BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Sesuai Undang-undang Guru dan Dosen Republik Indonesia
Nomor Tahun 2005 bagian kelima Pembinaan dan
Pengembangan pasal 72 ayat 1 menyebutkan bahwa beban
kerja Dosen mencakup kegiatan pokok; merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan
evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan
penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan
pengabdian masyarakat1.
Dalam kegiatan pokok beban kerja dosen di atas, beban
seorang dosen di antara mengadakan kegiatan penelitian dan
membuat karya ilmiah. Atas dasar itu, penulis mencoba
mengumpulkan tulisan-tulisan yang terserak menjadi satu yang
kemudian dihimpun dalam buku ini. Dalam rangka
meningkatkan kualitas mutu perkuliahan, penulis menyadari
perlu adanya handbook bagi mahasiswa yang mengambil
matakuliah sejarah pendidikan Islam untuk membantu mereka
dalam membuat tugas-tugas makalah.
Dalam pada itu buku ini akan terus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, sehingga mahasiswa semakin berkualitas,
berwawasan baik secara teoritik maupun praktik serta mampu
menjadi leader of change dalam memajukan pendidikan
Indonesia secara khusus dan dunia Islam secara umum.
Saat ini, kita telah menyaksikan perkembangan zaman yang
luar biasa. Perkembangan dan perubahan terus menggelinding
dan merambah ke segala aspek kehidupan manusia, termasuk
1 Afnil Guza, SS. UU RI Guru dan Dosen Nomor Tahun 2005, (Jakarta
: AM Asa Mandiri, 2009), Cet. II, h. 30
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Nata, Abudin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung:
Angkasa Bandung, 2003
BAB II
SEJARAH PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Abstrak
The long life education from the swing until to the grave. This
information is corroborated of the judgment about
Muhammads education passed since his borns until deaths.
The Islamic education that recognized when his declaration
of mission as a messenger of Allah swt. Whereas the Islamic
education since his borns for both his declarations of
missions until deaths.
Therein knowneable that Muhammads education for his long
life. However the educational passed by Muhammad saw
before come the first divine revelation is education based felt
domain. which the felt is combination of reason on men,
because concenstrated of Islamic educational refer to
educational of reasons. Just only for men is possessed of
reasons can be as a good faith.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dari buayan hingga
liang lahat, keterangan ini menguatkan asumsi bahwa
pendidikan Nabi Muhammad saw berlangsung mulai ketika
beliau lahir hingga wafat. Pendidikan Islam yang biasa
dikenal hanya ketika Nabi Muhammad saw mendeklarasikan
dirinya utusan Allah swt. Padahal pendidikan Islam sudah
mulai semenjak Nabi Muhammad saw dilahirkan sampai
ketika beliau mendeklarasikan dirinya rasul hingga wafatnya.
Dari ini dapat difahami bahwa pendidikan Islam berlangsung
sepanjang hayatnya. Hanya saja, pendidikan yang dilewati
oleh Nabi Muhammad saw sebelum turun wahyu pertama
bertitik tolak dalam ranah pendidikan rasa. Yang mana
rasa ini adalah jalinan aqal pada manusia, karena
konsentrasi pendidikan Islam mengacu sepenuhnya pada
pendidikan aqal. Sebab hanya orang yang beraqallah yang
mampu beragama Islam dengan baik.
A. Pendahuluan
Tidak banyak para ahli pendidikan Islam mengungkapkan
atau membahas pendidikan Islam sebelum masa kenabian kepublik. Barangkali pemahaman itu telah sama-sama dimengerti,
bahwa pendidikan Islam hanya ada ketika Islam telah menjadi
nubuah Muhammad saw, sehingga konotasinya, hanya setelah
diangkat jadi Nabi saja Muhammad saw dikatakan telah menjadi
Islam atau muslim. Maka, pendidikan Islam serta merta pula
mengawali periodenya, karena sang pemula adalah seorang
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
atas tidak merinci dengan pasti sejak kapan atau tepatnya pada
usia berapa beliau telah mewiridkan itikaf di gua Hira. Namun
yang jelas beliau sebulan dalam setahun selalu menghabiskan
waktu di gua Hira yang bertujuan untuk menjernihkan fikiran
dari hingar-bingar kejahiliyahan kaumnya yang mungkin
merembes ke dalam fikiran dan jiwa beliau. Hal itu dapat
dimengerti karena beliau hidup dalam lingkungan kaum Quraisy.
Selain itu, sekaligus meminta petunjuk kepada Tuhan agar diberi
petunjuk cara memperbaiki kondisi masyarakatnya.
Petunjuk yang dimaksud ialah menurunkan kurikulum27
(wahyu) yang jelas, memuat langkah-langkah yang dilakukan
terhadap kaumnya. Materi ini menanamkan pentingnya selalu
menjaga hubungan dan kedekatan dengan Tuhan yang Haq
setelah letih berfikir dan bekerja untuk manusia. Supaya selalu
ingat bahwa manusia makhluk lemah dan perlu pertolongan dari
Allah swt untuk menyelesaikan tugas-tugas besar mengajarkan
manusia kepada ketauhidan.
Melihat semua pengalaman Muhammad saw dalam berbagai
peristiwa yang kompleks itu, merupakan proses membentuk
kepribadian Muhammad saw menjadi seorang pendidik. Karena
27 Maksud wahyu, karena kita tahu Al-Quran diturunkan secara
berangsur-angsur kemudian tatkala ia telah diangkat jadi rasul.
Wahyu yang diturunkan itu sesuai dengan kebutuhan kaum Quraisy
saat itu. Dikatakan kurikulum dilihat dari kaca mata pendidikan
bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pendidik atau guru kepada
para sahabatnya, dalam kitab Nilailu Author disebutkan bahwa :
Nabi mengajarkan kapada sahabat-sahabatnya ayat al-Quran
sepuluh-sepuluh ayat dalam tinjuan pendidikan itu disebut hidden
curiculum (kurikulum tersembunyi) karena Nabi tidak pernah
menuliskannya tapi hanya memberikan isyarat dari kebiasaan Nabi
ketika mengajar beliau selalu melakukan hal serupa di atas
23
24
25
26
27
28
29
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amini, Ibrahim, Mengapa Nabi Diutus, Jakarta: Alhuda,
2006
Dahar, Ratna Wilis, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran,
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011
30
BAB III
INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM PRA KEBANGKITAN
MADRASAH DAN KUTTAB
Kompetensi
31
Dasar
:
:
Indikator
Strategi
32
Perkuliahan
:
Penilaian
Bobot Nilai
Tanya Jawab
Luasnya Cakupan Informasi yang
disampaikan dan variasi sumber
informasi mengenai topik yang
didiskusikan
100
A. Pendahuluan
Pendidikan Islam secara umum dimulai sejak berjibakunya
Nabi Muhammad saw dengan masyarakat Arab Quraisy di
Makkah. Awal pendidikan Islam secara resmi ketika turunnya
wahyu pertama dilanjutkan wahyu kedua dan dikuatkan dengan
turunnya surat al-Hijr: 94-9542 tentang cakupan pendidikan Islam
42 Pada ayat ke-94 berbunyi yang artinya Maka sampaikanlah
secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan dan berpalinglah
dari orang-orang musyrik.Ibnu Abbas berkata, Ayat Tentang
Firman Allah :
Dan berpalinglah dari orang-orang
musyrik. Tentang ayat yang mulia ini, ada dua pendapat yang masyhur di
kalangan ulama :
Pertama, makna ayat ini adalah jangan pedulikan pendustaan dan
olok-olok mereka serta jangan pula hal itu menyusahkanmu,
sesungguhnya Allah yang menjagamu dari mereka. Jadi makna ayat
menurut penakwilan ini adalah sampaikanlah secara terang-terangan apa
yang diperintahkan kepadamu, yakni sampaikanlah risalah Tuhanmu dan
berpalinglah dari orang-orang musyrik, yakni jangan pedulikan dan takut
kepada mereka. Makna ini adalah seperti halnya firman Allah :
Artinya : Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia (QS. Al Maidah ; 67)
Kedua, bahwa Nabi SAW pada mulanya diperintahkan untuk berpaling
dari orang-orang musyrik, kemudian perintah itu dihapus dengan ayatayat perang. Diantara ayat-ayat yang menunjukkan hal itu adalah firmanNya
33
Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, sesungguhnya
mereka (juga) menunggu (QS. As-Sajdah ; 30), dan firman-Nya
Maka berpalinglah (Hai Muhammad) dari orang-orang yang berpaling
dari peringatan Kami dan tidak mengingini kecuali kehidupan dunia (QS.
