Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/ Semester : X/ 1
Materi Pokok : Materi dan Klasifikasinya, Struktur Atom, dan Sistem Periodik Unsur
Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran (@ 45 menit)

A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian


Kompetensi
Kompetensi Inti
KI-1 KI-2
Menghayati dan mengamalkan ajaran Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
agama yang dianutnya. (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 KI-4
Memahami, menerapkan, menganalisis dan Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret
mengevaluasi pengetahuan faktual, dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
konseptual, prosedural, dan metakognitif dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, kaidah keilmuan.
dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengetahuan (KD-3) IPK
3.1 Memahami metode 3.1.1. Menjelaskan ilmu kimia serta peranannya dalam bidang
ilmiah, hakikat ilmu kesehatan dan kedokteran, energi dan lingkungan, teknologi dan
Kimia, keselamatan dan bahan, teknologi pangan dan pertanian
keamanan Kimia di 3.1.2. Menjelaskan karakteristik ilmu kimia
laboratorium, serta peran 3.1.3. Menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah dalam
kimia dalam kehidupan. memahami fenomena kimia yang terjadi di sekitar
3.1.4. Menjelaskan peralatan di laboratorium secara tepat
3.1.5. Menguraikan langkah-langkah keselamatan kerja di
laboratorium
3.1.6. Membedakan antara campuran, senyawa, dan unsur.
3.1.7. Membedakan antara atom, molekul, dan ion.
3.1.8. Mengklasifikasikan campuran, senyawa, dan unsur.
3.1.9. Mengklasifikasikan atom, molekul, dan ion.
3.1.10. Menentukan banyaknya atom dalam suatu senyawa.
3.2 Memahami model 3.2.1. Menjelaskan perkembangan model atom dari model
atom Dalton, Thomson, atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika
Rutherfod, Bohr, dan Gelombang
mekanika gelombang 3.2.2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan model atom dari
model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika
Gelombang
3.3 Memahami cara 3.3.1. Menentukan hubungan nomor atom, nomor massa,
penulisan konfigurasi proton, neutron, dan elektron.
3.3.2. Menentukan hubungan isotop, isoton, dan isobar dalam
elektron dan pola
suatu unsur.
konfigurasi elektron
3.3.3. Menentukan banyaknya elektron dalam kulit elektron
terluar untuk setiap
atau tingkat energi berdasarkan model atom Niels Bohr.
golongan dalam tabel 3.3.4. Menentukan bilangan kuantum berdasarkan model atom
periodik. Mekanika Kuantum jika diketahui nomor atom suatu unsur.
3.3.5. Menentukan konfigurasi elektron suatu unsur pada
berbagai subkulit.
3.3.6. Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan
sistem periodik unsur.
3.4 Menganalisis 3.4.1. Menjelaskan perkembangan sistem periodik unsur.
3.4.2. Menjelaskan pengertian sifat keperiodikan unsur (jari-
kemiripan sifat unsur
jari atom, energi ionisasi, elektronegatifitas, dan afinitas
dalam golongan dan
elektron).
keperiodikannya
3.4.3. Menafsirkan tabel dan grafik hubungan sifat-sifat unsur
dalam sistem periodik unsur.
3.4.4. Menganalisis kecenderungan jari-jari atom, energi
ionisasi, elektronegatifitas, dan afinitas elektron dalam satu
periode dan satu golongan.
Keterampilan (KD-4) IPK
4.1 Menyajikan hasil 4.1.1. Menjelaskan hasil pengamatan mengenai rancangan dan
rancangan dan hasil hasil percobaan ilmiah
percobaan ilmiah
4.2 Menggunakan model 4.2.1. Menciptkan model gambar atom dari model atom
atom untuk menjelaskan Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang
fenomena alam atau hasil dalam tayangan dua dimensi
percobaan 4.2.2. Menciptakan replika model atom dari model atom
Dalton, Thomson, Rutherford dan Bohr
4.3 Menentukan letak 4.3.1. Mengklasifikasikan letak suatu unsur dalam sistem
suatu unsur dalam tabel periodik unsur berdasarkan konfigurasi elektron.
periodik dan sifat-
sifatnya berdasarkan
konfigurasi elektron
4.4 Menalar kemiripan 4.4.1. Menyajikan hasil analisis sifat-sifat keperiodikan unsur
dan keperiodikan sifat dengan membuat laporan diskusi.
4.4.2. Mengkomunikasikan hasil analisis sifat-sifat
unsur berdasarkan data
keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi,
sifat-sifat periodik unsur
elektronegatifitas, dan afinitas elektron) dengan presentasi di
depan kelas.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Scientific dengan menggali informasi dari berbagai sumber
belajar, dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan
dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
saran dan kritik, serta dapat menganalisis data hasil literasi dan diskusi serta dapat
mempresentasikan dan mengomunikasikan data hasil penelusuran informasi dan diskusi
Metode Ilmiah, Keselamatan dan Keamanan Bekerja di Laboratorium, Peran Kimia
dalam Kehidupan serta Sistem Periodik Unsur.

