Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LAPORAN STUDI KASUS GURU TENDANG MURID DI


LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN DI INDONESIA
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Pendidikan
DEPOK
Dosen Pengampu : Taufik Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.I
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Guru
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Astuti Darmiyanti, MA.Ed.

Disusun Oleh : Kelompok 2/ PAI 7 D


Rizal Saputra 1710631110124
Rizqi Dwi Nur Annisa 1710631110128
Sa Dhea Tullatifah. H 1710631110130
Sahrul Kamal 1710631110131
Winda Arum Singgarani 1710631110156

Disusun Oleh : PAI 3 D


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Siti Nur Rizqyana 1710631110144
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2018/201

KATA PENGANTAR

‫ــــــــــــــــم اﷲِال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم‬


ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat dan salam selalu telimpah curahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW., yang telah membawa peradaban manusia ke
peradaban yang sempurna, semoga terlimpahkan juga kepada keluarganya,
saudaranya, tabi’in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perbandingan Pendidikan yang didalamnya akan membahas tentang “Landasan
Historis Pendidikan di Indonesia”. Tak lupa kami ucapkan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada bapak Taufik Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Perbandingan Pendidikan. Tak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pembacanya. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk untuk tugas kami
selanjutnya.

Karawang, 11 Oktober 2020

Penyusun
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Landasan Historis Kependidikan Di Indonesia...................................................2
B. Pendidikan Zaman Purba Sampai Zaman Belanda.............................................3
C. Pendidikan Kaum Pergerakan Kebangsaan/Nasional.........................................7
D. Pendidikan Indonesia Periode Kemerdekaan Sampai Masa Reformasi..............8
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ada kehidupan di dunia, selama itu pula perlu adanya pendidikan.
Kondisi pendidikan di setiap negara berubah-ubah tergantung masa atau
zamannya, termasuk di Indonesia. Kondisi pendidikan di Indonesia terus
berkembang dari waktu ke waktu. Baik dari zaman purba, hingga sampai saat
ini. Perkembangan pendidikan dipengaruhi banyak hal. Tidak hanya sejarah
militer dan politik saja yang dapat diteliti dan ditulis.
Dalam proses pertumbuhan menjadi negara maju, Indonesia telah
mengalami berbagai perubahan, termasuk bidang pendidikannya. Perubahan-
perubahan itu merupakan hal yang wajar karena perubahan selalu dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang bisa berganti selaras dengan perkembangan serta
tuntutan zaman pada saat itu. Pendidikan pun ada historis/ sejarah yang
mencatatnya. Untuk itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
Landasan Historis Pendidikan di Indonesia. Yang menjelaskan perkembangan
pendidikan di Indonesia dari masa ke masa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Landasan Historis Pendidikan Indonesia?
2. Bagaimana Historis Pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui Landasan Historis Pendidikan di Indonesia.
2. Mengetahui Historis Pendidikan di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN DI INDONESIA


Sejarah atau history adalah keadaan masa lampau dengan segala macam
kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah
penuh dengan informasi- informasi yang mengandung kejadian, model,
konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya (Pidarta, 2007:
109).
Generasi muda dapat belajar dari informasi-informasi yang diperoleh dari
sejarah atau history masa lampau dan memanfaatkannya untuk
mengembangkan kemampuan diri mereka. Sejarah telah memberi penerangan,
contoh, dan teladan bagi mereka yang diharapkan akan dapat meningkatkan
peradaban manusia di masa kini dan masa yang akan datang.
Dengan kata lain, tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan
Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau pandangan
retrospektif (Buchori, 1995: vii). Pandangan ini melahirkan studi- studi
historis tentang proses perjalanan pendidikan nasional Indonesia yang terjadi
pada periode tertentu di masa yang lampau.
Di samping itu, pendidikan memiliki peranan strategis menyiapkam
generasi berkualitas untuk kepentingan masa depan. Pendidikan dijadikan
sebagai institusi utama dalam upaya pembentuk sumber daya manusia (SDM)
berkualitas yang diharapkan suatu bangsa. Apalagi kini semakin dirasakan
bahwa SDM Indonesia masih lemah dalam hal daya saing (kemampuan
kompetisi) dan daya sanding (kemampuan kerja sama) dengan bangsa lain di
dunia (Anzizhan, 2004: 1).
Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia
untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang
tersebut pada masa yang lampau (Pidarta, 2007: 110). Demikian juga halnya