An-Najm ; 29), dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya.
Pada ayat ke 95 yang artinya, Sesungguhnya Kami memelihara kamu
dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olok (kamu). Allah
terangkan dalam ayat yang mulia ini, Dia memelihara Nabi-Nya dari
orang-orang yang memperolok-oloknya, yaitu kaum Quraisy. Di tempat
lain disebutkan kalau Allah juga menjaganya dari selain mereka, seperti
firman-Nya tentang Ahli Kitab,
Maka Allah akan
memelihara kamu dari mereka. (QS. Al-Baqarah : 137), dan firman
Nya
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hambaNya. (QS. Az-Zumar : 36), dan ayat-ayat lainnya.
(http://achmadalfarisi.blogspot.com/2012/09/jaminan-perlindungan-allahterhadap_29.html/2013/11/2)
34
35
36
37
2)
lebih luas51.
Pendidikan ibadah, amal ibadah yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad di Makah tentang shalat, sebagai pernyataan
pengabdian hanya kepada Allah swt. Ibadah shalat juga titik
balik pengingkaran kaum muslimin awal kepada tuhan-tuhan
nenek moyang bangsa Arab sekaligus proses penanaman tauhid
uluhiyah52.
49http://pemudapersisjabar.wordpress.com/artikel/asepsobirin/atsar-dakwah-dan-pendidikan-rasulullah-saw/2013/10/29
50 Forum Komunikasi Alumni Program Pembibitan Calon Dosen IAIN
se-Indonesia (FKAPPCD), The Dinamics Of Islamic Civilization,
Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998, h.55
51 Samsul Nizal, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2003,12
52 Bahwa yang berhak diibadahi ialah Allah swt
38
3)
39
40
55http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/24/metode-dakwah-rasul489743.html/2013/10/29
41
42
56http://adarossyat.blogspot.com/2010/02/wahyu-yang
kedua.htm/2013/10/29
43
44
45
46
47
48
64
1.
2.
3.
4.
5.
Pendidikan keimanan,
Pendidikan Ibadat,
Pendidikan Akhlak,
Pendidikan Kesehatan (Jasmani), dan
Pendidikan Kemasyarakatan atau kewarganegaraan.
Ramayulis menambahkan materi periode Madinah meliputi :
1. Tulis Baca Al-Quran,
2. Kesejahteraan keluarga, dan
3. Sastra Arab.
Sedangkan metode yang digunakan Rasul di Madinah
meneruskan metode pendidikan di Makah dan beberapa
tambahan yaitu 65:
1. Ceramah,
2. Dialog,
3. Tanya jawab atau diskusi,
4. Demontrasi,
5. Teguran langsung,
6. Sindiran,
7. Pemutusan dari Jamaah,
8. Pemukulan (berkaitan dengan pengajaran Shalat untuk anakanak),
9. Komparatif kisah-kisah,
10. Menggunakan kata Isyarat, dan
11. Keteladanan.
Proses pendidikan yang dialogis menggunakan metode di atas
nilai-nilai yang terkandung, untuk pendidik dan peserta didik
49
50
51
Maktab/Kuttab
Halaqah
Majlis
Masjid
Khan
Ribath72.
Rumah Ulama sebagai Lembaga Pendidikan
Masjid bukanlah satu-satunya tempat diselenggarakannya
pendidikan Islam. Rumah-rumah ulama juga memainkan
peranan penting dalam mentransmisikan ilmu agama dan
pengetahuan umum. Sebagai tempat transmisi keilmuan, rumah
muncul lebih awal daripada masjid. Sebelum masjid dibangun,
ketika di Makah Rasulullah menggunakan rumah al-Arqam
sebagai tempat memberikan pelajaran bagi kaum muslimin.
Selain itu, Beliau pun menggunakan rumah Beliau sebagai
tempat untuk belajar Islam73.
Untuk mencapai tujuan dalam menyampaikan risalah tauhid
sangat diperlukan suatu wadah atau lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah berprosesnya
seluruh komponen pendidikan secara berkesinambungan dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang sempurna. Adakalanya
kelembagaan dalam masyarakat secara eksplisit membuktikan
bahwa kuatnya tanggung jawab kultural dan edukatif
masyarakat dalam mempraktikkan ajaran Islam.
72http://mezazainul.blogspot.com/2012/03/rumah-ulama-dan-istanakhalifah-sebagai.html/2013/10/30
73 Ibid
52
53
54
55
Soal latihan :
1. Jelaskan pengertian Lembaga Pendidikan Islam !
2. Uraikanlah Perkembangan Pendidikan Islam zaman Nabi
a. Tahapan dan periode Makah
b. Tahapan dan Periode Madinah
3. Jelaskanlah bentuk-bentuk lembaga pendidikan Islam pra
kebangkitan Madrasah dan Kuttab zaman Nabi !
DAFTAR KEPUSTAKAAN
56
57
BAB IV
PENDIDIKAN MASA BANI UMAWIYAH
Kompetensi
Dasar
:
:
:
Indikator
:
Strategi
Perkuliahan
:
:
Penilaian
Bobot Nilai
A. Pendahuluan
Pendidikan Islam setelah pindah ke Madinah terus
mengalami perkembangan dan kemajuan dengan bertambahnya
kuantitas peserta didik, tempat pendidikan, jumlah tenaga
pendidik, pertambahan materi-materi ajar dan metode-metode
pendidikan yang digunakan. Perkembangan yang signifikan
terjadi pada masa Bani Umawiyah (661-743 M) berkuasa selama
90 tahun77, bisa disebut periode I kemudian periode II mulai
tahun (711-1492 M) di Andalusia (Spanyol) yang secara alamiah
melanjutkan perkembangan pendidikan pada masa Khulafa arRasyidin.
Para pengembang awal pendidikan Islam masa Umawiyah
adalah mereka yang masih hidup pada masa Umawiyah
berkuasa. Semangat pengembangan pendidikan dan ilmu
77 Samsul Nizar, Op,Cit,h. 67
58
59
a.
60
81 Ibid
82 Ibid
61
agama yang kala itu terdiri atas Al-Quran, sunnah, ijmak, dan
fatwa sahabat. Metode bayani dalam pendidikan Islam kala itu
lebih bersifat eksplanatif, yaitu sekedar menjelaskan ajaranajaran agama saja karena tingkat perkembangan ilmu-ilmu
aqliah belum menjadi prioritas.
Secara khusus, metode ceramah dan demonstrasilah yang
banyak digunakan dalam institusi-institusi pendidikan yang ada
di zaman itu, baru pada masa-masa akhir pemerintahan
Umawiyah metode burhani mulai berkembang di dunia Islam,
seiring dengan giatnya penerjemahan karya-karya filsafat Yunani
ke dalam bahasa Arab83.
Metode burhani /Tahlili (analitik) adalah metode yang telah
dipakai pada zaman Aritoteles (lahir 384 SM) dengan
pendekatan silogisme yang memakai istilah preposisipreposisi84. Metode burhani diperkenalkan pertama kali oleh Al
Kindi (801-873 M). Selanjutnya metode tersebut mencapai
puncaknya ketika berada ditangan Ar-Rozi (865-925 M) dan AlFarabi (872-950 M)85 pada masa Bani Abbasiyah (tahun 132-656
H/750-1258 M)86
Selain metode burhani, metode karya wisata (rihlah ilmiyah)
dan penugasan sangat berkembang masa ini. Para ilmuan
berlomba-lomba pergi ke wilayah yang pernah dinaungi
peradaban Yunani untuk mendapat buku-buku klasik kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab87.
83 Ibid
84http://ahmadbarokah05.blogspot.com/2012/10/pengertianperkembangan-dan-metode.html/ 2013/11/1
85http://ahmadbarokah05.blogspot.com/2012/10/pengertianperkembangan-dan-metode.htm/ 2013/11/1
86http://politik132.blogspot.com/2013/03/sejarah-berdirinyadinasti-abbasiyah.html/2013/11/1
62
63
64
Nama
Abu Ubaidah
Muslim Ibn
Ubaidah al
Balansi
Bidang Keahlian
- Astrolog
- Ahli Hitung
- Ahli gerakan
bintang-bintang
b.
Abu al Qasim
Abbas ibn Farnas
- Astronomi
- Kimia
Keterangan
Dikenal
sebagai Shahih al
Qiblat karena
banyak sekali
mengerjakan
penetuan arah
shalat.
