Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM PENDIDIKAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG YANG


MASIH DAPAT DIRASAKAN HINGGA SEKARANG

Dosen Pengampu : Drs. Ba’in, M. Hum.

Disusun Oleh :
Desti Fitri Rahmawati (3111419062)
Putri Laila Rahmawati (3111419065)
Ahmad (3111419068)
Marshanda Eriani Putri (3111419077)
Bintang Hidayat (3111419093)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatjan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “SISTEM
PENDIDIKAN PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG YANG MASIH DAPAT
DIRASAKAN HINGGA SEKARANG” sehingga dapat selesai sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Sejarah Pendidikan.

Penulis makalah ini merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis maupun
materi, mengingat kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulis dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan makalah ini.

Dalam menulis makalah ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan yang telah memberikan banyak materi
pembelajaran kepada saya sehingga makalah ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
2. Tidak lupa ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada teman-teman rombongan
kelas Ilmu Sejarah 6D yang telah mau untuk saling berbagi ilmu.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah berjasa besar
memberikan informasi serta penegtahuan sehingga makalah ini dapat saya buat.

Akhir kata, saya mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan
besar dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang bersedia memberikan bantuan, dan
semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha yang kita lakukan. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................. 1
1. LATAR BELAKANG.................................................................................................................. 1
2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3
A. Sejarah Perkembangan dalam Bidang Pendidikan di Indonesia Masa Pendudukan Jepang......3
B. Dampak Negatif dan Positif Kebijakan Pendidikan Masa Kependudukan
Jepang bagi Masyarakat Indonesia .......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 10
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 10
B. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Setelah berhasil menduduki Indonesia, Jepang melancarkan propaganda untuk


mengajarkan ideologi baru dan menarik simpati rakyat. Upaya Jepang terdiri dari
membebaskan pemimpin Indonesia yang ditawan dan membuka kembali sekolah-
sekolah yang ditutup. Diskriminasi dalam pendidikan dan sistem pendidikan ganda
dihapuskan, seperti penghapusan sekolah berdasarkan keturunan dan status sosial.
Kesempatan pendidikan terbuka bagi orang Indonesia di sekolah-sekolah yang dibuka
kembali oleh Jepang. Jepang melaksanakan reformasi pendidikan dengan
menghilangkan dualisme pendidikan. Sekolah dasar dibuka untuk semua kelas tanpa
memandang status perkawinan dengan semua jenis pendidikan terintegrasi selama
pemerintahan Belanda.
Jepang menyadari pentingnya pendidikan dalam meningkatkan status sosial
masyarakat Indonesia. Langkah-langkah yang dilakukan Jepang untuk mengubah pola
pikir masyarakat Indonesia dari pola pikir Eropa ke pola pikir Jepang telah ditempuh
di masing-masing sekolah yang dibukanya melalui pelatihan untuk melatih para
eksekutif yang siap menghadapinya. Kehadiran bangsa Jepang memang dapat
menggugah keberanian dan patriotisme masyarakat Indonesia yang telah lama
menjadi jajahan asing, serta dapat menumbuhkan semangat nasionalisme, dan tekad
untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Peran Intelektual Indonesia pada perkembangan pendidikan pada masa
penjajahan Jepang mengalami penurunan dibandingkan dengan pemerintahan kolonial
Belanda. Jepang berusaha mengubah sistem pendidikannya dengan membuka kembali
sekolah-sekolah yang ditutup dan mengkonsolidasikan sistem pendidikan ganda,
tetapi pendidikan di Indonesia masih tertinggal. Kemunduran pendidikan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, berdampak negatif terhadap tujuan Jepang dalam
memanfaatkan sumber daya alam dan manusia. Selain itu, pengaruh orang Jepang

1
telah memberikan pengaruh positif bagi kesehatan fisik dan mental masyarakat
Indonesia, seperti pencak silat, paramiliter dan latihan militer yang berguna untuk
meningkatkan jiwa patriotik para pemuda Indonesia.