C. Materi Pembelajaran
Hakikat Ilmu Kimia, Materi dan Klasifikasinya
a. Ilmu Kimia dan Peranannya
b. Hakikat Ilmu Kimia
c. Metode Ilmiah
d. Bekerja di Laboratorium Kimia
e. Materi dan Klasifikasinya
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
a. Teori tentang Atom
b. Struktur Atom dan Perkembangan Model Atom
c. Tanda Atom
d. Model Atom Niels Bohr dan Konfigurasi Elektron
e. Teori Atom Mekanika Kuantum
f. Sistem Periodik Unsur
D. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Inkuiri terbimbing
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode Pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
E. Media/Alat Pembelajaran
1. Media Pembelajaran : PPT Pembelajaran, Buku, dan
Lembar Kerja Peserta Didik
2. Alat Pembelajaran :-
F. Sumber Belajar
1. Sudarmo, Unggul. 2016. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: Erlangga.
2. Bahan Ajar
3. Internet
G. Kegiatan Pemebelajaran
Pertemuan ke 1 (3x@45 menit)
3.1.6. Membedakan antara campuran, senyawa, dan unsur.
3.1.7. Membedakan antara atom, molekul, dan ion.
3.1.8. Mengklasifikasikan campuran, senyawa, dan unsur.
3.1.9. Mengklasifikasikan atom, molekul, dan ion.
3.1.10. Menentukan banyaknya atom dalam suatu senyawa.
3.2.1. Menjelaskan perkembangan model atom dari model atom Dalton,
Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang
3.2.2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan model atom dari model atom
Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang
4.2.1. Menciptkan model gambar atom dari model atom Dalton, Thomson,
Rutherford, Bohr, dan Mekanika Gelombang dalam tayangan dua dimensi.
4.2.2. Menciptakan replika model atom dari model atom Dalton, Thomson,
Rutherford dan Bohr.
Kegiatan Pendahuluan (15 menit) Keterangan
1. Berdo’a. PPK: Religius
2. Mengecek kehadiran siswa. PPK: Disiplin
3. Apersepsi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Berpikir kritis
materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Komunikasi
4. Menyampaikan materi yang akan disajikan.
5. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti (105 menit)
1. Stimulation. Guru memberikan stimulus dengan PPK: kerjasama
memberikan pertanyaan mengenai partikel-partikel C4: Berpikir kritis
penyusun molekul air. Peserta didik menanggapi dengan C4: Komunikatif
patikel-partikel penyusun molekul air (atom Hidrogen dan HOTS: Menganalisis
atom Oksigen).
2. Problem Statement. Bagaimana hipotesa yang C4: Komunikasi
dikemukakan Jhon Dalton dari tayangan video mengenai
teori atom Dalton.
3. Data Collecting. Peserta didik secara berkelompok, C4: Colaboratif
setiap kelompok terdiri dari enam peserta didik dan C4: Kritis
bekerja sama mencari serta mengumpulkan PPK: kerjasama
data/informasi yang berkaitan dengan kelemahan dan PPK: Jujur
kelebihan teori atom dari berbagai sumber seperti buku HOTS: mengumpulkan
paket Kimia kelas X dan intenet. data
Literasi
4. Data Processing. Peserta didik secara berkelompok C4: Colaboratif
melakukan diskusi dan kerjasama untuk menyelesaikan C4: Kritis
masalah melalui kegiatan identifikasi kelemahan dan PPK: kerjasama
kelebihan dari setiap perkembangan model atom. HOTS: analisis
Literasi
5. Verification. Peserta didik melakukan verifikasi data C4: Colaboratif
dari hasil diskusi kelompok melalui sesi presentasi C4: Kritis
kelompok dan proses pembelajaran diarahkan ke bentuk PPK: kerjasama
tanya jawab, konfirmasi yang berhubungan dengan
kelemahan dan kelebihan perkembangan teori atom.
6. Generalization. Setelah kegiatan verifikasi dan C4: Colaboratif
membandingkan dari kelompok lain serta informasi dari C4: Kritis
berbagai sumber, peserta didik membuat kesimpulan PPK: kerjasama
mengenai perkembangan teori atom, kelemahan dan HOTS: membandingkan,
kelebihan dari masing-masing model atom. menyimpulkan
Literasi
Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Guru secara aktif memfasilitasi peserta dalam C4: Komunikasi
menemukan kesimpulan mengenai model atom. C4: Kritis
2. Guru melakukan penilaian (sebagai umpan balik) untuk PPK: kerjasama
mengetahui tingkat ketercapaian indikator. (terlampir) HOTS: menemukan
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan kesimpulan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Literasi

Pertemuan ke 2 (3x@45 menit)


