Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:
ST. HUMAERAH SYARIF, S.Pd, M.Pd.

KELOMPOK 4
NURUL HATISA (2220203884206009)
DEWI SAFITRI (2220203884206010)
FITRIANI (2220203884206011)
MUH. RYAMIZARD RYADI PUTRA (2220203884206019)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr.Wb


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini sebagai salah satu tugas
pada Mata KuliahPengantar Ilmu Pendidikan. Makalah ini berjudul “Sejarah Pendidikan di
Indonesia”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
Saw. yang membawa perubahan pada manusia dari zaman jahiliyah menuju ke zaman terang
benderang seperti sekarang ini.
Penulis menyadari, dalam penyusunan dan penulisan makalah ini ini masih banyak
kekurangan disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman. Namun
akhirnya penulisan makalah ini bisa terselesaikan berkat karunia dari Allah Swt. Makalah ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya semangat dan kesabaran penulis dalam menyelesaikan penulisan ini serta
bantuan, bimbingan dan dorongan dari orang-orang yang berada disekeliling penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah mengajar, membimbing dan mengarahkan
penulis selama dalam proses pembelajaran utamanya dalam pembelajaran Pengantar Ilmu
Pendidikan. Penulis berterima kasih karena telah menerima bimbingan dan bantuan dari ibu
Humaerahselaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan.
Akhir kata penulis momohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan dalam penulisan
makalah Kami dan sekaligus memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga dengan bantuan yang diberikan kepada
Kami senantiasa bernilai ibadah di sisi Allah.SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Parepare, 30 Oktober 2022
Penulis

AnggotaKelompok3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. LatarBelakang .................................................................................................................................. 1
B. RumusanMasalah ............................................................................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. Pendidikan Pada Zaman Indonesia Hindu ........................................................................................ 3
B. Pendidikan dan Pengajaran pada Abad ke 5-7 sampaiabad 16 ......................................................... 4
C. Pendidikan dan Pengajaran pada Abad ke 16 sampai abad ke 18. .................................................... 5
D. Pendidikan dan pengajaran Indonesia yang dibawa oleh Pemerintah Belanda untuk anak-anak
sesudah 1848 ....................................................................................................................................... 6
F.DuaTokohPendidik Indonesia Abad ke 20.......................................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
B. .Saran ........................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Di dalam mempelajari perkembangan Pendidikan, kita harus dapat menemukan garis-garis
besar yang menunjukkan kepada kita bagaimana leluhur kita melaksanakan tugas mendidiknya. Tidak
ada artinya apabila perkembangan Pendidikan hanya merupakan deretan sejarah kehidupan para ahli
ilmu mendidik. Perkembangan pendidikan dan pengajaran harus memberi pengetahuan kepada kita
tentang pertumbuhannya. Keyakinan tentang pendidikan pada zaman dahulu, seringkali bertentangan
satu sama lain. Kejadian-kejadian yang lalu itu bukanlah sesuatu yang dilupakan tetapi tetap
mempunyai akibat. Timbulnya pendapat-pendapat tadi tentu ada sebab-sebabnya. Dari hal ini
berhubungan erat dengan keyakinan orang-orang tentang agama, filsafat, kesusilaan, politik yang
mendahuluinya. Juga keadaan masyarakat, keadaan dunia mempunyai pengaruh yang besar sekali
atas pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat dibuktikan misalnya dalam penjajahan Belanda,
makasekolah-sekolah Muhammadiyah timbul di kalangan masyarakat oleh karena pemerintah Belanda
berusaha memperluas pendidikan dan pengajaran berdasar agama Kristen. Taman Siswa lahir karena
pemerintah penjajah ingin mematikan rasa kebangsaan (kebudayaankebangsaan) kita dengan
pendidikan dan pengajaran barat. Orang mengatakan bahwa sejarah itu adalah merupakan guru bagi
raja-raja dan bangsa-bangsa. 1
B. RumusanMasalah
1. Apakah Pendidikan sudah ada sejak zaman Indonesia Hindu?

