Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Jepang

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah

“Sejarah Pendidikan Islam” yang diampu oleh

Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag

DISUSUN OLEH :

FUAD IQBAL FAJARI (1207.21.0181)

SEMESTER 2

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) IBNU SINA BATAM

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis aturkan kepada Allah SWT, berkat rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan

Islam Pada Masa Penjajahan Jepang”

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak

Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan penulis dan pembaca dalam memahami pendidikan dimasa penjajah Jepang.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. H. Hamzah, S.Ag., M.Ag

sebagai dosen pengampu penulis dalam mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang

telah memberikan tugas makalah ini.

Dengan adanya tugas makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Terimakasih juga untuk

teman-teman dan pihak – pihak lain yang telah membantu dalam menyelesaikan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah

ini.

Batam, 17 Februari 2022

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...........................................................................................5
C. Batasan Masalah.................................................................................................5
D. Rumusan Masalah...............................................................................................5
E. Tujuan.................................................................................................................6
F. Manfaat Penelitian..............................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN...........................................................................................................7
A. Ciri-Ciri, Bentuk, Sifat, Pengaruh, Dan Pernan Pemerintah Dalam Pendidikan
Islam...........................................................................................................................7
B. Sistem, Isi Dan Sifat Pendidikan Islam Pada Langgar Dan Pondok Pesantren..9
C. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Pada Masa Penjajahan Indoneisa.........11
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................................................15
B. Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dimulai sejak dimulainya peradaban dibumi. Pendidikan

sendiri sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬berawal dari

keluarga atau disebut juga pendidikan in-formal. Hal tersebut dapat dilihat

dari bimbingan yang diajarkan kepada Ali bin Abi Thalib dan Zait bin Tsabit.

Hal itu memastikan bahwa pendidikan dimulai dari keluarga terdekat.

Pendidikan merupakan hal yang penting didalam kehidupan. Pendidikan dapat

dipahami dan didekati dari berbagai dimensi. Pendidikan itu merupakan

proses yang tidak akan pernah selesai (Never Ending Proses). Dimanapun

dan kapanpun proses pendidikan sesantiasa terjadi. Oleh karena itu seorang

profesor mengatakan bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan

karena kehidupan itulah pendidikan yang sebenarnya1

Pendidikan dapat kita artikan sebagai suatu proses dimana manusia

akan memulai perubahan pada sikap dan pola pikir manusia kearah yang lebih

baik.

Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai

usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

1
A. Heris Hermawan, M.Ag. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012. Hal 12

1
pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada

dalam masyarakat dan kebudayaan2.

Dalam Islam, pendidikan sangatlah diutamakan dan dianjurkan untuk

dilakukan oleh setiap umat muslim. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang

dilaksanakan berdasarkan pola ajaran Islam. Karena ajaran Islam berdasarkan

Al-Qur’an, Sunnah, pendapat ulama serta warisan sejarah, maka pendidikan

Islam pun mendasarkan diri pada Al-Qur’an, Sunnah, pendapat ulama serta

warisan sejarah tersebut3. Pendidikan Islam merupakan usaha dan kegiatan

yang dilaksanakan dalam rangka menyampaikan seruan agama dengan

berdakwah, dengan memberi contoh, dan pelaksanaan pembentukan karakter

pribadi seorang muslim. Jika dikaitkan sejarah Indoensia dengan pendidikan

islam, pada saat itu banyak sekali sejarah- sejarah dan kebijakan-kebijakan

yang dilakukan oleh pada saat itu.

Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak terlepas dari

namanya penjajahan. Banyak negara yang datang masuk ke Indonesia yang

awalnya mencari rempah-rempah dan berdagang pada akhirnya menjadi

menetap dan menjajah negara Indoensia. Banyak negara yang menjajah

Indoneisa mulai dari Portugis hingga Jepang. Salah satu negara yang masuk

dan datang ke Indonesia adalah negara Jepang. Jepang menjajah Indoenesia

setelah menghusir pemerintah Hindia Belanda dalam perang ke II. Mereka


2
Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan, Jakarta : PT Aditya Andrebina Agung, Edisi
Pertama 2015, hal 20
3
Dr. Rahmat Hidayat, MA, Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam
Indonesia”, Medan : Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2016, hal 1.

2
menguasai pada tahun 1942, dengan membawa semboyan Asia Timur Raya

untuk Asia dan semboyan Asia baru4.