3.3.1. Menjelaskan nomor atom, nomor massa, proton, neutron, dan elektron.
3.3.2. Menjelaskan isotop, isoton, dan isobar.
3.3.3. Menjelaskan banyaknya elektron dalam kulit elektron atau tingkat
energi berdasarkan model atom Niels Bohr.
Kegiatan Pendahuluan (15 menit) Keterangan
1. Berdo’a. PPK: Religius
2. Mengecek kehadiran siswa. PPK: Disiplin
3. Apersepsi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Berpikir kritis
materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Komunikasi
4. Menyampaikan materi yang akan disajikan.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti (105 menit)
1. Stimulation. Guru memberikan stimulus dengan PPK: kerjasama
menayangkan gambar sistem periodik unsur. C4: Berpikir kritis
C4: Komunikatif
HOTS: Menganalisis
2. Problem Statement. Guru memberikan pertanyaan C4: Komunikasi
mengenai apa saja unsur yang ada di sistem periodik unsur
serta maksud dari nomor-nomor yang ada di sekitar unsur
tersebut serta Bagaimana hipotesa yang dikemukakan oleh
Niels Bohr.
3. Data Collecting. Peserta didik memperhatikan C4: Colaboratif
penjelasan yang diberikan oleh guru dengan mengaitkan C4: Kritis
pada sumber yang dimiliki oleh peserta didik. PPK: Jujur
Literasi
4. Data Processing. Peserta didik bertanya secara kritis C4: Colaboratif
mengenai materi yang belum dipahami dari hasil literasi C4: Kritis
dan penjelasan dari guru. HOTS: analisis
Literasi
5. Verification. Peserta didik melakukan verifikasi data C4: Colaboratif
dari hasil pemahaman dan pemikiran yang diarahkan C4: Kritis
kedalam bentuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
6. Generalization. Setelah kegiatan verifikasi dan C4: Colaboratif
membandingkan dari peserta didik lainnya serta informasi C4: Kritis
dari berbagai sumber, peserta didik membuat kesimpulan HOTS: membandingkan,
mengenai konfigurasi elektron yang diarahkan kedalam menyimpulkan
bentuk latihan soal secara individu. Literasi
Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Guru secara aktif memfasilitasi peserta dalam C4: Komunikasi
menemukan kesimpulan mengenai nomor atom dan nomor C4: Kritis
massa serta konfigurasi elektron dari suatu unsur. PPK: kerjasama
2. Guru melakukan penilaian (sebagai umpan balik) untuk
HOTS: menemukan
mengetahui tingkat ketercapaian indikator. (terlampir)
kesimpulan
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan
Literasi
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan ke 3 (3x@45 menit)


3.3.4. Menentukan bilangan kuantum berdasarkan model atom Mekanika
Kuantum jika diketahui nomor atom suatu unsur.
3.3.5. Menentukan konfigurasi elektron suatu unsur pada berbagai subkulit.
Kegiatan Pendahuluan (15 menit) Keterangan
1. Berdo’a. PPK: Religius
2. Mengecek kehadiran siswa. PPK: Disiplin
3. Apersepsi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Berpikir kritis
materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Komunikasi
4. Menyampaikan materi yang akan disajikan.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan Inti (105 menit)
1. Stimulation. Guru memberikan stimulus dengan PPK: kerjasama
menayangkan gambar perkembangan model atom. C4: Berpikir kritis
C4: Komunikatif
HOTS: Menganalisis
2. Problem Statement. Guru memberikan pertanyaan C4: Komunikasi
mengenai prinsip ketidakpastian Heisenberg dan teori
mekanika kuntum.
3. Data Collecting. Peserta didik memperhatikan C4: Colaboratif
penjelasan yang diberikan oleh guru dengan mengaitkan C4: Kritis
pada sumber yang dimiliki oleh peserta didik (buku paket PPK: Jujur
dan sistem periodik unsur). Literasi
4. Data Processing. Peserta didik bertanya secara kritis C4: Colaboratif
mengenai materi yang belum dipahami dari hasil literasi C4: Kritis
dan penjelasan dari guru. HOTS: analisis
Literasi
5. Verification. Peserta didik melakukan verifikasi data C4: Colaboratif
dari hasil pemahaman dan pemikiran yang diarahkan C4: Kritis
kedalam bentuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
6. Generalization. Setelah kegiatan verifikasi dan C4: Colaboratif
membandingkan dari peserta didik lainnya serta informasi C4: Kritis
dari berbagai sumber, peserta didik membuat kesimpulan HOTS: membandingkan,
mengenai konfigurasi elektron yang diarahkan kedalam menyimpulkan
bentuk latihan soal secara individu. Literasi
Kegiatan Penutup (15 menit)
4. Guru secara aktif memfasilitasi peserta didik dalam C4: Komunikasi
menemukan kesimpulan mengenai bilangan kuantum serta C4: Kritis
konfigurasi elektron dari suatu unsur. PPK: kerjasama
5. Guru menginformasikan rencana kegiatan
HOTS: menemukan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
kesimpulan
Literasi

Pertemuan ke 4 (3x@45 menit)


3.3.6. Menentukan bilangan kuantum berdasarkan model atom Mekanika
Kuantum jika diketahui nomor atom suatu unsur.
3.3.7. Menentukan konfigurasi elektron suatu unsur pada berbagai subkulit.
Kegiatan Pendahuluan (15 menit) Keterangan
1. Berdo’a. PPK: Religius
2. Mengecek kehadiran siswa. PPK: Disiplin
3. Apersepsi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Berpikir kritis
materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Komunikasi
4. Menyampaikan materi yang akan disajikan.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti (105 menit)