2. Bagaimana Pendidikan dan pengajaran pada abad ke 5-7 sampai abad ke 16?

3. Bagaimana Pendidikan dan pengajaran pada abad ke 16 sampai 18?

4. Seperti apa Pendidikan dan pengajaran Indonesia yang dibawa Pemerintah Belanda untuk
Anak-anak sesudah 1848?

5. Bagaimana Pendidikan pada awal Kemerdekaam 1945-1950?

6. Siapa saja tokoh pendidik Indonesia pada abad ke 20?

1
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 1-2

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seperti apa sistem pengajaran Pendidikan pada zaman Indonesia Hindu

2. Untuk mengetahui sistem Pendidikan pengajaran pada abad ke 5-7 sampai abad ke 16.

3. Untuk mengetahui sistem Pendidikan pengajaran pada abad ke 16 sampai abad ke 18.

4. Untuk mengetahui Pendidikan dan Pengajaran Indonesia yang dibawa oleh Pemerintah
Belanda untuk anak-anak sesudah 1848.

5. Untuk mengetahui sistem Pendidikan pada masa awal kemerdekaan 1945-1950.

6. Untuk mengetahui tokoh pendidik Indonesia pada abad ke 20.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Pada Zaman Indonesia Hindu
Pada umumnya Indonesia menerima agama pengetahuan dan kebudayaan dari negara
tetangga (India). Dalam hal ini Indonesia memperkaya dan memberi warna dan corak keindonesiaan
pada agama pengetahuan sehingga menjadi spesifik Indonesia. Misalnya agama Buddha Yang ada di
Sumatera dan Jawa pada zaman tersebut berlainan sifatnya dari negeri asalnya ialah India.

Apabila kita tinjau peninggalan Raja Mulawarman (abad 4-5) di Kutai, peninggalan itu berupa
sebuah batu bertulis (prasasti) dan bangunan kayu dalam tulisan Pallawa di dalam Bahasa sanskerta
ini menunjukkan adanya pengaruh agama Siwa demikian juga peninggalan Purnawarman di Jawa
Barat dan dalam tulisan Pallawa di dalam Bahasa Sanskerta. Pendidikan ditujukan pada golongan
yang berkasta tinggi saja, berhubungan dengan kewajibannya sebagai penyuluh rakyat dan
penghubung antara Dewata dan rakyat. Karena tuntutan hidup masih sangat sederhana, tidak
membutuhkan akan pengetahuan menulis dan membaca. Merasa tidak ada gunanya untuk belajar hal-
hal tersebut.

Pada hakikatnya pendidikan itu berarti member tuntutan kepada perkembangan manusia
sehingga mencapai kedewasaan jasmani dan rohani. Jadi sudah jelas bahwa pada abad ke-5 bangsa
kita telah mengenal Pendidikan. Pada zaman itu bangsa kita telah mengenal peradaban lahir dan batin.

Universitas Nalanda pada waktu itu menjadi pusat pengetahuan dan terkenal kemana-mana
serta mempunyai pelajar-pelajar yang terkenal dari Tiongkok, Jepang dan negara-negara Asia
Tenggara lainnya. Maka tidaklah mengherankan Ketika itu kesusastraan di Sriwijaya sudah tinggi
tingkatannya. Raja Sriwijaya menyuruh membuat kamus Bahasa daerah Bahasa Sansekerta. Oleh
karena Pendidikan pada masa itu berdasarkan atas agama dan atas politik bahkan maka Sriwijaya
pada waktu itu dapat menguasai Selat Malaka dan kedua pantai selat tersebut. Selat Malaka menjadi
pintu gerbang dari Barat ke Timur, Sehingga siapa yang dapat menguasai berarti berkuasa di
Indonesia di bagian barat. Berabad –abad lamanya nama Sriwijaya disegani baik di bagian barat
maupun di bagian timur. Adapun yang menjadi besar ialah perdagangan dan agamanya.

Agama Buddha mendidik pennganutnya bersifat Ahisma, yang berarti kesabaran dan anti
penganiayaan, dengan demikian setelah beberapa abad dipengaruhi oleh agama ini semangat untuk
berperang menjadi kurang. Juga perniagaan umumnya bersifat Internasional (bukan Nasional) sebab

3
2yang penting buat perdagangan ialah mendapatkan laba akan terkesan dalam Sanubari pribadinya,
pengasuh materi tersebut akan memotivasi bagaimana harus bertindak yang baik dan benar.

