2018/201
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat dan salam selalu telimpah curahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW., yang telah membawa peradaban manusia ke
peradaban yang sempurna, semoga terlimpahkan juga kepada keluarganya,
saudaranya, tabi’in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perbandingan Pendidikan yang didalamnya akan membahas tentang “Landasan
Historis Pendidikan di Indonesia”. Tak lupa kami ucapkan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada bapak Taufik Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Perbandingan Pendidikan. Tak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pembacanya. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk untuk tugas kami
selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Landasan Historis Kependidikan Di Indonesia...................................................2
B. Pendidikan Zaman Purba Sampai Zaman Belanda.............................................3
C. Pendidikan Kaum Pergerakan Kebangsaan/Nasional.........................................7
D. Pendidikan Indonesia Periode Kemerdekaan Sampai Masa Reformasi..............8
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ada kehidupan di dunia, selama itu pula perlu adanya pendidikan.
Kondisi pendidikan di setiap negara berubah-ubah tergantung masa atau
zamannya, termasuk di Indonesia. Kondisi pendidikan di Indonesia terus
berkembang dari waktu ke waktu. Baik dari zaman purba, hingga sampai saat
ini. Perkembangan pendidikan dipengaruhi banyak hal. Tidak hanya sejarah
militer dan politik saja yang dapat diteliti dan ditulis.
Dalam proses pertumbuhan menjadi negara maju, Indonesia telah
mengalami berbagai perubahan, termasuk bidang pendidikannya. Perubahan-
perubahan itu merupakan hal yang wajar karena perubahan selalu dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang bisa berganti selaras dengan perkembangan serta
tuntutan zaman pada saat itu. Pendidikan pun ada historis/ sejarah yang
mencatatnya. Untuk itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
Landasan Historis Pendidikan di Indonesia. Yang menjelaskan perkembangan
pendidikan di Indonesia dari masa ke masa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Landasan Historis Pendidikan Indonesia?
2. Bagaimana Historis Pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui Landasan Historis Pendidikan di Indonesia.
2. Mengetahui Historis Pendidikan di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding
untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.
Berikut ini adalah pembahasan landasan sejarah pendidikan di Indonesia
yang meliputi:
3
rangka menyembah nenek moyang, pendidikan keterampilan mencari
nafkah (khususnya bagi anak laki-laki) dan pendidikan hidup bermasyarakat
4
wilayah kekuasaan Sriwijaya. Mungkin sekali candi Borobudur, Mendut,
dan Kalasan merupakan pusat-pusat pendidikan agama Budha.
Tujuan pendidikan pada zaman ini sama dengan tujuan kedua agama
tersebut. Pendidikan dilaksanakan dalam rangka penyebaran dan
pembinaan kehidupan bergama Hindu dan Budha.
3. Zaman Kerajaan Islam
Pemerintahan pada zaman ini dipimpin oleh raja. Di dalam wilayah
kerajaan kerajaan Islam umumnya masyarakat tidak menganut stratifikasi
sosial berdasarkan kasta. Sesuai ajaran Islam, masyarakat tidak
membedakan manusia berdasarkan keturunan atau kasta. Sekalipun zaman
ini masih tetap terdapat kelompok raja dan para bangsawan/para pegawai
di satu pihak, dan terdapat kelompok rakyat jelata di pihak lain, namun
feodalisme di kalangan masyarakat pada umumnya mulai ditinggalkan.
Tujuan pendidikan pada zaman kerajaan Islam diarahkan agar
manusia bertaqwa kepada Allah S.W.T., sehingga mencapai keselamatan
di dunia dan akhirat melalui “iman, ilmu dan amal”. Selain berlangsung di
dalam keluarga, pendidikan berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan
lainnya, seperti: di langgar-langgar, mesjid, dan pesantren. Lembaga
perguruan atau pesantren yang sudah ada sejak zaman Hindu- Budha
dilanjutkan oleh para wali, ustadz, dan atau ulama Islam. Kurikulum
pendidikannya tidak tertulis (tidak ada kurikulum formal). Pendidikan
berisi tentang tauhid (pendidikan keimanan terhadap Allah S.W.T.), Al-
Qur’an, hadist, fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf
Arab.
4. Zaman Pengaruh Protugis dan Spanyol
Pada awal abad ke –16 ke negeri kita datanglah bangsa Portugis,
kemudian disusul oleh bangsa Spanyol. Selain untuk berdagang
kedatangan mereka juga disertai oleh missionaris yang bertugas
menyebarkan agama Katholik.