Ilmi kimia, baik
kimia murni
maupun terapan
adalah dasar bagi
ilmu farmasi yang
erat kaitannya
dengan ilmu
kedokteran.
Farmasi dan ilmu
kedokteran telah
mendorong para
90http://imaduddin-syukra.blogspot.com/2011/05/para-ilmuanmuslim-dan-peran-mereka.html/2013/11/1
65
c.
d.
e.
Al Harrani
Yahya ibn Ishaq
f.
Abu Daud
Sulaiman ibn
Hassan
Abu al Qasim al
Zahrawi
g.
h.
i.
Kedokteran
- Dokter Bedah
- Perintis ilmu
penyakit telinga
- Pelopor ilmu
penyakit kulit
- Ahli sejarah
- Penyair dan
ahli nahwu
sharaf
- Sejarah
- Penyair
ahli untuk
menggali dan
mengembangkan
ilmu kimia dan ilmu
tumbuh-tumbuhan
untuk pengobatan.
Hidup pada masa
Khalifah
Muhammad I ibn
abd al rahman II
Ausath
Hidup pada masa
khalifah Badullah
ibn Mundzir
Hidup pada masa
awal khalifah al
Muayyad
Di Barat dikenal
dengan Abulcasis.
Karyanya berjudul;
al Tashrif li man
Ajaza an al Talif,
dimana pada abad
XII telah
diterjemahkan oleh
Gerard of Cremona
dan dicetak ulang
di Genoa (1497M),
Basle (1541 M) dan
di Oxford (1778 M)
buku tersebut
menjadi rujukan di
universitasuniversitas di
Eropa.
- wafat 238/852
- salah satu
bukunya berjudul
al Tarikh
66
k.
Muhammad ibn
Musa al razi
- Sejarah
l.
Abu Bakar
Muhammad ibn
Umar
- Sejarah
m.
- Sejarah
n.
Hayyan Ibn
Khallaf ibn
Hayyan
- Sejarah &
sastra
o.
Abu al Walid
Abdullah ibn
Muhammad ibn
al faradli.
- Sejarah
- Penulis
biografi
- wafat 273/886
- Menetap di
Andalusia pada
tahun 250/863
- Dikenal dengan
Ibn Quthiyah
- Wafat 367/977
- Bukunya berjudul
Tarikh Iftitah al
Andalus
- Wafat 369/979
- Meringkas Tarikh
al- thabari,
menambahkan
kepadanya tentang
al Maghrib dan
Andalusia,
disamping
memberi catatan
indek terhadap
buku tersebut.
- Wafat 469/1076
- Karyanya : al
Muqtabis fi Tarikh
Rija al Andalus dan
al Matin.
- Lahir di Cordova
tahun 351/962 dan
wafat 403/1013.
- Salah satu
karyanya berjudul
Tarikh Ulamai al
Andalus
a.
:
Ali al Qali. Ia adalah seorang tokoh besar pada zamannya. Ia
67
c.
d.
Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru dari Ibn
Quthiyah.
e.
a.
92
68
c.
69
Pendidikan Istana
Pendidikan Istana yaitu pendidikan yang diselenggarakan dan
diperuntukkan khusus bagi anak- anak khalifah dan para pejabat
pemerintahan. Kurikulum pada pendidikan istana diarahkan
untuk memperoleh kecakapan memegang kendali pemerintahan
atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan keperluan dan
70
71
Al-Quran (kitabullah)
Hadis-hadis yang termulia
Syair Syair yang terhormat
Riwayat hukamah
Menulis membaca dan lain lain
e.
Pendidikan Badiah
Yaitu tempat belajar bahasa Arab yang fasih dan murni. Hal
Perpustakaan
95 Ibid
96 Ibid
72
73
74
75
76
77
78
Bathini, Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, Abu
Amir Abdullah ibn Syuhaid, Ibn Hazm.
Lembaga-lembaga pendidikan Islam terus tumbuh di
antaranya; Khuttab, Masjid, Majelis Sastra, Pendidikan Istana,
Pendidikan Badiah, Perpustakaan, Bimaristan (Rumah Sakit),
Madrasah Mekkah, Madrasah Madinah, Madrasah Basrah,
Madrasah Kufah, Madrasah Damsyik (Syam, Madrasah Fistat
(Mesir), Madrasah Hasan al-Bashri, yang telah mengasilkan
banyak ilmuan baik agama maupun ilmu-ilmu aqliah. Para ulama
sekaligus ilmuan menjadikan tempat tinggal maupun tempat
bekerjanya sebagai tempat pendidikan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dari lembaga pendidikan itulah munculnya
cikal bakal ilmuan penerus dan mengahasilkan ilmu
pengetahuan yang lebih luas dan lebih mendalam di antara;
Ilmu agama, seperti; al-Quran, Hadist, dan Fiqh, .
Ilmu
79
80
DAFTAR KEPUSTAKAAN
http://ibnu-safruddin.blogspot.com/2012/12/sejarahpendidikan-islam-pada-masa-bani_9.html/2013/10/31
http://ahmadbarokah05.blogspot.com/2012/10/pengertianperkembangan-dan-metode.htm/ 2013/11/1
http://politik132.blogspot.com/2013/03/sejarah-berdirinyadinasti-abbasiyah.html/2013/11/1
http://muhammadmuslih06.blogspot.com/2013/02/pemikiranmuhammad-abduh-tentang.html/ 2013/11/1
http://16huzna.blogspot.com/2012/12/banimayyah.html/2013/11/1
http://imaduddin-syukra.blogspot.com/2011/05/para-ilmuanmuslim-dan-peran-mereka.html/2013/11/1
http://ratnatus.blogspot.com/2012/08/perkembanganpendidikan-pada-masa.html/2013/11/1
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2003
Nata, Abuddin, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan
Institusinya Pendidikanya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
2012
Poeradisastra, S.I. Sumbangan Islam Kepada Ilmu
Pengetahuan Dan Peradaban, Jakarta: PM3, 1981, Cet. I
81
BAB V
PENDIDIKAN MASA ABBASIYAH
Kompetensi
Dasar
:
:
:
Indikator
Strategi
Perkuliahan
:
:
Penilaian
Bobot Nilai
A. Pendahuluan
Pendidikan Islam masa Abbasiyah (132 H/750 M- 656 H/1258 M)
secara alami mewarisi semangat bangunan pendidikan Islam
yang telah ditata dan dibina Bani Ummayah. Bani Umayyah
berkuasa hanya 90 tahun, karena adanya pemberontakan yang
dimotori oleh kaum Abbasiyah. Dikatakan Abbasiyah
82
83
84
85
109 Ibid, 12
110 Ibid, h.13
86
87
88
89
a. Ibnu Sina
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia
Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran
Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga
seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya
adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang,
beliau adalah Bapak Pengobatan Modern dan masih banyak
lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan
karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat
terkenal adalah al-Qanun fi al-Tibb yang merupakan rujukan di
bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Ab Al al-Husayn bin Abdullh bin
Sn, ia lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara,
sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Iran), dan meninggal
pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Iran.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok
bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi
dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai
bapak kedokteran modern. George Sarton menyebut Ibnu Sina
ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling
terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu. pekerjaannya
yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon
of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Al-Qanun fi At-Tibb.
b. Ibnu Rusyd
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol)
pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu
Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd
kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak
minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti
90
91
92
93
94
117 http://penyux.wordpress.com/tag/ibnu-rusyd/2013/11/8
118 Ibid
119 Ibid
95
120 Ibid
121 Ibid
122 Ibid
123 Ibid
96
97
fiqih, ushul al-fiqih, nahu, sharaf, dan sastra Arab. Jumlah murid
dalam setiap kajian tergantung popularitas seorang syaikh.
Biasanya halaqah terdiri dari 10 sampai 20 orang murid126.
b. Lembaga Wakaf
Berdasarkan hukum wakaf, seseorang dapat membentuk
satu wakaf yang assetnya akan mendukung satu lembaga yang
dia pilih127. Lembaga wakaf mendukung kegiatan proses
pendidikan Islam baik itu di masjid atau tempat lain, dukungan
wakaf harta kaum muslimin yang disumbangkan digunakan
untuk membangun asrama mahasiswa (khan), biasanya
penghuni asrama diisi oleh siswa atau mahasiwa yang jauh dari
desa-desa, yang pada umumnya mereka belajar fiqih128.
c. Kuttab atau Maktab
Kuttab dan Maktab, berasal dari kata kataba yang berarti
menulis atau tempat menulis. Namun akhirnya memiliki
pengertian pendidikan dasar, yang mengajar membaca dan
menulis, kemudian meningkat kepada pengajaran al-Quran dan
pengetahuan tingkat dasar. Mengenai waktu belajar di kuttab,
dimulai dari hari sabtu sampai dengan hari kamis siang dengan
materi al-Quran yang dilakukan dari pagi sampai Dhuha.