B. Pendidikan dan Pengajaran pada Abad ke 5-7 sampaiabad 16


Pada abad ke 5 telah ada pengajaran, pada waktu itu Kerajaan Tarumanegara lah yang dapat
membaca dan menulis (telah mendapat pelajaran membaca dan menulis). Anak anak diberi pelajaran
menulis dengan tujuan: menulis baik, terang. Jadi anak anak di didik bekerja baik, teliti dan rajin. Untuk
membuktikan bahwa di Kerajaan Tarumanegara orang telah dapat membaca dan menulis ialah dengan
adanya batu tertulis di dekat Bogor yang memuat sejarah Raja Purnawarman. Tetapi tidak terang
bagaimana cara mereka belajar. Tarumanegara mempergunakan huruf Pallawa yang asli dari tanah
Hindu.

Pada abad ke 7 berkembanglah di Sumatra kerajaan Sriwijya (Palembang dan sekitarnya)


kota perdagangan yang besar. Lama-lama menjadi pusat agama Buddha. Hal ini mudah dimengerti
sebab banyak pengikut agama Buddha dari Tiongkok yang Kembali ketanah suci India untuk kemudian
singgah di Palembang dan menunggu perahu Kembali keTiongkok.

Agama Brahma/Buddha aslinya dari India yang Tebal sekali rasa Ketuhanannya. Rasa
ketuhanan ini merupakan 4 macam ialah:

1. Ketuhanan berdasarkan Veda (weda).


2. Ketuhanan berdasarkan pengertian Brahma.
3. Ketuhanan berdasarkan Wejangan Buddha.
4. Ketuhanan berdasarkan keyakinan bangsa Hindu.

Adapun sifat agama Brahma yang istimewa ialah pembagian kehidupan Bersama menjadikasta.
Kasta tertinggi ialah golongan pendeta-pendeta bukan bangsawan/ kesatria. Brahmana merupakan
manusia sejati, manusia lain harus tunduk kepadanya. Karena mereka adalah orang yang ahli didalam
ilmu rahasia yang Sebagian besar tersimpan didalam Upanisad.3

2
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 2-3
3
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 9-11

4
Adapun Pendidikan pada masa Mataram Kuno dimana Pendidikan pada waktu itu telah teratur
dengan baik dan Pendidikan pada waktu itu mengutamakan budi pekerti dan kesusilaan. Dibawah
pimpinan Sanjaya Mataram mengalami kemakmuran. Tidak ada tindak criminal dalam zaman itu
kepustakaan Jawa Kuno telah berkembang. Tentang perkembangan Pendidikan dan pengajaran di
zaman Kediri dan Majapahit, Hayam Wuruk memperhatikan tentang pengajaran di Asrama para
Brahmana. Dikatakan pada waktu itu bahwa Majapahit memiliki sebuah perpustakaan yang besar
yang dinamakan “ Sana Pustaka” yang berisibuku-buku berharga. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa
pada abad itu telah ada Pendidikan di dalam dan diluar sekolah atau di asrama-asrama.4

C. Pendidikan dan Pengajaran pada Abad ke 16 sampai abad ke 18.


Pada permulaan abad ke 16 dan mungkin didalam abad ke 13 banyak masyarakat yang
dahulu memeluk agama hindu telah kemudian memeluk agama islam. Mungkin sekali agama islam
mereka telah disesuaikan dengan keadaan dan adat istiadat dan mungkin dengan kebudayaan bangsa
hindu. Agama islam yang dibawa ke Indonesia telah mengalami perubahan sedikit-sedikit. Pada
permulaan perkembangan kelihatan d iaceh, Sumatera timur dan pantai-pantai kepulauan yang lain.
Pada permulaanabadke 13 Maulana Malik Ibrahim (dimakamkan di Gresik) mulai menyiarkan agama
islam.

Di tiap-tiap desa ada sebuah rumah dari bambu, kayu atau batu yang dipergunakan untuk
beribadat oleh orang-orang yang beragama islam, juga untuk memberi pelajaran membaca al-qur’an.
Tujuannya mengutamakan Al-Qur’an.Sistem pengajaran secara hoofdelyk atau individual. Yang secara
individual anak satu persatu kehadapan guru sedang anak yang lain menunggu gilirannya.

Disamping Al-Qur’an juga digunakan buku-buku yang ditulis dalam Bahasa arab Sebagian
didalam Bahasa jawa. Guru membaca ayat-ayat, menterjemahkan dan menerangkan. Kitab fakih berisi
segala sesuatu mengenai penghormatan terhadap tuhan dan berbagai hak tentang perkawinan, hak
dan pembagian warisan, kejahatan.

