Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA


PENJAJAHAN JEPANG

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Akhmad Zaeni, Drs., H.,M.Ag.

Disusun oleh :

1. Zahrotunisa (2121187 )
2. Tri Achyati Lestari (2121189)
3. Nabila Amalia Arijah (2121196)
4. Siska Aprilia (2121197)

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGUGURAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas


rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Masa
Penjajahan Belanda” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Akhmad
Zaeni, Drs., H.,M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Pada Masa
Penjajahan Jepag bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak


Akhmad Zaeni, Drs., H.,M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam dan telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam pembuatan maklah ini,kami sebagai penulis menyadari


bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan serta jauh dari kata
sempurna. Untuk itu,dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk evaluasi bagi penulisan berikutnya. Semoga
makalah ini memberikan manfaat dan berguna khususnya bagi pembaca.

Pekalongan, 26 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Kondisi pendidikan indonesia pada masa penjajahan Jepang...........................


B. Kebijakan Jepang terhadap agama islam...........................................................
C. Perkembangan pendidikan islam pada masa pemerintahan Jepang
D. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang bagi perkembangan pendidikan
islam ..................................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Simpulan...........................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah Belanda ditaklukkan oleh Jepang di Indonesia pada tanggal 8


Maret 1942, maka Belanda angkat kaki dari Indonesia. Semenjak itu mulai lah
penjajahan Jepang di Indonesia.

Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia Bangsa Jepang bercita cita
besar menjadi pemimpin Asia Timur Raya. Sejak tahun 1940 Jepang berencana
untuk mendirikan kemakmuran bersama Asia Raya. Dalam rencana tersebut
Jepang menginginkan menjadi pusat suatu lingkungan yang berpengaruh atas
daerah-daerah Mansyuria, Daratan Cina, Kepulauan Filipina, Indonesia,
Malaysia, Thailand, Cina dan Rusia.

Hal ini dilatarbelakangi oleh perkembangan ekonomi dan industri


Jepang yang memerlukan perluasan daerah. Oleh karena itu rencana
“Kemakmuran Bersama Asia Raya” dianggap sebagai suatu keharusan.

Dengan semboyan “Asia Untuk Bangsa Asia”, Jepang menguasai


daerah yang berpenduduk lebih dari 400 juta jiwa yang antara lain
menghasilkan 50% produksi karet dan 70% produksi timah dunia. Indonesia
yang kaya sumber bahan mentah merupakan sasaran yang perlu dibina dan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan perang Jepang. Sehingga
Jepang menyerbu Indonesia, karena tanah air Indonesia merupakan sumber
bahan-bahan mentah yang kaya raya dan tenaga manusia yang banyak tersebut
sangat besar artinya bagi kelangsungan perang Pasifik, dan hal ini sesuai pula
dengan cita-cita politik ekspansinya.1

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pendidikan pendidikan di Indonesia pada masa
penjajahan Jepang?
2. Bagaimana kebijakan Jepang terhadap agama islam?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa pemerintahan
Jepang di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh dari keijakan pemerintah Jepang bagi perkembangan
pendidikan islam di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia pada masa enjajahan
jepang.
2. Untuk mengetahui kebijakan jepang terhadap agama islam.
3. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa pemerintah
Jepang di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh yang di timbulkan dari kebijakan pemerintah
Jepang bagi perkembangan pendidikan islam di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONDISI PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA MASAPENJAJAHAN


JEPANG
Sistem Pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di Indonesia
semuanya diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sistem pendidikan yang
berorientasi kepada kepentingan perang. Tidak mengherankan bahwa segala
komponen sistem pendidikannya ditujukan untuk kepentinga perang
Karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:

1. Dihapusnya “Dualisme Pendidikan”


Pada masa Belanda terdapat dua jenis pengajaran, yaitu pengajara kolonial
dan pengajaran Bumi Putra, oleh Jepang sistem seperti itu dihi langkan.
Hanya satu jenis sekolah rendah saja yang diadakan bagi semua lapisan
masyarakat, yaitu: Sekolah Rakyat 6 Tahun, yang ketika itu populer dengan
nama “Kokumin Gakko. Sekolah-sekolah desa masih tetap ada dan namanya
diganti menjadi Sekolah Pertama.
Jenjang pengajaran pun menjadi:
a. Sekolah Rakyat 6 Tahun (termasuk Sekolah Pertama)
b. Sekolah Menengah 3 Tahun
c. Sekolah Menengah Tinggi 3 Tahun (SMA-nya pada Jepang)

2. Berubahnya tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan adalah untuk menyediakan tenaga Cuma Cuma
(romusha) dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan
Jepang. Oleh karena itu, murid-murid diharuskan latihan fisik, latihan dan
indoktrinasi ketat. Pada akhir zaman Jepang terdapat tanda-tanda Sejarah
Pendidikan Istam

3
Dikerahkanlah barisan propaganda Jepang yang terkenal dengan nama
“Sendenbu”, yang diberi tugas untuk menanamkan ideologi baru, ideologi itu
harus menghancurkan ideologi Indonesia Raya.

3. Proses pembelajaran diganti kegiatan yang tak ada kaitannya dengan


pendidikan. Proses pembelajaran di sekolah diganti dengan berbagai
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah antara lain:

a. Mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang,


b. Membersihkan bengkel bengkel, astama militer;
c. Menanam ubi-ubian, sayur-sayuran di pekarangan sekolah untuk
persediaan makanan;
d. Menanam pohon jarak untuk pelumas.