1. Stimulation. Guru memberikan stimulus dengan PPK: kerjasama
menayangkan gambar sistem periodik unsur beserta link C4: Berpikir kritis
sistem periodik unsur terbaru. C4: Komunikatif
HOTS: Menganalisis
2. Problem Statement. Guru memberikan pertanyaan C4: Komunikasi
mengenai cara membuat konfigurasi elektron beserta
bilangan kuantum dari suatu unsur.
3. Data Collecting. Peserta didik memperhatikan C4: Colaboratif
penjelasan yang diberikan oleh guru dengan mengaitkan C4: Kritis
pada sumber yang dimiliki oleh peserta didik (buku paket PPK: Jujur
dan sistem periodik unsur). Literasi
4. Data Processing. Peserta didik bertanya secara kritis C4: Colaboratif
mengenai materi yang belum dipahami dari hasil literasi C4: Kritis
dan penjelasan dari guru. HOTS: analisis
Literasi
5. Verification. Peserta didik melakukan verifikasi data C4: Colaboratif
dari hasil pemahaman dan pemikiran yang diarahkan C4: Kritis
kedalam bentuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
6. Generalization. Setelah kegiatan verifikasi dan C4: Colaboratif
membandingkan dari peserta didik lainnya serta informasi C4: Kritis
dari berbagai sumber, peserta didik membuat kesimpulan HOTS: membandingkan,
mengenai konfigurasi elektron yang diarahkan kedalam menyimpulkan
bentuk latihan soal secara individu. Literasi
Kegiatan Penutup (15 menit)
6. Guru secara aktif memfasilitasi peserta didik dalam C4: Komunikasi
menemukan kesimpulan mengenai bilangan kuantum serta C4: Kritis
konfigurasi elektron dari suatu unsur. PPK: kerjasama
7. Guru menginformasikan rencana kegiatan
HOTS: menemukan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
kesimpulan
Literasi

Pertemuan ke 5 (3x@45 menit)


3.3.6. Menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periodik unsur.
3.4.1 Menjelaskan perkembangan sistem periodik unsur.
Kegiatan Pendahuluan (15 menit) Keterangan
6. Berdo’a. PPK: Religius
7. Mengecek kehadiran siswa. PPK: Disiplin
8. Apersepsi dengan menanyakan pertanyaan mengenai Berpikir kritis
konfigurasi suatu unsur agar peserta didik mengingat Komunikasi
materi sebelumnya.
9. Menyampaikan materi yang akan disajikan.
10. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (105 menit)
7. Stimulation. Guru memberikan stimulus dengan PPK: kerjasama
menayangkan video mengenai konfigurasi elektron yang C4: Berpikir kritis
sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. C4: Komunikatif
HOTS: Menganalisis
8. Problem Statement. Guru memberikan pertanyaan C4: Komunikasi
mengenai elektron valensi dari konfigurasi menurut aturan
aufbau.
9. Data Collecting. Peserta didik memperhatikan C4: Colaboratif
penjelasan yang diberikan oleh guru dengan mengaitkan C4: Kritis
pada sumber yang dimiliki oleh peserta didik (buku paket PPK: Jujur
dan sistem periodik unsur). Literasi
10. Data Processing. Peserta didik bertanya secara kritis C4: Colaboratif
mengenai materi yang belum dipahami dari hasil literasi C4: Kritis
dan penjelasan dari guru. HOTS: analisis
Literasi
11. Verification. Peserta didik melakukan verifikasi data C4: Colaboratif
dari hasil pemahaman dan pemikiran yang diarahkan C4: Kritis
kedalam bentuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
12. Generalization. Setelah kegiatan verifikasi dan C4: Colaboratif
membandingkan dari peserta didik lainnya serta informasi C4: Kritis
dari berbagai sumber, peserta didik membuat kesimpulan HOTS: membandingkan,
mengenai konfigurasi elektron yang diarahkan kedalam menyimpulkan
bentuk mengisi lembar kerja peserta didik. Literasi
Kegiatan Penutup (15 menit)
8. Guru secara aktif memfasilitasi peserta didik dalam C4: Komunikasi
menemukan kesimpulan mengenai konfigurasi elektron C4: Kritis
menurut aturan aufbau dari suatu unsur serta letaknya PPK: kerjasama
(golongan dan periode). HOTS: menemukan
9. Guru menginformasikan rencana kegiatan
kesimpulan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Literasi

H. Penilaian
No Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen
1. Sikap - Observasi Sikap - Lembar Observasi
Individu
2. Pengetahuan - Penugasan Individu - Soal Penugasan
- Soal Objektif - Rubrik Penilaian
Soal Objektif
3. Ketrampilan - Kinerja Diskusi - Rubrik Penilaian
Diskusi

Lampiran 1. Materi
Hakikat Ilmu Kimia, Materi dan Klasifikasinya
A. Kimia Hakikat Ilmu Kimia

1. Pengertian Ilmu Kimia dan Hakikat Ilmu Kimia

Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan
materi, oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara
singkat dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah
materi menjadi materi lain. Secara lengkapnya kimia sendiri adalah ilmu yang mempelajari
mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta
perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan
sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia
modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada
gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk,
maupun susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan
letak susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.