Kegiatan menulis sampai waktu zuhur, dan Gramatikal Bahasa
Arab, matematika dan Sejarah bada zuhur sampai siang129.
d. Al-Ribath
Al-Ribath adalah kegiatan sufi yang ingi menjauhkan diri dari
kehidupan dunia dan mengkonsentrasikan diri untuk sematamata beribadah. Juga memberikan perhatian terhadap keilmuan
yang dipimpin oleh syaikh yang terkenal dengan kesalehannya.
126 Ibid, h. 36
127 Ibid, h.41
128 Ibid, h. 45
129 Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Op.Cit, h. 78
98
Al-Ribath biasanya diisi oleh orang-orang miskin yang bersamasama melakukan kegiatan sufistik. Bangunan al-Ribath mereka
jadikan tempat tinggal untuk beribadah dan mengajarkan
pelajaran agama130.
e. Al Zawiyah
Al-Zawiyah merupakan tempat berlangsungnya pengajianpengajian yang mempelajari dan membahas dalil-dalil naqliah
dan aqliah yang berkaitan dengan aspek agama serta digunakan
oleh sufi sebagai tempat halaqah zikir dan tafakur untuk
mengingat dan merenungkan keagungan Allah swt131.
Lembaga pendidikan Islam yang memusatkan pada ilmu
aqliah adalah :
a. Bait al-Hikmah; Perpustakaan dan Observatorium
Bait al-Hikmah merupakan perpustakaan yang juga berfungsi
sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Institusi ini
adalah prototype institusi yang ada di masa Imperium Sasanid
Persia, bernama Jundisapur Academy. Namun, kedua lembaga
ini mempunyai perbedaan yang mendasar, kalau Jundisapur
hanya menyimpan puisi-puisi dan cerita-cerita untuk raja,
sedangkan Bait al Hikmah memyimpan berbagai koleksi ilmu
pengetahuan sekaligus tempat belajar dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Pada masa khalifah Harun al-Rasyid, Bait alHikmah diberi dinamakan Khizanah al-Hikmah (Khazanah
Kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat
peneletian. Sejak tahun 815 M khalifah al-Makmun mengubah
namanya menjadi Bait al-Hikmah. Bait al-Hikmah dipergunakan
secara lebih maju yaitu sebagai tempat penyimpanan buku-buku
130 Ibid, h. 82
131 Ibid
99
100
135 Ibid,h.162
136 Ibid, h.165
137 Ibid, h.172
138 Ibid, h. 173
101
102
103
hilang, dan jika hilang, perlu diperbaiki. Dengan kata lain, seni
dimana kesehatan berkaitan, dan akan diperbaiki setelah hilang.
Kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari
tentang cara-cara untuk mempertahankan tubuh dari penyakit
dan cara-cara untuk penyembuhan tubuh dari penyakit tersebut.
Pada kejayaanya, ilmuan muslim mempunyai pengaruh yang
besar di bidang ini, bahkan ada yang dinobatkan menjadi bapak
kedokteran dunia, yaitu Ibnu sina.
1). Fisiologi
( 7)
( 6)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu
(berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah (Yang
telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang dalam bentuk apa
saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuh-mu. (al-infithaar,
6-8).
Dalam menentukan kegunaan setiap organ seharusnya kita
melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran dan
penelitian yang jujur, tanpa memperhatikan apakah pendapat
itu sejalan atau tidak dengan pendahulu kita. (Ibnu Nafis).
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi
organisme hidup serta bagian-bagiannya, dan mempelajari
faktor fisika serta kimia dan proses yang terlibat di dalamnya.
Dalam pengembangan ilmu fisiologi, ilmuan muslim yang
mempunyai pengaruh besar salah satunya adalah Ibnu Nafis
(687-1288), dikenal sebagai bapak fisiologi sirkulasi karena dia
adalah orang pertama yang menjelaskan sirkulasi paru-paru,
sirkulasi coroner, dan sirkulasi kapiler. Bahkan dia orang yang
paling awal menjelaskan tentang konsep metabolisme. Ibnu
104
Nafis yang bernama lengkap Ala al-Din Ali ibn Abi lHaram alQurasi tersebut, adalah salah satu dokter yang mendukung
pembedahan pada manusia, dia juga pernah mengkritik
pendapat Galen dan Ibnu Sina atas teori empat cairan
yaitu pulse (denyut nadi), tulang, otot, usus, organ indra,
esophagus, dan perut dalam bukunya Commentary on Anatomy
in Avicennas Cannon.
Teori Galen yang lain pun sempat dibantahnya, Galen yang
mengatakan bahwa jalur peredaran darah diantara dua ruangan
pada jantung itu tidak terlihat, tapi Ibnu Nafis mengatakan
sebaliknya. Bantahan Ibnu Nafis yang disebut juga
sebagai second Avicenna tersebut bukan untuk menjatuhkan
Ibnu Sina maupun Galen karena kesalahan teorinya, tapi
semata-mata untuk melengkapi teori mereka yang pasti
mempunyai kekurangan pada setiap teori yang ia keluarkan.
Dokter arab Ibn al-Lubudi (1210-1267), berasal dari
Damaskus, menulis The Collection of Discussion Relative to Fifty
Psychological and Medical Question, menyebutkan bahwa
jantung adalah organ pertama yang terbentuk dalam tubuh
janin. Sedangkan menurut Hippocrates, organ yang pertama
terbentuk adalah otak. Beliau juga menjelaskan bahwa tulang
yang membentuk tengkorak dapat tumbuh menjadi tumor.
2). Anatomi
As forthe parts of the body and their functions, it is necessary
that they be approached through observation ( )and
dissection (), while those things that must be conjectured
and demonstrated by reason are diseases and their particular
causes and their symptomps and how bated and health
maintained (Ibnu Sina).
Mengenai bagian-bagian tubuh dan fungsinya, perlu
dilakukan pendekatan melalui observasi dan pembedahan.
Sementara, hal tersebut harus diduga dan dibuktikan dengan
105
106
107
Judul
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Penulis
Ali ibn Sahl
Rabban alTabari
(860)
Ishaq bin
Ali Rahawi
(854-931)
Ahmed ibn
Sahl alBalkhi
(850-934)
Muhammad
ibn
Zakariya
Razi (865925)
108
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Al-Taisir
The Method of Preparing Medicine and
Diet
Aqrabadhin (Medical Formulatory)
De Gradibus, Treatise on Diseases
Caused by Phlegm
Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of
Medicine)
The Book of Healing
Kitab at-Tasrif (Book of Healing and
Concessions or The method of Medicine )
Sharh Tashrih al-Qanun Ibn Sina
(Commentary on Anatomy in Avicennas
Ali ibn
Abbas
(982-994)
Ibn alJazzar alQayrawani
(898-980)
Ibn Ishaq
bin Hunayn
(900)
Ibn Zuhr
(10911161)
Al-Kindi
(803-873)
Ibnu Sina
(980-1037)
Abu alQasim
Khalaf ibn
Abbas alZahrawi
(936-1013)
Ala al-Din
Abu al-
109
45
Canon)
Al-Shamil fi al-Tibb (The Comprehensive
Book on Medicine)
Kitab al-Mukhtar fi al-Aghdhiya (The
Choice of Foodstuffs)
Commentary on Compound Drugs
Al-Mujaz fi al-Tibb (A Summary of
Medicine)
Risalat al-Aadaa (An Essay on Organ)
Al-Shamel fi al-Tibb (Reference Book for
Physician)
Kitab al-Munazir (Book of Optics)
The Polished Book on Experimental
Ophtalmology
Kitab al-Saydala (The Book of Drugs)
46
Al-Athar al-Baliyah
47
48
37
38
39
40
41
42
43
44
Hasan ibn
Abi Hazm
al-Qurashi
al-Dimashqi
(Ibnu Nafis)
1213-1288
Abu Ali alHassan ibn
al-Hasan
ibn alHaytham
(Ibn alHaytham)
(965-1040)
Abu
Rayhan alBiruni (9371050)
Ibn alLubudi
(12101267)
Gaubari
(1200)
5) Farmasi
Di antara ahli farmasi masa Abbasiyah adalah Ibnu Baithar,
karyanya yang terkenal adalah al-Mugni (berisi tentang obatobatan), Jami Al-Adawiyah (berisi tentang obat-obatan dan
makanan bergizi)147.
b. Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan
atas rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk
penyalahgunaan dalam bidang politik, ekonomi, dan masyarakat
dalam berbagai cara dan bertindak sebagai perantara utama
dalam hubungan sosial antar masyarakat dalam kriminalisasi.