Pembagian waktu sehari-hari:

1. Jam 5 pagi menjalankan ibadat


2. Sesudah itu mereka mengerjakan pekerjaan untuk kepentingan guru
3. Setelah selesai melakukan pengajaran yang sesungguhnya

4
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 13-14

5
4. Sesudah makan siang para santri istirahat. Kemudian belajar lagi dengan tidak melupakan
waktu istirahat
5. Beberapa santri menjaga keamanan waktu malam5

D. Pendidikan dan pengajaran Indonesia yang dibawa oleh Pemerintah Belanda untuk
anak-anak sesudah 1848
Pada abad ke-18 pendidikan dan pengajaran diberikan secara persorangan. Pada
penghabisan abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 sistem ini telah dirubah menjadi system klasikal.
Pengaruh Pestalozzi (1746-1827) ialah: pengajaran diberikan kepada sekelompok anak-anak pada
waktu yang sama dengan bahan pengajaran yang sama. Sebelum pemerintah belanda
menyelenggarakan sekolah di jawa, di luar jawa telah ada yang khusus untuk bangsa Rita yang
beragama Kristen.

Jadi kesimpulannya bahwa tujuan Pendidikan dan pengajaran pada waktu itu hanya diarahkan
kepada Pendidikan pegawai. Misalnya juru tulis; Mantri kabupaten dan sebagainya. Pendidikan dan
pengajaran tidak untuk memenuhi kebutuhan akan pegawai rendahan.

Pada akhir abad 19 didirikan sekolah kelas II (-4 tahun) ditempatkan di kota-kota Kabuptaen .
Pengajaran ini lebih sederhana daripada Sekolah Kelas I. Antara lain: membaca, menulis, berhitung
dan Bahasa daeraliatau Bahasa Indonesia. Sekolah ini untuk umum tidak dibatasi. Sekolah kelas I dan
kelas II tidak mempunyai lanjutan. Pada waktu Pemerintahan Belanda mendirikan sekolah Pamong
Praja murid murid lulusanSekolah kelas I dapat diterima. Tetapi yang diutamakan anak-anak Bupati.
Pada 1875 didirikan Sekolah Dokter Jawa. Murid-murid dari Sekolah Kelas I ke Sekolah tersebut yang
harus di persiapkan. Ternyata menurut uraian di atas tingkat kecerdasan Bangsa kita pada waktu itu
masih rendah sekali. Ada beberapa Sekolah Swasta. Tetapi masih buruk keadaannya. Gurunya hanya
tamatan Sekolah Kelas I dan kelas II. Alat-alat pelajaran tidak ada, hanya papan tulis dan batu tulis
seperti pada kursus Pemberantasan Buta sHuruf.67

5
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 14-16
6
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 19-21
7
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 22-23

6
E. Pendidikan pada masa awal kemerdekaan tahun 1945-1950
Praktek Pendidikan colonial menunjukkan diskriminasi antara anak pejabat dan anak rakyat
biasa. Kesempatan luas tetap saja diperoleh anak-anak dari lapisan atas. Dengan demikian,
sesungguhnya tujuan Pendidikan adalah demi kepentingan penjajah untuk dapat melangsungkan
penjajahanya seperti menciptakan tenaga kerja yang bisa menjalanka ntugas-tugas penjajah dalam
mengeksploitasi sumber dan kekayaan alam Indonesia.

Pendidikan zaman Belanda membedakan antara Pendidikan untuk orang pribumi pada zaman
Jepang meski hanya dalam tempo yang singkat, tetapi bagi dunia Pendidikan Indonesia memiliki arti
yang sangat signifikan. Sebab, lewat Pendidikan Jepang sistem Pendidikan disatukan dan tidak ada
lagi Pendidikan bagi orang asing. Satu sistem Pendidikan Nasional tersebut diteruskan setelah bangsa
Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Pemerintah Indonesia berupaya
melaksanakan Pendidikan Nasional yang berlandaskan pada budaya bangsa sendiri.8