Perlu dipahami bahwa pada saat Jepang ini memasuki Indonesia sudah

membawa kultur dan ideologi fasisme. Jepang sudah menjadi negara fasis.

Fasis-Fasisme adalah paham atau ideologi, Fasisme dapat dimaknai sebagai

sistem (sistem pemerintahan), dimana semua kekuasaan berada pada satu

tangan seorang yang diktator dan Otoriter5. Kedatangan Jepang ke Indonesia

agak berbeda dengan Belanda. Jika, Belanda datang ke Indoneisa bertujuan

dagang yang selanjutnya diikuti dengan tujuan politik dan keagamaan, maka

datanya Jepang lebih ketujuan politik, yaitu mendapatkan pasokan sumber

daya manusia (tentara) dan logistik yang mereka perlukan untuk kemenangan

perang Asia Timur Raya6. Untuk mendekati masyarakat yang ada di Indonesia

Jepang banyak melakukan banyak pendekatan, seperti pendidikan, politik,

ekonomi dan budaya. Pada awal kedangannya Jepang disambut baik oleh

orang-orang Jawa yang beranggapan bahwa kedatangan tentara Jepang sesuai

ramalan Joyoboyo. Oleh karena itu, ketika tentara Jepang mendirikan-

mendirikan pemerintahan militertnya orang-orang Jawa menerima dengan

sukarela. Semua hal dilakukan Jepang agar masyarakat Indonesia percaya

akan kemerdekaan yang dijanjikan Jepang terhadap Indonesia. Terkait

4
Dra. Zuhairi, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara,2004, hal.112.
5
Sardiman, AM, dan Amurwani Dwi Lestariningsih, Sejarah Indonesia, Jakarta : Pusat
Kurikulum dan pembukuan, Kemendikbut, 2017, hal 8
6
Abdul Gani Jamora Nasution, Pendidikan Islam Dalam Catatan Sejarah, Yogyakarta :
Magnum, hal 99.

3
dengan kebijakan dibidang pendidikan Islam, Jepang melihat komposisi

penduduk Indonesia mayoritas muslim dipandang sebagai kekuatan yang

potensial bagi misi perangnya. Padahal basis umat Islam terbesar ada di

pesantren di bawah pengaruh para kiai yang ingin bangsa ini terlepas dari

penjajahan7.

Telepas dari hal- hal tersebut, kali ini yang akan dibahas dalam

makalah ini adalah meliputi :

A. Ciri-ciri, bentuk dan sifat, pengaruh, dan peranan Pemerintah dalam

pendidikan Islam,

B. Sistem, bentuk, isi dan sifat pendidikan Islam pada langgar dan pondok

pesantren, dan

C. Sistem pendidikan pondok pesantren pada masa penjajahan di Indonesia.

7
H. M. As’ad Thoha, Sejarah Pendidikan Islam, Yogyakarta : Insan Madani, 2011, hal 226-
227.

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang ada dalam pembahasan

makalah berikut ini adalah :

1. Ciri-ciri, bentuk, sifat pengaruh, dan peranan Pemerintah dalam

Pendidikan Islam.

2. Sistem, bentuk, isi dan sifat pendidikan Islam pada langgar dan pondok

pesantren.

3. Sistem pendidikan pondok pesantren pada masa penjajahan di Indonesia.

C. Batasan Masalah

Agar pembatasan masalah mengarah pada tujuan yang akan dicapai, maka

dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah dibuat batasan masalah

sebagai berikut :

1. Makalah ini membahas tentang Ciri-ciri, bentuk, sifat pengaruh, dan

peranan Pemerintah dalam Pendidikan Islam.

2. Makalah ini membahas tentang Sistem, bentuk, isi dan sifat pendidikan

Islam pada langgar dan pondok pesantren

3. Makalah ini membahas tentang Sistem pendidikan pondok pesantren pada

masa penjajahan di Indonesia.

D. Rumusan Masalah

1. Apa ciri-ciri, bentuk, dan sifat, pengaruh, dan pernan pemerintah dalam

pendidikan Islam ?

5
2. Bagaimana sistem, isi dan sifat pendidikan islam pada langgar dan pondok

pesantren ?

3. Bagaimana sistem pendidikan pondok pesantren pada masa penjajahan

Indoneisa ?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ciri-ciri, bentuk, dan sifat, pengaruh, dan pernan

pemerintah dalam pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui sistem, isi dan sifat pendidikan islam pada langgar dan

pondok pesantren.