147 Samsul Munir Amin, Sejarah Perdaban Islam, Jakarta : Amzah,
2009, h. 51
110
111
112
113
114
pembahas pertama ilmu Qiraat dari segi dasar dan sanad yang
dianut setiap ahlinya adalah Harun Ibnu Musa alBushani
(w.170). beberapa tokoh Qiraat yang terkenal pada masa ini
adalah; Nafi, Ibn Kasir, Ibn Amir, Abu Amru, Ashim Hamzah, Al
Kasai, Yahya Ibn Haris, al-Zimani, Hamzah ibn Habib dan
sebagainya149.
g. Ilmu kalam
Ilmu kalam disebut juga ilmu logika, ilmu yang bagaimana cara
berlogika. Masuknya ilmu kalam ini menurut Ramayulis
berkaitan dengan masuknya bangsa-bangsa yang beradab
sebelumnya ke dalam kekuasaan Islam. Ilmu kalam yang
mampu menjelaskan tentang kejelasan aqidah Islam,
Orang sebelum Islam telah biasa menggunaka ilmu
semacam ini untuk berdebat mempertahankan keyakinannya.
Oleh karena itu Islam juga memerlukan ilmu ini untuk
mempertahankan ajarannya dari serangan atau dalam
menyakinkan orang ahli kitab dan sebagainya.
Adapun tokoh Mutakallimin yang terkenal masa itu adalah ;
Washil bin Atha, Amr Ibn ubaid pelopor aliran Muktazilah, Abu
Hasan al-Asyari. Al-Juwani pemuka aliran Asyariyah150.
h. Ilmu Fikih
Munculnya ilmu Fiqih berkaitan dengan bertambah banyak
persoalan umat Islam dalam lapangan praktis oleh
bekembangnya perikehidupan masyarakat Islam. Tentu
persoalan umat masa Nabi dan sahabat tidak bisa lagi
dipadakan harus ada ijtihad baru untuk menjawab pertanyaanpertanyaan praktis yang berguna untuk menuntun kehidupan
masyarakat Islam, dalam hubungannya dengan tuhan, alam
atau sesamanya dalam pergaulan sehari-hari.
Menurut Charles Michael Staton jumlah mazhab fikih mencapai
500 mazhab. Namun hanya empat mazhab yang mahsyur yaitu ;
149 Ibid,h. 87
150 Ibid
115
Abu Hanifah (699-767 M), Imam Malik (715-795 M), Imam SyafiI
(767-820 M) dan Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M)151
sedangkan dari syiah ada Jafar Shadiq.
i. Ilmu Tarikh
Nama seperti Muhammad Ishak (w.152 H) adalah yang
pertama menulis sejarah (Tarikh) nabi Muhammad saw,
kemudian diringkas oleh Ibn Hisyam (w. 218 H) dengan judul
bukunya syarh ibn Hisyam. sedangkan penulis lainya adalah
Ibnu abi Mahruf, Al-Waqidi, Ibn al-Kilbi, Ibn Saad ibn al Hikam,
Ibn Qutaibah dan Nubkhiti152.
j. Ilmu Nahwu
Tokoh yang paling utama dalam ilmu nahwu adalah khalifah
Ali bin Abi Thalib ra, kemudian keahlian terapannya adalah Abu
Aswad al-Duali yang hidup pada masa Bani Umayyah, beliau
sekaligus dianggap telah membinan dasar-dasar ilmu ini. Pada
masa Abbasiyah perkembangan ilmu nahwu bertambah pesat,
tersebut nama ahli seperti ; Sibaiwahi, Isa Ibnu Umar, al-Saqafi,
Abu Amir ibn al-Ala, dan sebagainya. Untuk ulama yang ahli
tersebut seperti ; Al-Kasai, Abu Jafar dan Al Ruas153.
C. Kesimpulan
Kemajuan suatu peradaban telah membuktikan, bahwa
pendidikan dan ilmu pengetahuan sangat berperan dalam
memberikan kemilau sebuah Daulah, Dinasti atau Kerajaan.
Tidak terkecuali di zaman modern ini faktor ilmu pengetahuan
yang berkembang dan maju disebabkan oleh pelaksanaan
pendidikan yang baik. Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
telah mengingatkan bagi Negara-negara yang ingin maju lebih
cepat setara dengan bangsa yang telah maju, hendaklah
151 Charles Michael Staton, Pendidika Tinggi Dalam Islam, Op.cit,
h.29
152 Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Op.cit, h. 89
153 Ibid
116
117
118
DAFTAR KEPUSTAKAAN
https://www.facebook.com/KekhalifahanIslamDaulahDinast
iBaniAlbasiaIndonesia/posts/215145995306564/2013/10/6
http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/11/05/06/lkrwsg-daulah-abbasiyahalmustanshir-khalifah-pemberani/2013/10/6
119
http://ilmungawortepak.blogspot.com/2013/03/perkembangan-ilmupengetahuan-pada-masa.html/2013/11/7
http://yaserfarah.wordpress.com/2012/10/27/peran-dinastiabbasiyah-dalam-perkembangan-ilmu-pengetahuan/201/11/7
http://penyux.wordpress.com/tag/ibnu-rusyd/2013/11/8
http://yaserfarah.wordpress.com/2012/10/27/peran-dinastiabbasiyah-dalam-perkembangan-ilmu-pengetahuan/201/11/7
Khan, Muhammad Abdur Rahman, Sumbangan Umat Islam
Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, Penterjemah: Drs.
Adang Affandi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993, Cet. III
Maryam, Siti dkk, Sejarah peradaban Islam, Yogyakarta:
LESFI, 2009, Cet.III,
Mursi, Muhammad Said, Tokoh-tokoh Islam Sepanjang
Sejarah, Penterjemah, Khairul Amru Harap dan Achmad Faozan,
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2007, Cet. 3
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
2012
Staton, Charles Michael, Pendidikan Tinggi dalam Islam,
Penerj. H. Afandi dan Hasan Asari, Jakarta: PT Logos Publishing
House, 1994
Syalabi, Ahmad, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, Tt
BAB VI
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL SELAMA DINASTY
ABBASIYAH PERIODE KHALIFAH AL MAMUN (813-833 M)
120
:
:
Kompetensi
Dasar
Indikator
Strategi
Perkuliahan
Penilaian
Bobot Nilai
Mutazilah
4. Usaha untuk mengislamkan Ilmu
Pengetahuan Asing
: T Presentase Makalah,
Konstruktivisme, Kalaborative.
:
Luasnya Cakupan Informasi yang
disampaikan dan variasi sumber
variasi sumber informasi mengenai
topik yang didiskusikan
:
100
A. Pendahuluan
Al-Mamun, Abu al-Abbas Abd Allah ibnu Harun al-Rasyid
(786-833 M), khalifah Abbasiyah ketujuh, yang terkenal sebagai
khalifah yang paling intelek dari keluarga Abbasiyah. Di bawah
kekuasaanya (813-833 M), Dinasty Abbasiyah mencapai masa
keemasannya ketika ia menyatukan kerajaan dan mendorong
pengembangan pemikiran Islam. Selain itu, penterjemahan ke
dalam bahasa Arab dari bahasa Romawi (dan Syiria) untuk
berbagai ilmu pengetahuan seperti; filsafat, astronomi,
matematika, dan ilmu kedokteran Yunani, yang telah
mendapatkan dorongan besar pada masanya. Pada waktu itu,
Bait al Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) dibangun154 sebagai
perpustakaan yang paling bergengsi pada masanya, dan
kemudian menjadi sebuah sumber budaya baru yang bahasa
Arab dalam penuturan dan Islam sebagai inspirasi, namun
sangat dipengaruhi oleh tradisi Yunani. Selanjutnya, sarjana154 Olga Pinto, The Libraries of the Arabs during the Time of the
Abbasids , Islamic Culture 3, (1929), h. 228
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
195 Ibid, h. 76
196 Bernard Lewis, Government, Society and Economic Life under
Abbasids and Fatimids, in M. Hussey (ed.), Cambridge Medieval
History, vol.IV, Op,cit, h. 642
197 Fakhry, A History, Op. cit, h. 229-235
198 Lihat Qadir, Philosophy, Op.cit, h. 156-57
137
138
139
140
141
142
143
144
DAFTAR PERPUSTAKAAN
Al Tikriti, Bahjat Kamil, The Religious Policy of al-Mutawakkil
Ala Allah al Abbasi (232-247 H/847-861 M), M.A. Thesis, The
Institut of Islamic Studies, McGill University: Montreal,
Canada, July, 1969
Al-Hillali, Muhammad Taqi-ud-Din and Khan, Muhammad
Muhsin (eds.), The Noble Quran in the English Leanguage,
Virginia, U.S.A. Saadawi Publications, 1985
Baloch, N.A Baloch, Great Books of Islamic Civilization,
Islamabad: Pakistan Hijra Council, 1989
145
D. Sourdel, al-Barmakids El 2, I, Tt
-------------, Bayt al-Hikmah,E 12, Tt
-------------, Bayt al Hikma, El 2, Tt
-------------, la politique des succsesseurs d alMutawakkil,Studia Islamica, XIII (Paris), 1960
Dodge, Bayard, Muslim Education in Medieval Times,
Washington, D.C., The Middle East Institute, 1962
Dampier, Sir William Cecir, A History of Science and
Relations with Philosophy and Region, Cambridge: the
University Press; New York: the MacMillan Company, 1942
Fakry, Majid, A History of Islamic Philosophy, New York and
London: Columbia University Press, 1970
Gibb, Hamilton A.R., Studies on the Civilization of Islam, ed.