2
dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding
untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.
Berikut ini adalah pembahasan landasan sejarah pendidikan di Indonesia
yang meliputi:

B. PENDIDIKAN ZAMAN PURBA SAMPAI ZAMAN BELANDA


1. Pendidikan Zaman Purba
Pendidikan pada zaman Purba, didominasi oleh peranan seorang ayah
pada anak lelakinya dengan menurunkan kepandaian dan pengetahuan
pada anaknya. Adapun pengetahuan yang diturunkan biasanya
pengetahuan praktis seperti berburu, menangkap ikan dan memanjat
pohon. Sedangkan ibu punya tugas mendidik anak perempuannya seperti
memasak dan memelihara anak-anaknya. Jadi, konsep pendidikan pada
zaman purba adalah konsep pendidikan keluarga. Selain ayah dan ibu,
pada zaman purba juga ada yang dianggap guru.
1. Empu, ia seorang yang dianggap punya pengetahuan dan kelebihan
dalam bidang kerohanian maupun etika.
2. Pandai besi, pandai besi kala itu juga dianggap sebagai seorang yang
punya kelebihan dan kekuatan. Karena pada zaman itu senjata tajam
adalah alat utama dalam peradaban kala itu untuk bercocok tanam,
berperang atau mempertahankan diri dari serangan kelompok lain.
3. Dukun, dukun pada zaman itu juga dianggap orang punya kelebihan
dan sangat di segani dan dihormati segala nasihatnya sangat di taati.
Tujuan pendidikan secara umum pada zaman purba adalah
membentuk seseorang agar menjadi seorang yang berjiwa ''gotong
royong'' dan membentuk manusia agar mempunyai kecakapan dalam hal
beretika, ilmu berburu dan menangkap ikan. Walaupun pada zaman ini
belum dikenal istilah kurikulum, namun pendidikannya telah mencakup
aspek kajian kurikulum, yakni meliputi pengetahuan, sikap dan nilai
mengenai kepercayaan melalui upacara- upacara keagamaan dalam

3
rangka menyembah nenek moyang, pendidikan keterampilan mencari
nafkah (khususnya bagi anak laki-laki) dan pendidikan hidup bermasyarakat

serta bergotong royong melalui kehidupan riil dalam masyarakatnya.


2. Zaman Kerajaan Hindu- Budha
Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu telah menimbulkan
perubahan keadaan sosial- budaya masyarakat setempat. Para ketua adat
di negeri kita zaman itu lambat laun berusaha menyamai raja di India.
Diantara para ketua adat ada yang dinobatkan atau menobatkan diri
menjadi raja-raja lokal. Sebagaimana di India, terdapat stratifikasi sosial
berdasarkan kasta, yakni: kasta Brahmana, Ksatria, Waisa, Syudra, dan
Paria.
Pendidikan pada zaman ini, selain diselenggarakan di dalam keluarga
dan didalam kehidupan keseharian masyarakat, juga diselenggarakan di
dalam lembaga pendidikan yang disebut Perguruan (Paguron) atau
Pesantren. Hal ini sebagaimana telah berlangsung di kerajaan
Tarumanegara dan Kutai. Pada awalnya yang menjadi pendidik (guru
atau pandita) adalah kaum Brahmana, kemudian lama kelamaan para
empu menjadi guru menggantikan kedudukan para Brahmana. Terdapat
tingkatan guru: pertama, guru (perguruan) keraton, di sini yang menjadi
murid-muridnya adalah para anak raja dan bangsawan; kedua adalah guru
(perguruan) pertapa, di sini yang menjadi murid-muridnya berasal dari
kalangan rakyat jelata. Namun demikian para guru pertapa juga biasanya
selektif dalam menerima seseorang untuk menjadi muridnya. Ini antara
lain merupakan implikasi dari feodalisme yang berkembang saat itu.
Kemudian, pada zaman berkembangnya agama Budha yang berpusat
di Kerajaan Sriwijaya (di Palembang), telah terdapat “Perguruan Tinggi
Budha”. Selain dari dalam negeri sendiri, murid-muridnya juga berasal
dari Tiongkok, Jepang, dan Indocina. Darmapala sangat terkenal sebagai
maha guru Budha. Perguruan-perguruan Budha menyebar ke seluruh