3. Untuk mengetahui sistem pendidikan pondok pesantren pada masa

penjajahan Indoneisa.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis dapat meningkatkan pemahaman yang lebih baik serta

meningkatkan kemampuan argumentasi.

2. Bagi pembaca akan menambah pengetahuan, masukan, kritik, saran dan

referensi yang bersifat progresif.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri, Bentuk, Sifat, Pengaruh, Dan Pernan Pemerintah Dalam

Pendidikan Islam.

Jepang masuk ke Indonesia sangat singkat waktunya, hanya menjajah

pada kurun waktu 3 tahun yaitu pada 1942-1945, tapi kehadiran Jepang

memberikan impact yang sangat signifikan khususnya yang dibahas kali ini

dalam hal dibidang pendidikan. Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942

dengan semboyan “Asia Timur Raya atau Asia Untuk Asia” 8. Pada awalnya

kedatangan Jepang menampakkan ciri seolah-olah membela kepentingan

Islam, tetapi itu merupakan siasat untuk kepentingan pribadi Jepang.

Ciri-ciri, bentuk dan sifat pada pemerintahan Jepang yaitu:

1. Yang awalnya pada masa Kolonial Belanda bersifat Diskriminatif , di

ubah oleh Jepang menjadi terbuka oleh setiap orang, semua mendapatkan

hak yang sama, jalur-jalur sekolah dan pendidikan menurut penggolongan

keturunan, bangsa strata ataupun status sosial dihapuskan.9

2. Bahasa resmi yang digunakan dalam menyampaikan pengajaran adalah

Bahasa Indonesia dan bukan bahasa Jepang.

3. Sistem pendidikannya berorientasi pada kepentingan Perang.

8
Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Gafindo Persada 2005,
hal 124.
9
Abdul Gani Jamora Nasution, Pendidikan Islam Dalam Catatan Sejarah, Yogyakarta :
Magnum, hal 98.

7
Selain itu juga, Jepang menerapkan kebijakan-kebijakan di Indonesia

yaitu:10

1. Kantor Urusan Agama (KUA) yang pada zaman Belanda disebut juga

kantor Voor Islamistische Saken yang dipimpin oleh orientalis Belanda

diubah menjadi Sumubu yang dipimpin oleh Islam sendiri yaitu K.H

Hasyim Asyaru dari Jombang dan didaerah-daerah disbut Sumuka.

2. Pondok Pesantren yang besar-besar mendapat kunjungan dan bantuan dari

pembesar Jepang.

3. Sekolah-sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti/agama.

4. Membentuk barisan Hizbullah yang memberi latihan dasar kemiliteran

pemuda Islam ( santri-santri) di pimpin oleh K.H Zainul Arifin.

5. Jepang mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam dipimpin oleh KH.

Hasyim Asyari, Kahar Muzakki, dan Bung Hatta.

6. Ulama bekerja sama dengan pemimpin nasionalis membentuk PETA

7. Umat Islam mendirikan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

Pengaruh yang diberikan pada masa penjajahan Jepang sangat buruk

bagi pendidikan yang ada saat itu. Jumlah sekolah dasar menurun dari

21.500 menjadi 13.500, sekolah lanjutan dari 850 menjadi 20, perguruan

tinggi terdiri dari empat buah dan belum melakukan kegiatan. Jumlah

10
Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Gafindo Persada 2005,
hal 125.

8
murid merosot 30%, sekolah menengah merosot 90%. Guru-guru SD

berkurang 35%, guru sekolah menengah tinggal 5%, dan angka orang buta

huruf tinggi sekali.11

Dunia pendidikan secara umum terbengkalai akibat dan pengaruh dari

murid-murid sekolah setiap harinya disuruh gerak-badan, baris berbaris,

bekerja bakti (Romusha), bernyanyi dan yanglainnya.12

B. Sistem, Isi Dan Sifat Pendidikan Islam Pada Langgar Dan Pondok

Pesantren.

Pada dasarnya langgar mempunyai fungsi yang tidak terlepas dari

kehidupan keluarga. Dimana pendidikan langgar atau surau adalah pendidikan

dasar yang biasa disebut pengajian Al-Qur’an. Kemudian pendidikan dan

pengajaran ditingakat lanjutan disebut kitab, dan diselenggarakan dimasjid.