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan diurai dalam menyajikan definisi serta
metode-metode dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan dalam Bidang Pendidikan di Indonesia
Masa Pendudukan Jepang?
2. Bagaimana Dampak Negatif dan Positif Kebijakan Pendidikan Masa
Kependudukan Jepang bagi Masyarakat Indonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan dalam Bidang Pendidikan di Indonesia Masa


Pendudukan Jepang
1. Kebijakan Pendidikan di Masa Pendudukan Jepang
Bergantinya kependudukan Belanda menjadi kependudukan Jepang
menimbulkan sebuah peralihan drastis dalam berbagai bidang termasuk pada
bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sistem ataupun peraturan
yang berganti dan dihapuskan. Hal itu bisa dilihat bahwa Jepang mengapus
mekanisme pendidikan yang ditetapkan oleh Belanda kemudian digantikan oleh
buatan Jepang dimana mengharuskan pemerintah Jepang untuk menata ulang
kebijakan dalam bidang pendidikan di Indonesia. Maka dari itu, pemerintah
Jepang pun mengeluarkan berbagai kebijakan pendidikan di Indonesia. Kebijakan-
kebijakan tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Format pendidikan mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Seperti
yang telah dijesalkan sebelumnya bahwa akibatkan kegagalan Jepang dalam
mengaplikasikan Nipponize (Jepangisasi) pendidikan di Manchuria. Di Indonesia,
Jepang menerapkan perpaduan antara kurikulum lokal dengan kurikulum Jepang.
b. Mengambil tenaga pribumi, yaitu dengan merekrut Ki Hajar Dewantara
sebagai penasehat bidang pendidikan. Pengambilan tenaga pribumi ini bertujuan
untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia.
c. Melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian tentang maksud
dan tujuan dari pemerintahannya. Pada awal pergantian sistem pendidikan ini,
tidak banyak guru yang mengerti akan maksud, tujuan, dan pemahaman materi
pendidikan buatan Jepang. Untuk itu diadakan sebuah pelatihan untuk para guru.
d. Sekolah-sekolah berbahasa Belanda diinstruksi untuk segerah dihapus atau
ditutup, dan terjadi pelarangan materi tentang Belanda dan Bahasa-bahasa Eropa
lainnya sehingga dengan hal ini Peranakan China dipaksa untuk kembali ke
sekolah-sekolah berbahasa Mandarin di bawah koordinasi Hua-Chino Tsung Hui.
e. Pemerintah Jepang sering mengadakan junjungan dan memberi bantuan ke
pondok pesantren. Kunjungan ke pondok pesantren dan memberikan bantuan
kepada lembaga pendidikan Islam tersebut terjadi hampir setiap minggu agar

3
hubungan dengan para pemimpin pondok semakin dipererat agar Jepang
kedudukannya semakin kuat dari pengaruh kiai tersebut.
f. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan
dasar semi kemiliteran bagi pemuda islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin
serta mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan
K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.

Namun, kebijakan pendidikan di Indonesia saat itu ialah Jepang tidak


memperbolehkan satu sekolah pun yang diperkenakan untuk dibuka kembali. Hal
itu disebabkan karena belum ada persiapan-persiapan ke arah itu. Masih banyak
kesulitan-kesulitan yang perlu diatasi terlebih dahulu terlebih kesulitan mengenai
guru karena Pemerintah Kolonial Belanda tidak mempersiapkan secara khusus
guru-guru Indonesia untuk sekolah-sekolah menengah apa lagi menengah atas.
Kesulitan lainnya adalah mengenai buku-buku pelajaran. Semua buku pelajaran
ditulis dalam bahasa Belanda sedangkan pemerintah pendudukan Jepang melarang
pemakaiannya. Disamping itu, pemerintah pendudukan Jepang hanya mendorong
Bangsa Indonesia untuk mempelajari bahasa Jepang yang masih asing sama sekali
bagi telinga Bangsa Indonesia. Pemerintah Jepang pun membuka sekolah-sekolah
yang khusus memberikan pelajaran Bahasa Jepang secara kilat. Sekolah-sekolah
itu disebut Nippongo Gakko. Selain itu ada pula pendidikan yang disebut “Hakko
Ichiu” dimana sekolah ini mengajak Bangsa Indonesia bekerjasama dalam rangka
pencapaian “Kemakmuran Bangsa Asia Timur Raya”. Dengan kata lain, kebijakan
pendidikan di masa pendudukan Jepang bertujuan agar masyarakat mengabdi
kepada pemerintah pendudukan Jepang namun tujuan ini tidak dilakukan secara
terang-terangan . Maka dari itu, ntuk mewujudkan tujuannya, Jepang pun juga
menerapkan kebijakan terkait dengan kurikulum pendidikan di Indonesia antara
lain :
a) Kurikulum Pengajaran Bahasa Indonesia. Jepang melakukan
perubahan kurikulum khususnya Bahasa pengantar yaitu pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar materi. Penggunaan bahasa Indonesia menjadi signifikan.
Oleh sebab itu, pelajaran Bahasa Indonesia tetap menjadi mata
pelajaran di sekolah- sekolah, dan menjadi bahasa resmi dan bahasa

