Anda di halaman 1dari 9

PROFIL KURIKULUM SEBELUM KEMERDEKAAN

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok dari matakuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Irwan Setiawan M.Pd

Disusun Oleh :
Gianti Rosmianti PAI2131572122019
Nova ulviani PAI2131572122018
Syamsul Rijal PAI2131572122020

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MAS’UDIYAH


SUKABUMI
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas berkat rahmat allah yang maha kuasa kami bisa menyelsaikan
tugas kelompok ini dari awal sampai selsai tanpa kendala apapun. Tidak lupa solawat
serta salam semoga tercurah limpah kepada baginda alam abibana wanabiyana
Muhammad ‫ ﷺ‬serta kepada keluarganya kepada sahabatnnya dan kepada tai’in
atba’itabiin dan kepada kita selaku umat-nya.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Sekian, Terima kasih. 

Sukabumi, 27 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................
A. Profil Kurikulum Pada Masa Kerjaan .................................................................
B. Profil Kurikulum Pada Masa Penjajahan ...........................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka upaya mengembangkan potensi siswa atau peserta didik, maka
dalam dunia pendidikan diperlukan kurikulum. M Asri (2017) menyatakan bahwa
“Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa komponen yang saling bersinergi agar
mampu mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri. Semua komponen mempunyai
andil yang penting, tidak terkecuali kurikulum yang mana dapat dikatakan penyangga
utama dalam sebuah proses belajar mengajar.
Beberapa pakar bahkan mengatakan bahwa kurikulum merupakan jantung bagi
pendidikan, baik buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum, apakah mampu
membangaun kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak”. Pembahasan
kurikulum di Indonesia ini sangatlah menarik. Hal ini dikarenakan begitu dinamisnya
perubahan yang terjadi dalam perkembangan kurikulum Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalasah di atas, penyusun merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Profil kurikulum pada masa kerajaan ?
2. Bagaimana Profil kurikulum pada masa penjajahan ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penyusun bertujuan :
1. Untuk mengetahui profil kurikulum pada masa kerajaan
2. Untuk mengetahui profil kurikulum pada masa penjajahan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Kurikulum Pada Masa Kerajaan
1. Zaman Hindu Budha
Pada saat zaman hindu budha, pendidikan hanya dinikmati oleh kelas
Brahmana, yang merupakan kelas teratas dalam kasta Hindu. Mereka umumnya
belajar teologi, sastra, bahasa, ilmu pasti, dan ilmu seni bangunan. Sejarah mencatat,
kerajaan-kerajaan Hindu seperti Kalingga, Kediri, Singosari, dan Majapahit,
melahirkan para empu, punjangga, karya sastra, dan seni yang hebat. Padepokan
adalah model pendidikan zaman hindu yang dikelola oleh seorang guru/bengawan
dan murid/cantrik mempelajari ilmu bersifat umum, religius, dan juga kesaktian.
Murid di Padepokan bisa keluar masuk bila merasa cukup atau tidak puas dengan
pengajaran guru.
Di dalam sistem sosial masyarakatnya pun, pendidikan juga sudah mulai
berkembang. Pengajaran agama dari para pendeta ke masyarakat dan kalangan
bangsawan sudah tentu menggunakan sebuah sistem yang terstruktur. Tulisan
Pallawa dan Sansekerta yang digunakan dalam tiap prasasti pun, tentu ada sistem
pengajaran yang digunakan sehingga masyarakat pribumi mampu menguasainya.
2. Zaman Islam
Pada zaman penyebaran Islam, pola pendidikan bernapaskan islam menyebar
dan mewarnai penyelenggaraan pendidikan. Pusat-pusat pendidikan tesebar di
beberapa tempat diantaranya :
a. Langgar
b. Surau
c. Meunasah (madrasah)
d. Masjid
e. Pesantren (lembaga pendidikan formal tertua di Indonesia), diajar oleh seorang
Kyai, dan santri/murid tinggal di pondok/asrama di sekitar pesantren. Jumlah
pondok pesantren cukup banyak tersebar diJawa, Aceh, dan sumatera selatan.