Upaya membangkitkan patriotisme dan nasionalisme terasa berlebihan, sehingga menurunkan


kualitas Pendidikan itu sendiri. Pendidikan pada masa awal kemerdekaan masih dalam keadaan sulit,
tetapi tetap mampu menghasilkan produk hukum tentang Pendidikan, yaitu Undang-Undang
Pendidikan Nomor 4 Tahun 1950. Itulah produk hukum Pendidikan Nasional pertama kali, suatu produk
hukum yang memberikan pokok-pokok tentang konsep dan sistem Pendidikan Nasional.9

Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia melakukan


banyak perubahan-perubahan, yang tidak hanya terjadi dalam bidang pemerintahan saja tetapi juga
dalambidang Pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam Pendidikan merupakan perubahan yang
bersifat mendasar yaitu perubahan menyangkut penyesuaian kebijakan kebijakan Pendidikan dengan
dasar dan cita-cita suatu bangsa yang merdeka dan negara yang ingin berdiri sendiri. Sehingga untuk
penyesuaian itu dengan melihat cita-cita bangsa Indonesia, bidang Pendidikan mengalami perubahan
terutama dalam landasan filosofi Pendidikan, tujuan Pendidikan, sistem Pendidikan, dan kesempatan
belajar yang diberikan kepada rakyat Indonesia supaya semua elemen masyarakat Indonesia dapat
merasakan Pendidikan, dari Pendidikan rendah sampai Pendidikan tinggi.

8
Dangu, AS. Sumarjiana, KL & Anto, R. "Sejarah Pendidikan Indonesia awal Kemerdekaan Tahun 1945-1950",
Vol.3(2). Hal. 4717-4718
9
Dangu, AS. Sumarjiana, KL & Anto, R. "Sejarah Pendidikan Indonesia awal Kemerdekaan Tahun 1945-1950",
Vol.3(2). Hal. 4718

7
Dengan demikian, pelaksanaan Pendidikan di Indonesia pada masa awal kemerdekaan
memiliki landasan falsafah Pancasila dan landasan konstitusi berupa UUD 1945. Pada pasal 31 UUD
1945 berbunyi (1) Tiap tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, (2) Pemerintah
mengusahakan suatu system pengajaran Nasional yang diatur denganUndang-Undang.

Pada tanggal 1 Januari 1946 terbentuk bagian Pendidikan masyarakat pada Kementerian
Pendidikan, pengajaran dan budaya. Pendidikan masyarakat bertujuan membangun masyarakat adil
dan Makmur berdasarkan Pancasila yang dapat dicapai dengan metode, yaitu metode belajar serta
metode bekerja yang dilaksanakan secara massal dan integral di suatu desa.

Metode bekerja yang digunakan adalah metode Panca Marga, yaitu di Majalan untuk mencapai
tujuan, sebagai berikut:

1. Melestarikan dasar-dasar pengertian untuk membangun masyarakat dengan melaksanakan


Pendidikan dasar untuk masyarakat
2. Membentu kkader-kader Pendidikan untuk membangun masyarakat dengan melaksanakan
Pendidikan kader masyarakat.
3. Menyediakan dan menyebarkan bahwa dengan mengadakan bacaan perpustakaan atau
taman Pustaka masyarakat.
4. Memfungsionalkan golongan Wanita dengan melaksanakan Pendidikan kewanitaan
5. Memfungsionalkan golongan pemuda dengan melaksanakan Pendidikan Taruna Karya.10

F. DuaTokohPendidik Indonesia Abad ke 20


Dua tokoh pendidik Indonesia abad ke 20 ialah Ki Hajar Dewantara dan Mohammad Safii. Beliau-
beliau inilah yang memberikan kesadaran kepada Bangsa Indonesia umumnya, bahwa kita sebagai
bangsa yang merdeka haruslah memikirkan nasib Pendidikan dari anak-anak kita supaya dapat
membentuk manusia Susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Hal ini harus kita sadari betul-betul, sebab mau tidak mau tentu masih banyak warisan-warisan
kolonial yang masih melekat pada bangsa kita.

1. Ki Hajar Dewantara (pendiri, Bapak dan Pemimpin Taman Siswa)

10
Dangu, AS. Sumarjiana, KL & Anto, R. "Sejarah Pendidikan Indonesia awal Kemerdekaan Tahun 1945-1950",
Vol.3(2). Hal. 4720

8
Asas Taman Siswa dan Dasar Taman Siswa

Adapun perbedaan antara asas dan dasar;

Asas tahun 1922 ialah asas Perjuangan yang diperlukan untuk waktu itu terkandung dasar-dasar yang
menjelaskansifat Taman Siswa pada umumnya.