4
wilayah kekuasaan Sriwijaya. Mungkin sekali candi Borobudur, Mendut,
dan Kalasan merupakan pusat-pusat pendidikan agama Budha.
Tujuan pendidikan pada zaman ini sama dengan tujuan kedua agama
tersebut. Pendidikan dilaksanakan dalam rangka penyebaran dan
pembinaan kehidupan bergama Hindu dan Budha.
3. Zaman Kerajaan Islam
Pemerintahan pada zaman ini dipimpin oleh raja. Di dalam wilayah
kerajaan kerajaan Islam umumnya masyarakat tidak menganut stratifikasi
sosial berdasarkan kasta. Sesuai ajaran Islam, masyarakat tidak
membedakan manusia berdasarkan keturunan atau kasta. Sekalipun zaman
ini masih tetap terdapat kelompok raja dan para bangsawan/para pegawai
di satu pihak, dan terdapat kelompok rakyat jelata di pihak lain, namun
feodalisme di kalangan masyarakat pada umumnya mulai ditinggalkan.
Tujuan pendidikan pada zaman kerajaan Islam diarahkan agar
manusia bertaqwa kepada Allah S.W.T., sehingga mencapai keselamatan
di dunia dan akhirat melalui “iman, ilmu dan amal”. Selain berlangsung di
dalam keluarga, pendidikan berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan
lainnya, seperti: di langgar-langgar, mesjid, dan pesantren. Lembaga
perguruan atau pesantren yang sudah ada sejak zaman Hindu- Budha
dilanjutkan oleh para wali, ustadz, dan atau ulama Islam. Kurikulum
pendidikannya tidak tertulis (tidak ada kurikulum formal). Pendidikan
berisi tentang tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah S.W.T.), Al-
Qur’an, hadist, fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf
Arab.
4. Zaman Pengaruh Protugis dan Spanyol
Pada awal abad ke –16 ke negeri kita datanglah bangsa Portugis,
kemudian disusul oleh bangsa Spanyol. Selain untuk berdagang
kedatangan mereka juga disertai oleh missionaris yang bertugas
menyebarkan agama Katholik.

5
Pengaruh bangsa Portugis dalam bidang pendidikan utamanya berkenaan

dengan penyebaran agama Katholik. Demi kepentingan tersebut, tahun 1536

mereka mendirikan sekolah (Seminarie) di Ternate, selain itu didirikan pula

di Solor. Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik,

ditambah pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan diberikan

bagi anak-anak masyarakat terkemuka. Pendidikan yang lebih tinggi

diselenggarakan di Gowa, pusat kekuasaan Portugis di Asia. Pemuda-pemuda

yang berbakat dikirim ke sana untuk dididik. Pada tahun 1546, di Ambon

telah ada tujuh kampung yang penduduknya memeluk agama Nasrani

Katolik.
5. Zaman Pengaruh Kolonial Belanda
Pendidikan di bawah kekuasaan kolonial Belanda diawali dengan
pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh VOC. Pada masa VOC, yang
merupakan sebuah kongsi (perusahaan) dagang, kondisi pendidikan di
Indonesia dapat dikatakan tidak lepas dari maksud dan kepentingan
komersial. Sekolah pertama didirikan VOC di Ambon pada tahun 1607.
Sampai dengan tahun 1627 di Ambon telah berdiri 16 sekolah, sedangkan
di pulau- pulau lainnya sekitar 18 sekolah (Tatang, 2010:197).
VOC menyelenggarakan sekolah dengan tujuan untuk misi
keagamaan (Protestan), bukan untuk misi intelektualitas, adapun tujuan
lainnya adalah untuk menghasilkan pegawai administrasi rendahan di
pemerintahan dan gereja. Sekolah- sekolah utamanya didirikan di daerah-
daerah yang penduduknya memeluk Katholik yang telah disebarkan oleh
bangsa Portugis. Pada awalnya yang menjadi guru adalah orang Belanda,
kemudian digantikan oleh penduduk pribumi, yaitu mereka yang
sebelumnya telah dididik di Belanda. Kurikulum pendidikan pada zaman
VOC berisi mengenai pelajaran membaca, menulis dan sembahyang.
Adapun mengenai uraian rencana pelajaran tidak dibuat karena sekolah
yang didirikan memiliki tujuan keagamaan bukan intelektualitas Indonesia

