internet
G. Kegiatan Pemebelajaran
Pertemuan ke 1 (3x@45 menit)
3.1.6. Membedakan antara campuran, senyawa, dan unsur.
3.1.7. Membedakan antara atom, molekul, dan ion.
3.1.8. Mengklasifikasikan campuran, senyawa, dan unsur.
3.1.9. Mengklasifikasikan atom, molekul, dan ion.
3.1.10. Menentukan banyaknya atom dalam suatu senyawa.
3.2.1. Menjelaskan perkembangan model atom dari model atom Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang
3.2.2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan model atom dari model atom
Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang
4.2.1. Menciptkan model gambar atom dari model atom Dalton, Thomson,
Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang dalam tayangan dua dimensi.
4.2.2. Menciptakan replika model atom dari model atom Dalton, Thomson,
Rutherford dan Bohr.
Kegiatan Pendahuluan (15 menit) Keterangan
1. Berdo’a. PPK: Religius
2. Mengecek kehadiran siswa. PPK: Disiplin
3. Apersepsi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Berpikir kritis
materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Komunikasi
4. Menyampaikan materi yang akan disajikan.
5. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti (105 menit)
1. Stimulation. Guru memberikan stimulus dengan PPK: kerjasama
memberikan pertanyaan mengenai partikel-partikel C4: Berpikir kritis
penyusun molekul air. Peserta didik menanggapi dengan C4: Komunikatif
patikel-partikel penyusun molekul air (atom Hidrogen dan HOTS: Menganalisis
atom Oksigen).
2. Problem Statement. Bagaimana hipotesa yang C4: Komunikasi
dikemukakan Jhon Dalton dari tayangan video mengenai
teori atom Dalton.
3. Data Collecting. Peserta didik secara berkelompok, C4: Colaboratif
setiap kelompok terdiri dari enam peserta didik dan C4: Kritis
bekerja sama mencari serta mengumpulkan PPK: kerjasama
data/informasi yang berkaitan dengan kelemahan dan PPK: Jujur
kelebihan teori atom dari berbagai sumber seperti buku HOTS: mengumpulkan
paket Kimia kelas X dan intenet. data
Literasi
4. Data Processing. Peserta didik secara berkelompok C4: Colaboratif
melakukan diskusi dan kerjasama untuk menyelesaikan C4: Kritis
masalah melalui kegiatan identifikasi kelemahan dan PPK: kerjasama
kelebihan dari setiap perkembangan model atom. HOTS: analisis
Literasi
5. Verification. Peserta didik melakukan verifikasi data C4: Colaboratif
dari hasil diskusi kelompok melalui sesi presentasi C4: Kritis
kelompok dan proses pembelajaran diarahkan ke bentuk PPK: kerjasama
tanya jawab, konfirmasi yang berhubungan dengan
kelemahan dan kelebihan perkembangan teori atom.
6. Generalization. Setelah kegiatan verifikasi dan C4: Colaboratif
membandingkan dari kelompok lain serta informasi dari C4: Kritis
berbagai sumber, peserta didik membuat kesimpulan PPK: kerjasama
mengenai perkembangan teori atom, kelemahan dan HOTS: membandingkan,
kelebihan dari masing-masing model atom. menyimpulkan
Literasi
Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Guru secara aktif memfasilitasi peserta dalam C4: Komunikasi
menemukan kesimpulan mengenai model atom. C4: Kritis
2. Guru melakukan penilaian (sebagai umpan balik) untuk PPK: kerjasama
mengetahui tingkat ketercapaian indikator. (terlampir) HOTS: menemukan
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan kesimpulan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Literasi
H. Penilaian
No Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen
1. Sikap - Observasi Sikap - Lembar Observasi
Individu
2. Pengetahuan - Penugasan Individu - Soal Penugasan
- Soal Objektif - Rubrik Penilaian
Soal Objektif
3. Ketrampilan - Kinerja Diskusi - Rubrik Penilaian
Diskusi
Lampiran 1. Materi
Hakikat Ilmu Kimia, Materi dan Klasifikasinya
A. Kimia Hakikat Ilmu Kimia
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan
materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara
singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah
materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya kimia sendiri adalah ilmu yang mempelajari
mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta
perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan
sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia
modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada
gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk,
maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan
letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip,
hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Mempelajari sains melibatkan penggalian
fakta-fakta melalui observasi, pengukuran, klasifikasi dan penggorganisasian fakta–fakta
yang diperoleh tersebut.
Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat komponen
antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai sikap, dan sains sebagai
teknologi.
Rideng (1996:4) juga menyebutkan bahwa, sains adalah merupakan hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar
yang diperoleh dari pengamatan melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Dari definisi tersebut, sains pada dasarnya
terdiri atas dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu proses dan
produk. Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Kimia sebagai Proses
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan
dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.
Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk
menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai
proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang
kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan
temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan
sains, misalnya:
Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
Menentukan apa yang diukur dan diamati,
Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak
hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan
perbedaan, mengklasifikasikan.
a. Kimia sebagai Produk
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses
berupa pengetahuan untuk penyebaran pengetahuan. Semua fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori dalam kimia merupakan produk sains yang
telah ditemukan oleh para ahli melalui bebagai macam proses sains.
b. Kimia sebagai Sikap Ilmiah
Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah
menurut beberapa ahli:
Menurut Carin dan Sund
Sikap ilmiah mencakup sikap : ingin tahu, kerendahan hati, ragu terhadap sesuatu, tekad
untuk maju, dan berpikir terbuka.
American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140)
memberikan penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu: sikap jujur, sikap ingin tahu, berpikir
terbuka, dan sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap
yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:
1) Sikap ingin tahu meliputi: antusias mencari jawaban, perhatian pada
objek yang diamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkah
kegiatan.
2) Sikap respek terhadap data/fakta meliputi: objektif/jujur, tidak buruk sangka,
mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
3) Sikap berpikir kritis meliputi: meragukan temuan orang lain, menanyakan
setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan
tidak mengabaikan data meskipun kecil.
4) Sikap penemuan dan kreativitas meliputi: menggunakan fakta-fakta untuk
dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah
pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan baru,
dan menguraiakan kesimpulan baru hasil pengamatan.
5) Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama: meliputi menghargai pendapat
temuan orang lain, mau merubah pendapat jika data kurang tepat, menerima saran dari
orang lain, tidak merasa selalu benar, mengaggap setiap kesimpulan adalah tentative
dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.
6) Sikap ketekunan meliputi: melanjutkan kebiasaan meneliti atau melakukan
percobaan, mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan
suatu kegiatan meskipun orang lain selesai lebih awal.
7) Sikap peka terhadap lingkungan sekitar: meliputi perhatian terhadap peristiwa
sekitar, partisipasi pada kegiatan social, menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan.
B. Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan
1. Manfaat Belajar Ilmu Kimia
Mempelajari ilmu kimia, kita akan lebih paham tentang alam sekitar dan proses yang
berlangsung di dalamnya sehingga kita dapat mengontrol perubahan demi keuntungan bagi
kehidupan manusia dan lingkungan, dan mengubah bahan alam menjadi produk yang lebih
berguna untuk memenuhi kebutuhan kita.
2. Peran Ilmu Kimia dengan Ilmu Lain
Terdapat empat bidang utama yang akan menjadi pembicaraan utama mengenai peran
kimia pada abad ke-21, yaitu:
a. Kesehatan dan Kedokteran
Dalam bidang kesehatan, kimia sangat berperan di laboratorium, baik dirumah sakit
maupun di klinik kesehatan. Laboran menggunakan zat-zat kimia untuk mengecek golongan
darah, mengecek infeksi dalam sampel darah, tes urine dan lain-lain. Dalam bisang
kedokteran ilmu kimia digunakan dalam mengatasi berbagai kasus, membuat bahan obat-
obatan, mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh, mengetahui jenis penyakit dan
lain-lain. Begitu juga di bidang farmasi, baik bahan maupun proses pembuatan obat
semuanya memerlukan ilmu kimia.