2
B. Profil Kurikulum Pada Masa Penjajahan
1. Masa VOC (Serikat dangang dari Eropa).
Pada masa VOC ( abad 17 – 18), sistem pendidikan dikelola oleh gereja.
Sistem ini tidak diatur oleh pemerintah pendudukan, melainkan oleh para pastur atau
biarawan. Sistem yang digunakan berlandaskan dengan ajaran agama Nasrani yang
mengunakan konsep asrama pula. Namun, pada masa ini, pendidikan hanya untuk
tingkat dasar sebatas mengajarkan baca, tulis, dan menghitung.
2. Masa Hindia Belanda.
Pada masa nusantara dikendalikan langsung oleh Kerajaan Belanda, sistem
pendidikan sudah mulai terstruktur. Jenjang-jenjang pendidikan sudah ditetapkan
dengan menganut prinsip-prinsip yang jelas. Adapun dalam masa ini, sistem
pendidikan masa kolonial dibuat sekuler atau menjauh dari kecenderungan agama
atau etnis tertentu. bahasa pengantar yang digunakan semasa penajajahan Belanda
adalah bahasa Belanda atau bahasa daerah masing-masing
Pemerintah langsung mengelola pendidikan, bukan para biarawan lagi. Selain
itu, rekrutmen siswa dibuat secara diskriminatif. Sekolah-sekolah dibuat
berdasarkan lapisan sosial di dalam masyarakat. Dengan kata lain, akan dibedakan
sekolah baik untuk pelajar keturunan Eropa atau bagi para pribumi. Bahkan sekolah
untuk pribumi pun, hanya diperuntukan bagi mereka yang berasal dari kalangan
bangsawan. Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan
Belanda sejak diterapkannya Politik Etis dapat digambarkan sebagai berikut:
 Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda (ELS,
HCS, HIS), sekolah dengan pengantar bahasa daerah (IS, VS, VgS), dan sekolah
peralihan.
 Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum (MULO, HBS, AMS) dan
pendidikan kejuruan.
 Pendidikan tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya sekolah-sekolah
kejuruan. Misal STOVIA(1902) yang kemudia berubah jadi NIAS(1913) dan
GHS adalah cikal bakal dari fakultas kedokterannya UI. Rechts School (1922)
dan Rechthoogen School (1924).

3
3. Masa Pendudukan Jepang
Saat perang Asia Timur Raya meletus (1942 – 1945), Indonesia tidak luput
dari sasaran pendudukan tentara Jepang. Dengan pasukan gerak cepatnya, tentara
Jepang dengan mudah dapat menaklukan pemerintah Hindia Belanda pada awal
tahun 1942. Dengan peralihan kekuasaan ini, tentu banyak perubahan baik dari segi
politik, ekonomi, sosial, hingga pendidikan. Semua kebijakan yang diterapkan,
sudah tentu, ditujukan bagi kepentingan Jepang yang sedang berperang melawan
sekutu.
Di bidang pendidikan, ada perubahan yang jelas terjadi. Salah satunya adalah
penggunaan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi pengantar di sekolah. Hal ini
tentu sebuah terobosan besar di Indonesia sendiri. Sebelumnya, bahasa pengantar
yang digunakan semasa penajajahan Belanda adalah bahasa Belanda atau bahasa
daerah masing-masing.
Penggunaan bahasa Indonesia ini, secara langsung telah memupuk rasa
nasionalisme bangsa Indonesia terhadap identitasnya sendiri. Adapun sistem
pendidikan di masa Jepang ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
 Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun.
Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari
Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
 Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah
Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah
Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun.
 Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain
di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
 Pendidikan Tinggi.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Profil Kurikulum pada masa Kerajaan, terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Masa Kerjaan Hindu-Budha, ditandai dengan pendidikan hanya dinikmati
oleh kelas Brahmana, yang merupakan kelas teratas dalam kasta Hindu.
Mereka umumnya belajar teologi (agama), sastra, bahasa, ilmu pasti, dan
ilmu seni bangunan, menggunakan tulisan Sansekerta dan Pallawa serta
diselenggarakan di Tempat yang disebut Padepokan, dengan sistem yang
sangat sederhana yaitu adanya Bengawan (guru) dan Cantrik (murid).
b. Masa Kerajaan Islam, pola pendidikan bernapaskan islam menyebar dan
mewarnai penyelenggaraan pendidikan. Pusat-pusat pendidikan tesebar di
beberapa tempat diantaranya : Langgar, surau, meunasah (madrasah), masjid
dan pesantren.
2. Profil Kurikulum pada masa Penjajahan, terbagi menjadi tiga bagian
diantaranya, yaitu :
a. VOC, ditandai dengan sistem pendidikan dikelola oleh gereja, pendidiknya
yaitu para pastur dan biarawan berlandaskan ajaran agama Nasrani, dengan
konsep asrama, pendidikan yang diberikan untuk tingkat dasar sebatas
mengajarkan baca, tulis, dan menghitung.
b. Hindia-Belanda, sistem pendidikan mulai terstruktur karena diatur secara
langsung oleh pemerintah. sistem pendidikan masa kolonial dibuat sekuler,
dengan perekrutan siswa secara diskriminatif antara kaum keturunan eropa
dan keturunan pribumi dibedakan, jenjang nya diatur sedemikian rupa dan
jelas, terdiri dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
c. Jepang, sistem pendidikan terstruktur dikelola oleh pemerntahan jepang,
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar resmi jenjang
pendidikan tertata, dari pendidikan dasar hingga tinggi, tidak ada
diskriminatif golongan pribumi maupun non pribumi.

5
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2014.
Abdullah Idi,Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media. 2007.
H. P. Daulay, Sejarah Pertumbuhan & Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia.
Kencana, 2018.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2011.
H. Hasnida, “Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Masa Pra
Kolonialisme Dan Masa Kolonialisme (Belanda, Jepang,
Sekutu),” Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi
Agama Islam, Vol. 16, No. 2, Art. No. 2, Oct. 2017.
M. Rusdi, “Pendidikan Islam Di Indonesia Sebelum Proklamasi Kemerdekaan,”
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmutarbiyah Dan Keguruan, Vol. 10,
No. 2, Art. No. 2, Dec. 2007.

Anda mungkin juga menyukai