Dasar-dasar 1947 ialah susunan dasar-dasar yang memuat perinci dasar-dasar yang terpakai didalam
taman siswa sejak berdirinya 1922 sehingga seterusnya, baik yang terkandung didalam keterangan
asas-asasnya, maupun yang terdapat didalam segala peraturan-peraturannya dan berbagai adat
istiadat dalam hidup dan penghidupan Taman Siswa.

Adapun yang merupakan inti dalam asas 1922 ialah sebagaiberikut:

1. Pasal pertama: pasal kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur dirinya sendiri,
kebebasan itu bukanlah suatu kebebasan yang leluasa, tetapi kebebasan yang terbatas dan
harus mengingat tertib damainya hidup Bersama.
2. Pasal kedua: dasar-dasar kemerdekaan tersebut hendaknya dikenakan terhadap caranya
anak-anak berpikir yaitu dengan selalu dipelopori, atau disuruh mengaku buah pikiran orang
lain, tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan
pikirannya sendiri.
3. Pasal ketiga: harus diperhatikan kepentingan-kepentingan sosial ekonomi dan politik. Bangsa
kita selalu menyesuaikan diri dengan hidup dan penghidupan ke Barat-baratan.
4. Pasal keempat: dasar kerakyatan mempertinggi pengajaran dianggap perlu, namun jangan
sampai menghambat tersebarnya Pendidikan dan Pendidikan untuk seluruh masyarakat
murba.
5. Pasal kelima: asas yang sangat penting bagi semua orang yang sungguh-sungguh berhasrat
mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya, jan ganlah menerima bantuan yang
dapat mengikat diri kita,baik yang berupa ikatan lahir maupunbatin.
6. Pasal keenam: keharusan untuk membelanjai diri segala usaha taman siswa. Dahulu terkenal
sebagai “Zolf-bedruipings-systeem”
7. Pasal ketujuh: Keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan kita kepada
anak-anak yang kita didik. Kita harus sanggup mematahkan segala ikatan lahir dan batin yang
mengikat jiwa raga kita untuk dapat berhamba kepada sang anak.

9
Dasar Taman Siswa 1947

Dasar Taman Siswa pada 1947 terkenal dengan nama “Panca Darma”. Dasar-dasar itu ialah:

1. Dasar Kebangsaaan: Taman Siswa tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan maka dari
itu tidak mengandung arti permusuhan dengan bangsa lain, melainkan mengandung rasa satu
dengan bangsa sendiri, rasa satu dalam suka dan duka, rasa satu dengan kehendak menuju
kepada kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa.
2. Dasar Kebudayaan: Taman Siswa tidak berarti asal memelihara kebudayaan kebangsaan,
tetapi pertama-tama membawa kebudayaan bangsa itu kearah kemajuan yang sesuai dengan
perkembangan zaman, kemajuan dunia dan kepentingan hidup rakyat lahir dan batin pada
tiap-tiap zaman dan keadaan.
3. Dasar Kemerdekaan: Harus diperhatikan disiplin pada diri atas dasar nilai hidup yang tinggi,
baik hidup secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Maka dari itu masyarakat
harus menjadi anak pengembang pribadi yang kuat dan sadar dalam suasana perimbangan
dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai, ditempat keanggotannya.
4. Dasar Kemanusiaan: bahwa darma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan kemanusiaan
yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin yang setinggi-tingginya dan juga kemanusiaan
yang tinggi itu dapat dilihat pada hasil orang dan adanya rasa cinta kasih terhadap sesame
manusia dan terhadap makhluk tuhan seluruhnya tetapi cinta kasih yang tidak bersifat
kelemahan hati, melainkan bersifat keyakinan adanya hukum kemajuan yang meliputi alam
semesta.
5. Dasar Kodrat Alam: bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai makhluk Tuhan adalah
satu dengan kodrat ala mini. Ia tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi akan mengalami
Bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam yang mengandung kemajuan itu.11