Sementara itu, disebagian daerah, surau dan langgar berfungsi sebagai pondok

pesantren13. Sistem pengajaran di surau disebut Halaqah. Dalam sistem ini,

pelajaran diberikan syekh secara lisan kepada murid yang duduk secara

melingkar didepan syekh14.

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam utntuk

mempelajarai, mamahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam


11
Ibid. hal.125.
12
Dra. Zuhairi, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara,2004, hal.113
13
Dr. H. Iskandar Engku, M.A, Sejarah Pendidikan Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
2014, hal 65.

14
Prof. Dr. Abdul Hadi W.M dkk, Indonesia Dalam Arus Sejarah, Jakarta : PT Ichtiar Baru
van Hoeve, hal 344.

9
dengan menekankan pentingnya modal keagamaan sebagai predoman perilaku

sehari-hari15. Selanjutnya sejarah awal munculnya pesantren dalam kenyataan

tidak diketahui pasti karena minimnya informasi yang merinci kapan

lemabaga tersebut pertama kali muncul. Dalam berbagai babak walaupun

pesantren dijelaskan seperti dalam cerita centini, namun kurang akurat sebagai

sumber karena tidak menyebutkan pesantren secara langsung. Lembaga

pendidikan disana yang terdapat hanya dinamakan paguron atau padepokan16.

Banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

pesantren. Disamping disebabkan semkain berkembangnya dinamika

pesantren, maka agaknya semakin sulit pula untuk mendefinisikan. Hanya

saja, ada ciri-ciri umum yang dimiliki oleh seluruh pesantren yang terbagi

beberapa pola. Ciri-ciri umum itu adalah :

a. Pendidikan ilmu – ilmu agama

b. Mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan keseharian17.

Kondisi pendidikan pada masa Jepang tidak memihak terhadap bangsa

Indonesia, banyak pendidikan umum yang terbengkalai dari akibat kebijakan

pendidikan militer yang dilakukan oleh Jepang. Pendidikan secara umum

terbengkalai sebab, karena murid-murid sekolah setiap harinya disuruh gerak

badan, baris berbaris- berbaris, kerja bakti (romusha),dan bernyani18. Namun


15
Sutejo Ibnu Pakar, Pendidikan Pesantren, Cirebon : Elsi Pro 2020, hal 57
16
Dr. H. Kasful Anwar Us., M.Pd Kompri, M.Pd.I, Kebijakan Pendidikan Islam di Indoensia
(Dahulu, Kini dan Masa Depan), Jambi : Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan 2017, hal 18.
17
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA., Pendidikan Islam Di Indonesia, Medan : Perdana
Publishing 2012, hal 21.
18
Dra. Zuhairi, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara,2004, hal 113.

10
bagi umat Islam ada sedikit nilai postifnya pada awal masuknya Jepang ke

Indonesia.

Indonesia negara yang memiliki mayoritas penduduknya beragama

Islam, hal ini dimanfaatkan oleh Jepang. Yang awalnya mendukung untuk

kemerdekaan Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang banyak pendirian

tempat-tempat ibadah. Lembaga-lembaga pendidikan dapat dikembangkan

dan anak-anak penduduk pribumi diperbolehkan memperlajari ilmu agama

dan mengaji.

C. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Pada Masa Penjajahan Indoneisa.

Pemerintah Jepang menampakkan diri seakan membela kepentingan

Islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan perang dunia ke dua. Untuk

mencari simpati dari umat Islam, Jepang selalu mengulang-ulang dan

menyampaikan bahwasannya menghormati dan menghargai Islam. Didepan

ulama, letnan jendral letnan Imamura, pejabat militer Jepang tertinggi di Jawa

menyampaikan pidato yang isinya bahwa pihak Jepang bertujuan melindungi

dan menghormati Islam19.

Setelah Belanda pergi dari Indonesia maka muncul pergerakan Jepang.