2. Kedudukan Kimia sebagai Proses, Produk, dan Sikap Ilmiah

Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip,
hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Mempelajari sains melibatkan penggalian
fakta-fakta melalui observasi, pengukuran, klasifikasi dan penggorganisasian fakta–fakta
yang diperoleh tersebut.
Cain, Sandra (1990: 4) menyatakan bahwa sains (IPA) terdiri dan empat komponen
antara lain: sains sebagai produk, sains sebagai proses, sains sebagai sikap, dan sains sebagai
teknologi.
Rideng (1996:4) juga menyebutkan bahwa, sains adalah merupakan hasil kegiatan
manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar
yang diperoleh dari pengamatan melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Dari definisi tersebut, sains pada dasarnya
terdiri atas dua komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, yaitu proses dan
produk. Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Kimia sebagai Proses
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan
dan sikap-sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan.
Proses pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk
menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai
proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang
kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan
temuan-temuan ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan
sains, misalnya:
 Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
 Menentukan apa yang diukur dan diamati,
 Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak
hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan
perbedaan, mengklasifikasikan.
a. Kimia sebagai Produk
Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
hukum-hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses
berupa pengetahuan untuk penyebaran pengetahuan. Semua fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori dalam kimia merupakan produk sains yang
telah ditemukan oleh para ahli melalui bebagai macam proses sains.
b. Kimia sebagai Sikap Ilmiah
Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah
menurut beberapa ahli:
Menurut Carin dan Sund
Sikap ilmiah mencakup sikap : ingin tahu, kerendahan hati, ragu terhadap sesuatu, tekad
untuk maju, dan berpikir terbuka.
American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140)
memberikan penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu: sikap jujur, sikap ingin tahu, berpikir
terbuka, dan sikap keragu-raguan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap
yang melekat dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:
1) Sikap ingin tahu meliputi: antusias mencari jawaban, perhatian pada
objek yang diamati, antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkah
kegiatan.
2) Sikap respek terhadap data/fakta meliputi: objektif/jujur, tidak buruk sangka,
mengambil keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.
3) Sikap berpikir kritis meliputi: meragukan temuan orang lain, menanyakan
setiap perubahan atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan
tidak mengabaikan data meskipun kecil.
4) Sikap penemuan dan kreativitas meliputi: menggunakan fakta-fakta untuk
dasar kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah
pendapat dalam merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan baru,
dan menguraiakan kesimpulan baru hasil pengamatan.
5) Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama: meliputi menghargai pendapat
temuan orang lain, mau merubah pendapat jika data kurang tepat, menerima saran dari
orang lain, tidak merasa selalu benar, mengaggap setiap kesimpulan adalah tentative
dan berpartisipasi aktif dalam kelompok.
6) Sikap ketekunan meliputi: melanjutkan kebiasaan meneliti atau melakukan
percobaan, mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan
suatu kegiatan meskipun orang lain selesai lebih awal.
7) Sikap peka terhadap lingkungan sekitar: meliputi perhatian terhadap peristiwa
sekitar, partisipasi pada kegiatan social, menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan.
B. Peran Ilmu Kimia dalam Kehidupan
1. Manfaat Belajar Ilmu Kimia
Mempelajari ilmu kimia, kita akan lebih paham tentang alam sekitar dan proses yang
berlangsung di dalamnya sehingga kita dapat mengontrol perubahan demi keuntungan bagi
kehidupan manusia dan lingkungan, dan mengubah bahan alam menjadi produk yang lebih
berguna untuk memenuhi kebutuhan kita.
2. Peran Ilmu Kimia dengan Ilmu Lain
Terdapat empat bidang utama yang akan menjadi pembicaraan utama mengenai peran
kimia pada abad ke-21, yaitu:
a. Kesehatan dan Kedokteran
Dalam bidang kesehatan, kimia sangat berperan di laboratorium, baik dirumah sakit
maupun di klinik kesehatan. Laboran menggunakan zat-zat kimia untuk mengecek golongan
darah, mengecek infeksi dalam sampel darah, tes urine dan lain-lain. Dalam bisang
kedokteran ilmu kimia digunakan dalam mengatasi berbagai kasus, membuat bahan obat-
obatan, mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh, mengetahui jenis penyakit dan
lain-lain. Begitu juga di bidang farmasi, baik bahan maupun proses pembuatan obat
semuanya memerlukan ilmu kimia.
b. Energi dan Lingkungan
Energi merupakan produk dari proses kimia, dan kebutuhan akan energi selalu
meningkat dari waktu ke waktu. Sumber energi utama di dunia saat ini adalah energi fosil
(minyak bumi dan batu bara) yang diperkirakan akan habis pada 50-100 tahun yang akan
datang. Energi matahari merupakan energi yang menjanjikan untuk digunakan sebagai
sumber energi alternatif. Melalui sel surya (photovoltaic cell), energi matahari dapat diubah
menjadi energi listrik. Energi nuklir merupakan energi alternatif yang telah dikembangkan
oleh para ahli kimia dan sudah digunakan di berbagai negara. Akan tetapi, limbah energi
nuklir ini dapat membahayakan lingkungan dan kehidupan manusia sehingga memerlukan
kehati-hatian serta kedisiplinan yang tinggi dalam pemanfaatannya.
c. Teknologi Bahan
Penemuan bahan-bahan baru dari para ahli kimia telah mengubah wajah dunia pada
abad ini, misalnya penemuan polimer karet, plastik, nilon, dan fiber-glass telah mewarnai
kehidupan manusia mulai dari cara berpakaian sampai cara mengemas barang. Penemuan
kristal cair atau LCD (Liquid Crystal Display) telah mengubah bentuk pesawat TV dan
telepon genggam menjadi semakin tipis. Penemuan materi superkonduktor yang bermanfaat
untuk peralatan kedokteran, yaitu pemindai struktur otak dan syaraf yang dikenal sebagai
Magnetic Ressonance Imaging (MPI).
d. Bahan Pangan dan Pertanian
Pangan adalah kebutuhan primer manusia yang dihasilakan dari industri pertanian.
Untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk, maka produksi bahan pangan harus
dioptimalkan. Di bidang pertanian, ilmu kimia menjelaskan kegunaan dan bahaya pemupukan
dan pembasmian hama pada pertanian. Pemupukan dan pembasmian hama harus harus
dengan dosis yang sesuai, sehingga menghasilkan hasil pertanian yang maksimal. Pemupukan
yang berlebihan akan membuat tanaman menjadi tidak subur. Dan penggunaan pestisida yang
berlebihan dapat mematikan tanaman. Di samping itu peran kimia di bidang pertanian adalah
digunakan untuk membuat bibit unggul.