4
pengantar di sekolah. Namun, hal itu diseimbangi dengaan bahasa
Jepang ditetapkan sebagai pelajaran dan adat istiadat Jepang yang
harus dipelajari.
b) Penghapusan Kurikulum Dualisme Pengajaran. Semua lembaga
pendidikan masa Pemerintah kolonial Belanda dihapuskan oleh
Jepang. Sistem dualisme yaitu pengajaran Barat dan pengajaran bumi
putra tidak diberlakukan sehingga di dalam pendidikan Jepang semua
masyarakat pribumi bisa mendapatkan hak dalam pendidikan. Hanya
ada satu jenjang sekolah untuk seluruh lapisan masyarakat yaitu
Sekolah Rakyat atau kokumun gakkoo begitu juga Sekolah Desa masih
tetap digunakan namun dengan nama Sekolah Pertama.
c) Sistem pengajaran disiplin militer diterapkan di dalam pendidikan
untuk menanamkan ideologi Hakko Ichiu kepada peserta didik. Materi
pelajaran yang diberikan antara lain Nippon Seishin atau semangat
Jepang, adat istiadat Jepang serta pendidikan tentang dasar-dasar
pertahanan seperti latihan fisik atau kemiliteran atau Kyoren
d) Bantuan Dana untuk Pembenahan Kurikulum Pendidikan
e) Pelajaran dalam kurikulum yang dapat diajarkan yaitu mata pelajaran
umum, seperti bahasa Indonesia, matematika, dan geografi dimana
pada tahun 1942 mulai pula diajarkan bahasa Jepang.
f) Adanya kurikulum Sekolah Rakyat (Kokumin Gakko) yaitu membaca,
menulis, berhitung, berbahasa Jawa, sejarah, Bahasa Melayu,
menyanyi, senam, olahraga, menggambar, ilmu bumi, budi pekerti,
Kesehatan, badan manusia dan ilmu alam.
2. Sistem Pendidikan di Indonesia Masa Pendudukan Jepang
Sistem persekolahan di masa pendudukan Jepang banyak mengalami
perubahan karena sistem penggolongan baik baik menurut golongan bangsa
maupun menurut status sosial dihapus. Dengan demikian terdapat integrasi
terhadap macam-macam sekolah yang sejenis sejak masa Jepang bahasa dan
istilah-istilah mulai dipergunakan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan. Di
masa pendudukan Jepang, pendidikan tingkat dasar hanya ada satu macam yakni
Sekolah Dasar selama 6 tahun. Jepang menyeragamkan sekolah-sekolah dasar di
Indonesia agar mudah untuk diawasi, sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa

5
Belanda di tutup. Begitu juga materi pengetahuan soal belanda dan Eropa di tutup.
Adapun sistem pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia adalah :
a) Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko/Sekolah Rakyat). Pada masa
pendudukan Jepang seluruh Sekolah Dasar hanya berbentuk Sekolah
Rakyat (Kokumin Gakko) yang terdiri dari beberapa model yaitu
pertama, Sekolah Rakyat (Kokumingakko) yang memberikan pelajaran
dasar (Shotoka) dan pelajaran lanjutan atau komprehensif (Futsuka)
yang masing-masing diselenggarakan selama 3 tahun. Di masa
pendudukan Jepang sekolah pada tingkat dasar terbuka bagi penduduk
Indonesia tanpa diskriminasi ras dan suku, tanpa diskriminasi pangkat
dan kedudukan sosial.
b) Pendidikan Lanjutan, yang terdiri atas Sekolah Menengah Pertama
(Shoto Chu Gakko) dengan lama pendidikan 3 tahun dan Sekolah
Menengah Tinggi (Koto Chu Gakko) dengan lama pendidikan 3 tahun.
c) Pendidikan Kejuruan, mencakup sekolah lanjutan yang bersifat
vokasional antara lain di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan,
teknik, dan pertanian.

Peralihan masa kependudukan Belanda ke masa kependudukan Jepang tidak


hanya berimbas kepada sistem pendidikan untuk siswa saja melainkan para guru
sebagai tenaga pendidik juga memperoleh imbasnya. Belum lagi peralihan kekuasaan
ini menyebabkan semua sekolah berbasis Belanda ditutup. Akibatnya, para guru
terpaksa mengartikan segala buku catatan Belanda kedalam Bahasa Jepang dan
Indonesia. Lalu, perubahan sekolah akademis menjadi sekolah vokasi. Kemudian
pelarangan untuk membangun sekolah swasta yang mengakibatkan ditutupnya Taman
Guru dan Tama Madya sehingga adanya penutupan sekolah-sekolah buatan Belanda
membuat jumlah sekolah di Indonesia berkurang pesat, baik itu sekolah untuk siswa
maupun sekolah untuk mendidik para guru semuanya mengalami pengurangan dan
perubahan mekanisme. Berkurangnya jumlah sekolah ini menyebabkan jumlah guru
juga berkurang dan kurang terdidik.

Jepang pun menerapkan sistem pendidikan kepada para guru yang dimana
bagi mereka yang kurang terdidik mengenai sistem buatan Jepang akan diberi
pelatihan. Jepang mengambil tenaga pendidik dari Indonesia yang diseleksi di tiap
kabupaten. Setelah selesai penyeleksian, maka diadakan pelatihan di Jakarta. Setelah

6
selesai maka kembali ke daerahnya masing-masing dan menjadi guru di sekolah yang
terdapat di daerah tersebut Guru yang mendapatkan pelatihan di Jakarta dengan waktu
beberapa bulan, mendapatkan materi sesuai dengan kebijakan Jepang, yang nantinya
akan diajarkan kepada masyarakat Indonesia di seluruh wilayah Indonesia. Maka
dengan ini usaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai
dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru sehingga nantinya guru-guru diberi
tugas sebagai penyebar ideologi tersebut. Pelatihan yang berlangsung selama 3 bulan
tersebut dirasa cukup untuk menjepangkan para guru. Selain itu, pemerintah Jepang
mendirikan 3 jenis sekolah untuk mendidik para Guru, yaitu sebagai berikut:

a) Sekolah guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko).


b) Sekolah guru 4 tahun (Gotu Sihan Gakko) .
c) Sekolah guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko) .

Selanjutnya, pemerintah Jepang mendirikan beberapa lembaga pendidikan untuk


mendidik para guru yaitu :

1) SPG atau Sekolah Pendidikan Guru. Terdapat pada lima kota, yaitu Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Surakarta, dan Blitar
2) SGMT atau Sekolah Guru Menengah Tinggi. SGMT merupakan sekolah jenjang
menengah dengan tingkatan di atas SPG. Lama studinya yaitu 4 tahun bagi para
lulusan SMP dan SGB, dan 1 tahun untuk lulusan SMA. Sekolah ini hanya menerima
siswa laki-laki dan terdapat di Jakarta.
3) SGKP atau Sekolah Guru Kepandaian Putri. SGKP dikhususkan bagi anak
perempuan. Lama studi sekolah ini yaitu 4 tahun.

B. Dampak Negatif dan Positif Kebijakan Pendidikan Masa Kependudukan Jepang


bagi Masyarakat Indonesia
Berdasarkan penjelasan diatas, kebijakan pendidikan di Indonesia masa
Pendudukan Jepang memang membawa perubahan-perubahan yang sangat besar
dalam bidang pendidikan maupun pengajaran di Indonesia. Kebijakan seperti
penerapan bahasa pengantar yang digunakan di sekolah-sekolah adalah bahasa
Indonesia dan bahasa daerah, juga bahasa Jepang, sedangkan penggunaan bahasa
Belanda untuk keperluan resmi dihapuskan oleh pemerintah pendudukan Jepang.
Dampak positif terkait hal tersebut, yaitu bahasa Indonesia bisa lebih dikenal oleh