Jepang memberikan toleransi terhadap pendidikan Islam khususnya pada

pendidikan. Pondok pesantren yang besar-besar sering mendapatkan

19
Abdul Gani Jamora Nasution, Pendidikan Islam Dalam Catatan Sejarah. (Yogyakarta :
Magnum). Hal 100.

11
kunjungan dan bantuan dari pemerintah Jepang20. Hal ini dimanfaatkan oleh

umat islam membangun madrasah. Awal pendudukan Jepang, Madrasah

berkembang cepat terutama dari segi kuantitas. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya para kiai yang membangun pesanten salah satunya madrasah

awaliyah di Sumatra21. Hal ini membuat pemerintah Jepang

sendiri tidak dapat menjangkau madrasah dan pesantren yang berada di

pelosok didesa-desa kecil. Namun demikian, pemerintahan Jepang tetap

mewaspadai bahwa madrasah-madrasah itu memiliki potensi perlawanan yang

membahayakan bagi pemerintahan Jepang22. Sungguh demikian banyak,

dilaporkan bahwa ketika Jepang masuk ke wilayah Padang pada Maret 1942

dan memerintah Indonesia tercatat hanya mengizinkan membuka sekolah atau

madrasah dari tingkat dasar sampai tingkat menengah saja. Sedangkan tingkat

tinggi tidak diberlakukan, tidak ditemukan penyebab pasti mengapa.

Meskipun demikian, tidak ubahnya dengan Belanda, pendidikan Islam pada

masa penajajahan Jepang ini pun mendapat hambatan yang cukup besar. Pada

tahun- tahun pertama pendidikan Jepang, mereka dilarang mengajarkan

bahasa Arab di sekolah- sekolah agama termasuk pesantren. Campur tangan

Jepang dalam seluruh bidang pendidikan agama terutama ditunjukkan dalam

hubungan dengan Arab dan mencegah pengaruh Pan-Islamisme23.


20
Ibid hal. 101.
21
Ibid hal. 102.
22
Suwendi, M. Ag. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta : PT RajaGafindo
Persada 2004, hal 89.
23
Prof. Dr. Sugiyono dkk, Peta Jalan Pendidikan Indonesia, Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta, 2013, hal 60.

12
Dan dapat dikatakan bahwa lembaga pendidikan pada masa

pendudukan Jepang dijadikan sebagai sarana indoktrinisasi. Melalui lembaga

pendidikan Jepang berusaha membentuk kader-keder untuk memelopori

“Kemakmuran bersama Asia Timur Raya” dan hal itu akan tercapai apabila

Jepang keluar sebagai pemenang dalam perang24.

Lepas dari tujuan semua Jepang memfasilitasi berbagai aktifitas kaum

muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam dan

keadaan umat setelah tecapainya kemerdekaan. Jepang memberikan toleransi

yang banyak terhadap pendidikan Islam di Indonesia, kesetaraan pendidikan

pendudukan pribumi sama dengan penduduk atau anak-anak penguasa. Pada

masa penjajahan Jepang banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan dan

pengajaran serta pendirian tempat-tempat ibadah lembaga-lembaga

pendidikan dapat dikembangkan dan anak-anak dibolehkan untuk belajar

agama dan mengaji25.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan secara umum terbengkalai,

karena pendidikan militer yang setiap harinya latihan militer untuk

mempersiapkan Jepang pada perang dunia ke dua. Yang agak beruntung

adalah madrasah-madrasah yang ada didalam lingkungan Pondok Pesantren

yang bebas dari pengawasan langsung dari pemerintah pendudukan Jepang.

24
Siti Solechatul Jannah, Kondisi Poltik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pada Masa
Pendudukan Jepang, Kediri : Universitas Jember 2021, hal 19
25
Syahruddin dan Heri Susanto, Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme
Nusantara sampai Reformasi), Banjarmasin : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mungkurat, 2019, hal 57

13
Pendidikan dalam pondok pesantren masih dapat berjalan dengan secara

wajar26.

26
Abdul Gani Jamora Nasution, Pendidikan Islam Dalam Catatan Sejarah, Yogyakarta :
Magnum, hal 103.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jepang masuk ke Indonesia sangat singkat waktunya, hanya menjajah

pada kurun waktu 3 tahun yaitu pada 1942-1945, tapi kehadiran Jepang

memberikan impact yang sangat signifikan khususnya dibidang pendidikan.

Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942 dengan semboyan “Asia

Timur Raya atau Asia Untuk Asia”.

Kondisi pendidikan pada masa Jepang tidak memihak terhadap bangsa

Indonesia, banyak pendidikan umum yang terbengkalai dari akibat kebijakan

pendidikan militer yang dilakukan oleh Jepang. Pendidikan secara umum

terbengkalai sebab, karena murid-murid sekolah setiap harinya disuruh gerak

badan, baris berbaris- berbaris, kerja bakti (romusha),dan bernyani.