6
(Djumhur, 1976:116). Ciri-ciri pendidikan zaman ini antara lain:
1. Minimnya partisipasi pendidikan bagi kalangan Bumi Putera,
pendidikan umumnya hanya diperuntukan bagi bangsa Belanda dan
anak-anak bumi putera dari golongan priyayi
2. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja murah atau
pegawai rendahan (Tatang, 2010:198).
C. PENDIDIKAN KAUM PERGERAKAN KEBANGSAAN/NASIONAL
MILITERISME JEPANG
Pergerakan nasional Indonesia yaitu perjuangan bangsa Indonesia
melawan kolonialisme dan imperialisme yang dilalui dengan mendirikan
organisasi-organisasi yang bersifat nasional dan tidak terikat lagi dengan
perjuangan fisik yang suporadis dan berbau kedaerahan maupun agama.
Sejak dijalankannya Politik Etis ini tampak kemajuan yang lebih pesat
dalam bidang pendidikan selama beberapa dekade. Pendidikan yang
berorientasi Barat ini meskipun masih bersifat terbatas untuk beberapa
golongan saja, antara lain anak-anak Indonesia yang orang tuanya adalah
pegawai pemerintah Belanda, telah menimbulkan elite intelektual baru.
Golongan baru inilah yang kemudian berjuang merintis kemerdekaan
melalui pendidikan. Perjuangan yang masih bersifat kedaerahan berubah
menjadi perjuangan bangsa sejak berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 dan
semakin meningkat dengan lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Setelah itu tokoh-tokoh pendidik lainnya adalah Mohammad Syafei
dengan Indonesisch Nederlandse School-nya, Ki Hajar Dewantara dengan
Taman Siswa-nya, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan Pendidikan
Muhammadiyah-nya yang semuanya mendidik anak-anak agar bisa mandiri
dengan jiwa merdeka (Pidarta, 2008: 125-33).
1. Zaman Kolonial Jepang
Pada masa penjajahan Jepang kegiatan pendidikan dan pengajaran
menurun akibatnya angka buta huruf meningkat. Oleh karena itu
diadakanlah program pemberantasan buta huruf yang di pelopori oleh

7
organisasi Putera. Namun, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan
dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama
bagi semua orang. Jepang menerapkan beberapa kebijakan terkait
pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan
di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
a. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar
pendidikan menggantikan Bahasa Belanda.
b. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem
pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Sekolah Rakyat
Lama studi 6 tahun. Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama
dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia
Belanda.
b. Pendidikan Lanjutan
Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan
lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi)
juga dengan lama studi 3 tahun. Sekolah guru terdiri dari sekolah guru
2 tahun, sekolah guru 3 tahun dan sekolah guru lama pendidikannya 6
tahun

D. PENDIDIKAN INDONESIA PERIODE KEMERDEKAAN SAMPAI


MASA REFORMASI
1. Zaman Kemerdekaan (Awal)
Setelah Indonesia merdeka, perjuangan bangsa Indonesia tidak
berhenti sampai di sini karena gangguan-gangguan dari para penjajah
yang ingin kembali menguasai Indonesia dating silih berganti sehingga
bidang pendidikan pada saat itu bukanlah prioritas utama karena
konsentrasi bangsa Indonesia adalah bagaimana mempertahankan

8
kemerdekaan yang sudah diraih dengan perjuangan yang amat berat.
Tujuan pendidikan belum dirumuskan dalam suatu undang- undang
yang mengatur pendidikan. Sistem persekolahan di Indonesia yang telah
dipersatukan oleh penjajah Jepang terus disempurnakan.
2. Zaman Orde Lama
Setelah diadakan konsolidasi yang intensif, system pendidikan
Indonesia terdiri atas: Pendidikan Rendah, Pendidikan Menengah, dan
Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan harus membimbing para siswanya
agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Sesuai dengan dasar
keadilan sosial, sekolah harus terbuka untuk tiap-tiap penduduk negara.
Di samping itu, Pendidikan Nasional zaman ‘Orde Lama’ adalah
pendidikan yang dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat
menyelesaikan revolusinya baik di dalam maupun di luar; pendidikan
yang secara spiritual membina bangsa yang ber-Pancasila dan
melaksanakan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Kepribadian Indonesia, dan merealisasikan ketiga kerangka tujuan
Revolusi Indonesia sesuai dengan Manipol yaitu membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Sabang sampai Merauke,
menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur,
lahir-batin, melenyapkan kolonialisme, mengusahakan dunia baru, tanpa
penjajahan, penindasan dan penghisapan, ke arah perdamaian,
persahabatan nasional yang sejati dan abadi (Mudyahardjo, 2008: 403).
3. Zaman Orde Baru
Orde Baru dimulai setelah penumpasan G-30S pada tahun 1965 dan
ditandai oleh upaya melaksanakan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Haluan penyelenggaraan pendidikan dikoreksi dari
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Lama yaitu
dengan menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran dari
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.