by Stanford j. Shaw and William R.Polk, Boston: Beacon Press,
1962
Goodman, The Translation, in Young et al. (ed.), Tt
Hitti, Philip K, History of the Arab, London: MacMillan
Education Ltd., 1970
Holt et al, (eds), The Cambridge, Tt
Iqbal, Allama Muhammad, The Recounstruction of Religion
Thought in Islam Lahor: n.p., 1965
Lewis, Bernard, Government, Society and Economic Life
under Abbasids and Fatimids, in M. Hussey (ed.), Cambridge
Medieval History, vol. IV, Cambridge University Press, 196667
--------------, Government, Society and Economic Life under
Abbasids and Fatimids, in M. Hussey (ed.), Cambridge
Medieval History, vol.IV, Tt
Lapidus, Ira, A History of Islamic Societies, Cambridge:
University Press, 1994
146
147
148
BAB VII
PENDIDIKAN ISLAM ZAMAN KEMUNDURAN ISLAM
(AKHIR ABBASYAH)
Kompetensi
Dasar
Indikator
Strategi
Perkuliahan
Penilaian
Bobot Nilai
A. Pendahuluan
Pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan mencapai titik
kulminasi pada zaman Khalifah al-Makmun (813-833 M). Puncak
kejayaan pendidikan dan ilmu pengetahuan, sepenuhnya
didukung oleh penguasa yang mencintai ilmu pengetahuan. alMakmun sendiri sangat menyukai ilmu kalam dan sekaligus
menjadi pendukung aliran mutazilah hingga wafatnya. Setelah
meninggalnya al-Makmun digantikan oleh putranya alMuktashim (833-842 M) sampai kepada khalifah al-Watsiq (842847 M) dan al-Mutawakkil (847-861 M)219 kondisi pendidikan
219 Samsul Munir Amin, Sejarah Perdaban Islam, Jakarta : Amzah,
2009, h. 142
149
150
151
152
224
153
154
h. Abul Maali al-Juwaini (w.478 H), seorang ahli ilmu fikih, dan
Mantik227. yang kemudian menjadi guru Imam al-Ghazali,
sekaligus sebagai Rektor Madrasah Nizamiyah di Bagdad.
155
156
a. Faktor Pendidikan.
Pendirian Madrasah Nizamiyah merupakan konsekwensi logis
dari pertambahan murid pada masa perkembangan dan
pertumbuhan Islam. karena jumlah murid yang terus bertambah
maka system pendidikan pu harus berubah, dari berorientasi
kepada individual ke sifatnya massal.
b. Faktor Politik
Pendirian Madrasah Nizamiyah, di samping factor
pendidikan, juga dilatarbelakangi factor politik. seperti diketahui,
sebelum Seljuq berkuasa Abbasiyah sedang dikuasai Buwaih.
Dinasti ini menganut aliran Syiah dan mereka berusaha
menanamkan pengaruh aliran itu ke tengah-tengah masyarakat
melalaui propaganda aktivitas pendidikan. Seljug sendiri
beraliran sunni , antara keduanya mempunyai idielogi yang jauh
berbeda.
Adapun kurikulum, yang dikembangkan di Madrasah
Nizamiyah beroientasi kepada penyebaran paham Sunni.
Orientasi ini sebagai counter taktis untuk memimanilisir paham
Syiah di masyarakat.
Menurut Mahmud Yunus (dalam Ramayulis) rencana praktis
pengajaran di Madrsah Nizamiyah, pada saat itu didominasi oleh
pengajaran ilmu-ilmu keagamaan atau ilmu-ilmu Syariah233. di
Madrasah Nizamiyah pengajaran ilmu seperti kedoteran, falak,
fisika, dan ilmu aqliah lainya tidak diajarkan.
Untuk mendukung tujuan pengajaran, perdana menteri
Nizam al-Mulk menetapkan pendidik dengan kualifikasi yang
mumpuni di bidang syariah. Semua ulama terkenal yang
beraliran sunni di datangkan ke Madrasah Nizamiyah. Untuk
meraih tujuan praktis Madrasah, cabang-cabangnya didirikan di
seantaro kekuasaan Abbasiyah, seperti; Bagdad, Nisyabur,
233 Ibid,h. 140
157
234
476 H
Madrasah
Nizamiyah
tempat
mengabdi
Bagdad
477 H
Bagdad
478 H
Nisyabur
482 H
Bagdad
483 H
Isfahan
483 H
Isfahan
485 H
Herat
495 H
Herat
495 H
Bagdad
498 H
Bagdad
500 H
Bagdad
502 H
Bagdad
Al Kaya Al-Hirasi
504 H
Bagdad
505 H
Bagdad dan
Nama Dosen
Tahun
Wafat
158
4.
1
5.
1
6.
1
7.
1
8.
1
9.
2
0.
2
1.
2
2.
2
3.
2
4.
2
5.
2
6.
2
7.
2
Nisyabur
Ali Ibnu Muhammad
Ibnu Ali Fashihi
516 H
Bagdad
518 H
Bagdad
520 H
Bagdad
Ahmad Al-Ghazali
520 H
Bagdad
Ahmad Maihani
527 H
Merw
538 H
Bagdad
539 H
Bagdad
548 H
Nisyabur
551 H
Isfahan
557 H
Bagdad
563 H
Bagdad
Jusuf Ad-Dimasqi
563 H
Khuristan
575 H
Bagdad
577 H
Bagdad
Rdhiyuddin AlQazwini
Abu Barakat Al-Anbari
159
8.
2
9.
3
0.
3
1.
3
2.
3
3.
3
4.
3
5.
3
6.
3
7.
3
8.
3
9.
581 H
Bagdad
585 H
Bagdad
586 H
Mosul
606 H
Bagdad
616 H
Bagdad
Bahauddin Ibnu
Syaddad
632 H
Bagdad
Najamuddin alBadzirai
655 H
Bagdad
656 H
Bagdad
Syamsuddin al-Kabsyi
665 H
Bagdad
Nashiruddin Al-Faruqi
672 H
Bagdad
Madjuddin Ibnu
Djafar
682 H
Bagdad
160
4
0.
4
1.
4
2.
4
3.
Syarafuddin AsySyahristani
291 H
sebagai asisiten
di Bagdad
Muhammad Ibnu
al-Aqili
Permulaan
Abad 8
Bagdad
Abdullah Ibnu
Baktasy
Akhir Abad
8
Bagdad
Al-Fairuz Abadi
817 H
Asisten di
Nisyabur
161
237 Ibid,h.191
238 Ibid
239 Ibid
240 Ibid
162
163
164
b.
165
C.Kesimpulan
Pendidikan Islam Zaman Kemunduran Islam (Akhir Abbasyah)
mengalami statganitas dan menurun secara drastis, karena
perhatian penguasa tidak banyak dicurahkan untuk
pengembangan bidang pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Perhatian penguasa banyak terfokus keranah
politik, bagaimana mempertahankan kekuasaan. Tarik- menarik
pengaruh kekuasaan di pusat pemerintahan Bagdad antara
dinasti Seljuq dan Buaihi bisa dikatakan sebagai penyebabnya.
atas pengaruh kedua dinasti yang mendominasi Abbasiyah,
khalifah hanyalah sebagai symbol atau boneka yang tidak punya
power atas kuasa kekuasaan yang diembannya sebaga seorang
penguasa Abbasiyah.