Bahwa pendidikan secara umum terbengkalai, karena pendidikan

militer yang setiap harinya latihan militer untuk mempersiapkan Jepang pada

perang dunia ke dua. Yang agak beruntung adalah madrasah-madrasah yang

ada didalam lingkungan Pondok Pesantren yang bebas dari pengawasan

langsung dari pemerintah pendudukan Jepang. Pendidikan dalam pondok

pesantren masih dapat berjalan dengan secara wajar.

15
B. Saran

Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umunya. Penulis berharap adanya kritik

dan saran sebagai masukan agar makalah ini lebih baik kedepannya. Apabila

terdapat kesalahan dalam penulisan, penulis memohon maaf dan meminta

ampun.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. Heris Hermawan, M.Ag. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012.

Abdul Gani Jamora Nasution, Pendidikan Islam Dalam Catatan Sejarah.

Yogyakarta : Magnum, 2017.

Dr. H. Iskandar Engku, M.A, Sejarah Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Dr. H. Kasful Anwar Us., M.Pd Kompri, M.Pd.I, Kebijakan Pendidikan Islam

di Indoensia (Dahulu, Kini dan Masa Depan), Jambi : Pusat Studi

Agama dan Kemasyarakatan 2017.

Dr. Rahmat Hidayat, MA, Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah

Pendidikan Islam Indonesia”, Medan : Lembaga Peduli

Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2016.

Dra. Zuhairi, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara,2004.

H. M. As’ad Thoha, Sejarah Pendidikan Islam, Yogyakarta : Insan Madani,

2011.

Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan, Jakarta : PT Aditya Andrebina


Agung, Edisi Pertama 2015.

Prof. Dr. Abdul Hadi W.M dkk, Indonesia Dalam Arus Sejarah, Jakarta : PT

Ichtiar Baru van Hoeve 2011.

17
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA, Pendidikan Islam Di Indonesia,

Medan : Perdana Publishing 2012.

Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja

Gafindo Persada 2005.

Prof. Dr. Sugiyono dkk, Peta Jalan Pendidikan Indonesia, Yogyakarta :


Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Sardiman, AM, dan Amurwani Dwi Lestariningsih, Sejarah Indonesia, Jakarta

: Pusat Kurikulum dan pembukuan, Kemendikbut, 2017.

Siti Solechatul Jannah, Kondisi Poltik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pada

Masa Pendudukan Jepang, Kediri : Universitas Jember 2021.

Sutejo Ibnu Pakar, Pendidikan Pesantren, Cirebon : Elsi Pro 2020.

Suwendi, M. Ag. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta : PT

RajaGafindo Persada 2004.

Syahruddin dan Heri Susanto, Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra


Kolonialisme Nusantara sampai Reformasi), Banjarmasin : Program
Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mungkurat, 2019.

18
Soal Diskusi

1. Apakah pada masa penjajahan Jepang, pendidikan agama Islam ini menjadi

prioritas dalam pendidikan yang ada ?

2. Apakah pendidikan Islam menjadi pertentangan dalam masa Jepang ?

3. Apakah pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda lebih baik dari pada

masa panjajahan Jepang ?

Jawaban Diskusi

1. Pendidikan agama Islam pada masa penjajahan Jepang lebih banyak diberikan

bantuan oleh penjajah Jepang dari pada pendidikan umum karena pada saat itu

pemerintahan Jepang ingin mencari hati masyarakat Indonesia khususnya

mayoritas Umat Islam agar masyarakat Islam ini mendukung Jepang dalam

mempersiapkan perang asia pasific.

2. Menjadi pertentangan, karena banyak sekali para kiyai dan santri yang ingin

Indonesia merdeka terbebas dari penjajahan Jepang dan ajaran para kiyai ini

mengajarkan kepada santri agar tidak tunduk dan patuh terhadap penjajah

pada saat itu

3. Pendidikan Agama Islam pada saat penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang

itu sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan, pada masa Belanda pendidikan

agama Islam seperti pondok pesantren dan madrasah itu dibatasi dan diawasi

sedangkan pada masa Jepang pendidikan agama Islam itu banyak sekali

diberikan bantuan sehingga banyak sekali pondok pesantren dan madrasah

yang terbentuk saat itu.

19

Anda mungkin juga menyukai