5
Pengaruh bangsa Portugis dalam bidang pendidikan utamanya berkenaan
yang berbakat dikirim ke sana untuk dididik. Pada tahun 1546, di Ambon
Katolik.
5. Zaman Pengaruh Kolonial Belanda
Pendidikan di bawah kekuasaan kolonial Belanda diawali dengan
pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh VOC. Pada masa VOC, yang
merupakan sebuah kongsi (perusahaan) dagang, kondisi pendidikan di
Indonesia dapat dikatakan tidak lepas dari maksud dan kepentingan
komersial. Sekolah pertama didirikan VOC di Ambon pada tahun 1607.
Sampai dengan tahun 1627 di Ambon telah berdiri 16 sekolah, sedangkan
di pulau- pulau lainnya sekitar 18 sekolah (Tatang, 2010:197).
VOC menyelenggarakan sekolah dengan tujuan untuk misi
keagamaan (Protestan), bukan untuk misi intelektualitas, adapun tujuan
lainnya adalah untuk menghasilkan pegawai administrasi rendahan di
pemerintahan dan gereja. Sekolah- sekolah utamanya didirikan di daerah-
daerah yang penduduknya memeluk Katholik yang telah disebarkan oleh
bangsa Portugis. Pada awalnya yang menjadi guru adalah orang Belanda,
kemudian digantikan oleh penduduk pribumi, yaitu mereka yang
sebelumnya telah dididik di Belanda. Kurikulum pendidikan pada zaman
VOC berisi mengenai pelajaran membaca, menulis dan sembahyang.
Adapun mengenai uraian rencana pelajaran tidak dibuat karena sekolah
yang didirikan memiliki tujuan keagamaan bukan intelektualitas Indonesia
6
(Djumhur, 1976:116). Ciri-ciri pendidikan zaman ini antara lain:
1. Minimnya partisipasi pendidikan bagi kalangan Bumi Putera,
pendidikan umumnya hanya diperuntukan bagi bangsa Belanda dan
anak-anak bumi putera dari golongan priyayi
2. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja murah atau
pegawai rendahan (Tatang, 2010:198).
C. PENDIDIKAN KAUM PERGERAKAN KEBANGSAAN/NASIONAL
MILITERISME JEPANG
Pergerakan nasional Indonesia yaitu perjuangan bangsa Indonesia
melawan kolonialisme dan imperialisme yang dilalui dengan mendirikan
organisasi-organisasi yang bersifat nasional dan tidak terikat lagi dengan
perjuangan fisik yang suporadis dan berbau kedaerahan maupun agama.
Sejak dijalankannya Politik Etis ini tampak kemajuan yang lebih pesat
dalam bidang pendidikan selama beberapa dekade. Pendidikan yang
berorientasi Barat ini meskipun masih bersifat terbatas untuk beberapa
golongan saja, antara lain anak-anak Indonesia yang orang tuanya adalah
pegawai pemerintah Belanda, telah menimbulkan elite intelektual baru.
Golongan baru inilah yang kemudian berjuang merintis kemerdekaan
melalui pendidikan. Perjuangan yang masih bersifat kedaerahan berubah
menjadi perjuangan bangsa sejak berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 dan
semakin meningkat dengan lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Setelah itu tokoh-tokoh pendidik lainnya adalah Mohammad Syafei
dengan Indonesisch Nederlandse School-nya, Ki Hajar Dewantara dengan
Taman Siswa-nya, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan Pendidikan
Muhammadiyah-nya yang semuanya mendidik anak-anak agar bisa mandiri
dengan jiwa merdeka (Pidarta, 2008: 125-33).
1. Zaman Kolonial Jepang
Pada masa penjajahan Jepang kegiatan pendidikan dan pengajaran
menurun akibatnya angka buta huruf meningkat. Oleh karena itu
diadakanlah program pemberantasan buta huruf yang di pelopori oleh
7
organisasi Putera. Namun, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan
dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama
bagi semua orang. Jepang menerapkan beberapa kebijakan terkait
pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan
di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
a. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar
pendidikan menggantikan Bahasa Belanda.
b. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem
pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Sekolah Rakyat
Lama studi 6 tahun. Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama
dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia
Belanda.
b. Pendidikan Lanjutan
Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan
lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi)
juga dengan lama studi 3 tahun. Sekolah guru terdiri dari sekolah guru
2 tahun, sekolah guru 3 tahun dan sekolah guru lama pendidikannya 6
tahun
8
kemerdekaan yang sudah diraih dengan perjuangan yang amat berat.
Tujuan pendidikan belum dirumuskan dalam suatu undang- undang
yang mengatur pendidikan. Sistem persekolahan di Indonesia yang telah
dipersatukan oleh penjajah Jepang terus disempurnakan.