Untuk pengembangan keilmuan di masa dinasti Seljuq dan
Buaihi ini ilmu tidak banyak jumlah, di antara ilmuan yang
terlahir di zaman ini adalah ; Abd al-Rahman Sufi, Ad-Dawlah, AlKafi dan Abu al Wafa, Ibnu Sina, Jabir ibn Hayyan, Abu Raihan
Muhammd al Baituni, Abu Hamid Muhammad ibn al-Ghazali,
Abul Maali al-Juwaini. sedangkan lembaga pendidikan yang ada
diantaranya ; Perpustakan, Madrasah Nizamiyah dan Istana di
zaman Buaihi.
166
167
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amin, Samsul Munir, Sejarah Perdaban Islam, Jakarta :
Amzah, 2009
Darwis, Djamaludin, Dinamika Pendidikan Islam sejarah,
Ragam dan Kelembagaan. Semarang : RaSAIL, 2010, Cet. 2
Mursi, Syaikh Muhammad Said, Tokoh-tokoh Besar Islam
Sepanjang Sejarah,Terj; Khoirul Amru Harap dan Achmad Faozan,
Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2007, Cet.3
Maryam, Siti dkk, Sejarah peradaban Islam, Yogyakarta:
LESFI, 2009, Cet.III
168
BAB VIII
PERTUMBUHAN ILMU-ILMU ISLAM DI MADRASAH
Kompetensi
Dasar
Indikator
:
:
:
Mampu Menguraikan
Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Islam di
Madrasah
1. Madrasah dan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam
2.Fungsi Madrasah dalam
169
:
Strategi
Perkuliahan
:
:
Penilaian
Bobot Nilai
A. Pendahuluan
Membicarakan sejarah pertumbuhan ilmu-ilmu Islam dalam
konteks yang sebenarnya, dapat dilihat sejak dimulainya
dakwah Nabi Muhammad saw secara resmi di Makah.
Konsentrasi dakwah beliau seperti diketahui pengajaran tentang
tauhid, ibadat dan akhlak. Sejak awal Nabi Muhammad saw
tidak memperkenalkan ilmu-ilmu dalam bentuk dikotomis
(dibedakan), sebab, sumber ilmu hanya satu yaitu Allah
al-Aaliim (Tuhan yang Mahatahu). Selain itu, ilmu-ilmu yang
aqliah/profan belum begitu dibutuhkan. karena posisi ilmu
tersebut hanya sebagai pelengkap dan penunjang. Sedangkan
pokok atau dasar bangunan keilmuan yang sebenarnya belum
mapan.
Pokok bangunan keilmuan yang dibangun nabi Muhammad
saw awal terfokus pada ruang penyingkapan ontologi (sumber)
ilmu pengetahuan. Intinya, sumber ilmu adalah Allah swt
kemudian diberikannya kepada siapa yang berusaha mendapat
itu dengan menggunakan semua potensi yang dimiliki manusia
seperti; pancaindra, Aqal dan Qalbu. Jika, persolan tersebut
telah duduk, maka proses selajutnya akan lebih mudah. Untuk
itu, pendidikan Islam diera awal baru mengajarkan ilmu-ilmu
170
171
172
173
253http://www.tarbiyah-iainantasari.ac.id/artikel_detail.cfm?judul=159.
diakses tanggal 25 Oktober 2011
174
175
176
259 Istilah Hellenistik (berasal dari kata Hlln, istilah yang dipakai secara
tradisional oleh orang Yunani sendiri untuk menyebutkan nama etnik
mereka) mula-mula dipakai oleh ahli sejarah Jerman, Johann Gustav
Droysen merujuk pada penyebaran peradaban Yunani pada bangsa bukan
Yunani yang ditaklukkan oleh Aleksander Agung. Menurut Droysen,
peradaban Hellenistik adalah fusi/gabungan dari peradaban Yunani
dengan peradaban Timur Dekat. Pusat kebudayaan utama berkembang
dari daratan Yunani ke Pergamon, Rhodes, Antioch dan
Aleksandria/Iskandariyah.
177
261 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Pada Periode Klasik dan
Pertengahan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal. 176.
178
Nama Mahasiswa
Masa
Hidup
Keahlian
( 721-815
M)
Kimia
Abu Nawas
( 747-815
M)
Syair
Imam Syafi'i
( 767-820
M)
Fikih
( 748-823
M)
Sejarah,
Fiqh,
Hadits
Ibn Hisya
( w. 832 M
)
Sejarah
Al-Nazzam
( 801-835
M)
Teologi
( 780-855
M)
Fikih
179
Ibn Sai'd
( w. 834 M
)
Sejarah
( 784-845
M)
Sejarah,
Hadits
10
Al-Khawarizmi
( 780-847
M)
Astronomi,
Matematik
a
11
( 752-849
M)
Teologi
Mu'tazilah
12
Ashaq Al-Mawshilli
( 767-850
M)
Sya'ir
Penyanyi
13
Al-Jahizh
( 776-869
M)
Sastrawan
14
Imam Bukhari
( 810-870
M)
Hadits
15
( 809-873
Fisika dan
180
M)
Kedokteran
( 865-925
M)
Kedokteran
16
Ar-Razi
17
Al-Bakhli Ibn
Khardazbah
( 934 M)
Geografi
18
Ibna Sina
( 980
-1037 M)
Kedokteran
181
182
183
184
185
186
187
188
C. Kesimpulan
Keberadaan madrasah dalam pendidikan Islam turut
mewarnai pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Hal ini
terbukti dari banyaknya ilmu pengetahuan yang berkembang
baik yang dikembangkang pada masa Dinasti Umayyah maupun
Dinasti Abbasiyah.
Ada juga madrasah yang mengkhususkan diri mempelajari
satu disiplin ilmu tertentu, misalnya madrasah nahwu, madrasah
tafsir atau madrasah hadits yang pada gilirannya membawa
perkembangan pada ilmu-ilmu tersebut. Dengan demikian
madrasah merupakan media atau wadah pengembangan ilmu
pengetahuan Islam. Para alumnus yang dihasilkan madrasah
turut pula menjadikan ilmu pengetahuan Islam berkembang.
Mereka mengembangkan ilmu-ilmu tersebut dalam karirnya di
berbagailembaga maupun kehidupan bermasyarakat.
Sola Latihan :
1. Bagaimana Islam memandang Ilmu pengetahuan yang
ada, mengapa demikian, jelaskan?
2. Jelaskanlah pengertian Madrasah dan bagaimana
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam melalui Madrasah.
3. Jelaskan Fungsi Madrasah dalam Mentranmisikan Ilmu
Pengetahuan Agama,
4. Jelaskanlah Peranan Ulama dalam Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Islam
5. Urainkanlah ide anda bagaimana langkah-langkah
mencapai perkembangan ilmu pengetahuan seperti di
zaman kejayaan Islam.
189
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amin, Samsul Munir, Sejarah Perdaban Islam, Jakarta :
Amzah, 2009, h. 177
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi
Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999.
http://jejaksejarahislam.blogspot.com/2011/04/andalusiajejak-sejarah-islam-yang.html, diakses tanggal 25 Oktober 2011
http://www.darulkautsar.net/, diakses tgl. 25 Oktober 2011.
Makbulah, Deden, Kehidupan Murid dan Mahasiswa pada
Masa Khalfah Al-Ma'mun;dalam Sejarah Sosial Pendidikan
Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005
Nata, Abudin, Sejarah Pendidikan Islam, Pada Periode Klasik
dan Pertengahan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal. 176.