Materi dan Klasifikasinya


a. Unsur, Senyawa, dan Campuran
Unsur adalah zat tunggal yang paling sederhana. Contoh dari unsur yaitu Perak (Ag),
Emas (Au), dan Besi (Fe). Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari gabungan dua
unsur atau lebih melalui reaksi kimia dengan perbandingan tetap. Contoh dari senyawa
yaitu air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan Oksigen (O2). Sedangkan campuran yaitu
gabungan dua zat atau lebih yang sifat-sifat penyusunnya tidak berubah. Campuran
dibedakan menjadi dua yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Pada
campuran homogen, komposisi dari masing-masing zat dalam campuran selalu sama,
misalnya campuran air dan gula, campuran air dan sirup. Pada campuran heterogen,
komposisi dari masing-masing zat dalam campuran berbeda, misalnya pada campuran air
dan pasir.
b. Atom, Molekul, dan Ion
Atom merupakan bagiannterkecil dari sutu unsur yang tidak dapat dibagi lagi tetapi masih
mempunyai sifat-sifat unsur tersebut. Molekul adalah gabungan dari beberapa atom.
Molekul dibedakan menjadi dua, yaitu molekul unsur dan molekul senyawa. Molekul
unsur ialah gabungan dari dua atom atau lebih yang sejenis seperti gas oksigen (O2) dan
gas hidrogen (H2). Molekul senyawa yaitu gabungan dua atom atau lebih yang tidak
sejenis, misalnya gas karbon dioksida (CO2) dan molekul air (H2O). Sedangkan ion
adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Beberapa senyawa tertentu
tidak tersusun atas molekul tetapi tersusun atas ion-ion, yang disebut dengan senyawa ion.
Contoh: garam dapur (natrium klorida) yang tersusun atas ion-ion natrium yang
bermuatan positif dan ion-ion klorida yang bermuatan negatif.
Struktur Teori Atom
1. Teori Atom John Dalton
Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang
atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan
bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat
hasil reaksi”. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa selalu tetap”. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan
daya hantar arus listrik.
2. Teori Atom J. J. Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers,
maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan
bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang
diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan
bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang
bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. Atom merupakan partikel yang
bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang
bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari
penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan
mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang
menyatakan bahwa:
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan
negatif elektron”
Model atom ini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya.
biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang
pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal.
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif
dan negatif dalam bola atom tersebut.
3. Teori Atom Rutherford
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng
tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat
Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila
dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka,
didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut
kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara
20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa
berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas,
maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan
positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan
ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang
menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan
positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa
didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel
positif agar tidak saling tolak menolak.
Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:
Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
4. Teori Atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan
atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya
ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar
inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori
klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat
postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron
dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan
stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai
dengan persamaan planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat
tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h
tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling
rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin
besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya. Kelemahan: Model
atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
5. Teori Atom Mekanika Kuantum
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger
(1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian
yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara
seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan
elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron
disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.
Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang
untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger

x, y, dan z : Posisi dalam tiga dimensi


Y : Fungsi gelombang
m : Massa
ђ : h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
E : Energi total
V : Energi potensial
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar
berikut ini.
Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama
atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk
kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari
beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu
sama.
Ciri khas model atom mekanika gelombang
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya)
tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi
gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar
ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan
kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum
tersebut)
3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya
sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya
electron.
Konfigurasi elektron
A. Konfigurasi elektron dan elektron Valensi
Konfigurasi elektron menggambarkan cara pengisian atau penyebaran elektron-
elektron pada kulit atom. Konfigurasi elektron dapat dituliskan dalam 2 cara yaitu :
1. Menggunakan kulit
2. Menggunakan subkulit
Pengisian elektron pada kulit-kulit atom mempunyai aturan sebagai berikut:
a. Jumlah elektron maksimum pada kulit adalah 2 (n)2 , dengan n = nomor kulit
- Kulit K (n = 1) jumlah elektron maksimumnya = 2
- Kulit K (n = 2) jumlah elektron maksimumnya = 8
- Kulit K (n = 3) jumlah elektron maksimumnya = 18
- Kulit K (n = 4) jumlah elektron maksimumnya = 32
b. Jumlah elektron maksimum pada kulit terluar adalah 8. Jumlah elektron
terluar disebut elektron valensi. Dalam suatu konfigurasi elektron nomor kulit
tertinggi menunjukkan periodanya sedangkan banyaknya elektron valensi
menunjukkan golongannya.
Pengisian elektron pada subkulit / orbital mengikuti aturan :
a. Aufbau
Elektron akan mengisi orbital yang tingkat energi lebih rendah dahulu ,
kemudian mengisi orbital yang tingkat energinya lebih tinggi.