b. Energi dan Lingkungan
Energi merupakan produk dari proses kimia, dan kebutuhan akan energi selalu
meningkat dari waktu ke waktu. Sumber energi utama di dunia saat ini adalah energi fosil
(minyak bumi dan batu bara) yang diperkirakan akan habis pada 50-100 tahun yang akan
datang. Energi matahari merupakan energi yang menjanjikan untuk digunakan sebagai
sumber energi alternatif. Melalui sel surya (photovoltaic cell), energi matahari dapat diubah
menjadi energi listrik. Energi nuklir merupakan energi alternatif yang telah dikembangkan
oleh para ahli kimia dan sudah digunakan di berbagai negara. Akan tetapi, limbah energi
nuklir ini dapat membahayakan lingkungan dan kehidupan manusia sehingga memerlukan
kehati-hatian serta kedisiplinan yang tinggi dalam pemanfaatannya.
c. Teknologi Bahan
Penemuan bahan-bahan baru dari para ahli kimia telah mengubah wajah dunia pada
abad ini, misalnya penemuan polimer karet, plastik, nilon, dan fiber-glass telah mewarnai
kehidupan manusia mulai dari cara berpakaian sampai cara mengemas barang. Penemuan
kristal cair atau LCD (Liquid Crystal Display) telah mengubah bentuk pesawat TV dan
telepon genggam menjadi semakin tipis. Penemuan materi superkonduktor yang bermanfaat
untuk peralatan kedokteran, yaitu pemindai struktur otak dan syaraf yang dikenal sebagai
Magnetic Ressonance Imaging (MPI).
d. Bahan Pangan dan Pertanian
Pangan adalah kebutuhan primer manusia yang dihasilakan dari industri pertanian.
Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk, maka produksi bahan pangan harus
dioptimalkan. Di bidang pertanian, ilmu kimia menjelaskan kegunaan dan bahaya pemupukan
dan pembasmian hama pada pertanian. Pemupukan dan pembasmian hama harus harus
dengan dosis yang sesuai, sehingga menghasilkan hasil pertanian yang maksimal. Pemupukan
yang berlebihan akan membuat tanaman menjadi tidak subur. Dan penggunaan pestisida yang
berlebihan dapat mematikan tanaman. Di samping itu peran kimia di bidang pertanian adalah
digunakan untuk membuat bibit unggul.
c. Pauli
Pauli menyatakan bahwa dalam satu atom tidak mungkin ada dua elektron yang
mempunyai keempat bilangan kuantum sama. Misal, 2 elektron yang menempati
subkulit 1s. Tiga bilangan kuantum akan mempunyai nilai yang sama yaitu (n =
1, l = 0, m = 0). Tetapi bilangan kuantum yang terakhir, yaitu bilangan kuantum
spin(s) akan mempunyai nilai berbeda yaitu + ½ dan – ½
Penyimpangan Aturan Aufbau
Pada subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5 ) atau penuh (d10)
bersifat lebih stabil, dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4)
atau hampir penuh (d9). Lihat beberapa contoh berikut :
B. Bilangan Kuantum
Posisi / Kedudukan elektron dalam suatu orbital ditentukan oleh 4 macam bilangan
kuatum yaitu :
- Bilangan Kuantum Utama ( n )
- Bilangan Kuantum Azimuth (l )
- Bilangan Kuantum Magnetik ( m )
- Bilangan Kuantum Spin ( s )
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5.C 6.N7. O
8. F 9. Na 10.Mg 11.Al 12.Si 13.P 14. S
15. Cl 16. K 17.Ca 18.Ti 19.Cr 20.Mn 21. Fe
22. Co &Ni 23. Cu 24.Zn 25.Y 26.In 27.As 28. Se
Tentukan jumlah elektron, proton, neutron, nomor atom dan nomor massa serta tuliskan
konfigurasi elektron pada atom berikut!
39
1. 19 K
40
2. 20 Ca
131
3. 54 Xe
27
4. 13 Al3+
19
5. 9F-
Jawaban Benar
Soal Nomor Atom Nomor Proton (p) Elektron Neutron Konfigurasi elektron
(z) Massa (A) (e) (n)
39
K
19 19 39 19 19 20 2 8 8 1
40
20Ca 20 40 20 20 20 2 8 8 2
131
54Xe 54 131 54 54 77 2 8 18 18 8
27 3+
13Al 13 27 13 10 14 2 8
19 -
9F 9 19 9 10 10 2 8
Jawa ba n Benar
Nilai = × 100
6