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2003
Nasim, Madrasah dan Pertumbuhan Ilmu-Ilmu
Islam, dalam Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada
Media, 2005
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, Jakarta:
Bulan Bintang, 1974
Poeradisastra, S.I., Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan
Peradaban Modern, Jakarta: PM3, 1981, Cet. II
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
2012
Syalabi, Ahmad, Sejarah Perkembangan Islam, Jakarta:
Bintang Bulan, 1973
Staton, Charles Michael, Pendidikan Tinggi Dalam Islam,
Jakarta: Logos Publishing House, 1994
190
Strategi
Perkuliahan
Penilaian
Bobot Nilai
Mampu Menguraikan
Pembaruan Pendidikan Islam
:
1. Pengertian Pembaruan Pendidikan
Islam
: 2. Latar Belakang Bangkitnya
Pembaruan Pendidikan Islam
:
3. Pola Pembaruan Pendidikan Islam
:
4. Tokoh dan sasaran Pembaruan
Pendidikan Islam
:
Presentase Makalah, Ceramah dan
Tanya Jawab
:
Luasnya Cakupan Informasi yang
disampaikan dan variasi sumber
informasi mengenai topik yang
didiskusikan
100
A. Pendahuluan
Kata pembaruan dapat dikelompokkan kepada tiga makna
yaitu Pertama, pengembalian sesuatu kepada konsepnya yang
lama, dimana konsep itu sudah kabur, semu, tidak seperti yang
seharusnya. Kedua, Pembaruan yang berupaya menemukan
kembali atau menafsir ulang bentuk nilai, etos, dan semangat
dalam konteks kekinian sesuai kondisi yang melingkupi. Ketiga,
Merupakan lawan kata usang, jadul, ketinggalan zaman, lusuh
dan sesuatu yang telah lama muncul serta eksis, tetapi belum
memenuhi standar seperti kondisi baru yang lebih canggih, atau
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
290http://sakban3.blogspot.com/2013/05/masa-pembaharuan-pendidikanIslam.html/2013/11/24
201
202
203
DAFTAR PERPUSTAKAAN
Djuhan, Widda, Sejarah Pendidikan Islam Klasik , Ponorogo
: LPPI STAIN, 2010
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan
Sejarah, Malang : UIN Malang Press, 2008
http://sakban3.blogspot.com/2013/05/masapembaharuan-pendidikan-Islam.html/2013/11/24
204
BAB X
PENDIDIKAN PESANTREN DI NUSANTARA
Kompetensi
Dasar
Indikator
:
:
:
205
:
:
:
Strategi
Perkuliahan
:
:
Penilaian
Bobot Nilai
Nusatara
3.Tokoh pendiri Pesantren di
Nusantara
4. Ilmu yang berkembang di
Pesantren
5. Fasilitas dan metode pendidikan di
Pesantren.
Presentase Makalah, Ceramah dan
Tanya Jawab
Luasnya Cakupan Informasi yang
disampaikan dan variasi sumber
informasi mengenai topik yang
didiskusikan
100
A. Pendahuluan
Institusi pendidikan Islam di Nusantra telah tumbuh dan
berkembang, seiring berkembangnya penganut Islam.
Pendidikan surau di Sumatera Barat, munasah di Aceh dan
Pesantren di Jawa adalah yang terpenting dalam penyebaran
ajaran Islam di Nusantara. Ketiga institusi pendidikan Islam
tersebut, telah memainkan peran yang amat penting sejak tiga
abad yang lalu293.
Walaupun begitu, bukan berarti tidak ada pendidikan lain
yang juga memberikan sumbangsih dalam menstransmisi ajaran
Islam, pendidikan seperti rangkang dan langgar juga menjadi
bagian yang tidak bisa dikesampingkan. Namun andil yang
besar nampaknya terpancar dari ketiga institusi di atas.
Perkembangan dan pertumbuhan Institusi pendidikan di
Nusantara dimulai dari bentuk yang sangat sederhana, yang
kemudian setahap demi setahap menjadi sebuah tempat
pendidikan modern yang menjadi bahan perhatian para ahli
206
207
208
209
302 Ibid
303 Ahidul Asror (Ed) Proseding Internasional Conference on
Future of Islamic Civilization in Southeast Asia: Challenge and
Oppurtunity, Op.Cit, h. 25
210
211
212
213
214
215
216
320 Ibid, h. 36
321 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-isu
Konterporer tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Radja Grafindo
Persada, 2013), h.314
217
218
219
220
221
222
223
Pol
Bagian-bagian
bangunan
Masjid, Rumah
kiyai
Keterangan
224
II
Masjid, Rumah
III
Masjid, Rumah
(sorogan)
Dalam pola ini telah memakai
Madrasah
IV
Masjid, Rumah
oleh kiyai
Dalam pola ini di samping
kiyai, Pondok,
Madrasah, dan
tempat-tempat keterampilan.
Tempat
Keterampilan
Masjid, Rumah
dan sebagainya
Dalam pola ini Pesantren yang
kiyai, Pondok,
Madrasah, dan
Tempat
Keterampilan,
Universitas,
Gedung
Pertemuan, tempat
225
Olahraga, Sekolah
umum
226
227
C. Kesimpulan
Pesantren di Nusantara bagi sebagian ahli mengatakan telah
ada abad 16, namun sebagian lain justru telah ada saat nabi
Muhammad saw mendakwahkan Islam di rumah Arqam bin Abi
al Arqam. Di samping itu, ada juga yang berpendapat bahwa
pesantren yang ada saat ini, adalah hasil islamisasi model
pendidikan pra kedatangan Islam di Nusantara yaitu pendidikan
yang digunakan oleh Hindu dan Budha.
Perkembangan pesantren dan tokohnya di Nusatara telah
mulai diperkenalkan oleh Walisongo pertama Abdul Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Syekh Arsyad al-Banjari, Mbah kiyai
Muqoyim, K.H. Hasyim Asyari, K.H. Ahmad Dahlan, Syekh Imam
az-Zarkasy (pendiri pondok pesantren Ponorogo).
Ilmu yang berkembang di Pesantren di era awal hanya
menfokuskan pengajaran untuk ilmu-ilmu agama an sich, baru
kemudian pesantren bermetamorfosis dengan memasukan ilmuilmu umum untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman. Fasilitas pesantren dapat dilihat kepada lima pola
pesantren, mulai model yang sangat sederhana sampai modern
dengan fasilitas yang sangat memadai, perubahan tersebut
respon positif yang diambil oleh pengelola pesantren agar tidak
tertinggal dengan perkembangan dunia pendidikan di luar
Pesantren. Dari kesigapan itu, pesantren telah berhasil menjadi
pendidikan alternative tanpa menanggalkan identitasnya.
342 Ibid,h. 47
228
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Asror, Ahidul (Ed) Proseding Internasional Conference on
Future of Islamic Civilization in Southeast Asia: Challenge and
Oppurtunity, STAIN Jember, 2013
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan
Agama Islam, Pondok Pesantren dan Madrah Diniyah, Jakarta:
Depag RI, 2003
Mastuki, el-Saha, M.Ishom (Ed), Intelektual Pesantren,
Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Pertumbuhan
Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2003
Nizar. Samsul (Ed), Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:
Kenacana Prenada Media Group, 2007
Nata, Abuddin, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan
institusi pendidikannya, Jakarta: PT Radja Grafindo, 2012
------------------, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-isu
Konterporer tentang Pendidikan Islam, Jakarta: Radja Grafindo
Persada, 2013
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Ilmu,
2012
229
BAB XI
PENDIDIKAN MADRASAH DI INDONESIA
Kompetensi
Dasar
:
:
:
Indikator
:
:
Strategi
Perkuliahan
:
:
Penilaian
Bobot Nilai
A. Pendahuluan
230
231
232
233
234
235
350 Ibid
351 Samsul Nizar, sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Jejak Sejarah
Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana,
2007), h. 292-293
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
BUKU RUJUKAN
246
247
248
249
http://ratnatus.blogspot.com/2012/08/perkembanganpendidikan-pada-masa.html/2013/11/1
https://www.facebook.com/KekhalifahanIslamDaulahDinast
iBaniAlbasiaIndonesia/posts/215145995306564/2013/10/6
http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/11/05/06/lkrwsg-daulah-abbasiyahalmustanshir-khalifah-pemberani/2013/10/6
http://ilmungawortepak.blogspot.com/2013/03/perkembangan-ilmupengetahuan-pada-masa.html/2013/11/7
http://yaserfarah.wordpress.com/2012/10/27/perandinasti-abbasiyah-dalam-perkembangan-ilmupengetahuan/201/11 /7
http://penyux.wordpress.com/tag/ibnu-rusyd/2013/11/8
http://yaserfarah.wordpress.com/2012/10/27/perandinasti-abbasiyah-dalam-perkembangan-ilmupengetahuan/201/11/7
http://jejaksejarahislam.blogspot.com/2011/04/andalusiajejak-sejarah-islam-yang.html, diakses tanggal 25 Oktober 2011
http://www.darulkautsar.net/, diakses tgl. 25 Oktober
2011.
http://sakban3.blogspot.com/2013/05/masapembaharuan-pendidikan-Islam.html/2013/11/24
250