Urutannya menjadi : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s , dan seterusnya


Jumlah elektron maksimum pada:
sub kulit s = 2
sub kulit p = 6
sub kulit d = 10
sub kulit f = 14
Sehingga penulisan konfigurasi elektron menurut Aufbau akan menjadi :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10, 4p6, 5s2, 4d10, 5p6, 6s2, 4f14 , dst.
b. Hund
Pada pengisian orbital-orbital yang setingkat, elektron-elektron tidak membentuk
pasangan lebih dahulu sebelum masing-masing orbital setingkat terisi sebuah
elektron dengan arah spin yang sama. (ke atas). Contoh

c. Pauli
Pauli menyatakan bahwa dalam satu atom tidak mungkin ada dua elektron yang
mempunyai keempat bilangan kuantum sama. Misal, 2 elektron yang menempati
subkulit 1s. Tiga bilangan kuantum akan mempunyai nilai yang sama yaitu (n =
1, l = 0, m = 0). Tetapi bilangan kuantum yang terakhir, yaitu bilangan kuantum
spin(s) akan mempunyai nilai berbeda yaitu + ½ dan – ½
Penyimpangan Aturan Aufbau
Pada subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5 ) atau penuh (d10)
bersifat lebih stabil, dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4)
atau hampir penuh (d9). Lihat beberapa contoh berikut :
B. Bilangan Kuantum
Posisi / Kedudukan elektron dalam suatu orbital ditentukan oleh 4 macam bilangan
kuatum yaitu :
- Bilangan Kuantum Utama ( n )
- Bilangan Kuantum Azimuth (l )
- Bilangan Kuantum Magnetik ( m )
- Bilangan Kuantum Spin ( s )

1. Bilangan Kuantum utama ( n )


Menyatakan tingkat energi elektron pada kulit / orbital. Mempunyai nilai 1 , 2 ,
3 , 4 , 5 , 6 , 7.
Semakin besar nilai n semakin jauh dari inti atom dan semakin besar energinya.
2. Bilangan Kuantum Azimuth (l )
menyatakan tingkat energi elektron pada subkulit, yang dilambangkan dengan s,
p, d, f.
sharp (s), principal (p), diffuse (d), dan fundamental (f)
Elektron pada subkulit s memiliki harga l = 0
Elektron pada subkulit p memiliki harga l = 1
Elektron pada subkulit d memiliki harga l = 2
Elektron pada subkulit f memiliki harga l = 3
Hubungan antara harga n dengan l adalah : harga l mulai dari 0 sampai dengan
n - 1.
3. Bilangan Kuantum magnetik ( m )
Menunjukkan arah / bentuk orbital elektron
Menyatakan jumlah orbital pada subkulit elektron.
Memiliki nilai negatif, nol, dan positif.
Secara matematika harga m dapat ditulis mulai dari - l sampai dengan + l.
4. Bilangan Kuantumspin
Menyatakan arah perputaran elektron pada sumbunya.
Memiliki harga = +½ atau – ½
Berdasarkan kesepakatan, untuk elektron pertama di dalam orbital harga spinnya
= +½

Sistem Periodik Unsur


Untuk memudahkan mempelajari sifat-sifat unsur perlu adanya suatu sistem klasifikasi
unsur yang baik berdasarkan pada persamaan sifat-sifatnya. Klasifikasi unsur mengalami
perkembangan
1. Sistem Triade oleh Dobereiner (tahun 1829)
Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifatnya, ternyata tiap
kelompok terdiri atas tiga unsur yang disebut Triade. Apabila unsur-unsur satu triade disusun
berdasarkan kenaikan massa atomnya, ternyata massa unsur yang kedua merupakan rata-rata
dari massa unsur pertama dan ketiga. Contoh
Triade Massa Triade Massa Triade Massa
Atom Atom Atom
Li 6,29 Ca 40,08 Cl 35,45
Na 22,99 Sr 87,62 Br 79,90
K 39,10 Ba 137,33 I 126,90
Kelemahan dari sistem pengelompokkan ini adalah kenyataan bahwa di alam, unsur yang
sifatnya mirip bukan hanya 3 (tiga).
2. Sistem Oktaf Newland (1864)
Dalam sistem pengelompokkan ini, unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya. Bila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, maka
sifat unsur ke-1 akan mirip dengan sifat unsur ke-8 . Karena adanya pengulangan kemiripan
sifat setiap 8 unsur tersebut, maka sistem pengelompokkan ini biasa dikenal dengan sebutan
Hukum Oktaf Newlands.
Daftar oktaf Newlands

1. H 2. Li 3. Be 4. B 5.C 6.N7. O
8. F 9. Na 10.Mg 11.Al 12.Si 13.P 14. S
15. Cl 16. K 17.Ca 18.Ti 19.Cr 20.Mn 21. Fe
22. Co &Ni 23. Cu 24.Zn 25.Y 26.In 27.As 28. Se

Kelemahan pengelompokkan ini adalah :


Pengulangan sifat dari setiap 8 unsur itu hanya cocok untuk unsur-unsur yang memiliki
massa atom kecil.
3. Sistem Periodik Mendeleev (1869)
Unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat-sifat
tertentu akan berulang secara periodik Mendeleyev membuat suatu daftar periodik unsur
yang disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya yang disusun dalam lajur horizontal
yang disebut periode. Unsur-unsur yang mempunyai persamaan sifat ditempatkan dalam
lajur vertikal yang disebut golongan. Pada tabel system periodic ini ada beberapa tempat
yang kosong untuk tempat unsur yang belum ditemukan namun sudah diramalkan sifat-
sifatnya. Ketika unsur yang diramalkan itu ditemukan ternyata sifatnya sangat sesuai dengan
ramalan mendeleyev.
Kelemahan yang terdapat pada hukum periodik Mendeleyev adalah adanya unsur
dengan massa atom relatif lebih besar terletak di depan unsur yang memiliki massa atom
relatif lebih kecil.