2. Zaman Orde Lama
Setelah diadakan konsolidasi yang intensif, system pendidikan
Indonesia terdiri atas: Pendidikan Rendah, Pendidikan Menengah, dan
Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan harus membimbing para siswanya
agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Sesuai dengan dasar
keadilan sosial, sekolah harus terbuka untuk tiap-tiap penduduk negara.
Di samping itu, Pendidikan Nasional zaman ‘Orde Lama’ adalah
pendidikan yang dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat
menyelesaikan revolusinya baik di dalam maupun di luar; pendidikan
yang secara spiritual membina bangsa yang ber-Pancasila dan
melaksanakan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Kepribadian Indonesia, dan merealisasikan ketiga kerangka tujuan
Revolusi Indonesia sesuai dengan Manipol yaitu membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Sabang sampai Merauke,
menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur,
lahir-batin, melenyapkan kolonialisme, mengusahakan dunia baru, tanpa
penjajahan, penindasan dan penghisapan, ke arah perdamaian,
persahabatan nasional yang sejati dan abadi (Mudyahardjo, 2008: 403).
3. Zaman Orde Baru
Orde Baru dimulai setelah penumpasan G-30S pada tahun 1965 dan
ditandai oleh upaya melaksanakan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Haluan penyelenggaraan pendidikan dikoreksi dari
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Lama yaitu
dengan menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran dari
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
9
Menurut Orde Baru, pendidikan adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan di
luar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumahtangga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan pada masa
ini memungkinkan adanya penghayatan dan pengamalam Pancasila secara
meluas di masyarakat, tidak hanya di dalam sekolah sebagai mata
pelajaran di setiap jenjang pendidikan.
Sistem pendidikannya adalah sentralisasi dengan berpusat pada
pemerintah pusat. Namun demikian, dalam dunia pendidikan pada masa
ini masih memiliki beberapa kesenjangan. Buchori dalam Pidarta (2008:
138-39) mengemukakan beberapa kesenjangan, yaitu (1) kesenjangan
okupasional (antara pendidikan dan dunia kerja), (2) kesenjangan
akademik (pengetahuan yang diperoleh di sekolah kurang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari), (3) kesenjangan kultural (pendidikan masih
banyak menekankan pada pengetahuan klasik dan humaniora yang tidak
bersumber dari kemajuan ilmu dan teknologi), dan (4) kesenjangan
temporal (kesenjangan antara wawasan yang dimiliki dengan wawasan
dunia terkini).
Namun demikian keberhasilan pembangunan yang menonjol pada
zaman ini adalah (1) kesadaran beragama dan kenagsaan meningkat
dengan pesat, (2) persatuan dan kesatuan bangsa tetap terkendali,
pertumbuhan ekonomi Indonesia juga meningkat (Pidarta, 2008: 141).
4. Zaman Reformasi
Dalam bidang pendidikan ada perubahan- perubahan dengan
munculnya Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah sistem
pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di samping itu
kesejahteraan tenaga kependidikan perlahan- lahan meningkat. Hal ini
memicu peningkatan kualitas profesional mereka. Instrumen-instrumen
untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan juga diupayakan, misalnya
10
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (Lima Ketrampilan
Hidup), dan TQM (Total Quality Management).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari rangkaian sejarah yang menjadi landasan historis pendidikan di
Indonesia, kita dapat menyimpulkan bahwa masa- masa tersebut memiliki
wawasan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Mereka sama- sama
menginginkan pendidikan bertujuan mengembangkan individu/ peserta didik.
Dalam arti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan
potensi mereka secara alami dan demi kemajuan bangsa yang lebih baik.
Sementara itu, pendidikan pada dasarnya hanya memberi bantuan dan
layanan dengan menyiapkan segala sesuatunya. Sejarah juga menunjukkan
betapa sulitnya perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan dengan
perjuangan mengusir penjajah.
Dengan demikian kami berharap hasil pendidikan dapat berupa ilmuwan,
innovator, orang yang peduli dengan lingkungan serta mampu
memperbaikinya, dan meningkatkan peradaban manusia. Bukan justru
sebaliknya. Hal ini dikarenakan pendidikan selalu dinamis mencari yang baru,
memperbaiki dan memajukan diri, agar tidak ketinggalan zaman, dan selalu
berusaha menyongsong zaman yang akan datang.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat membantu para pembaca
dalam memperoleh dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
mengenai “Landasan Historis Pendidikan di Indonesia”. Namun, penyusun
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
untuk kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca demi
sempurnanya penyusunan makalah di kesempatan berikutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13