9
Menurut Orde Baru, pendidikan adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan di
luar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumahtangga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan pada masa
ini memungkinkan adanya penghayatan dan pengamalam Pancasila secara
meluas di masyarakat, tidak hanya di dalam sekolah sebagai mata
pelajaran di setiap jenjang pendidikan.
Sistem pendidikannya adalah sentralisasi dengan berpusat pada
pemerintah pusat. Namun demikian, dalam dunia pendidikan pada masa
ini masih memiliki beberapa kesenjangan. Buchori dalam Pidarta (2008:
138-39) mengemukakan beberapa kesenjangan, yaitu (1) kesenjangan
okupasional (antara pendidikan dan dunia kerja), (2) kesenjangan
akademik (pengetahuan yang diperoleh di sekolah kurang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari), (3) kesenjangan kultural (pendidikan masih
banyak menekankan pada pengetahuan klasik dan humaniora yang tidak
bersumber dari kemajuan ilmu dan teknologi), dan (4) kesenjangan
temporal (kesenjangan antara wawasan yang dimiliki dengan wawasan
dunia terkini).
Namun demikian keberhasilan pembangunan yang menonjol pada
zaman ini adalah (1) kesadaran beragama dan kenagsaan meningkat
dengan pesat, (2) persatuan dan kesatuan bangsa tetap terkendali,
pertumbuhan ekonomi Indonesia juga meningkat (Pidarta, 2008: 141).
4. Zaman Reformasi
Dalam bidang pendidikan ada perubahan- perubahan dengan
munculnya Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah sistem
pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di samping itu
kesejahteraan tenaga kependidikan perlahan- lahan meningkat. Hal ini
memicu peningkatan kualitas profesional mereka. Instrumen-instrumen
untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan juga diupayakan, misalnya

10
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (Lima Ketrampilan
Hidup), dan TQM (Total Quality Management).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari rangkaian sejarah yang menjadi landasan historis pendidikan di
Indonesia, kita dapat menyimpulkan bahwa masa- masa tersebut memiliki
wawasan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Mereka sama- sama
menginginkan pendidikan bertujuan mengembangkan individu/ peserta didik.
Dalam arti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan
potensi mereka secara alami dan demi kemajuan bangsa yang lebih baik.
Sementara itu, pendidikan pada dasarnya hanya memberi bantuan dan
layanan dengan menyiapkan segala sesuatunya. Sejarah juga menunjukkan
betapa sulitnya perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan dengan
perjuangan mengusir penjajah.
Dengan demikian kami berharap hasil pendidikan dapat berupa ilmuwan,
innovator, orang yang peduli dengan lingkungan serta mampu
memperbaikinya, dan meningkatkan peradaban manusia. Bukan justru
sebaliknya. Hal ini dikarenakan pendidikan selalu dinamis mencari yang baru,
memperbaiki dan memajukan diri, agar tidak ketinggalan zaman, dan selalu
berusaha menyongsong zaman yang akan datang.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat membantu para pembaca
dalam memperoleh dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai “Landasan Historis Pendidikan di Indonesia”. Namun, penyusun
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
untuk kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca demi
sempurnanya penyusunan makalah di kesempatan berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Mochtar. 1995. Transformasi Pendidikan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah


Jakarta Press.
Nasution, S. 2008. Sejarah Pendidikan Indonesia.  Jakarta: Bumi Aksara.
Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Psikologi Pendidikan dan
Konseling.https://www.journalpapers.org/2020/06/landasan-historis-
pendidikan.html (Diakses tgl 13 Juni 2020)

13

Anda mungkin juga menyukai