11
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 31-36

10
2. Sekolah Ciptaan Mohammad Safi

Moh. Safii adalah teman seperjuangan Ki Haar Dewantara dan merasa juga tidak puas tentang
sistem pendidikan dan pengaaran yang diselenggarakan oleh pemerintah penajah belanda yang hanya
mementingkan kecerdasan saja. Sekolah pada waktu itu tidak memperhatikan sama sekali
perkembangan rasa , kecakapan dan ketangkasan. Keadaan semacam inilah yang mendorong Moh.
Safii untuk menciptakan sistem pendidikan dan pengajaran yang menuju kepada harmoni dan
disesuaikan dengan dasar serta pembawaan anak dan pula kepada keadaan masyarakat disekitarnya.
Moh Safii melengkapi pendidikannya dan pengajaran dengan mengutamakan “pelajaran ekspresi”
yaitu: menggambar, menyanyi dan pekerjaan tangan. Anak-anak mendapat banyak latihan
mempergunakan tangannya dan membuat barang-barang yang berguna bagi hidup sehari-hari.

Pada 1926 dimulailah memimpin sekolah kepunyaan pegawai kereta api di kayu tanam. Sekolah
itu dimulainya dengan sangat sederhana. Akhirnya menjadi sangat luas dan mempunyai tempat untuk
bertukang, bertonil, berolahraga, mempunyai kolam renang sendiri dan toko koperasi. Segala
bangunan dan tempat-tempat itu ialah hasil kerja dan buah tangan dari murid-murid itu sendiri. Mereka
mengumpulkan uang dengan mengadakan pertunjukan dan pameran-pameran buatan mereka sendiri.
Mereka beramai-ramai mencari batu, bertukang dan mendirikan bangunan itu.

Moh Safii selalu menolak pemberian subsudi dari pemerintah, maksudnya supaya dapat terus
dengan bebas melakukan cita-cita pendidikannya. Sebab apabila sekolah tersebut menerima
tunjangan pemerintah tentu harus pula memenuhi syarat-syaratnya. Dan nanti akhirnya akan merubah
atau membunuh cita-citanya semula. Moh Safii termasuk seorang perintis pendidik di Indonesia.
Beliau berpendapat bahwa pengajaran lama yang dibentuk oleh orang asing tidak mungkin merupakan
bantuan bagi perkembangan Nasional indonesia. Moh Safii ini memahami syarat-syarat zaman
modern. Moh Safii berpendapat bahwa inisiatif persorangan dan perasaan tanggung jawab adakah
sifat watak yang terpenting yang harus dikembamhkan.

Tetapi sayang seribu sayang dalam kelas kedua semua sekolah Safii habis terbakar. Sampai
sekarang belum dibangun kembali. Akan tetapi oleh kementrian P.O dan K. Republik indonesia telah
didirikan SGB yang pimpinannya diserahkan kepada Moh Safii, dan beliau diberi tugas untuk memberi
latihan kepada guru-guru sekolah dasar dalam mempraktekkan mata pelajaran-mata pelajaran ekspresi
seperti: menggambar, menyanyi dan pekerjaan tangan12

12
Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal. 43-46

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kita ketahui Pendidikan itu sudah ada sejak zaman Kerajaan Hindu Buddha masuk ke
Indonesia yang ditandai dengan adanya peniggalan prasasti dan bangunan kayu dalam Bahasa
Sanskerta, kemudian berlanjut pada abad ke 5-7 sampai abad 16 yang dengan adanya perkembangan
seperti telah mendapat pelajaran membaca dan menulisdi Kerajaan Tarumanegara, kemudian setelah
masuknya agama islam di Indonesia yang disiarkan oleh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
ditandai dengan pengajaran membaca dan menulis Al-Qur’an. Dan pada awal Kemerdekaan tahun
1945-1950 sudah mulai mendapat peningkatan pengetahuan mengenai Pendidikan seperti Ki Hajar
Dewantara sebagai bapak dan pemimpin Taman Siswa dan Mohammad Safii yang mendirikan
sekolah..

B. .Saran

Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahua npembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena
itu saran dan masukkan dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalahini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agung, L & Suparman, T(2012), “Sejarah Pendidikan,”, Yogyakarta: Penerbit Ombak.


Dangu, AS. Sumarjiana, KL & Anto, R. "Sejarah Pendidikan Indonesia awal Kemerdekaan Tahun 1945-
1950", Vol.3(2)

13

Anda mungkin juga menyukai