4. Sistem Periodik Modern (Henry G. Moseley, 1914)


Sistem periodik modern merupakan hasil modifikasi dari sistem periodik Mendeleyef.
Pengelompokkan unsur dalam sistem periodik moderen ini tidak lagi berdasarkan kenaikan
massa atom sebagaimana pada sistem pengelompokkan sebelumnya, tetapi unsur-unsur
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. System periodic modern terdiri dari Golongan
dan Periode.
Golongan adalah lajur vertikal dalam sistem periodik yang disusun berdasarkan
kemiripan sifat kimia. Golongan terdiri atas :
1. Golongan A atau golongan unsur-unsur utama terdiri dari :Golongan IA
(Alkali), Golongan IIA (Alkali tanah), Golongan IIIA, Golongan IVA, Golongan VA,
Golongan VIA (Kalkogen), golongan VIIA (halogen), golongan VIIIA (gas mulia)
2. Golongan B atau golongan unsur-unsur transisi terdiri atas :Golongan IB
sampai VIIIB. Pada golongan IIIB periode 6, terdapat deret Lantanida dan pada
golongan IIIB periode 7 terdapat deret Aktinida. Lantanida dan aktinida disebut juga
Unsur Transisi Dalam.
Periode adalah lajur horizontal dalam sistem periodik yang disusun berdasarkan kenaikan
nomor atomnya. Periode dalam sistem periodik moderen terdiri dari tujuh periode
yaitu periode 1, 2, 3 disebut periode pendek, periode 4,5,6 disebut periode panjang
dan periode 7 disebut periode tak lengkap.
Berdasarkan konfigurasi elektronnya unsur-unsur dalam sistim periodik terbagi menjadi
4 Blok,yaitu :
1. Blok s yaitu unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada sub kulit s
2. Blok p yaitu unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada sub kulit p
3. Blok d yaitu unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada sub kulit d
4. Blok f yaitu unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada sub kulit f
Blok s dan p dinyatakan sebagi unsur gol. A (Utama) sedangkan Blok d dinyatakan
sebagi unsur gol. B (Transisi)
Menentukan Elektron Valensi
 Yang tergolong unsur blok s, elek. valensinya = jumlah elek. pada sub kulit s
terakhir.
 Yang tergolong unsur blok p, elek. valensinya = jumlah elek. pada sub kulit s
terakhir + sub kulit p.
 Yang tergolong unsur blok d, elek. valensinya = jumlah elek. pada sub kulit s
terakhir + sub kulit d. Jika jumlah :
(s+d) = 3, 4, 5, 6, 7 Dinyatakan sebagai gol. III B, IV B, V B, VI B, dan VII B.
(s+d) = 8, 9, 10. Dinyatakan sebagai gol. VIII B
(s+d) = 11. Dinyatakan sebagai gol. I B
(s+d) = 12. Dinyatakan sebagai gol. II B
Hubungan Konfigurasi Elektron Dengan Sistem Periodik
Sistim periodik moderen terbagi 2 yaitu ;Yang Mendatar atau Baris dinamakan
periode dan Yang Menurun atau Kolom dinamakan golongan. Periode suatu unsur =
nomor kulit tertinggi pada konfigurasi elektronnya (bukan terakhir) sedangkan
Golongan suatu unsur = jumlah elektron valensinya
Lampiran 2. Lembar Penilaian

Tentukan jumlah elektron, proton, neutron, nomor atom dan nomor massa serta tuliskan
konfigurasi elektron pada atom berikut!

39
1. 19 K

40
2. 20 Ca

131
3. 54 Xe

27
4. 13 Al3+

19
5. 9F-

Tentukan Isotop, Isobar, dan Isoton berikut ini!

131 126 128 127 130 130


Xe
54 52 Te Xe
54 Te
52 I
53 I
53
RUBRIK PENILAIAN SOAL INDIVIDU

Jawaban Benar
Soal Nomor Atom Nomor Proton (p) Elektron Neutron Konfigurasi elektron
(z) Massa (A) (e) (n)
39
K
19 19 39 19 19 20 2 8 8 1
40
20Ca 20 40 20 20 20 2 8 8 2
131
54Xe 54 131 54 54 77 2 8 18 18 8
27 3+
13Al 13 27 13 10 14 2 8
19 -
9F 9 19 9 10 10 2 8

Jawa ban Benar


Nilai = ×1 0
3

Isotop Isoton Isobar


131 128 131 130 131 131
54Xe dengan 54Xe 54Xe dengan 53I 54Xe dengan 53I
126 127 128 126
52Te dengan 52Te 54Xe dengan 52Te
130 131
53 I dengan 53I

Jawa ba n Benar
Nilai = × 100
6

Nila i1+ Nilai 2


Nilai Akhir =
2

Anda mungkin juga menyukai