7
masyarakat. Tapi masih banyak hal-hal yang justru menguntungkan bangsa Indonesia
sendirinya, misalnya bangsa Indonesia dilatih dan didik untuk memegang jabatan
walaupun masih dibawah pengawasan orangorang Jepang. Pemerintahan Jepang
secara tidak langsung juga mempengaruhi kebudayaan kita, bahkan kita diajarkan
bagaimana caranya mengatur suatu organisasi pemerintah bahkan sampai ukuran
terkecil yaitu RT dan RW, keduanya merupakan bentukan dari pemerintah Jepang di
Indonesia.
Kebijakan Jepang selanjutnya adalah yang menghapus diskriminasi menurut
golongan penduduk, keturuna, dan agama di Indonesia. Jadi bukan hanya golongan
bangsawan atau orang-orang Eropa saja yang diperbolehkan mengenyam pendidikan,
bahkan seluruh bangsa Indonesia diperbolehkan bersekolah. Selain itu dampak positif
yang didapatkan akibat penerapan berbagai kebijakan di dalam bidang pendidikan
bagi bangsa Indonesia antara lain :
a) Bahasa Indonesia berkembang secara luas di seluruh Indonesia yang
digunakan sebagai bahasa sehari-hari maupun bahasa pengantar.
b) Semua buku-buku diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sehingga
membuat masyarakat Indonesia lebih memahami isi-isi buku yang ada.
c) Kreatifitas guru Indonesia semakin berkembang dengan menciptakan
alat peraga pembelajaran.
d) Sistem militer di dalam pendidikan seperti Latihan bela diri sangat
bermanfaat untuk membangkitkan keberanian dan semangat para
pemuda.
e) Diskriminasi berdasarkan golongan sosial dan agama dihapuskan.
f) Perasaan rindu terhadap kebudayaan Indonesia dan kemerdekaan
nasional menjadi lebih bergejolak secara luar biasa.
g) Bangsa Indonesia dilatih untuk memegang jabatan.
Semenjak Jepang menguasai Indonesia, sekolah-sekolah yang sebelumnya
sudah ada pada masa Belanda diganti dengan sistem Jepang. Segala upaya ditunjukan
untuk kepentingan memenangkan Perang Jepang untuk Melawan Sekutu. Oleh karena
itu, murid-murid hanya mendapatkan pengetahun yang sangat sedikit, kegiatan
persekolahan banyak diisi dengan kegiatan pelatihan perang atau bekerja untuk
kepentingan militer Jepang. Secara konkritnya tujuan yang ingin dicapai Jepang
adalah untuk menyediakan tenaga cuma-cuma (Romusha) dan tenaga militer untuk 45

8
membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu, murid-murid
diharuskan mengikuti pelatihan fisik, pelatihan kemiliteran dan indoktrinasi ketat. Hal
inilah yang membawa dampak negatif yaitu terjadinya kemerosotan kualitas dan
kuantitas pendidikan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena kepentingan
Jepang sendiri yang hanya memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
manusia sebagai kebutuhan perangnya.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kedatangan Jepang di Indonesia tentunya memuat berbagai sejarah menarik


dan tak hanya sebuah cerita belaka. Peranan Jepang selama berada di Indonesia tentu
masih dapat kita rasakan dari berbagai sektor kehidupan masyarakat termasuk sektor
pendidikan. Dalam sektor pendidikan ini Jepang dinilai telah memajukan rakyat
Indonesia menjadi bangsa yang lebih intelek dan tidak tertinggal dalam ilmu
pengetahuan, bahkan sistem pendidikan yang pernah diterapkan oleh Jepang pada
masa lalu pun masih bisa dikatakan dapat kita rasakan di masa saat ini.

Akan tetapi walaupun begitu, memang perlu kita pahami maksud awal dari
kedatangan dan upaya Jepang dalam memajukan pendidikan di Indonesia itu sendiri.
Niat mereka ialah mengupayakan propaganda supaya mendapat berbagai simpatisan
dari rakyat Indonesia agar mau mendukung pihak mereka dan berperan dalam
mengambil keuntungan bagi bangsa mereka dalam upayanya menguasai wilayah
Indonesia. Dari pemahaman tersebut tentu saja kita sebagai bangsa Indonesia dalam
menyikapi sejarah pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang dapat kita
ambil berbagai sisi positifnya walaupun dampak negatif yang dihasilkan dari maksud
terselubung Jepang tersebut juga tidaklah kecil.

10
B. DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, A. (2017). PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN DI


INDONESIA PADA MASA KOLONIAL BELANDA (1900-1942) DENGAN MASA
PENDUDUKAN JEPANG (1942-1945). (Skripsi, Universitas Jember, 2017). Diakses
dari http://repository.unej.ac.id/

Hudaidah, H., & Karwana, M. A. P. (2022). PENDIDIKAN DI INDONESIA


MASA PENDUDUKAN JEPANG. Danadyaksa Historica, 1(2), 97-104.

Saminto, S. S. (2020). Peran Pendidikan Di Masa Kependudukan Jepang


(1942-1945) Terhadap Perubahan Budaya Di Jawa Barat. Jurnal Artefak Vol, 7(2).

Ramadhani, S. (2021). Sejarah Perkembangan Pendidikan Indonesia Pada


Masa Penjajahan Jepang. Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator
Pendidikan, 8(1), 10-23.

11

Anda mungkin juga menyukai