4. Pendidik dilatih agar mempunyai semangat perang.


Seorang pendidik sebelum mengajar diwajibkan terlebih dahulu mengikuti
didikan dan latihan (diklat) dalam rangka penanaman ideologi dan semangat
perang, yang pelaksanaannya diklat ini dipusastkan di Jakarta selama tiga
bulan. Para guru yang sudah mengikuti diklat diwajib kan meneruskan materi
yang telah diterima itu kepada teman-temannya. Untuk menanamkan
semangat Jepang tersebut, kepada murid-mund diajarkan bahasa Jepang,
nyanyian-nyanyian semangat kemiliteran.

5. Pendidikan pada masa Jepang sangat memprihatinkan.

Kondisi pendidikan bahkan lebih buruk dari pendidikan pada masa


penjajahan Belanda. Sebagai gambarannya dapat dilihat dari segi kuantitatif
trend nya mengalami kemunduran: Poesponegoro menguraikan tentang
jumlah Sekolah Dasar dari 21.500 menurun menjadi 13.500 buah, Sekolah
Lanjutan dari 850 buah menjadi 20 buah, Perguruan Tinggi terdiri dari 4 buah
sama sekali dapat melakukan kegiatannya. Jumlah murid Sekolah Dasar

4
merosot 30% murid, sekolah menengah menurun 90%. Guru sekolah dasar
berkurang 35%, guru sekolah menengah yang aktif hanya sekitar 5% saja.

6. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.

Pemakaian bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa resmi maupun se bagai


bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah, telah dilaksanakan Tetapi
sekolah-sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk mem perkenalkan
budaya Jepang kepada rakyat.2

B. KEBIJAKAN JEPANG TERHADAP AGAMA ISLAM.


Walaupun kondisi pendidikan pada masa Jepang demikian parahnya,
namun bagi pendidikan Islam ada sedikit nilai positifnya. Menurut Benda
secara umum pendidikan Islam di Indonesia terkait kepada dua hal, yaitu:
Pertama terkait dengan kondisi dan situasi yang sangat berpengaruh sekali
tentang pendidikan. Kedua, kebijakan Jepang terhadap Islam, sejauh yang
diamati dalam lintasan sejarah Indonesia, ada dua hal pula yang perlu
disentuh dalam hal ini, yaitu sikap dan pandangan Islam terhadap Jepang,
dan sikap serta pandangan Jepang terhadap umat Islam d Indonesia. Yang
pertama, pada masa awal masuknya Jepang ke Indonesia, umat Islam
penuh harapan bahwa cita-cita kemerdekaan Indonesia yang menjadi bagi
setiap bangsa Indonesia dapat terwujud, dengan masuknya Jepang ke
Indonesia dan terusirnya Belanda. Sebagai umat Islam, bangsa Indonesia
yang selama ini merasakan adanya diskriminasi dalam soal kehidupan
beragama, dengan masuknya Jepang ke Indonesia akan berakhir.

Dari pihak Jepang sendiri pun tidak kalah kepentingannya terhadap


umat Islam Indonesia, sebab jumlah kekuatan umat Islam yang mayoritas
di Indonesia dapat dijadikan modal dasar kekuatan untuk menghadapi
perang Pasifik, perang Asia Timur Raya. Karena itu Jepang selalu
mengulang-ulang menyampaikan maksudnya menghormati dan

5
menghargai Islam. Di depan ulama, Letnan Jendral Imamura, pejabat
militer Jepang tertinggi di Jawa menyampaikan pidato yang isinya bahwa
pihak Jepang bertujuan untuk melindungi dan menghormati Islam.Jepang
tidak begitu menghiraukan kepentingan agama, yang penting bagi mereka
adalah demi keperluan memenangkan perang, dan kalau perka para
pemuka ulama lebih diberikan keleluasaan dalam mengembangkan
pendidikannya. Terlebih-lebih lagi pada awal pemerintahan Jepang
menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam, yang
merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II. Untuk mendekati
umat Islam, mereka menempuh beberapa kebijakan, diantaranya ialah:

1. Kantor Urusan Agama, yang ada pada zaman Belanda disebut Kantoor
Voor Islamistische Zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis
Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Kantor Sumuti yang dipimpin oleh
orang Islam sendiri yaitu KH. Hasyim Asy’ari dari Jombang, dan di
daerah-daerah juga dibentuk Sumuka

2. Para ulama Islam bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin nasio


nalis diizinkan membentuk barisan Pembela Tanah Air (PETA). Tokoh-
tokoh Islam para Santri dan pemuda Islam ikut dalam latihan kader militer
tersebut, antara lain: Sudirman, Abd. Khaliq Hasyim, Iskandar Sulaiman
dan lain-lain. Tentara Pembela Tanah Air inilah yang menjadi inti dari
TNI sekarang

3. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang dise but


Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyara katan.
Namun pada bulan Oktober 1943 MIAI dibubarkan dan diganti dengan
Majelis Syura Muslimin Indonesia (MASYUMI)

4. Pondok pesantren yang besar-besar sering mendapat kunjungan dan


bantuan dari pembesar pembesar Jepang.

6
5. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti, yang isinya identik
dengan ajaran agama.

6. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah untuk memberikan


latihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam. Barisan ini dipimpin oleh
K.H. Zainal Arifin.

7. Mengizinkan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh KH


Wahid Hasyim, Kahar Muzakar, dan Bung Hatta.

Hizbullah merupakan organisasi sejenis militer bagi pemuda-pemudi


muslim. Pembentukan Hizbullah pada akhir tahun 1944 ini sangat penting
artinya, karena banyak anggotanya yang kemudian menjadi anggota
tentara nasional.

C. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA


PEMERINTAHAN JEPANG
D. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG BAGI
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai